Jumat, 16 Desember 2011

SEJARAH PAULUS

Paulus nama aslinya adalah Saul, lahir di Tarsus (Turki) kira-kira 2 tahun sebelum Masehi. Karena Yesus lahir kira-kira tahun 6 SM, maka Paulus kira-kira berusia 8 tahun lebih muda daripada Yesus.
Ayahnya Paulus berasal dari suku Benyamin salah satu suku dari 12 suku Bani Israel. Meskipun ayahnya Paulus tinggal di negeri asing ia tetap melaksanakan hukum Taurat dengan cermatnya. Pada zaman Paulus, kota Tarsus merupakan kota dagang yang penting dan ramai karena sebagai kota perlintasan dari Timur ke Eropa pulang pergi. Pada masa itu kota Tarsus terdapat sebuah perguruan Yunani, sejumlah kuil dewa-dewi, gedung komedi, dan tempat-tempat hiburan lainnya yang sangat digemari oleh orang-orang Yunani.
Sejak muda Paulus sangat tertarik pada kebudayaan Yunani terutama pelajaran filsafat Yunani. Dengan demikian terkumpullah pada dirinya dua pengaruh, pertama pengaruh didikan hukum Taurat dari keluarga Yahudinya, kedua pengaruh kebudayaan Yunani yang berpengaruh luas di masyarakat kala itu. Mengenai ajarannya Paulus juga berguru pada Gamalil, seorang ulama Yahudi yang amat terkenal di Yerusalem.

Persinggungan pengaruh agama Yahudi dengan filsafat Yunani di masa itu adalah umum meliputi segenap masyarakat Yunani di Asia Barat dan Afrika Utara. Aliran filsafat Yunani yang amat berpengaruh ketika itu adalah aliran Stoa yang pantheistik menganggap Tuhan dan makhluk merupakan suatu kesatuan yang sama zat (substansi) nya dan hanya berbeda dalam penglihatan bentuk.
Synthese antara ajaran filsafat Stoa dengan ajaran agama Yahudi seperti kita lihat pada seharah filsafat terdapat pada filosof Yahudi Philo yang menganggap Logos dari Stoa sebagai semacam malaikat yang tertinggi alias Roh Kudus. Philo ini hidupnya antara tahun 25 SM hingga 50 SM, jadi satu masa dengan kehidupan Yesus dan Paulus.
Paulus bukanlah orang Nazareth dan bukan pula orang Yerusalem. Ia bukanlah orang yang sejak muda kontak dengan lingkungan Yesus. Dan memang Paulus bukanlah murid Yesus, juga bukan pula pengikutnya, baik di Yerusalem maupun di Nazareth. Dia belum pernah bertatap muka dengan Yesus, meskipun ada kemungkinan dia pernah melihatnya dari kejauhan. Bible sendiri mencatat Paulus merupakan musuhnya pengikut-pengikut Yesus dan ia bertindak sangat kejam sekali kepada mereka. Tidak diceritakan apakah paulus terlibat dalam upaya penangkapan untuk menyalib Yesus atau tidak.
Paulus hingga matinya tidak pernah menikah dan badannya kurang sehat. Tetapi paulus adalah seorang pembicara (orator) yang baik sekali, apalagi ditambah pengetahuan yang begitu mendalam tentang agama-agama Hellenisme (Kisah 2:39, Kisah 25:1-12).
Dalam surat-surat yang ditulis oleh Paulus, sangat jelas bahwa Paulus beraliran filsafat Stoa. Dr. Von Platen dalam bukunya “Sejarah Filsafat Barat” dengan tegas mengatakan bahwa ajaran Paulus sangat dipengaruhi filsafat filsafat klasik Yunani terutama dari mazhab Stoa. Dalam khotbahnya yang terkenal di Areopagos Athena, Paulus mengutip kata demi kata dari penyair Stoa yang terkenal yaitu:
Aratos (yang dikutip juga oleh Paulus dan tercatat dalam Kisah 17:28)
“Sebab di dalam Dia kita hidup, kita bergerak, kita ada, seperti yang telah juga dikatakan oleh pujangga-pujanggamu..”
Menurut Von Platen dan cendekiawan Barat yang netral maka ajaran Paulus tentang Tuhan dan makluk-makhluk adalah berasal dari ajaran Teleologi1 dari mazhab Stoa yang pantheistik itu (1 Korintus 12:12-272)
Ajaran Paulus sendiri sangatlah jelas bertentangan dengan ajaran Yesus, yakni.
Yesus selalu mementingkan dalam khotbah-khotbahnya bahwa akan kedatangan Kerajaan Allah yang akan datang. Sedangkan Paulus menitikberatkan pada kedatangan kembali Yesus yang kedua.
Yesus tidak pernah membicarakan tentang dosa warisan, sedangkan Paulus mengajarkan dosa warisan (Roma 5:12).
Yesus mengajarkan tentang pengampunan dari Tuhan atas dasar tobat yang sungguh-sungguh, sedangkan Paulus menyandarkan pengampunan Tuhan pada penyaliban Yesus sebagai penebus dosa
Yesus tetap mengakui hukum Taurat (Matius 5:17-18), sedangkan Paulus menyatakan hukum Taurat telah mati dan digantikan oleh iman kepada penyaliban Yesus sebagai penebus dosa (Roma 3:21-28, Roma 7:4-6).
Yesus hanya mengajarkan Injil hanya untuk bani Israel (Matius 10:5-6 dan Matius 15:24-26), sedangkan Paulus mengajarkan pada non-Yahudi (Kisah 13:46 dan Kisah 14:27).
Yesus meneruskan hukum wajib untuk khitanan, sedangkan Paulu tidak mewajibkan khitanan (Roma 3:30).
Paulus bukanlah Rasul
Selain adanya perbedaan antara ajaran Yesus dengan ajaran Paulus. Menurut Bible (Matius 10:2-4; Markus 3:16-19, dan Lukas 6:14-16), ada 12 orang rasul atau murid-murid Yesus yakni Simon (Petrus atau Cephas), Andreas, Yakobus bin Zebedeus, Yohanes, Filipus, Bartolomeus, Tomas, Matius, Yakobus bin Alfeus, Tadeus, Simon Zelotes, dan Yudas Iskariot. Mengenai murid-murid Yesus, al-Qur’an menamai mereka sebagai Al-Hawariyun , namun al-Qur’an tidak menyebut berapa jumlah secara pasti murid-murid Yesus. Menurut Bible, Yudas Iskariot ini karena pengkhianatannya diganti oleh Matius.
Paulus bukanlah murid Yesus, hingga saat perpisahan antara Yesus dengan murid-muridnya di bukit (gunung) Zaitun. Paulus tidak pernah bertatapm muka atau bercakap-cakap dengan Yesus. Malahan Paulus aktif berdiri di pihak imam-imam Yahudi penantang ajaran Yesus.
Ceritanya menjadi rasul adalah sebagai berikut. Pada suatu hari dia bertugas ke Damaskus (Damsyik) dari Yerusalem untuk mengerahkan orang-orang Yahudi disana untuk menangkap pengikut-pengikut Yesus yang ada di Damaskus. Menurut pengakuannya sendiri ketika ia didekat kota Damaskus, tiba-tiba ia melihat cahaya dari langit lalu didengarnya suara yang mengaku dialah Yesus (kisah 9:4-5 dan Kisah 22:7). Yang menyusun “Kisah” (Act) adalah Lukas muridnya Paulus. Lukas adalah orang non-Yahudi. Paulus sendiri menemukan Lukas di Troas setelah Paulus dengan terang-terangan menyebarkan Injil kepada orang-orang non-Yahudi (Gentile). Sudah jelas cerita tentang bagaimana Paulus bertobat didekat kota Damsakus dan menjadi seorang nasrani itu didengar dan dicatat oleh Lukas.
Pengakuan Paulus menjadi rasul itu tentu saja tidak dipercayai oleh rasul-rasul lainnya yang sah dan diangkat oleh Yesus. Sebab itu tidaklah heran jika Paulus tidak segera mendapatkan perhatian dari mereka dan orang-orang Nasrani dari bani Israel. Meskipun Paulus sudah mengakui mendapat wahyu dari Yesus, namun masih lama lagi dia baru melakukan peranan sebagai penyebar ajaran agama Nasrani. Mula-mula Paulus mengembara ke Arabia kemudian kembali ke Damaskus lagi, ia menetap disana 3 tahun lalu ke Yerusalem 2 pekan (tidak ada sambutan) lalu pulang ke Tarsus untuk berdiam diri disana selama kira-kira 10 tahun. Diduga selama 10 tahun inilah Paulus mendalami pengetahuannya tentang ajaran Injil, ajaran Taurat, serta ajaran filsafat Stoa Yunani.
Bahwa pengakuan Paulus menjadi rasul itu adalah kebohongannya sendiri, karena kita dapat menyimpulkan dari kenyataan-kenyataan dibawah ini:
Berita-berita tentang bagaimana Paulus mendapat wahyu dari Yesus di dekat kota Damskus (Damsyik) seperti tercantum dalam “Kisah” (Act) itu sendiri adalah kontradiksi satu sama lain.
Kisah 9:7
“Maka orang-orang yang berjalan bersama dengan dia itupun berdiri tercengang, mendengar suara itu , namun tidak tampak seorang pun.”
Kontradiksi dengan Kisah 22:9
“Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, mereka tidak mendengar .”
Dalam Kisah 9:7 Paulus bercerita bahwa dia dan teman-temannya mendengar suara yang tidak keliatan orangnya. Namun dalam Kisah 22:9 Paulus bercerita hanya dia seorang lah yang mendengar suara itu.
Itu saja belum cukup untuk membuktikan Paulus adalah rasul palsu. Sekarang perhatikan kembali dibawah ini betapa kontradiksinya Paulus bercerita kepada kita.
Kisah 9:4
“ Ia rebah ke tanah dan kedengaranlah olehnya suatu suara yang berkata kepadanya "Saul (Paulus), Saul (Paulus), mengapakah engkau menganiaya Aku?"
Kontradiksi dengan Kisah 22:7
“Kami semua rebah ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang mengatakan kepadaku dalam bahasa Ibrani: Saul, Saul, mengapa engkau menganiaya Aku? Sukar bagimu menendang ke galah rangsang.”
Dalam Kisah 9:4 Paulus bercerita bahwa dia rebah ke tanah, kontradiksi dengan Kisah 22:7 yang bercerita bahwa Paulus dan teman-temannya rebah ke tanah.
Dalam ilmu jiwa dinyatakan kalau seseorang menceritakan beberapa kali suatu peristiwa dan selalu tidak pernah sama maka itu berarti bahwa peristiwa itu merupakan kebohongan atau kondisi jiwa orang tersebut tidak normal (sakit jiwa).
Ajaran Paulus
Sebenarnya untuk mengetahui ajaran Paulus, maka lebih tepat jika kita meninjau kepribadian Paulus, sifat-sifat Paulus yang ingin leading sendiri, disamping keahlian orator, dan pengetahuannya tentang hukum Taurat, filsafat Yunani, dan kemudian ajaran Injil. Semuanya ini yang membuatnya sering berselisih paham dengan murid-murid Yesus (yakni Petrus dkk), kemudian dengan Barnabas. Dari surat-surat Paulus dapat kita lihat bagaimana Paulus dengan segala keahliannya menyebarkan ajarannya sendiri dan membentuk agama sendiri diluar kelembagaan agama Yahudi. Dan dari surat-surat Paulus pula lah kita dapat melihat bagaimana Paulus telah menjadikan ajaran Injil Yesus bukan lagi berupa agama peribadatan dan syariat (hukum agama) yang sanctionil untuk membimbing manusia agar berada di jalan yang lurus seperti yang dikehendaki Taurat, melainkan diubahnya agama berdasarkan filosofis buatan manusia semata. Agama yang hanya dimengerti dengan filsafat spekulatif manusia dan bergantung pada harapan semata-mata.
Paulus seperti tercantum dalam surat-suratnya sendiri mengatakan bahwa ia terlalu banyak berbuat dosa, hidup penuh hawa nafsu, padahal ia tahu hukum Taurat sangat meneliti segala dosa walaupun kecil. Harapan masuk Surga berdasarkan amal ibadah baginya sudah putus. Dan dia mengira semua orang adalah seperti dia. Semua terbelenggu oleh dosa. Hidup Paulus sendiri ternyata tidak tertib, ini dapat dilihat bahwa dia tidak beristri atau memiliki rumah tangga. Namun anehnya Paulus yang jelas-jelas tidak menikah (mengepalai keluarganya sendiri), ia justru mengangkat dirinya sendiri menjadi kepala jemaat.
1 Timotius 3:5
Jikalau seorang tidak tahu mengepalai keluarganya sendiri, bagaimanakah ia dapat mengurus Jemaat Allah?
Bukankah ini kontradiksi antara apa yang diucapkan oleh Paulus (1 Korintus 3:5) dengan apa yang dilakukan oleh Paulus dengan mengangkat dirinya menjadi kepala dan mengurus jemaat?
Dalam keadaan komplikasi jiwa yang seperti itulah Paulus mempelajari kehidupan Yesus sejak kelahirannya yang amat ajaib itu hingga peristiwa penyaliban serta kebangkitannya dari kematian. Lalu dipelajarinya ajaran-ajaran Yesus dan digabungkannya dengan ajaran filsafat pantheistis berdasarkan aliran Stoa. Akhirnya Paulus menemukan jalan keluar dari komplikasi jiwanya sendiri. Soal dosa dan amal syariat tidak penting lagi, karena toh dalam anggapan Paulus (bahwa) Yesus telah mengorbankan diri sendiri untuk menebus dosa manusia. Manusia itu tidak bisa dibela lagi dari keinginan berbuat dosa. Karena itu untuk menebus dosa itu tidak bisa kalau Yesus hanya manusia saja. Yesus haruslah Tuhan itu sendiri dan benarlah ada alasan untuk menganggap Yesus sebagai Tuhan yang menjelma menjadi manusia. Bukankah Yesus lahir tanpa ayah? Bukanakh dia dapat menyembuhkan orang kusta dan menyembuhkan orang buta, serta menghidupkan orang mati? Dan bukankah penyaliban Yesus juga aneh karena dia hidup lagi setelah mati selama 2 malam? Kalau begitu pikir Paulus, maka tidak bisa tidak, bahwa Yesus itulah Tuhan yang menjelma menjadi manusia untuk menebus dosa umat manusia.
Lalu timbul kesulitan. Bagaimana mungkin manusia dianggap sebagai Tuhan dan Tuhan adalah juga manusia? Paulus ingat ajaran filsafat Stoa bahwa segala sesuatu dalam alam ini terdiri dari jiwa raga. Dan jiwa raga itu bersama-sama merupakan satu hakikat zat mutlak yang dinamakan pneuma . Dan pneuma itulah yang dinamakan Tuhan. Jadi kalau begitu manusia juga Tuhan. Bagaimana manusia yang bentuk fisiknya jelas dibatasi ruang dan waktu lalu sama dengan Tuhan yang tidak dibatasi ruang dan waktu? Jawabannya mudah!
Manusia sebagai penglahiran Tuhan, dalam alam bentuk sudah merupakan Anak Tuhan dalam pribadi (oknum) lain tetapi satu zat juga. Jadi umat manusia adalah anak-anak Tuhan. Hanya saja anak-anak Tuhan ini karena dilumuri dosa warisan Adam lantas menjadi anak-anak Tuhan yang terbuang. Hanya satu Anak Tuhan yang tidak terbuang yaitu Yesus. Anak Tunggal Tuhan atau dinamakan juga nanti sebagai Anak Tuhan. Tuhan Anak inilah yang mengorbankan dirinya ditiang salib di Golgota untuk menebus dosa umat manusia agar kelak dapat pulang kembali menjadi Anak-anak Tuhan. Dan manusia yang beriman pada korban penyaliban dari Anak Tunggal Tuhan inilah akhirnya dapat memasuki surga.
Ajaran Paulus itu lalu disebarkannya ke non-Yahudi karena dua sebab. Pertama, karena sifat universal dari filsafat Stoa. Kedua, karena ajaran paulus ditolak oleh bangsa Yahudi ( Israel ).
Begitulah kira-kira ringkasan ajaran Paulus seperti yang dapat kita simak dari berbagai surat-surat yang ditulisnya sendiri dan cuplikan singkatnya kami tulis dibawah ini:
Roma Pasal 3
9. Jadi bagaimana? Adakah kita mempunyai kelebihan dari pada orang lain? Sama sekali tidak. Sebab di atas telah kita tuduh baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, bahwa mereka semua ada di bawah kuasa dosa,
10. seperti ada tertulis: "Tidak ada yang benar, seorangpun tidak.
