Senin, 29 Agustus 2011

RAMALAN YESUS TENTANG PENGHIBUR


Berikut pidato Yesus di depan murid-muridnya ketika menjanjikan Penghibur:
YOHANES:  
14:25. Semuanya itu Kukatakan kepadamu, selagi Aku berada bersama-sama dengan kamu;   
14:26 tetapi Penghibur, yaitu Roh Kudus, yang akan diutus oleh Bapa dalam nama-Ku, Dialah yang akan mengajarkan segala sesuatu kepadamu dan akan mengingatkan kamu akan semua yang telah Kukatakan kepadamu.   
14:27 Damai sejahtera Kutinggalkan bagimu. Damai sejahtera-Ku Kuberikan kepadamu, dan apa yang Kuberikan tidak seperti yang diberikan oleh dunia kepadamu. Janganlah gelisah dan gentar hatimu.   
14:28. Kamu telah mendengar, bahwa Aku telah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi Aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi Aku, kamu tentu akan bersukacita karena Aku pergi kepada Bapa-Ku, sebab Bapa lebih besar dari pada Aku.   
14:29 Dan sekarang juga Aku mengatakannya kepadamu sebelum ia terjadisupaya kamu percayaapabila ia terjadi.   
14:30 Tidak banyak lagi Aku berkata-kata dengan kamu, sebab penguasa dunia ini datang dan ia tidak berkuasa sedikitpun atas diri-Ku.   
14:31 Tetapi supaya dunia tahu, bahwa Aku mengasihi Bapa dan bahwa Aku melakukan segala sesuatu seperti yang diperintahkan Bapa kepada-Ku, bangunlah, marilah kita pergi dari sini."   
16:7. Namun benar yang Kukatakan ini kepadamu: Adalah lebih berguna bagi kamu, jika Aku pergi. Sebab jikalau Aku tidak pergi, Penghibur itu tidak akan datang kepadamu, tetapi jikalau Aku pergi, Aku akan mengutus Dia kepadamu.   
16:8 Dan kalau Ia datang, Ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman;  

LUKAS:  
24:48 Kamu adalah saksi dari semuanya ini.   
24:49 Dan Aku akan mengirim kepadamu apa yang dijanjikan Bapa-Ku. Tetapi kamu harus tinggal di dalam kota ini sampai kamu diperlengkapi dengan kekuasaan dari tempat tinggi."  

Umat Kristen berkeyakinan bahwa yang dimaksud dengan "Penghibur" dalam ayat2 Yohanes di atas adalah "Roh Kudus", salah satu unsur dari Trinitas. Mereka memahami ayat2 Yohanes di atas secara harfiah dan sepotong2 oleh karena pola pikir mereka yang sudah terbius oleh "doktrin gereja".
Ayat2 Yohanes di atas tidak dapat ditafsirkan secara harfiah saja, tetapi harus ditafsirkan secara utuh dan menyeluruh, bahwa "Penghibur itu tidak akan datang" jika Yesus tidak pergi. Tetapi Penghibur itu akan datang "setelah Yesus pergi". Jika Penghibur itu datang, maka "ia akan menginsafkan dunia akan dosa, kebenaran dan penghakiman"!
Bahwa Penghibur itu juga "akan mengajarkan segala sesuatu dan akan mengingatkan akan semua yang telah dikatakan Yesus". Oleh karenanya, Yesus mengatakannya"sebelum ia terjadisupaya percaya, apabila ia terjadi"
Adapun kata "Roh Kudus" sebagaimana tersebut dalam Yohanes 14:25 di atas, kemungkinan besar merupakan tambahan yang telah dilakukan oleh tokoh2 Gereja Kristen Awal untuk memberikan persepsi bahwa seolah2 Penghibur itu adalah Roh Kudus, meski hal ini sesungguhnya bertentangan dengan konsep Roh Kudus itu sendiri. Lebih jelasnya lihat uraian di bawah ini. 

Siapakah "Penghibur" yang dimaksud ayat2 di atas?  

Lebih dari satu ayat Alkitabiah merujuk pada Roh Kudus yang telah hadir di dunia selama zaman Raja Daud selama abad ke-11 dan 10 SM, serta menjadi sumber ilham dan wahyu Daud (Mazmur 51:11; Markus 12:36; Kisah Para Rasul 1:16; 4:25). Sama halnya, Roh Kuduslah yang konon menjadi sumber wahyu Yesaya (Kisah Para Rasul 28:25). Roh Kuduslah yang konon mencerahkan seluruh bangsa Israel sebelum ramalan2 Yesaya dalam Perjanjian Lama (Yesaya 63:10-11). Roh Kuduslah yang konon memberikan wahyu kepada Simeon di Yerusalem selama abad2 pertama SM dan Masehi (Lukas 2:25-26). Roh Kuduslah yang memberikan wahyu kepada Yohanes sang Pembaptis (Lukas 1:15). Roh Kuduslah yang memberikan wahyu kepada Elizabet, Ibu Yohanes sang Pembaptis (Lukas 1:41). Roh Kuduslah yang memberi wahyu kepada Zakaria, ayah Yohanes sang Pembaptis (Lukas 1:67). Roh Kuduslah yang turun kepada Maria, ibu Yesus (Lukas 1:35). Roh Kuduslah yang memasukkan ilham dan wahyu ke dalam diri Yesus (Matius 1:20; 3:11; Markus 1:8; Lukas 3:16,22; 4:1; 10:21; Yohanes 1:33; Kisah Para Rasul 10:38).  

Jelasnya, Roh Kudus sudah bekerja di dunia umat manusia dengan melaksanakan perannya sebagai penyampai wahyu dan ilham jauh sebelum peristiwa pengangkatan Yesus!
Oleh karena sudah ditunjukkan bahwa Roh Kudus telah hadir dan aktif di dunia, yakni telah diutus oleh Allah, sebelum Yesus dilaporkan membicarakan sabda2 yang dikutip di atas, satu2nya cara agar ayat2 di atas memiliki makna konseptual yang tepat adalah dengan menafsirkan "Penghibur" dan "Roh Kudus" sebagai 2 entitas yang berbeda (tentang"Roh Kudus" klik di sini). 

Jadi, siapakah yang dimaksud dengan "Penghibur" itu?

"Janji dari Bapa" adalah sang "Penghibur". Sang Penghibur akan diilhami oleh, dan menerima wahyu dari, Roh Kudus, dan wahyu itu akan dikenakan pada dia yang menerimanya dengan "kekuasaan dari tempat tinggi". Sayangnya, para pengikut Yesus ketika itu mungkin mengalami kesulitan dalam mengenali sang Penghibur. Oleh karenanya, Yesus harus memperingatkan para pengikutnya ini atas kedatangan sang Penghibur, yang juga akan menjadi "penguasa dunia ini". Saya mengusulkan kepada para pembaca Kristen bahwa satu2nya pribadi setelah Yesus yang bahkan secara samar bisa cocok dengan identifikasi ini adalah Nabi Muhammad SAW. Dalam hal ini, untuk kepentingan pembaca Kristen, mungkin sebaiknya dicatat bahwa ayat dalam Yohanes 14 menyatakan bahwa sang Penghibur adalah seseorang "yang dikirim Bapa dalam namaku"; dan Al-Qur’an berulang2 merujuk pada Yesus dan wahyu yang dikirimkan kepadanya (QS. 2:87,136,253; 3:45-59; 4:157-159,163,171-172; 5:17,46,72-75,78,110-118; 6:85; 9:30-31; 19:19-35,88,93; 21:91; 23:50; 33:7; 42:13; 43:57-65; 57:27; 61:6,14). 

