Sabtu, 13 Agustus 2011

" FENOMENA GERAKAN KRISTENISASI "

Sudah menjadi akrab, sebuah ayat dalam surat al-Baqarah yang secara tegas menyebutkan peringatan dari Allah Swt.:


” Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah Itulah petunjuk (yang benar)”. dan Sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, Maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu”. (Qs. Al-Baqarah: 120)
Ibnu Jarir menjelaskan yang dimaksud dalam ayat diatas ialah seruan kepada Muhammad bah wa kaum Yahudi dan Nashrani tidak akan rela kepadamu selamanya sebelum kamu mengikuti apa yang mereka sukai dan setujui. Maka carilah keridhaan Allah dimana kamu diutus dengan hak dalam keridhaan itu.
Sedangkan Sayyid Quthb dalam tafsirnya Fi Dzilalil Qur’an menyebut dengan istilah “harga” satu-satunya yang mereka (Yahudi dan Nashrani) sukai dan inginkan adalah ummat Islam mengikuti millah mereka. Selain dari “bayaran” ini maka tertolak dan tidak diterima.
Makalah ini ditulis seperti layaknya laporan hasil observasi atau investigasi. Karena memang demikian pula sifat tugas dari pembuatan makalah ini, yakni meneliti suatu gerakan kristenisasi.
Oleh akrena itu mudah-mudahan data yang penulis laporkan yang berasal dari berbagai sumber akan dapat menjadi informasi penting bagi para da’i dan para mahasiswa kader ulama khususnya sehingga mampu memberikan semangat untuk lebih gigih melawan arus kristenisasi yang nyaris tidak terbendung.