11. Tidak ada seorangpun yang berakal budi, tidak ada seorangpun yang mencari Allah.
12. Semua orang telah menyeleweng, mereka semua tidak berguna, tidak ada yang berbuat baik, seorangpun tidak.
20. Sebab tidak seorangpun yang dapat dibenarkan di hadapan Allah oleh karena melakukan hukum Taurat, karena justru oleh hukum Taurat orang mengenal dosa.
21. Tetapi sekarang, tanpa hukum Taurat kebenaran Allah telah dinyatakan, seperti yang disaksikan dalam Kitab Taurat dan Kitab-kitab para nabi,
22. yaitu kebenaran Allah karena iman dalam Yesus Kristus bagi semua orang yang percaya. Sebab tidak ada perbedaan.
23. Karena semua orang telah berbuat dosa dan telah kehilangan kemuliaan Allah,
24. dan oleh kasih karunia telah dibenarkan dengan cuma-cuma karena penebusan dalam Kristus Yesus.
28. Karena kami yakin, bahwa manusia dibenarkan karena iman, dan bukan karena ia melakukan hukum Taurat.
29. Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!
30. Artinya, kalau ada satu Allah, yang akan membenarkan baik orang-orang bersunat karena iman, maupun orang-orang tak bersunat juga karena iman.
Roma Pasal 5
8. Akan tetapi Allah menunjukkan kasih-Nya kepada kita, oleh karena Kristus telah mati untuk kita, ketika kita masih berdosa.
9. Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darah-Nya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah.
10. Sebab jikalau kita, ketika masih seteru, diperdamaikan dengan Allah oleh kematian Anak-Nya, lebih-lebih kita, yang sekarang telah diperdamaikan, pasti akan diselamatkan oleh hidup-Nya!
12. Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang, dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa.
18. Sebab itu, sama seperti oleh satu pelanggaran semua orang beroleh penghukuman, demikian pula oleh satu perbuatan kebenaran semua orang beroleh pembenaran untuk hidup.
Roma Pasal 8
14. Semua orang, yang dipimpin Roh Allah, adalah anak Allah.
16. Roh itu bersaksi bersama-sama dengan roh kita, bahwa kita adalah anak-anak Allah.
17. Dan jika kita adalah anak, maka kita juga adalah ahli waris, maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah, yang akan menerimanya bersama-sama dengan Kristus, yaitu jika kita menderita bersama-sama dengan Dia, supaya kita juga dipermuliakan bersama-sama dengan Dia.
29. Sebab semua orang yang dipilih-Nya dari semula, mereka juga ditentukan-Nya dari semula untuk menjadi serupa dengan gambaran Anak-Nya, supaya Ia, Anak-Nya itu, menjadi yang sulung di antara banyak saudara.
1 Korintus Pasal 1
1. Dari Paulus, yang oleh kehendak Allah dipanggil menjadi rasul Kristus Yesus, dan dari Sostenes, saudara kita,
9. Allah, yang memanggil kamu kepada persekutuan dengan Anak-Nya Yesus Kristus, Tuhan kita, adalah setia.
1 Korintus Pasal 12
12. Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
13. Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
Galatia Pasal 1
1. Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia, juga bukan oleh seorang manusia, melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa, yang telah membangkitkan Dia dari antara orang mati,
2. dan dari semua saudara yang ada bersama-sama dengan aku, kepada jemaat-jemaat di Galatia :
3. kasih karunia menyertai kamu dan damai sejahtera dari Allah, Bapa kita, dan dari Tuhan Yesus Kristus,
4. yang telah menyerahkan diri-Nya karena dosa-dosa kita, untuk melepaskan kita dari dunia jahat yang sekarang ini, menurut kehendak Allah dan Bapa kita.
6. Aku heran, bahwa kamu begitu lekas berbalik dari pada Dia, yang oleh kasih karunia Kristus telah memanggil kamu, dan mengikuti suatu injil lain,
7. yang sebenarnya bukan Injil. Hanya ada orang yang mengacaukan kamu dan yang bermaksud untuk memutarbalikkan Injil Kristus.
8. Tetapi sekalipun kami atau seorang malaikat dari sorga yang memberitakan kepada kamu suatu injil yang berbeda dengan Injil yang telah kami beritakan kepadamu, terkutuklah dia.