[QS. 2:87. Dan sesungguhnya Kami telah mendatangkan Al Kitab (Taurat) kepada Musa, dan Kami telah menyusulinya (berturut-turut) sesudah itu dengan rasul-rasul, dan telah Kami berikan bukti-bukti kebenaran (mukjizat) kepada Isa putra Maryam dan Kami memperkuatnya dengan Roh Kudus. Apakah setiap datang kepadamu seorang rasul membawa sesuatu (pelajaran) yang tidak sesuai dengan keinginanmu lalu kamu angkuh; maka beberapa orang (di antara mereka) kamu dustakan dan beberapa orang (yang lain) kamu bunuh?]
Wassalaam.

ALLAH BUKAN YESUS


1. Yesus dan Bapa adalah dua Pribadi, bukan satu pribadi; berdasarkan Yoh. 8:17-18.
2. Yesus tidak pernah menyebut dirinya Allah, bahkan dia menyebut Bapa sebagai Allah dan satu-satunya Allah yang telah mengutus dia. Lihat Yoh. 17:3.]
3. Yesus adalah yang diurapi Allah berdasarkan Kis. 10:38. Apakah yang diurapi itu sama dengan yang mengurapi? Dan Roh Kudus sebagai ‘minyak’, apakah sama dengan yang mengurapi dan yang diurapi?
4. Yesus adalah Rasul dan Imam Besar berdasarkan Ibrani 3:1. Yesus sebagai Rasul yang diutus dan sebagai Imam besar tidak bisa menjadi Allah. Yesus adalah Rasul yang setia sebagaimana Musa, seorang manusia biasa yang dipilih Allah untuk menjadi Rasul. Lihat Ibr. 3:2; Yoh. 5:36.
5. Yesus adalah penyampai pesan Allah Yang Esa kepada manusia berdasar 1 Tim. 2:5.
6. Yesus adalah pembela orang beriman, maka ia berbeda dengan Allah, yang kepada Allah ia mengutarakan pembelaannya atas orang-orang beriman. Dan Yesus sebagai yang mati tentu berbeda dengan Allah. Lihat Roma 8:34.
7. ‘Kepala’ Yesus adalah Allah, maka Yesus berbeda dengan Allah. Jika Yesus sama dengan Allah, maka semua perempuan = semua laki-laki = Yesus = Allah. berarti kita semua adalah Allah. Lihat 1 Korintus 11: 3.
8. Yesus adalah milik Allah. Yang Memiliki tentu berbeda dengan yang dimiliki. Lihat 1 Kor. 3:23.
9. Yesus berkata bahwa Bapanya lebih besar dari siapa pun. Dan Bapa lebih besar dari Anak. Maka Yesus bukan Allah. Lihat Yoh. 10:29; 14:28.
10. Yesus menolak untuk disebut atau disamakan dengan Allah berdasarkan Mat. 19:17, untuk lebih jelas lagi, lihat versi Inggris dari Alkitab. Itu pun kalau Anda percaya kepada Alkitab versi Inggris.
11. Yesus menyebut Bapa sebagai Allah berdasarkan Yohanes 20: 16. Maka Yesus bukanlah Allah, mana mungkin Yesus adalah Allah sedangkan dia menyebut Bapa sebagai Allahnya, yang dia sembah, dan sebagai Allah Kristian. Bapa itulah -dan bukannya Yesus- Allah Kristian.
12. Allah itu tidak mati dan tidak tampak (1 Tim. 6:16; Yoh. 4:24), sedangkan Yesus adalah mati dan terlihat oleh manusia (Lukas 24:39).
13. Hanya ada satu Allah, tetapi manusia menjadikan yang lain sebagai allah. Lihat 1 Kor. 8:5-6.
Namun bagi kita hanya ada satu Allah saja, yaitu Bapa, … dan satu tuan (lord) saja, yaitu Yesus. [1Kor. 8:6]
14. Kekuasaan Yesus adalah pemberian, bukan dari dirinya sendiri. Lihat Mat. 28:18; 9:8. Yesus hanya manusia yang diberi kuasa. Keajaiban dan mukjizat Yesus adalah dari Allah, sebagaimana Yohanes juga telah mendapatkan keajaiban dan kekuatan dari Allah, bukan dari dirinya sendiri. Lihat Matius 21:23-27,12:28; Mark. 11: 27-33; Luk. 20:1-8; Yohanes 14:10.
15. Yesus melakukan keajaiban-keajaiban dengan Nama Bapa, bukan dengan kekuatannya sendiri. Lihat Yohanes 10:25.
16. Doktrin yang diajarkan Yesus bukanlah berasal darinya, tetapi doktrin dari Allah yang mengutus dia. Yesus hanyalah utusan Allah yang mengajarkan doktrin dari Allah. Lihat Yohanes 7:16-17.
17. Yesus hanya mengikuti instruksi dari Bapa. Lihat Yohanes 8:28. Yesus hanya pesuruh Allah.
18. Hidup dan kuasa Yesus adalah pemberian Bapa. Yohanes 5:26-27.
19. Pengetahuan Yesus bergantung pada Bapa. Lihat Yohanes 5:19-20.
20. Yesus tidak menyeru manusia agar menghormatinya, tetapi agar menghormati Bapa. Lihat Yohanes 8: 49-50.
21. Yesus bukanlah Allah/Bapa. Sebab Yesus berkata: “Jikalau aku memuliakan diriku sendiri, maka kemuliaanku itu sedikit pun tidak ada artinya. Bapakulah yang memuliakan aku, yang mana kamu berkata: Dia adalah Allah kami.”. Lihat Yohanes 8:54. Yesus tidak merasa pantas untuk mengangkat dirinya. Akab tetapi dia tahu bahwa Bapa telah memilih dia. Yesus tidak mungkin Allah. Sebab Allah pantas untuk mengangkat dan mengagungkan dirinya sendiri.
22. Yesus tahu bahwa ia datang bukan atas kehendaknya sendiri, dia adalah milik Allah, datang dari Allah dan kepada Allah ia akan kembali. Kita juga demikian, kita semua adalah milik Allah, dalam kekuasaan Allah, kita datang dari Allah, dan akan kembali kepada Allah untuk mempertanggungjawabkan perbuatan kita. Lihat Yohanes 8:42; 7:28; 13:3. Adapun orang-orang durhaka dan ingkar, mereka adalah pengikut-pengikut Iblis. Mereka adalah anak-anak Iblis. Mereka adalah partai Iblis. Bukan partai Allah.
23. Yesus menyangkal bahwa ia memiliki kemahakuasaan. Dia berkata: “Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri.” [Yoh. 5:30]
24. Yesus menyangkal bahwa ia memiliki kemahatahuan. Dia berkata: Tetapi tentang hari dan saat itu tidak seorang pun tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan anak pun tidak, hanya Bapa sendiri. [Matius 24: 36; Markus 13:32].
25. Yesus pernah dicobai Iblis (Mat. 4:1; Ibr. 2:18; 4:15), sedangkan Allah tidak mungkin dicobai Iblis. “Allah tidak dapat dicobai oleh yang jahat.” [Yakobus 1:13]
26. Yesus adalah manusia dan anak manusia (Kis. 2:22 dan Luk. 22: 69). Sedangkan “Allah bukanlah manusia, sehingga Ia berdusta. Bukan anak manusia, sehingga ia menyesal. Masakan Ia berfirman dan tidak melakukannya, atau berbicara dan tidak menepatinya?” [Bilangan 23: 19]
27. Yesus berdarah-daging (Lukas 24:39). Sedangkan Allah itu Roh/Spirit (Yohanes 4:24)
