Minggu, 05 Juni 2011

Situslakalaka Cinta Yang Sesat Di Perjalanan

بسم الله الرحمن الرحيم


CINTA, layaknya makanan pokok, istilah ini tak pernah pudar sepanjang jaman. Selalu hadir dimanapun dan kemanapun kita berpaling. Betapa Dasyatnya Fitnah Cinta.... sehingga orang yang sedang dilanda cinta lazimnya akan terfokus untuk mendapatkan yang dicintainya sekalipun hal itu menjadikannya lalai dari Sang Pencipta. Inilah potretCinta Yang Sesat Di Perjalanan

Sesungguhnya seseorang yang bercita-cita tinggi tidak akan terpengaruh oleh cinta yang bisa menghalangi ketenangan, membuat tidur tidak bisa nyenyak, membuat bingung akal pikiran, dan bahkan bisa membuat gila. Betapa sering terjadi seseorang yang sedang dimabuk cinta menghabiskan harta dan mengorbankan jiwa serta kehornatannya demi yang dicintainya. Bahkan ia rela mengorbankan agama dan dunianya.

Cinta sanggup membuat tuan menjadi pelayan, dan penguasa menjadi budak. Anda lihat, banyak orang yang sudah terlanjur masuk dalam jerat cinta ingin keluar darinya. Akan tetapi, hal itu mustahil.

Cinta telah mengikat erat jiwa-jiwa para pecinta. Dengan logika cinta yang kadang sulit dimengerti oleh akal sehat manusia. Cinta mampu merubah warna darah dan menghapus rasa asin pada air laut. Sang pecinta mempersembahkan yang terbaik demi sang kekasih. Begitulah cinta telah menyihir setiap relung jiwa para pecinta

Taj Mahal, yang terletak di tebing sungai Jumna, Agra, India merupakan makam yang dibina oleh Shah Jahan (1614-1666) sebagai monument peringatan untuk Mumtaz Mahal, isterinya yang kelima, yang meninggal ketika melahirkan anak mereka yang ke-14 pada tahun 1631.

Begitu dalam cinta Shah Janan pada isterinya sehingga ia wujudkan dalam Taj Mahalnan indah. Setiap orang yang melihat langsung, akan merasakan satu hal yang sama, yaitu : Kekuatan Cinta.

Shah Janan berharap cinta mereka akan tetap kokoh berdiri seperti Taj Mahal dan keindahannya tak akan pernah tertandingi. Bahkan Shah Janan menjatuhi Ustad Isa (sang arsitektur) hukuman pancung. Di samping itu, kesemua tukang yang terlibat dalam pembuatan bangunan itu dipotong tangannya. Agar mereka tidak dapat membuat bangunan yang menandingi Taj Mahal.

Cinta Zulayka kepada pemuda tampan Yusuf, yang mendorongnya mampu menerobos sendi-sendi ketertutupan wanita. Cinta yang menggelora dalam dadaZulayka membuatnya berani merayu dan memaksa Yusuf bercinta dengannya.

Begitu dalam cinta Zulayka pada Yusuf sehingga ia tidak rela jika sang kekasih dijatuhi hukuman berat. Menurut para ahli tafsir Al Qur’an, Zulayka lebih menekankan pada kata “ dipenjarakan” daripada kata “azab yang pedih”. Mengapa Zulayka lebih memilih Yusuf dipenjara ?

Al Aziz – suami Zulayka- adalah raja yang terkenal kejam. Bukan perkara sulit baginya untuk membunuh Yusuf jika Zulayka memintanya. Namun ternyata Zulayka lebih memilih memenjarakan Yusuf agar ia dapat tetap melihatnya. Secara kasat mata, mungkin permintaan Zulayka untuk memenjarakan Yusuf merupakan suatu bentuk hukuman. Tapi sesungguhnya itu adalah cara Zulayka melindungi sang kekasih. Begitulah sihir cinta, mantranya tak selalu terucap mesra.

Pernahkah anda mendengar cerita tentang seorang suami bernama Ibrahim (Nabi Ibrahim as, pen) yang terpaksa meninggalkan istri dan anak laki-lakinya yang barusaja lahir di sebuah gurun gersang ?

Sang istri bukan kepalang terkejut, saat sang suami hendak meninggalkan diri dan bayinya. Sehingga bertanyalah sang istri, “ Wahai Ibrahim, hendak kemanakah engkau pergi dan meninggalkan kami berdua disebuah lembah tak berpenghuni dan tak ada apa-apanya ini? “ Ibrahim terus berjalan tanpa menoleh, hingga sang istri bertanya lagi, “ Apakah Allah yang memerintahkanmu ? “ Ibrahim menjawab, “ Benar”. Mendengar jawaban suaminya yakinlah ia bahwa Allah tak akan menyia-nyiakannya.

Keteguhan Hajar –istri Ibrahim- saat mendengar jawaban suaminya adalah bukti taat pada Allah dan suami. Sedangkan sikap acuh yang ditunjukkan Ibrahim bukan pertanda ia tidak peduli. Melainkan adalah bukti ketinggian cinta pada Allah SWT dan kelembutan hati. Inilah Hakikat Cinta Yang Sebenarnya, Mendahulukan Cintanya Pada Sang Pencipta.

Sebagai seorang suami, apakah tidak akan goyah hatinya jika ia melihat belahan jiwanya merintih ?

Begitulah cinta, hadirnya selalu mengalirkan kesejukan. Ia mampu mengalirkan energi yang menggelora dalam setiap jiwa yang membara. Namun cinta terkadang dapat menjadi bencana bagi manusia ?

Share this on :
print this page
  

Tidak ada komentar: