Minggu, 18 Desember 2011

Wahyu hakiki Tuhan pada beberapa agama besar

Al-Anbiya107
وَمَا أَرْسَلْنَاكَ إِلَّا رَحْمَةً لِّلْعَالَمِينَ 
Dan tiadalah Kami mengutus kamu Muhammad melainkan untuk menjadi rahmat bagi semesta alam.


Al-Hujuraat 13
يَا أَيُّهَا النَّاسُ إِنَّا خَلَقْنَاكُم مِّن ذَكَرٍ وَأُنثَى وَجَعَلْنَاكُمْ شُعُوباً وَقَبَائِلَ لِتَعَارَفُوا إِنَّ أَكْرَمَكُمْ عِندَ اللَّهِ أَتْقَاكُمْ إِنَّ اللَّهَ عَلِيمٌ خَبِيرٌ
Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling takwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha mengenal.


Allah Tuhan semua manusia, yang mengirimkan banyak utusan pada masing-masing kaum dan mengirimkan 1 utusan untuk semua kaum. Bahwa sebelum kelahiran nabi Muhammad hampir tidak ada 1 utusan untuk semua manusia. Nabi Muhammad-lah satu-satunya utusan untuk semua bangsa. Mungkin kita akan bertanya, mengapa tidak sejak dari awal Allah mengirimkan 1 utusan?. Jawabannya sebenarnya sederhana.
Anda tentu pernah melihat baik di televisi, film atau secara langsung dimana ada beberapa tetesan air yang jatuh ke sebuah bidang dan air itu menuju ke satu titik dan akhirnya menjadi satu. Air itu bergerak menuju ke satu titik karena selain ada kesamaan juga karena ada kekuatan terpusat yang kuat. Nah seperti itulah analogi Tuhan dalam mengirim para utusan.
Kita tentu tahu bahwa dalam perkembangan manusia, manusia menghadapi hambatan transportasi dan komunikasi. Terutama pada jaman dahulu atau jaman kuno. Akan lebih sulit jika Tuhan mengirim 1 orang untuk semua bangsa. Akan lebih mudah jika masing-masing bangsa diberi 1 atau beberapa utusan dan setelah jarak antar masing-masing bangsa semakin dekat, dimana transportasi, komunikasi dan hubungan antar bangsa mulai lancar, Tuhan segera mengirimkan 1 orang utusan untuk menyatukannya. Ingat analogi air diatas.
Jadi langkah pertama adalah Tuhan mengirimkan masing-masing bangsa seorang atau beberapa orang utusan. Seperti halnya firman Allah :
[QS 10:47] Tiap-tiap umat mempunyai rasul; maka apabila telah datang rasul mereka, diberikanlah keputusan antara mereka dengan adil dan mereka (sedikitpun) tidak dianiaya.
[QS 35:24] …….Dan tidak ada suatu umatpun melainkan telah ada padanya seorang pemberi peringatan.
Seiring bergantinya waktu maka para utusan itu telah meninggal sehingga tidak ada yang memberi peringatan lagi alias terputus. Dan yang terjadi adalah mulai ada penyimpangan-penyimpangan didalamnya. Itulah mengapa Allah selalu mengutus utusan terbarunya untuk memperbaiki hal ini.
[QS 5:19] Hai Ahli Kitab, sesungguhnya telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan (syari’at Kami) kepadamu ketika terputus (pengiriman) rasul-rasul agar kamu tidak mengatakan: “Tidak ada datang kepada kami baik seorang pembawa berita gembira maupun seorang pemberi peringatan”. Sesungguhnya telah datang kepadamu pembawa berita gembira dan pemberi peringatan. Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
Tetapi yang namanya manusia selalu menuju kesesatan. Dari jaman Adam, jaman Hindhu, Budha, Zoroaster, Kristen dan lainnya selalu terjadi penyimpangan.
[QS 16:36] Dan sesungguhnya Kami telah mengutus rasul pada tiap-tiap umat (untuk menyerukan): “Sembahlah Allah (saja), dan jauhilah Thaghut itu”, maka di antara umat itu ada orang-orang yang diberi petunjuk oleh Allah dan ada pula di antaranya orang-orang yang telah pasti kesesatan baginya. Maka berjalanlah kamu dimuka bumi dan perhatikanlah bagaimana kesudahan orang-orang yang mendustakan (rasul-rasul).
Sesungguhnya meski terjadi penyimpangan, hal itu tidak sampai menghilangkan ajaran hakiki dari Tuhan semesta alam. Dimana ajaran hakiki inilah ajaran yang selalu sama dan selalu diserukan oleh setiap Utusan. Inilah Wahyu hakiki Tuhan pada beberapa agama besar :