28. Yesus berubah, tumbuh (2:52). Sedangkan Allah tidak berubah. “Setiap pemberian yang baik dan setiap anugerah yang sempurna, datangnya dari atas, diturunkan dari Bapa segala terang; pada-Nya tidak ada perubahan atau bayangan karena pertukaran.” [Yakobus 1:17]
29. Yesus tidak kekal, Yesus nampak, Yesus mati (1 Korintus 15:3). Yesus bukan Allah. “Hormat dan kemuliaan sampai selama-lamanya bagi Raja segala zaman, Allah yang kekal, yang tak nampak, yang esa! Amin.” [1 Timotius 1:17] (Berdasar Yeremiah 10:10 Yahweh adalah Raja segala zaman, bukan Yesus)
30. Yesus merasakan letih (Yohanes 4:6). Seangkan “Tuhan Ialah Allah Kekal Yang Menciptakan bumi dari ujung ke ujung. Ia tidak menjadi lelah dan tidak lesu.” [Yesaya 40: 28]
31. Dalam Lukas 6:12 dikatakan bahwa Yesus berdoa kepada Allah. Jika Yesus itu Allah mengapa ia harus berdoa semalaman. Jika Yesus itu Allah, dia cukup berbuat apa yang dia kehendaki. Maka nyatalah bahwa Yesus bukan Allah. Yesus berdoa kepada Allah dan takluk kepada Kehendak Allah.
32. Yesus mengucapkan syukur kepada Bapa yang telah mendengarkan dia. Bapa, aku mengucap syukur kepadaMu, karena Engkau telah mendengarkan Aku [Yohanes 11:41] Jika Yesus adalah Allah, mengapa ia bersyukur kepada Bapa? Dan mengapa Yesus ingin agar mereka percaya bahwa Bapalah yang telah mengutus Yesus? Maka ini menunjukkan, bahwa Yesus tidak pernah berkata kepada orang Israel bahwa dirinya adalah Allah. Dia justeru berkata bahwa dia adalah utusan Allah, akan tetapi orang Israel tidak semuanya percaya bahwa Yesus adalah utusan Allah.
33. Dalam Matius 9:2,3,8 kita dapat melihat bahwa orang Israel membedakan antara Yesus dan Allah. Dan orang-orang memandang kagum akan mukjizat serta memuliakan Allah yang telah memberikan kuasa kepada Yesus, seorang manusia.
34. Dalam Yohanes pasal 17, Yesus menunjukkan bahwa Bapa adalah satu-satunya Allah yang benar, adapun Yesus hanyalah utusan Allah [ayat 3], Yesus adalah pengemban tugas dari Allah [ayat 4], orang Israel yang beriman menuruti firman Bapa, bukan perkataan Yesus [ayat 6], semua yang diberikan kepada Yesus berasal dari Bapa, bukan dari dirinya sendiri [ayat 7], Yesus hanya menyampaikan firman Allah kepada orang Israel, dan orang Israel yang beriman telah percaya bahwa Bapalah yang telah mengutus Yesus [ayat 8]. Adapun kata-kata ‘supaya mereka menjadi satu sama seperti kita,’ maksudnya adalah bahwa ‘mereka menjadi satu kesaksian yaitu sama-sama mengakui bahwa Bapa adalah satu-satunya Allah yang benar, dan Yesus adalah utusan Allah,’ bukannya ‘agar mereka sama menjadi Allah’ [ayat 11, 21,23]. Yesus juga meminta kepada Bapa, agar setelah Yesus meninggalkan mereka, Bapa berkenan untuk menjaga mereka agar tetap dalam keimanan yang lurus. Sebab selama Yesus masih di dunia, mereka adalah tanggungjawab Yesus karena Bapa telah menyerahkan mereka kepada Yesus, tapi kini Yesus akan pergi dari dunia kepada Bapa. Maka Yesus mengem-balikan mereka kepada Bapa untuk dijaga.
35. Dalam Matius 26:39 ditunjukkan bahwa Yesus menyerah kepada kehendak Bapa. Dia berbuat bukan dengan kehendaknya sendiri, tetapi dengan kehendak Bapa. Jika Yesus adalah Allah, maka dia bebas untuk memilih sesuai apa yang dikehendakinya, bukan takluk kepada kehendak Bapa.
36. Dalam Matius 27:45 dikatakan bahwa Yesus berteriak, “Allahku, Allahku mengapa Engkau meninggalkan aku?” Dapatkah orang seperti ini disebut Allah yang sebenarnya? Dapatkah orang yang menyeru selain dirinya [yaitu Bapa] sebagai Allahnya disebut Allah Yang Mahatinggi? Jika Yesus itu Allah yang sebenarnya, mengapa ia memanggil Bapa sebagai Allahnya? Bukankah hanya ada satu Allah yang benar?
37. Yesus tidak pernah menunaikan pemujaan kepada dirinya sendiri, sang anak, tidak pula kepada roh kudus, tetapi ia menunaikannya kepada Bapa.
38. Yesus tidak pernah menyuruh pengikutnya untuk berbakti kepada dirinya atau kepada roh kudus, tetapi kepada Bapa semata, “Jika kamu berdoa katakanlah, ‘Bapa dikuduskanlah nama-Mu.’” [Lukas 11:2] “Penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa.” [Yohanes 4:23]
39. Bukanlah kebiasaan para apostle untuk menunaikan kebaktian kepada Kristus, akan tetapi kepada Bapa.
40. Bahkan Paulus berkata, “syukur kepada Allah, yang memberi kami kemenangan melalui tuan kami, Yesus Kristus,” 1 Kor.15:57. Dalam ayat ini Paulus membedakan antara Bapa sebagai Allah dan Yesus sebagai the lord [tuan, bukan Tuhan]. Lihat pula pembedaan ini dalam Filipi 2:11. Dan ingat kata lord yang disandangkan kepada Yesus bukan berarti Tuhan, melainkan tuan. Sebab penguasa sesungguhnya adalah Bapa, bahkan Yesus berada dalam kekuasaan Bapa. Bapa adalah Tuhan semesta alam, Tuhan langit dan bumi, Tuhan kita dan Yesus. Bapa adalah Tuhan Yang sesungguhnya.
41. Allah mengkaruniakan wahyu kepada Yesus, maka Yesus bukanlah Allah, lihat Wahyu 1:1.
42. Jika kita membuka Ibrani 2:9, maka kita akan bertanya, mungkinkah Yesus itu Allah? Jika Yesus itu Allah, bagaimana ia bisa lebih rendah dari malaikat?
43. Dalam Matius 12:18 kita dapat melihat bahwa Yesus adalah hamba Allah. Hamba Allah tidak mungkin sama dengan Allah yang dia sembah.
44. Dalam Yohanes 8:29 kita dapat melihat bahwa Yesus adalah utusan Allah, dan Allah selalu menyertainya dan tidak meninggalkannya sendiri, dan Yesus berbuat sesuai apa yang disenangi/diridoi Allah.
45. Dalam Lukas 2:52 kita dapat melihat bahwa Yesus bertambah besar hikmatnya, berarti ia berubah, sedangkan Allah itu kekal, tidak berubah. Dan Yesus makin disenangi Allah dan manusia. Disini jelas terdapat perbedaan antara Allah Yang menyenangi Yesus, dan Yesus yang disenangi Allah. Allah tidak sama dengan Yesus.