11. Sebab aku menegaskan kepadamu, saudara-saudaraku, bahwa Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia.
12. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus.
13. Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya.
15. Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya,
16. berkenan menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi, maka sesaatpun aku tidak minta pertimbangan kepada manusia;
Galatia Pasal 2
1. Kemudian setelah lewat empat belas tahun, aku pergi pula ke Yerusalem dengan Barnabas dan Tituspun kubawa juga.
2. Aku pergi berdasarkan suatu penyataan. Dan kepada mereka kubentangkan Injil yang kuberitakan di antara bangsa-bangsa bukan Yahudi—dalam percakapan tersendiri kepada mereka yang terpandang—,supaya jangan dengan percuma aku berusaha atau telah berusaha.
3. Tetapi kendatipun Titus, yang bersama-sama dengan aku, adalah seorang Yunani, namun ia tidak dipaksa untuk menyunatkan dirinya.
4. Memang ada desakan dari saudara-saudara palsu yang menyusup masuk, yaitu mereka yang menyelundup ke dalam untuk menghadang kebebasan kita yang kita miliki di dalam Kristus Yesus, supaya dengan jalan itu mereka dapat memperhambakan kita.
5. Tetapi sesaatpun kami tidak mau mundur dan tunduk kepada mereka, agar kebenaran Injil dapat tinggal tetap pada kamu.
6. Dan mengenai mereka yang dianggap terpandang itu—bagaimana kedudukan mereka dahulu, itu tidak penting bagiku, sebab Allah tidak memandang muka—bagaimanapun juga, mereka yang terpandang itu tidak memaksakan sesuatu yang lain kepadaku.
7. Tetapi sebaliknya, setelah mereka melihat bahwa kepadaku telah dipercayakan pemberitaan Injil untuk orang-orang tak bersunat, sama seperti kepada Petrus untuk orang-orang bersunat
8. —karena Ia yang telah memberikan kekuatan kepada Petrus untuk menjadi rasul bagi orang-orang bersunat, Ia juga yang telah memberikan kekuatan kepadaku untuk orang-orang yang tidak bersunat.
9. Dan setelah melihat kasih karunia yang dianugerahkan kepadaku, maka Yakobus, Kefas dan Yohanes, yang dipandang sebagai sokoguru jemaat, berjabat tangan dengan aku dan dengan Barnabas sebagai tanda persekutuan, supaya kami pergi kepada orang-orang yang tidak bersunat dan mereka kepada orang-orang yang bersunat;
10. hanya kami harus tetap mengingat orang-orang miskin dan memang itulah yang sungguh-sungguh kuusahakan melakukannya.
11. Tetapi waktu Kefas datang ke Antiokhia, aku berterang-terang menentangnya, sebab ia salah.
12. Karena sebelum beberapa orang dari kalangan Yakobus datang, ia makan sehidangan dengan saudara-saudara yang tidak bersunat, tetapi setelah mereka datang, ia mengundurkan diri dan menjauhi mereka karena takut akan saudara-saudara yang bersunat.
13. Dan orang-orang Yahudi yang lainpun turut berlaku munafik dengan dia, sehingga Barnabas sendiri turut terseret oleh kemunafikan mereka.
14. Tetapi waktu kulihat, bahwa kelakuan mereka itu tidak sesuai dengan kebenaran Injil, aku berkata kepada Kefas di hadapan mereka semua: "Jika engkau, seorang Yahudi, hidup secara kafir dan bukan secara Yahudi, bagaimanakah engkau dapat memaksa saudara-saudara yang tidak bersunat untuk hidup secara Yahudi?"
15. Menurut kelahiran kami adalah orang Yahudi dan bukan orang berdosa dari bangsa-bangsa lain.
16. Kamu tahu, bahwa tidak seorangpun yang dibenarkan oleh karena melakukan hukum Taurat, tetapi hanya oleh karena iman dalam Kristus Yesus. Sebab itu kamipun telah percaya kepada Kristus Yesus, supaya kami dibenarkan oleh karena iman dalam Kristus dan bukan oleh karena melakukan hukum Taurat. Sebab: "tidak ada seorangpun yang dibenarkan" oleh karena melakukan hukum Taurat.