Profil, Fasilitas dan Kegiatan Pertapaan Karmel

Pertapaan Karmel atau juga biasa disebut Biara Suster Putri Karmel yang di dalamnya terdapat Gua Maria Sendang Retno Adi ini tepatnya berada di desa Ngadireso kecamatan Poncokusumo kabupaten Malang Jawa Timur.
Untuk sampai ketempat ini dibutuhkan sekitar 3 jam perjalanan dari kota Surabaya. Tempat ini menjadi salah satu tujuan yang nyaman untuk merasakan kedamaian dengan suasana doa bagi orang-orang Kristen. Dengan didukung udara yang sejuk ditengah lembah atau dibawah perbukitan, suasana dan acara doa disana dianggap cukup menyentuh. Malam hari bisa mengikuti Persekutuan Doa mulai pukul 8 malam. Minggu pagi jam 6 ada doa Yesus dipandu oleh suster disana. Dan jam 9 pagi ada misa Kudus. Setelah Misa diberikan kesempatan untuk berkonsultasi apabila umat membutuhkan.
Biaya perorang adalah Rp. 25 ribu sudah termasuk makan malam dan makan pagi. Makanan disana tidak mengandung daging tapi sudah cukup lezat, apalagi dimakan pada udara dingin. Buat Minggu siangnya kalau anda takut kehabisan makanan bisa pesan didapur pada hari Sabtunya.
Untuk persiapan anda harus charge HP anda dari rumah karena disana tidak ada stop kontak listrik (di dalam kamar). Kalau mendesak anda bisa minta tolong di charge melalui reception.
Komplek Pertapaan Karmel ini memiliki luas tanah lebih dari 26 hektar. Komplek ini telah dimulai pembangunan sarana fisik berupa gedung sejak tahun 1979. Pendeta yang pertama kali bertugas di komplek ini adalah bernama Romo Yohanes. Ia bertugas sekitar 1 tahun lamanya pada awal dimulainya kegiatan di Pertapaan Karmel ini yaitu pada tahun 1980-an. Selain Romo Yohanes, salah seorang pendeta yang pernah ditugaskan di sini sekitar 1 tahun juga adalah pendeta Demer dari Belanda.
Beberapa fasilitas utama yang berada di dalam komplek Pertapaan Karmel yaitu: 2 buah Gereja, stadion utama yang terdapat Goa dan Patung Bunda Maria berkapasitas 1000 (seribu) orang, Asrama untuk 1500 orang (perkamar 4 orang), dan gedung pertemuan yang juga berkapasitas 1500 orang.
Diantara kegiatan Pertapaan Karmel yang mendatangkan massa dari masyarakat sekitar desa Ngadireso dan kabupaten Malang pada umumnya adalah kegiatan penyembuhan missal tanpa dipungut biaya (gratis). Kegiatan ini terselenggara minimal 1 tahun sekali. Jumlah masyarakat yang biasa hadir untuk mengikuti penyembuhan missal bias mencapai 1000 (seribu) orang.
Selain itu, di komplek ini juga secara rutin dilaksanakan acara perkemahan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa. Peserta pada setiap kegiatan ini rata-rata berjumlah 2.000 (dua ribu) orang yang ditempatkan disebuah gedung penginapan yang ada di dalam komplek dan ditambah dengan tenda-tenda pramuka. Acara perkemahan pemuda ini dilaksanakan 1 tahun sekali pada saat libur akhir tahun. Mereka berasal dari Malang, Surabay, Jogjakarta, Solo, Semarang dan bahkan dari wilayah Jawa Barat dan Jakarta.
Kegiatan yang lebih setrategis yang dikelola di dalam komplek ini adalah Sekolah Biarawati dengan jumlah calon-calon misionaris sebanyak 50 orang per-angkatan. Mereka berasal dari Surabaya, Bandung, Flores NTT dan daerah-daerah lain dari seluruh Indonesia. Untuk bertanggungjawab melaksanakan kegiatan-kegiatan di komplek ini di tugaskan seorang pendeta.
Dalam bersosialisasi kepada masyarakat sekitar, dengan bermodalkan perkebunan yang terdapat di dalam komplek ini maka pihak pengelola membuat proyek perkebunan dengan berbagai jenis tanaman seperti; jagung, sayur-sayuran dan buah-buahan, durian, klenkeng dan lain-lain. Untuk mengelola seluruh kegiatan yang ada seperti perkebunan, dapur umum untuk para biarawati, dan pengelolaan kegiatan-kegiatan lainnya maka Pertapaan Karmel merekrut karyawan tidak kurang dari 50 orang yang diambil dari kaum muslimin warga sekitar komplek. Para Biarawati melakukan kunjungan rutin pada setiap Hari Raya Idul Fithri ke setiap rumah keluarga karyawan dengan memberikan Ucapan Selamat Idul Fitri sembari membagi-bagikan sembako untuk kebutuhan lebaran. Mereka juga memberikan hadiah ulang tahun berupa peralatan sekolah kepada anak-anak para karyawan.