KEMENANGAN ATAS DAGING


Setiap orang Kristen menghadapi dua kuasa atau kekuatan yang berlawanan di dalam dirinya yaitu keinginan daging dan keinginan Roh. Roh Kudus ingin kita melakukan kehendak Tuhan tetapi keinginan daging ingin kita melakukan kehendak kita sendiri. Sebagian orang Kristen beranggapan bahwa sifat lama mereka telah dimusnahkan atau disingkirkan ketika mereka dilahirkan baru/diselamatkan. Namun sebenarnya tidaklah demikian keadaannya. Tuhan tidak memusnahkan atau menyingkirkan sifat lama kita yang berdosa ketika Ia menyelamatkan kita. Sebaliknya, Ia memberikan Roh-Nya untuk menakhlukkannya. Selama kita hidup di dunia ini, kita tetap akan memiliki keinginan daging dan keinginan daging ini akan selalu berlawanan dengan keinginan Roh Tuhan yang tinggal di dalam diri kita. Galatia 5:17 berkata:
“Sebab keinginan daging berlawanan dengan keinginan Roh dan keinginan Roh berlawanan dengan keinginan daging karena keduanya bertentangan ….”
Ketika kita dilahirkan baru, suatu perkara yang indah terjadi. Roh Kudus datang dan tinggal dalam kita. Dengan demikian setiap orang Kristen memiliki “daging” dan “Roh”, sedangkan orang yang belum diselamatkan hanya memiliki satu sifat saja yaitu sifat “daging”.
Tanggapan kami: 
Sesungguhnya manusia itu mempunyai dua jalan, yaitu jalan taqwa dan jalan fujur (segala kefasikan). Dalam hati manusia itu terdapat aqal dan hawa nafsu. Aqal bersifat tunduk kepada ALLAH. Adapun hawa nafsu cenderung ingkar kepada ALLAH. Jadi bukan soal di dalam Adam atau di dalam Yesus, sebab keduanya, Adam dan Yesus, adalah satu. Ketika seseorang bersyahadah mengakui keesaan ALLAH dan kerasulan Muhammad saaw, bukan berarti hawa nafsunya menghilang. Akan tetapi dengan aqidah dan syariat Islam, seseorang akan dapat mengendalikan hawa nafsunya. Hanya saja tidak semua orang mau memegang aqidah Islam dan menjalankan syariat Islam dengan benar, sehingga ia sulit untuk mengalahkan hawa nafsunya.
Adapun Kristian, ketika mereka mengatakan bahwa Tuhan itu Tritunggal, berarti mereka telah mengikuti hawa nafsu mereka dan meninggalkan aqal budi mereka. Seandainya mereka mau mengikuti petunjuk Tuhan dan menggunakan aqal budi mereka, maka dengan izin ALLAH mereka akan dapat mengalahkan hawa nafsu dan mengakui keesaan ALLAH dan kerasulan Muhammad saaw. Akan tetapi selama mereka masih dalam aqidah sesat dan dalam syariat (cara hidup) yang sesat, maka selama itu pula mereka akan berada dalam kebinasaan atau maut. Selama mereka masih menghalalkan babi, anggur, darah (Imamat 11:1-47), maka selama itu pula fikiran dan tubuh mereka dalam kekotoran. Selama mereka tidak mau mengingkari Trinitas dan tidak mau mengakui keesaan ALLAH, maka selama itu pula jiwa dan hati mereka berada dalam maut.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus. [Yoh. 17:3]
Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu shalat, sedang kamu dalam keadaan mabuk, sehingga kamu mengerti apa yang kamu ucapkan, (jangan pula hampiri mesjid) sedang kamu dalam keadaan junub, terkecuali sekedar berlalu saja, hingga kamu mandi. Dan jika kamu sakit atau sedang dalam musafir atau kembali dari tempat buang air atau kamu telah menyentuh perempuan, kemudian kamu tidak mendapat air, maka bertayamumlah kamu dengan tanah yang baik (suci); sapulah mukamu dan tanganmu. Sesungguhnya Allah Maha Pema`af lagi Maha Pengampun. [QS. An-Nisa`: 43]
TUHAN berfirman kepda Harun: “Janganlah engkau minum anggur atau minuman keras, engkau serta anak-anakmu, bila kamu masuk ke dalam Kemah pertemuan, supaya jangan kamu mati (berdosa). Itulah suatu ketetapan turun-temurun. [Imamat 10:8-9]
TUHAN berfirman kepada Musa dan Harun: “Berbicaralah kepada orang Israel dan katakan kepada mereka: Apabila aurat seorang laki-laki mengeluarkan lelehan, maka najislah ia karena lelehannya itu.” [Imamat 15: 1-2]
Selama mereka belum bertaubat dan mengesakan ALLAH, berarti mereka hanya mempunyai satu sifat saja, yaitu sifat ‘daging’, hawa nafsu. Dengan begitu mereka berada dalam maut. Maka raihlah hidup kekal dengan mengakui keesaan ALLAH dan mengakui kerasulan Muhammad saaw.
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Keinginan daging adalah sifat manusia yang hidup tanpa Tuhan. Hal itu menggambarkan keadaan manusia di luar Tuhan. Di dalam Alkitab, Tuhan mengatakan banyak perkara mengenai kedagingan dan tidak ada satupun yang baik yang dijelaskan tentang sifat itu! Di bawah ini ada lima ciri tentang sifat kedagingan itu:
a. Keinginan daging itu adalah sangat berdosa.
b. Keinginan daging itu tidak mau mentaati Tuhan.
c. Keinginan daging itu tidak dapat mengenal Tuhan.
d. Keinginan daging itu tidak dapat menyenangkan Tuhan.
e. Keinginan daging itu tidak dapat diubah menjadi baik.
Contoh dari bentuk perwujudan keinginan daging itu ialah kehendak diri sendiri yang membuat kita selalu ingin menuruti kehendak kita sendiri, hawa nafsu dan keinginan tubuh. Walaupun kita telah berusaha menyingkirkan semua itu dari hati kita dan menjadikan Kristus sebagai Raja kita, namun kita masih selalu digoda oleh mereka.
Tanggapan kami: 
Orang yang mengikuti hawa nafsunya saja, maka dia telah menjadikan hawa nafsunya sebagai ilah. Hal itu menggambarkan keadaan manusia di luar Ilah yang benar.
Maka jika mereka tidak menjawab (tantanganmu), ketahuilah bahwa sesungguhnya mereka hanyalah mengikuti hawa nafsu mereka (belaka). Dan siapakah yang lebih sesat daripada orang yang mengikuti hawa nafsunya dengan tidak mendapat petunjuk dari Allah sedikitpun. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim. [QS. Al-Qashash: 50]
Dan aku tidak membebaskan diriku (dari kesalahan), karena sesungguhnya nafsu itu selalu menyuruh kepada kejahatan, kecuali nafsu yang diberi rahmat oleh Tuhanku (sehingga dapat dikendalikan). Sesungguhnya Tuhanku Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Yusuf: 53]
Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, janganlah kamu berlebih-lebihan (melampaui batas) dengan cara tidak benar dalam agamamu. Dan janganlah kamu mengikuti hawa nafsu orang-orang yang telah sesat dahulunya (sebelum kedatangan Muhammad) dan mereka telah menyesatkan kebanyakan (manusia), dan mereka tersesat dari jalan yang lurus.” [QS. Al-Maidah: 77]