17. Tetapi jika kami sendiri, sementara kami berusaha untuk dibenarkan dalam Kristus ternyata adalah orang-orang berdosa, apakah hal itu berarti, bahwa Kristus adalah pelayan dosa? Sekali-kali tidak.
18. Karena, jikalau aku membangun kembali apa yang telah kurombak, aku menyatakan diriku sebagai pelanggar hukum Taurat.
19. Sebab aku telah mati oleh hukum Taurat untuk hukum Taurat, supaya aku hidup untuk Allah. Aku telah disalibkan dengan Kristus;
20. namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku.
21. Aku tidak menolak kasih karunia Allah. Sebab sekiranya ada kebenaran oleh hukum Taurat, maka sia-sialah kematian Kristus.
Galatia Pasal 3
24. Jadi hukum Taurat adalah penuntun bagi kita sampai Kristus datang, supaya kita dibenarkan karena iman.
25. Sekarang iman itu telah datang, karena itu kita tidak berada lagi di bawah pengawasan penuntun.
26. Sebab kamu semua adalah anak-anak Allah karena iman di dalam Yesus Kristus.
Sinyalemen Nabi Palsu
Meskipun hanya sepenggal saja fragment diatas, namun pembaca yang kritis dapat melihat kearah mana pandangan hidup Paulus dalam soal agama. Paulus tidak mementingkan syariat agama dimana amal ibadah merupakan gejala lahir dan iman kepada Tuhan. Malahan antara iman dengan syariat terang-terangan dia pertentangkan. Ini dapat kita lihat dari surat Roma 3:28 dimana dikatakan bahwa orang dibenarkan oleh imam, bukan dengan melaksanakan syariat taurat.
Dalam surat Roma 3:29 Paulus mengejek prinsip agama Yahudi dengan mengatakan “ Atau adakah Allah hanya Allah orang Yahudi saja? Bukankah Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain? Ya, benar. Ia juga adalah Allah bangsa-bangsa lain!” Ini bukan saja merupakan kritik Paulus terhadap ajaran Injil dari jemaat NasraniYerusalem pimpinan Petrus dkk, tetapi sebenarnya secara tidak langusng juga mengejek Musa dan Yesus yang hanya menuntuk bangsa Yahudi saja. Padahal sebenarnya Paulus lupa bahwa “hanya untuk bangsa Yahudi” bukan berarti Allah itu hanya Tuhan bangsa Yahudi saja, tetapi yang sebenarnya syariat yang dibawakan oleh Musa dan Yesus itulah yang hanya untuk bangsa Yahudi, sedangkan syariat-syariat bangsa-bangsa lain itu bukan urusan Musa dan Yesus, karena Allah akan menurunkan nabi-nabi dikalangan mereka sendiri yang akan membawa syariat khusus bagi kalangan bangsanya sendiri (terkecuali nabi Muhammad saw untuk semesta alam). Jadi Allah tetaplah Tuhan bagi seluruh umat manusia. Ajaran Paulus yang meremehkan faktor amal perbuatan itu tampak lagi pada ayat Roma 5:18 dimana yang menetukan nasib manusia ini seluruhnya hanya amal buruk dari Adam yang berdosa karena makan buah terlarang dan amal baik dari Yesus yang menurut Paulus bersedia dan ikhlas untuk disalib.
Filipi 2:8 (suratnya Paulus)
“Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib.”
Padahal kalau kita meneliti Injil-injil kanonik sangat lah jelas bahwa Yesus ketakutan karena ia hendak disalib dan berdoa dengan sungguh-sungguh kepada Allah agar ia bisa selamat dari penyaliban (Matius 26:37-39 dan Lukas 24:43-44).
Ini jelas pengaruh ajaran filsafat Stoa yang pantheistis. Dan pengaruh pantheisme ini nampak lagi pada surat Paulus 1 Korintus 12:12 dimana dinyatakan bahwa semua ini merupakan satu tubuh saja dan diisi satu roh saja.
Mengapa Paulus (yang jelas ajarannya bertentangan dengan ajaran Yesus) membawa-bawa terus nama Yesus dalam ajarannya? Apakah kalau membawa-bawa nama Yesus lalu cocok dengan ajaran Yesus itu sendiri?