Kerjasama Pertapaan Karmel dengan Yayasan Sangkakala Budi
Ati Wening yang artinya dalam bahasa Jawa: Hati yang Bersih, Bening dan Bercahaya. Itulah nama sebuah panti asuhan yang berada di bawah naungan Yayasan Sangkakala Budi, yang berdiri di Malang Jawa Timur sejak 10 September 1993.
Yayasan ini didirikan oleh sekelompok orang yang tertarik dengan pekerjaan kemanusiaan. Pada tahun 1993 yayasan ini terdaftar di Departemen Kehakiman dengan Badan Hukum No : 71/PP/YYS/X/1993. Yayasan ini adalah sebuah lembaga non profit dan tidak berbasis politik, ras, dan agama.
Orang-orang yang tergabung dalam yayasan ini berasal dari latar belakang yang berbeda tetapi sama-sama tertarik dan bertujuan untuk membantu mereka yang kurang beruntung. Misi ini dibuat secara baik, transparan, dan merupakan organisasi kemanusiaan yang jujur dan bertujuan bersama-sama untuk membangun, menampung dan melaksanakan tujuan dalam membantu mereka yang kurang beruntung, baik di dalam maupun di luar organisasi secara langsung.
Sejak yayasan didirikan pada tahun 1993, kegiatan yayasan sampai dengan sekarang aktif untuk menyalurkan dana kepada anak yatim piatu dan anak terlantar. Yayasan ini juga aktif membantu anak-anak yang kurang mampu dengan membantu biaya pendidikan, buku, sepatu, dan seragam sekolah. Sekarang terdapat 30 anak yang menerima bantuan dari yayasan ini. Mereka tersebar di seputar kota Malang. Bahkan beberapa yang dibantu sejak SD dulu sekarang sudah ada yang lulus SMU.
Anggota Yayasan Sangkakala Budi telah memiliki komitmen bahwa yayasannya tidak hanya membangun rumah tetapi memajukan dan mengembangkannya. Sehingga yayasan pun mendirikan Panti Asuhan Ati Wening di desa Ngadireso tersebut.
Panti Asuhan Ati Wening didirikan di atas tanah seluas 2.850 m2, yang sebelumnya berupa kebun kopi, yang kita berdayakan sebagai suatu komplek Panti Asuhan yang terdapat fasilitas rumah tinggal, pendopo, kolam ikan, kandang ayam, itik dan perkebunan dengan sistem organik. Semua kegiatan dilakukan di kompleks ini.
Panti Asuhan Ati Wening memiliki 2 kegiatan pokok yaitu:
A. Anak Asuh
Kegiatan yang dilakukan dengan tujuan membantu pendidikan anak-anak yang ada di sekitar panti asuhan atau tinggal bersama orang tuanya. Adapun bentuk bantuannya adalah berupa; bantuan pendidikan formal anak, yang meliputi: SPP, seragam, alat tulis, penambahan gizi.
Penambahan gizi, dilakukan dengan memberikan makan siang (setiap hari) dan pemberian susu (setiap hari Minggu). Akan tetapi pada prakteknya, setiap hari ada yang datang untuk meminta tambahan makan siang adalah anak-anak dari keluarga tidak mampu di desa Ngadireso, meskipun anak tersebut tidak termasuk dalam program anak asuh.
Pemberian pendidikan formal, yaitu: pemberian les bahasa Inggris dan komputer secara gratis. Jumlah Anak asuh sampai dengan Juli 2007, mencapai 17 anak, dengan yang kami bantu biaya pendidikan mulai dari tingkat SD sampai dengan SMU. Sedangkan pendidikan nonformal adalah meliputi berbagai keterampilan-keterampilan serta menyediakan perpustakaan umum khusus buku anak-anak.
B. Panti Asuhan
Adapun kriteria dari anak-anak yang ditampung di Panti Asuhan Ati Wening adalah: anak-anak yang tidak memiliki orang tua (yatim piatu ataupun yatim), anak dari keluarga tidak mampu, anak yang terbuang dari keluarganya dan lingkungannya.
Panti Asuhan Ati Wening menyediakan sebuah rumah perlindungan untuk tidur, makan, tempat tinggal. Sebuah rumah dimana anak-anak merasa aman & terlindungi, dan menjaga hubungan yang harmonis antar anak dan pengurus Panti Asuhan.
Selain itu, kami juga menyediakan suatu lokasi yang di tempat itu, anak akan dibina untuk memiliki semangat kebersamaan, toleransi dan memiliki kemandirian. Sebuah rumah dimana anak-anak disiapkan untuk menghadapi masa depan mereka dengan pengetahuan dan keterampilan sebagai tanggung jawab sendiri.