FIRMAN ALLAH DALAM AL-QURAN :

Asy-Syuara(26) ayat 196 bahwa : 
"Dan sesungguhnya Al-Quran itu benar-benar (tersebut) dalam kitab-kitab orang yang terdahulu."

Dalam surat Fatir(35) ayat 24 dinyatakan bahwa :
"Tidak ada suatu kaum di masa lalu tanpa seorang pemberi peringatan."

Dalam surat Al-Ahzab(33) ayat 40 dinyatakan bahwa :
"Muhammad adalah utusan Allah dan merupakan penutup para nabi (utusan terakhir)"

Dalam surat Al-Anbiya(21) ayat 107 dinyatakan bahwa :
"Nabi Muhammad tidak diutus melainkan untuk seluruh semesta alam"

Dalam surat Saba (34) ayat 28 dinyatakan bahwa :
"Allah mengutus Muhammad untuk seluruh umat manusia, pemberi kabar gembira, dan peringatan akan dosa, tapi kebanyakan manusia tidak mengetahuinya."

Artikel ini bukanlah untuk kembali mengulas tentang Ramalan/berita tentang Kedatangan Nabi Muhammad yang terdapat pada Kitab-kitab suci terdahulu (Zabur, Taurat, Veda/Weda maupun Injil). Artikel ini dibuat untuk membahas "Konsep Ketuhanan Menurut Agama-agama Besar beserta Kitab Sucinya" yang ada di Muka bumi ini yakni menurut : 
  1. ·         Islam dengan Al.Quran, 
  2. ·         Kristen dengan Injil, 
  3. ·         Yahudi dengan Taurat dan, 
  4. ·         Hindu dengan Veda/Weda-nya.


A.   KETUHANAN MENURUT HINDU dengan Kitab Suci VEDA/WEDA-nya.
Agama Hindu (Bahasa SanskertaSanātana Dharmaसनातन धर्म "Kebenaran Abadi" [1]), dan Vaidika-Dharma ("Pengetahuan Kebenaran") adalah sebuah agama yang berasal dari anak benua India. Agama ini merupakan lanjutan dari agama Veda (Brahmanisme) yang merupakan kepercayaan bangsa Indo-Iran (Arya). Agama ini diperkirakan muncul antara tahun 3102 SM sampai 1300 SM dan merupakan agama tertua di dunia yang masih bertahan hingga kini.[2][3] Agama ini merupakan agama ketiga terbesar di dunia setelah agama Kristen dan Islamdengan jumlah umat sebanyak hampir 1 milyar jiwa. (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia)

Berikut ini konsep keTuhanan dalam Kitab agama Hindu :

Chandogya Upanishad Ch. 6 Sec. 2 V. 1
Tuhan hanya ada satu.

Shvetashatara Upanishad Ch. 6 V. 9
Tuhan itu tidak punya ibu dan bapak, Dia tidak punya tuan dan pelindung.

Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19
Tuhan itu tidak ada sesuatupun yg menyerupai Dia.

Shvetashatara Upanishad Ch. 4 v. 19
Tuhan tidak bisa dilihat. Tidak ada orang yg mampu melihat dg mata.

Bhagavat Gita Ch. 10 V. 3
Dia tidak dilahirkan, tak ada permulaan, Tuhan seru sekalian alam.