Para pembaca yang kritis tidak usah terkejut, karena hal ini telah disinyalir oleh Yesus sendiri dalam Markus pasal 5
Markus Pasal 5
5. Maka mulailah Yesus berkata kepada mereka: "Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu!
6. Akan datang banyak orang dengan memakai nama-Ku dan berkata: Akulah dia, dan mereka akan menyesatkan banyak orang.
21. Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: Lihat, Mesias ada di sini, atau: Lihat, Mesias ada di sana, jangan kamu percaya.
22 Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul dan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mujizat-mujizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan.
Ulama-ulama Islam sepakat bahwa sinyalemen nabi palsu adalah untuk Paulus. Alasannya sebagai berikut:
Dalam Suratnya sendiri ( Galatia 2:20) Paulus berkata “namun aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku…”
Sinyalemen “sekiranya mungkin, menyesatkan orang-orang pilihan” (Markus 5:22) Tafsirnya “orang-orang pilihan” itu adalah murid-murid Yesus di Yerusalem. Dan yang pernah menggoda mereka (menyesatkan) agar mengubah prinsip “hanya untuk bangsa Yahudi” menjadi “seluruh bangsa-bangsa” itu ialah Paulus juga. Ini terbukti dalam surat Paulus yakni Galatia 1:2-21.
Demikianlah pembaca yang budiman dapat melihat bukti-bukti yang dipaparkan diatas betapa Paulus memainkan peranan sebagai nabi palsu. Oke lah Paulus tidak pernah mengaku sebagai nabi, melainkan rasul. Tetapi bukankah ia mengaku dirinya telah diutus Tuhan dan menyampai ajarannya atas nama Tuhan. Sehingga peranannya sama dengan nabi palsu.

Catatan Kaki
1.Teleologi adalah ilmu yang menyelidiki tujuan segala peristiwa dan kejadian. Pantheisme adalah aliran filsafat yang menganggap satu zat antara Tuhan dan makhluk.
2.Surat Paulus dalam Perjanjian Baru yakni 1 Korintus pasal 12:
12 Karena sama seperti tubuh itu satu dan anggota-anggotanya banyak, dan segala anggota itu, sekalipun banyak, merupakan satu tubuh, demikian pula Kristus.
13 Sebab dalam satu Roh kita semua, baik orang Yahudi, maupun orang Yunani, baik budak, maupun orang merdeka, telah dibaptis menjadi satu tubuh dan kita semua diberi minum dari satu Roh.
14 Karena tubuh juga tidak terdiri dari satu anggota, tetapi atas banyak anggota.
15 Andaikata kaki berkata: "Karena aku bukan tangan, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
16 Dan andaikata telinga berkata: "Karena aku bukan mata, aku tidak termasuk tubuh", jadi benarkah ia tidak termasuk tubuh?
17 Andaikata tubuh seluruhnya adalah mata, di manakah pendengaran? Andaikata seluruhnya adalah telinga, di manakah penciuman?
18 Tetapi Allah telah memberikan kepada anggota, masing-masing secara khusus, suatu tempat pada tubuh, seperti yang dikehendaki-Nya.
19 Andaikata semuanya adalah satu anggota, di manakah tubuh?
20 Memang ada banyak anggota, tetapi hanya satu tubuh.
21 Jadi mata tidak dapat berkata kepada tangan: "Aku tidak membutuhkan engkau." Dan kepala tidak dapat berkata kepada kaki: "Aku tidak membutuhkan engkau."
22 Malahan justru anggota-anggota tubuh yang nampaknya paling lemah, yang paling dibutuhkan.
23 Dan kepada anggota-anggota tubuh yang menurut pemandangan kita kurang terhormat, kita berikan penghormatan khusus. Dan terhadap anggota-anggota kita yang tidak elok, kita berikan perhatian khusus.
24 Hal itu tidak dibutuhkan oleh anggota-anggota kita yang elok. Allah telah menyusun tubuh kita begitu rupa, sehingga kepada anggota-anggota yang tidak mulia diberikan penghormatan khusus,
25 supaya jangan terjadi perpecahan dalam tubuh, tetapi supaya anggota-anggota yang berbeda itu saling memperhatikan.
26 Karena itu jika satu anggota menderita, semua anggota turut menderita; jika satu anggota dihormati, semua anggota turut bersukacita.
27 Kamu semua adalah tubuh Kristus dan kamu masing-masing adalah anggotanya.