Adapun uraian program secara rinci yang dilakukan oleh Panti Asuhan Ati Wening adalah sebagai berikut:
1. Pendidikan Formal
Di sekitar lokasi terdapat beberapa sekolah baik negeri maupun swasta (yang dikelola oleh PGRI, NU, Katolik, Yayasan Islam lainnay): pada jarak 500 m terdapat 1 SD & 1 SMP; pada jarak 4 km terdapat 1 TK, 3 SD, 3 SMP dan 1 SMK (SMEA); pada jarak 5 km terdapat 2 TK, 2 SD, 2 SMP, 1 SMU, 1 SMK (STM); pada jarak 8 s/d 10 km terdapat 3 TK, 7 SD, 4 SMP, 1 SMU dan 1 SMK (SMEA).
2. Pendidikan Informal
Pendidikan informal diajarkan sesuai dengan ketrampilan, bakat, hobi, minat dan umur anak. Ketrampilan yang diajarkan termasuk di dalamnya ketrampilan menjahit, pertukangan, musik dan lain-lain. Area panti asuhan juga difungsikan untuk peternakan ayam, ikan & perkebunan sayur, buah & bunga. Anak-anak dapat belajar serta bertanggung jawab memelihara kebun dengan cara membantu pekerja kebun sehingga anak-anak akan mengerti bagaimana cara hidup serta dapat dijadikan sebagai mata pencarian apabila mereka menginginkannya dimasa yang akan datang.
3. Pembinaan
Pembinaan & pendidikan nilai-nilai moral diajarkan untuk membentuk karakter yang baik agar dapat bermanfaat di dalam masyarakat.
4. Keterlibatan Sosial
Keterlibatan anak di dalam kegiatan di desa, dapat membina anak dalam hidup bermasyarakat. Hal ini bertujuan agar anak tidak menjadi manusia yang individual, sehingga mereka dibiasakan untuk berinteraksi & bersosialisasi dengan masyarakat sekitar.
Panti Asuhan membatasi umur anak yang tinggal di panti asuhan sampai dengan mereka lulus pendidikan tingkat SLTA.
Biaya operasional panti diperoleh dari beberapa sumber yaitu:
1. Sumbangan donator tetap;
2. Pendapatan berasal dari kebun bunga, sayuran & buah, peternakan ayam, kolam ikan dan
3. Sumbangan dari donatur baru dan donator yang sifatnya insidentil
Operasional tidak tergantung sepenuhnya dari bantuan donatur. Oleh karena itu panti asuhan didirikan di sebuah lokasi yang dapat dijadikan lahan untuk fasilitas penunjang penghasilan untuk mencukupi biaya operasional. Di dalam lokasi, telah dibangun peternakan, perikanan, perkebunan sayur, buah & bunga. Yayasan mempekerjakan pekerja untuk memelihara kebun dengan dibantu oleh anak-anak. Beberapa penghasilan yang diperoleh dari kebun ini akan digunakan untuk membantu biaya operasional keuangan Panti Asuhan.
Yayasan sangat menghargai segala bentuk bantuan baik berupa uang, sumbangan bukan uang, sponsorship, bantuan tidak tetap, ide, untuk membantu mendirikan dan memajukan Panti Asuhan. Donaturyang menginginkan untuk menyumbangkan satu bangunan perumahan yang lengkap, ruangan, kebun, tempat bermain, atau apapun yang disukai, Kami akan memberikan nama fasilitas yang disumbangkan dengan nama-nama pendonor sebagai penghargaan bagi para donator.
Analisis
Gerakan kristenisasi yang dilancarkan oleh pertapaan Karmel ini sangat terselubung bahkan nyaris tidak terasa oleh kaum muslimin diNgadireso. Meskipun pernah terjadi sebuah insiden kecil yaitu pembagian sembako yang didalamnya disisipkan sebuah buku saku yang berisi cerita anak-anak dalam warna Kristen. Namun kejadian ini adalah yang pertama dan terakhir karena tokoh-tokoh masyarakat muslim setempat mampu membendungnya dan sampai saat ini.
Begitu pula dengan pengangkatan karyawan-karyawan dari masyarakat sekitar komplek yang semuanya adalah beragama Islam, juga menyebabkan terjalinnya sikap saling menghormati dan tidak adanya sikap saling konfrontasi diantara warga setempat dengan para aktivis pertapaan Karmel. Bahkan pula yang terjadi bukanlah warga muslim masuk kedalam Kristen, akan tetapi sebaliknya terjadi seorang suster/ siswi biarawati yang masuk Islam dan kemudian menikah dengan seorang pemuda muslim yang berprofesi sebagai guru agama Islam di sebuah sekolah Negeri.

Wassalam, 


"  EG  "