Yajurveda Ch. 32 V. 3
Tidak ada rupa bagi Tuhan, Dia tidak pernah dilahirkan, Dia yg berhak disembah.
Yajurveda Ch. 40 V. 8 menyatakan bahwa Tuhan tidak berbentuk dan dia suci.

Atharvaveda Bk. 20 Hymn 58 V. 3
Sungguh Tuhan itu Maha Besar.

Rigveda Bk. 1 Hymn 64. V. 46
 Tuhan itu Maha Esa, panggillah Dia dg berbagai nama.

Rigveda Bk. 10 Hymn 114 V. 5
Tuhan itu satu tapi Dia disebut dg nama yg bermacam-macam.

Yajurveda Ch. 32 V. 3
Tidak ada rupa bagi Tuhan.

Rigveda Bk. 1 Hymn 1 V. 1
Kami tidak menyembah kecuali Tuhan yg satu.

Dalam Brahama Sutra disebutkan : 
Hanya ada satu Tuhan, tidak ada yg kedua. Tuhan tidak berbilang sama sekali.

B.   KETUHANAN MENURUT YAHUDI dengan Kitab Suci TAURAT-nya.
Yahudiah (Yudaisme) adalah kepercayaan yang unik untuk orang/bangsa Yahudi (penduduk negara Israel maupun orang Israel yang bermukim di luar negeri). Inti kepercayaan penganut agama Yahudi adalah wujudnya Tuhan yang Maha Esa, pencipta dunia yang menyelamatkan bangsa Israel dari penindasan diMesir, menurunkan undang-undang Tuhan (Torah) kepada mereka dan memilih mereka sebagai cahaya kepada manusia sedunia. (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia)



Berikut ini Konsep KeTuhanan Agama Yahudi dalam Kitab nya :
Kitab Kejadian Fasal I :
“Alloh berkata : “Kami telah membuat manusia berdasarkan bentuk Ka-mi, seperti serupaan dari Kami.”

Kitab Kejadian Fasal II :
“Alloh menyelesaikan pekerjaan yang Dia kerjakan pada hari yang ke-7, kemudian Di beristirahat di hari ke-7 dari seluruh pekerjaan yang Dia ker jakan.”

Namun Perhatikan ayat berikut dibawah ini :

Ulangan 4:39, berkata;
“Sebab itu ketahuilah pada hari ini dan camkanlah, bahwa TUHANlah Allah yang di langit di atas dan di bumi di bawah, tidak ada yang lain.”
Ulangan 6:4 berkata ;
“Dengarlah, hai orang Israel: TUHAN itu Allah kita, TUHAN itu esa!”

(Maaf karena keterbatasan sumber dalam konsep keTuhana dalam agama Yahudi, namun Apabila ada yang mau menambahkan silakan)

C.   KETUHANAN MENURUT KRISTEN dengan Kitab Suci INJIL-nya.
Agama Kristen adalah sebuah kepercayaan yang berdasar pada ajaran, hidup, sengsara, wafat dan kebangkitan Yesus Kristusatau Isa Almasih. Agama ini meyakini Yesus Kristus adalah Tuhan dan Mesias, juru selamat bagi seluruh umat manusia, yang menebus manusia dari dosa. Mereka beribadah di gerejadan Kitab Suci mereka adalah Alkitab. Murid-murid Yesus Kristus pertama kali dipanggil Kristen di Antiokia (Kisah Para Rasul 11:26).
Agama Kristen termasuk salah satu dari agama Abrahamik yang berdasarkan hidup, ajaran, kematian dengan penyaliban,kebangkitan, dan kenaikan Yesus dari Nazaret ke surga, sebagaimana dijelaskan dalam Perjanjian Baru, umat Kristen meyakini bahwa Yesus adalah Mesias yang dinubuatkan dalam dari Perjanjian Lama (atau Kitab suci Yahudi). Kekristenan adalah monoteisme, yang percaya akan tiga pribadi (secara teknis dalam bahasa Yunani hypostasisTuhan atau TritunggalTritunggaldipertegas pertama kali pada Konsili Nicea Pertama (325) yang dihimpun oleh Kaisar Romawi Konstantin I. (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia)

Akan tetapi Konsep Ketuhana Yang tercantum dalam Kitab Injil adalah sebagai berikut :

Pada Yohannes, pasal 14 ayat 28,
“Yesus berkata “... sebab Bapa lebih besar daripada Aku”.