Maka hawa nafsu Qabil (Kain) menjadikannya menganggap mudah membunuh saudaranya, sebab itu dibunuhnyalah, maka jadilah ia seorang di antara orang-orang yang merugi. [QS. Al-Maidah: 30]
Terangkanlah kepadaku tentang orang yang menjadikan hawa nafsunya sebagai tuhannya. Maka apakah kamu dapat menjadi pemelihara atasnya? atau apakah kamu mengira bahwa kebanyakan mereka itu mendengar atau memahami. Mereka itu tidak lain, hanyalah seperti binatang ternak, bahkan mereka lebih sesat jalannya (dari binatang ternak itu). [QS. Al-Furqan: 43-44]
Musa berkata: “Tuhan yang menguasai timur dan barat dan apa yang ada di antara keduanya: (Itulah Tuhanmu) jika kamu mempergunakan akal”. [QS. Asy-Syu’ara`: 28]
Yang mendengarkan perkataan lalu mengikuti apa yang paling baik di antaranya. Mereka itulah orang-orang yang telah diberi Allah petunjuk dan mereka itulah orang-orang yang mempunyai akal. [QS. Az-Zumar: 18]
Maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang mempunyai akal, (yaitu) orang-orang yang beriman. Sesungguhnya Allah telah menurunkan peringatan kepadamu. [QS. Ath-Thalaq: 10]
Dan bahwasanya: orang yang kurang akal daripada kami dahulu selalu mengatakan (perkataan) yang melampaui batas terhadap Allah. [QS. Al-Jin: 4]
Bibir orang benar menggembalakan banyak orang, tetapi orang bodoh mati karena kurang akal budi. [Amsal 10:21]
Akal budi yang baik mendatangkan karunia, tetapi jalan para pengkhianat mencelakakan mereka [Amsal 13:15]
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Keinginan daging kita datang dari Adam. Tuhan ingin agar Adam dikuasai atau diperintah oleh Roh-Nya. Namun Adam tidak mentaati Tuhan. Ketika ia melanggar perintah-Nya, ia mengalami kematian secara rohani. Ia telah terpisah dari Roh Tuhan. Jiwa dan tubuh Adam telah menjadi berdosa. Adam yang seharusnya dikendalikan oleh Roh Tuhan, kini telah dikendalikan oleh jiwa dan tubuhnya yang berdosa yang disebut oleh Alkitab sebagai “keinginan daging.”. Oleh karena Adam adalah kepala bagi semua umat manusia maka ia telah mewariskan sifat yang telah berdosa ini kepada seluruh umat manusia.
Tanggapan kami: 
Lagi-lagi kita melihat bagaimana mereka telah menuduh Adam sedemikian rupa. Begitu bencinya mereka kepada Adam, sebagaimana Setan telah begitu benci kepada Adam. Lupakah mereka betapa Adam telah dengan rela menjalani perintah Allah dan dengan tulus telah melakukan pertobatan? Betapa negatif fikiran mereka terhadap Adam, senegatif fikiran Setan, bapa mereka.
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Tahukah Anda apa yang akan terjadi ketika keinginan daging menguasai manusia? Tubuhnya akan menjadi seperti “pabrik dosa.” Setiap orang tahu apa yang disebut “pabrik.” Pabrik adalah gedung yang digunakan untuk memproduksi barang tertentu.
Ketika dosa menguasai manusia, maka tubuhnya menjadi seperti “pabrik dosa.” Tuhan Yesus sendiri menyatakan tentang hal-hal yang diproduksi oleh pabrik ini. Ia berkata, “Sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.” (Markus 7:21-23).
Tanggapan kami: 
Dengan mengikuti daging, seseorang akan menjadi pabrik dosa. Maka bertobatlah dari mengatakan Tiga dalam Satu. Dan katakanlah bahwa ALLAH itu esa! Dia tempat bergantung. Dia tidak beranak dan tidak diperanakkan. Tiada satu pun yang setara dengan Dia. Jika Anda berada dalam iman Kristen Tritunggal, maka hati Anda akan menjadi rusak, sehingga rusaklah segala fikiran dan perbuatan Anda.
Sesungguhnya dalam diri manusia itu ada segumpal daging. Jika segumpal daging itu baik, maka baiklah jasad seluruhnya. Tetapi jika segumpal daging itu buruk, maka buruklah seluruh jasadnya. Ingatlah bahwa segumpal daging itu adalah hati.
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Mengapa Ia menyalibkan kita bersama dengan Kristus? Jawabnya adalah supaya KITA TIDAK LAGI DIKUASAI OLEH KEINGINAN DAGING. Roma 6:6 menyatakan: “Karena kita tahu bahwa manusia lama kita telah turut disalibkan bersama Kristus supaya tubuh dosa kita hilang kuasanya, agar jangan kita menghambakan diri lagi kepada dosa.”
Tuhan telah menghukum dosa di dalam daging itu. Keinginan daging itu masih tetap ada bersama kita tetapi ia tidak lagi berhak menguasai atau memerintah di dalam hidup kita. Kuasanya atas kita telah dipatahkan. Kita mungkin masih akan berbuat dosa lagi namun kita tidak harus melakukannya. Kita dapat berkata “Tidak” kepada keinginan daging. Alkitab mengatakan, “Jadi, saudara-saudara, kita adalah orang berhutang, TETAPI BUKAN KEPADA DAGING, supaya hidup menurut daging.” Roma 8:12
“Sebab itu hendaklah dosa jangan berkuasa lagi di dalam tubuhmu yang fana, supaya kamu jangan lagi menuruti keinginannya.” Roma 6:12
Tanggapan kami: 
Banyak doktrin-doktrin Trinitas yang didasarkan pada penyaliban Yesus. Padahal, sebagaimana kami telah jelaskan, penyaliban Yesus itu tidak pernah terjadi. Dan tidak ada perbedaan antara Yesus dengan Adam, mereka berada di satu jalan yang sama, jalan lurus. Tidak ada penyaliban Yesus untuk penyelamatan. Ini semua adalah dogma takhyul. Tidak semestinya orang yang berakal budi mengimani dogma seperti ini.
Dan (terkutuklah) karena ucapan mereka: “Sesungguhnya Kami telah membunuh Al Masih, `Isa putra Maryam, Rasul Allah”, padahal mereka tidak membunuhnya dan tidak (pula) menyalibnya, tetapi (yang mereka bunuh ialah) orang yang diserupakan dengan `Isa bagi mereka. Sesungguhnya orang-orang yang berselisih paham tentang (pembunuhan) `Isa, benar-benar dalam keragu-raguan tentang yang dibunuh itu. Mereka tidak mempunyai keyakinan tentang siapa yang dibunuh itu, kecuali mengikuti persangkaan belaka, mereka tidak (pula) yakin bahwa yang mereka bunuh itu adalah `Isa. [QS. An-Nisa`: 157]
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Tuhan bukan saja menghukum daging itu di kayu salib melainkan Ia juga melakukan sesuatu yang lain. Ia memberikan kita kuasa yang baru yaitu Roh Kudus. Alkitab mengatakan: “Dan karena kamu adalah anak, maka Tuhan telah menyuruh Roh Anak-Nya ke dalam hati kita….” (Galatia 4:6)
