Minggu, 29 Mei 2011

Jabar dan Sumbar Jadi Target Kristenisasi Internasional


https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhcEf3_ZKLUfFqCUDV7bvv-3PeDiykEKP2m53IRvidHvyLICP76eSWcMr9f7pFr0OjvhPdZ4ppdNBrIg2nSSDSopKDY7khhYswjSAf11Ras0DpjiGFAwLitO8v55yyxGUg5z8grFo-ebYoe/s1600/ci-kristenisasi.png Mantan misionaris dan aktivis Kristen, Bernard Abdul Jabbar mengungkapkan bahwa wilayah Jawa Barat menjadi program kristenisasi internasional. Dalam dokumen mereka, disebutkan, Sumatera Barat termasuk juga menjadi agenda kristenisasi internasional.


“Penaklukan Provinsi Jawa Barat dan Sumatera Barat merupakan indikator keberhasilan kristenisasi internasional,” jelas Bernard.

Sebagaimana diketahui, kasus-kasus kristenisasi kembali marak di beberapa daerah di Jawa Barat. Dalam waktu berdekatan Bandung dan Bekasi menjadi sasaran para penginjil dalam melakukan misinya.

Seperti diberitakan sebelumnya, di Bandung pada awal April 2010 telah terjadi kristenisasi berkedok pembagian sembako dan rekreasi. Pada kasus tersebut sejumlah warga berhasil masuk perangkap para misionaris.

Lain halnya yang terjadi di Bekasi. Di kota yang berjuluk Kota Patriot ini kristenisasi dilakukan tergolong berani. Dengan berkedok kegiatan karnaval antinarkoba, pada awal Mei 2010 kaum salibis melakukan penodaan simbol Islam di halaman Masjid Agung Al Barkah Bekasi. Di halaman masjid mereka membentuk formasi salib dan sempat membaptis seorang petugas kebersihan.

Maraknya kasus kristenisasi ini membuat Ketua Tim Forum Antisipasi Gerakan Pemurtadan (Fakta) Abu Deedat Syihabuddin geram. Menurutnya, aksi-aksi kristenisasi ini jelas melanggar aturan hukum.

“Kasus ini melanggar kode etik penyiaran agama yang tertulis dalam Keputusan Menag No.70 tahun 1978. Salah satu poin keputusan tersebut adalah penyebaran agama tidak dibenarkan bila ditujukan terhadap orang atau orang-orang yang telah memiliki keyakinan agama lain,” kata Abu Deedat kepada hidayatullah.com.

Abu Deedat melanjutkan, terjadinya kasus kristenisasi yang kerap berkedok kegiatan sosial ini merupakan taktik para misionaris. Hal ini, menurutnya, sesuai dalam Conference of Asian Evangelical Chruch Federation (Konferensi Persekutuan Injili Asia) yang berlangsung di Hotel Narita, Jepang pada 26-30 Mei 2003. Salah satu keputusannya adalah agar para misionaris  menghindari penginjilan verbal (evangelization verbal). 




Wassalam,