Pada Yohannes, pasal 10 ayat 29,
“Bapa-Ku, yang memberikan mereka kepada-Ku, lebih besar dari pada siapapun ... “

Pada Matius, pasal 12 ayat 28 ,
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Roh Allah ... “.

Pada Lukas, pasal 11 ayat 20,
“Tetapi jika Aku mengusir setan dengan kuasa Allah ... “,

Pada Yohannes, pasal 5 ayat 30,
 “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diri-Ku sendiri; Aku menghakimi sesuai dengan apa yang Aku dengar, dan penghakiman-Ku adil, sebab Aku tidak menuruti kehendak-Ku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus Aku”.

Pada Yohannes pasal 17 ayat 3,
“Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus”.

Pada Markus, pasal 12 ayat 29,
“Shama Israelo Adna ilahaina adna ihat”. Kutipan tersebut dalam bahasa Ibrani artinya “Dengarlah wahai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu Esa”.

Ini yang dinyatakan Injil tentang Konsep KeTuhanan dalam ajaran Kristen, namun apabila Umat Kristen sa'at ini ada yang beranggapan Bahwa Tuhan itu Yesus dan Tuhan itu Trinitas, Saya jadi teringat dengan suatu kejadian yang dialami oleh Maulana Rahmatullah Karanvi. Beliau waktu itu tengah berdiskusi dengan seorang misionaris Kristen yang tengah membuktikan kepadanya bahwa Yesus Kristus adalah Tuhan Yang Maha Kuasa, dan bahwa Yesus Kristus mati untuk menebus dosa-dosa manusia. Setelah diskusi itu berjalan cukup lama tanpa hasil, tiba-tiba seorang pembantu Maulana masuk ruangan dan membisikkan sesuatu ke telinga Maulana. Sontak segera setelah itu, tiba-tiba wajah Maulana berubah menjadi sangat sedih, dia lalu menangis. Misionaris Kristen tersebut merasa heran, lalu bertanya, “Maulana, ada berita buruk apa ?”. Maulana tersebut menjawab dengan nada yang sedih, “Pembantuku baru saja memberitahuku. Dia mendapat kabar bahwa malaikat Jibril telah meninggal”. Mendengar itu, si misionaris Kristen ini serta-merta tertawa terbahak-bahak. Ia berkata kepada Maulana, “Maulana, Anda orang yang cerdas. Bagaimana mungkin Anda bisa percaya dengan hal-hal yang janggal seperti itu? Mana mungkin malaikat bisa mati ?”. Maulana segera menjawab, “Jika Tuhan saja bisa mati, mengapa malaikat tidak bisa mati ?”. Mendengar itu, si misionaris Kristen segera bergegas meninggalkan tempat itu tanpa bicara sedikitpun. Cerita itu adalah suatu bentuk “permainan kecerdasan”.

D.   KETUHANAN MENURUT ISLAM dengan Kitab Suci Al-QURAN-nya.
Islam (Arab: al-islām, الإسلام Tentang suara inidengarkan(bantuan·info): "berserah diri kepada Tuhan") adalahagama yang mengimani satu Tuhan, yaitu Allah. Dengan lebih dari satu seperempat milyar orang pengikut di seluruh dunia,[1][2] menjadikan Islam sebagai agama terbesar kedua di dunia setelah agama Kristen.[3] Islam memiliki arti "penyerahan", atau penyerahan diri sepenuhnya kepada Tuhan(Arabالله, Allāh).[4] Pengikut ajaran Islam dikenal dengan sebutan Muslim yang berarti "seorang yang tunduk kepada Tuhan"[5][6], atau lebih lengkapnya adalah Muslimin bagi laki-laki dan Muslimat bagi perempuan. Islam mengajarkan bahwa Allahmenurunkan firman-Nya kepada manusia melalui para nabi dan rasul utusan-Nya, dan meyakini dengan sungguh-sungguh bahwa Muhammad adalah nabi dan rasul terakhir yang diutus ke dunia oleh Allah. (sumber Wikipedia Bahasa Indonesia)