Roh Kudus itu adalah Tuhan. Ia bukanlah sekedar pengaruh atau kuasa untuk kebaikan. Ia adalah Pribadi yang hidup. Jangan sekali-kali kita mengartikan Roh Kudus itu hanya sebagai alat atau benda. Roh Kudus adalah Pribadi yang hidup dan Ia adalah Tuhan. Kita perlu selalu ingat akan kebenaran ini yaitu, “Roh Tuhan yang tinggal di dalam saya adalah Pribadi yang hidup. Ia adalah Tuhan yang diam di dalam hati saya.” Roh Kudus adalah Karunia Tuhan kepada setiap anak-Nya atau orang percaya. Setiap orang yang percaya kepada Tuhan Yesus Kristus memiliki Roh Kudus yang tinggal di dalam dia. Sekali Roh Kudus datang untuk tinggal di dalam hati kita, Ia tidak akan meninggalkan kita lagi. Tuhan Yesus berkata:
“Aku akan minta kepada Bapa, dan Ia akan memberikan kepadamu seorang Penolong yang lain, supaya Ia menyertai kamu, yaitu Roh Kebenaran.” [Yohanes 14:16-17]
Tanggapan kami: 
Mengenai Yohanes 14:16-17, kami telah menjelaskan bahwa Penolong itu bukanlah roh yang kudus, melainkan Muhammad. Dan di situ dikatakan bahwa roh yang kudus adalah suatu karunia, anugerah, pemberian, hadiah. Bagaimana mungkin Tuhan menjadi suatu anugerah yang tercurah dari langit ke dalam jiwa manusia? Tuhan telah tercurah dan menyebar secara substansi? Tuhan menjadi hadiah dari Tuhan? Tuhan menanugerahkan Tuhan kepada jiwa manusia secara harfiah? Ini adalah suatu hal yang konyol.
Mengapa kami selalu menyebut kata ‘roh yang kudus’, dan bukannya Roh Kudus? Baiklah kita bahas mengenai Kis. 5:3-4, dua ayat yang digunakan Kristen Trinitarian sebagai dasar klaim mereka atas Trinitas.
(3) Tetapi Petrus berkata, “Ananias, bagaimana bisa bahwa Setan menguasai hatimu sehingga kamu sudah berbohong kepada Roh Kudus dan sudah menahan untuk dirimu sebagian dari uang yang kamu terima dari penjualan tanah itu?
(4) Bukankah kepunyaan kamu sebelum tanah itu dijual? Dan setelah dijual, bukankah uangnya boleh kamu gunakan? Apa yang membuat kamu berpikir untuk melakukan hal seperti itu? Kamu bukan berbohong kepada manusia, tetapi kepada Allah.”
1. Kita harus memahami bahwa “Allah” dan “Pneuma Hagion” (“roh kudus”) dapat mengacu pada “pribadi” yang terpisah di dalam Tritunggal. Karena tidak ada ayat yang benar-benar menyatakan doktrin Tritunggal, keberadaannya dibangun dari asumsi dan dengan menyatukan ayat. Ayat seperti Kis 5:3 dan 4 digunakan sebagai “bukti,” untuk doktrin itu, tetapi itu benar-benar pemikiran melingkar. Doktrin diasumsikan, dan kemudian, disebabkan ayat ini sesuai dengan asumsi itu, ayat itu dinyatakan menjadi bukti doktrin itu. Bagaimanapun, paling baik ayat ini hanya bisa menawarkan pendukungan minim untuk Tritunggal, sebab ada jalan lain yang bisa diterima untuk menghadapi kedua ayat ini, secara rinci bahwa “Roh Kudus” kadang-kadang adalah penunjukan lain untuk Allah.
2. Telah jelas di dalam ayat-ayat ini bahwa Allah dan “Roh Kudus” disamakan, dan ini telah menyebabkan Trinitarian mengklaim bahwa ini membuktikan kasus mereka yang Allah dan “Roh Kudus” adalah sama. Tetapi ayat ini dengan jelas suatu contoh tentang Kesamaan Semitic, yang mana adalah salah satu dari alat kesusasteraan yang paling umum dipekerjakan di dalam Kitab Injil. “Allah” disamakan dengan “Roh Kudus.” Intinya adalah bahwa Ananias tidak berbohong kepada dua pribadi berbeda, tetapi kepada satu pribadi, Allah.
3. Trinitarian percaya bahwa “Roh Kudus” adalah “pribadi” ketiga di dalam tiga pribadi Tritunggal. Non-Trinitarian mengatakan bahwa tidak ada “pribadi ketiga”. Teks yang asli adalah semua huruf besar, maka tiap-tiap penggunaan adalah “ROH KUDUS.” Ada beberapa kali di dalam Versi Bahasa Inggris ketika “roh/spirit” dieja dengan huruf kapital “S” dan beberapa kali mempunyai suatu huruf kecil “s.” Ini semua adalah pekerjaan penerjemah, sebab semua Naskah Yunani awal adalah dalam kapital semua. Apakah “ROH KUDUS” harus diterjemahkan seperti “Roh Kudus” atau “roh kudus” harus ditentukan dari konteks (lebih pada kapitalisasi dan pemberian tanda baca).
Kepada yang tidak Tritunggal, roh yang kudus adalah 1) nama lain untuk Tuhan Bapa (dalam hal mana ditulis dengan huruf besar), 2) kuasa Tuhan yang sedang bekerja, atau 3) Anugerah Allah (roh) yang diberikan kepada yang percaya. Petrus menyatakan Roh Kudus dikaruniai pada Hari Pantekosta ketika ia berkata, “kamu akan menerima hadiah Roh Kudus” (Kis. 2:38). Sebab pneuma mempunyai beberapa maksud kontekstual yang harus selalu dipelajari secara hati-hati untuk menentukan maksud yang benar.
4. Allah dikenal dalam banyak nama dan tujuan di dalam Alkitab. Elohim, El Shaddai, Yahweh, Adon, “yang Maha Kudus Israel,” “yang Maha Tinggi” dan “Bapa” adalah hanya beberapa diantaranya. Pengarang dan Sarjana, Robert Young, menulis: “Roh digunakan untuk Allah itu sendiri, atau Pikiran Ketuhanan, Energi-Nya, Pengaruh, mengaruniai.” Ketika pneuma hagion, “roh kudus,” digunakan sebagai nama lain untuk Bapa, haruslah ditulis dengan huruf besar, sama halnya nama ditulis dengan huruf besar.
Ketika “roh kudus” mengacu pada roh yang Tuhan beri sebagai hadiah, harus tidak ditulis dengan huruf besar. Secara scriptural, “Roh Kudus” adalah sungguh berbeda dari “roh yang kudus.” Catatan kelahiran Kristus di dalam Lukas menyediakan suatu contoh baik tentang pentingnya untuk mengenali apakah “Roh Kudus” mengacu pada kuasa Tuhan atau nama lain untuk Tuhan. “Malaikat menjawab, ‘Roh Kudus akan datang atas kamu, dan kuasa yang Maha Tinggi akan menaungi kamu. Sehingga yang kudus dilahirkan akan disebut Putra Allah’“ (Lukas 1:35). Ayat ini dan Mat. 1:18-20 membuat Yesus Kristus menjadi Putra Roh Kudus, namun semua acuan lain kepada Yesus membuat dia Putra Bapa. Apakah Yesus mempunyai dua bapa? Tentu saja bukan. Di dalam arsip kelahiran Kristus, “Roh Kudus” adalah cara lain untuk mengacu pada Allah itu sendiri, dan bukan pribadi ketiga di dalam Tritunggal. Juga di dalam Kis. 5:3, “Roh Kudus” adalah nama lain untuk Tuhan.
Intinya tidak ada pribadi ketiga dalam Ketuhanan. Dan tidak ada pribadi kedua dalam Ketuhanan, sebab Yesus bukanlah Tuhan. Dan ini sudah kami bahas.
Dan Thomas menjawab dan berkata bagi dia, Tuhanku dan Allahku. [Yohanes 20:28]