Berikut Konsep Ketuhanan menurut Al-Quran :

QS. Al-Ikhlas (112) : 1 s/d 4 :

Ayat 1 :
“Katakanlah, Dialah Allah, Yang Maha Esa.”

Ayat 2 :
“Allah tempat meminta segala sesuatu.”

Ayat 3 :
“Dia tiada beranak dan tiada pula diperanakkan,”

Ayat 4 :
“dan tidak ada sesuatupun yang setara dengan Dia.”

Catatan :
Orang Islam memanggil Tuhannya dengan nama Allah. Sekalipun kata Allah secara umum bisa diartikan sebagai Tuhan, tapi nama ini adalah nama yg unik, benar2x menyatakan ke-esa-an Tuhan, tidak bisa seperti kata God dalam bahasa Inggris yg bisa jadi Gods, Godes, God father, God mother, dll. yg tidak dapat digunakan untuk meyatakan ke-esa-an Tuhan. Bahkan kalau dalam bahasa Indonesia kita mengenal dua kata yg berbeda untuk Tuhan dan Dewa, maka kata God dalam bahasa Inggris tidak bisa membedakannya. Misalnya kata God of gambler bukan diartikan sebagai Tuhannya penjudi, tapi diartikan sebagai Dewa Judi.

Lantas kalau agama Hindu , Yahudi, Kristen dan Islam itu memiliki banyak kesamaan, apakah kita setuju dg pendapat bahwa semua agama adalah sama? Beberapa hal berikut bisa menjadi pertimbangan : Kalau semua agama sama, tidak akan ada orang yg berdakwah untuk agamanya. Bahkan semua orang tidak akan keberatan untuk berpindah agama sebulan sekali misalnya. Tapi kenyataannya tidak mudah bagi seseorang untuk berpindah agama, termasuk mereka yg sering berteriak menyatakan bahwa semua agama adalah sama.
Hanya mereka yg benar2x telah menemukan alasan yg benar2x kuat secara pribadi-lah yg mampu melakukannya.

Mengatakan semua agama sama adalah seperti menanyakan 2+2 = berapa? apakah 2, 3, atau 4?, lalu ada orang yg menjawab bahwa semuanya benar. Hal ini tentu saja tidak benar. Dari sekian banyak agama pasti ada yg 100% firman Tuhan. Tidak masalah mana yg seorang percayai kalau ia yakin pilihannya adalah 100% benar, karena itu adalah haknya. Tapi karena perbedaan itu pasti ada, cara terbaik mengetahui mana yg paling baik dan paling benar, adalah dg mengumpulkan semua kitab suci agama2x dan mempelajarinya, kemudian memilih yg paling baik dan paling benar diantaranya. 
Maka kalau kita ingin mengetahui apakah semua agama memang sama, atau apakah semua agama memang beda dan ingin mengetahui yg paling benar diantaranya (dan ini merupakan hak setiap orang), jalan satu-satunya adalah dengan mempelajari dan mendalami perbandingan agama dg mencari tahu sebanyak mungkin ajaran2x utama dari berbagai agama (nomor 1 adalah dari kitab sucinya) dan mengadakan studi komparatif secara ilmiah terhadapnya. Karena kalau kita juga mempelajari agama2x lain untuk mencari kebenaran yg merupakan hak semua orang, maka insyaallah Tuhan juga akan menunjukkannya pada kita.
Untuk itu marilah kita semua para manusia yang masih hidup, marilah kita kembali menuju ajaran yang sesungguhnya dari Tuhan semesta alam.