1. Yesus tidak pernah menunjuk dirinya sebagai “Allah” di dalam pengertian yang absolut, lalu apa yang dapat dijadikan pelajaran dari perbuatan Thomas yang memanggil Yesus “Allahku?” Bahasa Yunani menggunakan kata theos, (“Allah” atau “Dewa”) dengan suatu maksud lebih luas dibanding hari ini. Di dalam Bahasa Yunani dan di dalam kultur, “ALLAH” (semua naskah awal Alkitab telah ditulis dalam huruf kapital semua) adalah suatu sebutan deskriptif berlaku untuk bidang otoritas/kekuasaan, mencakup Gubernur Roma (Kis 12:22), dan bahkan Setan (2 Kor. 4:4), dan juga Musa (Keluaran 7:1). Kata itu telah digunakan seseorang dengan otoritas ilahi. Itu tidaklah terbatas pada pengertian kemutlakannya sebagai nama pribadi untuk Tuhan yang tertinggi seperti yang kita gunakan hari ini.
Dengan bahasa dimasanya, ungkapan yang digunakan oleh Thomas pasti dapat dimengerti. Pada sisi lain, untuk membuat Thomas mengatakan bahwa Yesus adalah “Allah,” dan dengan begitu menjadikannya 1/3 dari Allah Tritunggal, nampak tidak masuk akal.
Ingat bahwa adalah umum pada waktu itu untuk menyebut wakil Allah sebagai “Allah,” dan Perjanjian Lama punya banyak contoh untuk itu. Ketika Yakub berjuang dengan “Allah,” itu telah jelas bahwa sebenarnya ia bergumul dengan seorang malaikat (Hosea 12:4).
3. Ada banyak pakar Trinitas yang mengakui bahwa tidak ada ilmu tentang Doktrin Tritunggal ketika Thomas berbicara seperti itu. Sebagai contoh, jika para murid percaya bahwa Yesus adalah “Allah” di dalam pengertian yang banyak dilakukan Kristian, mereka tidak akan “melarikan diri” beberapa hari sebelum ia ditangkap. Pengakuan dua murid yang berjalan ke Emmaus mempertunjukkan pemikiran para pengikut Yesus pada saat itu. Mereka berkata: “Yesus adalah seorang nabi, yang berkuasa dalam pekerjaan dan perkataan di hadapan Allah…dan mereka menyalibkan dia; tetapi kita telah berharap agar ia adalah yang akan menebus Israel” (Lukas 24:19-21). Alkitab menjelaskan bahwa para murid ini berpikir bahwa Yesus adalah seorang “nabi”. Tidak ada bukti dalam Injil yang mengatakan bahwa para murid Yesus percaya bahwa dia adalah Allah, dan Thomas tidaklah memunculkan suatu theologi baru.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al-Masih putra Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israel, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang lalim itu seorang penolong pun. Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan: “Bahwasanya Allah adalah oknum ketiga dalam Trinitas”, padahal sekali-kali tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) selain Tuhan Yang Esa. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir di antara mereka akan ditimpa siksaan yang pedih. [QS. Al-Maidah (5): 72-73]
Berhentilah dari berkata Tiga dalam Satu. Sebab Allah itu adalah Yang Esa, Yang telah menciptakan langit dan bumi. TUHAN itu esa, bukan Tritunggal. Allah itu bukan Yesus, bukan pula roh yang kudus. Allah yang benar itu adalah TUHAN Yang Esa.
Jika Anda ingin masuk ke dalam hidup, maka akuilah Keesaan Allah yang benar, bukan Allah Tritunggal. Berhentilah mengatakan tiga dalam satu.
Wahai Ahli Kitab, janganlah kamu melampaui batas dalam agamamu, dan janganlah kamu mengatakan terhadap Allah kecuali yang benar. Sesungguhnya Al Masih, Isa putra Maryam itu, adalah utusan Allah dan (yang diciptakan dengan) kalimat-Nya yang disampaikan-Nya kepada Maryam, dan (dengan tiupan) roh dari-Nya. Maka berimanlah kamu kepada Allah dan rasul-rasul-Nya dan janganlah kamu mengatakan: “(Tuhan itu) tiga”, berhentilah (dari ucapan itu). (Itu) lebih baik bagimu. Sesungguhnya Allah Tuhan Yang Maha Esa, Maha Suci Allah dari mempunyai anak, segala yang di langit dan di bumi adalah kepunyaan-Nya. Cukuplah Allah sebagai Pemelihara. [QS. An-Nisa` (4): 171]
Dengan mengakui Keesaan Allah dan mengakui bahwa Muhammad itu utusan Allah, maka Anda akan keluar dari maut dan masuk ke dalam hidup. Hanya Allah yang benar yang dapat menolong Anda, tetapi selama Anda tidak mau mengakui Keesaan Allah yang benar, maka Anda akan tetap dalam kuasa daging. Janganlah Anda jadikan hawa nafsu Anda sebagai ilah. Sebab hawa nafsu itu akan membuat Anda masuk ke dalam maut.
Sesungguhnya Allah menumbuhkan butir tumbuh-tumbuhan dan biji buah-buahan. Dia mengeluarkan yang hidup dari yang mati dan mengeluarkan yang mati dari yang hidup. (Yang memiliki sifat-sifat) demikian ialah Allah, maka mengapa kamu masih berpaling? [QS. Al-An’am (6): 95]
Allah adalah Pelindung, Penolong, dan Pemimpin orang-orang yang beriman; Dia mengeluarkan mereka dari kegelapan (kekafiran) kepada cahaya (iman). Dan orang-orang yang kafir, pemimpin-pemimpinnya ialah setan, yang mengeluarkan mereka dari cahaya kepada kegelapan (kekafiran). Mereka itu adalah penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya. [QS. Al-Baqarah (2): 257]
Tidak ada yang dapat menolong dan membimbing Anda kecuali Allah yang benar. Maka biarkanlah cahaya Allah itu merasuk ke dalam hati Anda, sehingga Anda dapat menggunakan cahaya itu untuk membimbing jiwa Anda keluar dari kegelapan.
Maka apakah orang-orang yang dibukakan Allah hatinya untuk (menerima) agama Islam lalu ia mendapat cahaya dari Tuhannya (sama dengan orang yang membatu hatinya)? Maka kecelakaan yang besarlah bagi mereka yang telah membatu hatinya untuk mengingat Allah. Mereka itu dalam kesesatan yang nyata. [QS. Az-Zumar (39): 22]
Apakah Anda tidak peduli dengan kemurkaan Tuhan? Apakah Anda berani untuk melawan Tuhan? Takutlah Anda dari melawan Tuhan. Gunakanlah akal budi Anda! Carilah kebenaran sejati! Dan dapatkanlah cahaya iman yang menyelamatkan Anda.
Dan orang-orang yang bersungguh-sungguh untuk (mencari keridaan) Kami, benar-benar akan Kami tunjukkan Kepada mereka jalan-jalan Kami. Dan sesungguhnya Allah benar-benar beserta orang-orang yang berbuat baik. [QS. Al-Ankabut: 69]
Sesungguhnya kamu hanya memberi peringatan kepada orang-orang yang mau mengikuti peringatan dan yang takut kepada Tuhan Yang Maha Pemurah walaupun dia tidak melihat-Nya. Maka berilah mereka kabar gembira dengan ampunan dan pahala yang mulia. [QS. Ya Sin (36): 11]

YESUS DAN ENAM ANUGERAH


Tuhan melihat manusia ‘dalam Adam’ atau ‘dalam Kristus’. Apakah artinya berada ‘dalam Adam’? Artinya kita mewarisi semua yang ada dalam Adam dan apa yang telah dilakukannya. Pada hakekatnya, kita semua berada dalam Adam – terpisah dari Tuhan dan menjadi hamba kepada dosa dan Setan. Betapa mengerikannya keadaan ini.
Namun ada kabar baik bagi kita. Ketika kita dilahirkan baru, Tuhan menempatkan kita dalam keluarga Kristus. Kita tidak dapat melakukannya sendiri tetapi Tuhan telah melakukannya bagi kita. Kita sekarang berada dalam Kristus. Bagaimanakah kita dapat masuk dan berada dalam Kristus? Tuhan sendirilah yang menempatkan kita dalam Kristus! Alkitab mengatakan, “Tetapi oleh Dia (Tuhan) kamu berada dalam Kristus….” [1 Korintus 1:30]
Tanggapan kami: 
Sekarang yakinlah bahwa Kristen Trinitarian memang menganggap bahwa Adam adalah Setan, bapa orang-orang berdosa. Orang-orang yang di dalam Adam adalah anak-anak Setan, hamba-hamba Setan yang jauh dari rahmat Tuhan. Dan mereka mengklaim bahwa orang-orang yang di dalam Yesus adalah anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan. Dan mengenai ini sudah kami bahas pada bab-bab sebelumnya.
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Perkataan yang paling indah dalam seluruh Alkitab adalah “Dalam Kristus.” Perkataan ini atau kata yang memiliki persamaan artinya dengan kata ini digunakan lebih dari 130 kali di dalam Perjanjian Baru! Berikut ini ada beberapa ayat yang menunjukkan kedudukan kita yang baru dalam Kristus.
“….Tuhan yang DALAM KRISTUS telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam Surga. Sebab DI DALAM DIA Tuhan telah memilih kita sebelum dunia dijadikan…..” [Efesus 1:3,4]
“Karena kita ini buatan Tuhan diciptakan DI DALAM YESUS KRISTUS untuk melakukan pekerjaan yang baik, yang dipersiapkan Tuhan sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalam-Nya.” [Efesus 2:10]
“Jadi siapa yang ada DI DALAM KRISTUS, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” [2 Korintus 5:17]
“….dan kita ada DI DALAM yang benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus…..” [1 Yohanes 5:20]
“DI DALAM DIA kita telah memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” [Kolose 1:14]
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada DI DALAM KRISTUS YESUS….” [Roma 8:1]
“…yaitu mereka yang dikuduskan DALAM KRISTUS YESUS….” [1 Korintus 1:2]
Apakah Anda sempat memperhatikan penggunaan kata-kata seperti “di dalam Kristus” dan “di dalam Dia”? Apabila Anda membaca Perjanjian Baru Anda akan memperhatikan bahwa perkataan ini banyak kali digunakan.
Tanggapan kami: 
Walaupun kata ‘di dalam Yesus’ itu sering digunakan di dalam Perjanjian Baru, tetapi ingat, bahwa kata-kata itu selalu ada dalam surat-surat Paulus. Paulus si anak Setan itu memang suka memutarbalikkan firman Tuhan. Coba buka lagi bab tentang Setan, maka Anda akan mendapati betapa Paulus itu suka mencampur-adukkan yang benar dengan yang palsu. Jika Anda ingin membeli emas, tentu Anda akan memeriksa kemurnian emas itu terlebih dahulu. Apalagi jika Anda ingin membeli sesuatu dengan menggunakan jiwa Anda. Tentu Anda harus lebih teliti dalam menguji apa yang akan Anda beli itu. Jangan sampai Anda menjual jiwa Anda kepada kesesatan dan Iblis. Jika sampai Anda menjual jiwa Anda kepada Setan, maka mautlah yang Anda dapatkan. Fikirkan sekali lagi sebelum Anda menjual jiwa Anda. Kepada siapa Anda akan menjualnya? Kepada siapa Anda akan memperhambakan jiwa-raga Anda? Jangan terburu-buru mengambil keputusan. Setan itu lebih cerdik dari penjual obat di pinggir jalan. Dia dapat menipu Anda sedemikian rupa. Sebenarnya dia tidak suka jika Anda berfikir. Sebab sedetik saja Anda berfikir, maka tipuannya pun menjadi gagal.
Akal budi yang baik mendatangkan karunia, tetapi jalan para pengkhianat mencelakakan mereka. [Amsal 13:15]
 Doktrin Kristen Trinitarian: 
Anugerah di dalam Kristus:
a. Di Dalam Kristus Kita Diampuni
Oleh karena kita berada di dalam Kristus, maka Tuhan telah mengampuni semua dosa kita. Alkitab mengatakan:
“DI DALAM DIA, kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” [Kolose 1:14]
b. Di Dalam Kristus Kita Dibenarkan
Apakah arti dibenarkan? Artinya adalah kita dinyatakan benar oleh Allah karena kebenaran Kristus sehingga kita terlepas dari murka Allah Roma 5:18. Bagaimanakah kita dibenarkan di hadapan Tuhan? Kita dibenarkan DI DALAM KRISTUS, yaitu melalui kematian-Nya. Yesus Kristus itu sempurna kebenaran-Nya. Oleh karena itu, sekarang Tuhan memandang kita sebagai orang yang benar di dalam Dia. Alkitab mengatakan:
“Dia (Kristus) yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya (Tuhan) menjadi dosa karena kita, supaya DI DALAM DIA kita dibenarkan dalam Tuhan.” [2 Korintus 5:21]
“Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. [Roma 5:9]
c. Di Dalam Kristus Kita Diperdamaikan dengan Allah
Sebagai orang yang berdosa, kita adalah musuh/seteru Allah Roma (5:10). Kematian Kristus di kayu salib telah mendamaikan kita dengan Allah sehingga kita dapat bersekutu lagi denganNya. Di dalam Kristus kita telah diperdamaikan dengan Allah. Alkitab mengatakan:
“Dan semuanya ini dari Allah yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya ….” [2 Korintus 5:18]
“Dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya,…, juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya ….” [Kolose 1:20-22]
d. Di Dalam Kristus Kita Dikuduskan
Tuhan memberi nama yang baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Ia menyebut mereka “orang-orang kudus di dalam Kristus Yesus.” Perkataan “orang kudus” berarti “orang suci.” Di mata Tuhan, setiap orang yang percaya adalah orang kudus di dalam Kristus. Di dalam diri kita, kita tidak kudus tetapi Tuhan memandang kita kudus di dalam Kristus. Apabila kita sendiri di hadapan Tuhan, kita berdiri di dalam kekudusan Kristus. Kita sekarang adalah orang-orang “kudus DI DALAM KRISTUS.” Alkitab mengatakan:
“kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus ….” [1 Korintus 1:2]
“…Ia membenarkan, menguduskan dan menebus kita.” [1 Korintus 1:30]
e. Di Dalam Kristus Kita Dimeteraikan oleh Roh Kudus
Kita sekarang telah menjadi anak-anak Tuhan dan tujuan perjalanan hidup kita adalah Surga. Tuhan telah menempatkan kita di dalam Kristus dan telah memeteraikan kita dengan Roh Kudus. Dengan meterai-Nya ini maka kita beroleh kepastian tentang keselamatan kita. Alkitab mengatakan:
“DI DALAM DIA kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” [Efesus 1:13]
f. Di Dalam Kristus Kita Telah Menjadi Sempurna
Setiap hal yang kita perlukan untuk hidup sebagai orang Kristen telah kita peroleh di dalam Kristus. Kita sekarang sempurna dan utuh di dalam Kristus. Alkitab mengatakan: “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Tuhanan, dan kamu telah dipenuhi DI DALAM DIA….” [Kolose 2:9, 10]
Kesempurnaan kita disini adalah semata-mata kesempurnaan Kristus, bukan kesempurnaan kita. Di dalam diri kita sendiri, kita tidak akan pernah menjadi sempurna.
Tanggapan kami: 
a. Pengampunan Dosa.
Pengampunan dosa tidak diraih dari penyaliban Yesus. Sebab penyaliban Yesus sendiri tidak pernah terjadi. Yesus tidak pernah mau disalibkan. Rencana penyaliban itu hanyalah buah kedengkian imam-imam Yahudi. Terkutuklah orang-orang yang merencanakan penyaliban itu. Dan terkutuklah orang-orang yang bergembira atas penyaliban itu. Orang-orang Kristen begitu gembira dengan penyaliban Yesus. Sebab dengan penyaliban Yesus, menurut mereka, dosa-dosa mereka diampuni. Maka terkutuklah mereka atas kebiadaban itu. Jika mereka tidak bertobat dari keyakinan yang demikian, maka kebinasaanlah bagi mereka. Jika Anda ingin diampuni, maka sembahlah ALLAH saja, jangan yang lain, dan mohonlah ampunan kepada ALLAH sebagaimana yang diajarkan Yesus:
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga memaafkan orang yang bersalah kepada kami. [Matius 6:12]
b. Pembenaran.
Seseorang dianggap sebagai orang benar bukanlah melalui kematian Yesus. Sungguh celaka orang yang berkata bahwa kebenaran adalah melalui kematian Yesus. Sebab itu berarti tanpa kematian Yesus tidak ada pembenaran. Itu berarti orang-orang tersebut menginginkan kematian Yesus. Betapa haus darahnya, betapa kejinya, betapa biadabnya.
Pembenaran itu adalah dengan Anda meyakini bahwa ALLAH itu esa, kemudian Anda mengikrarkan kesaksian Anda bahwa ALLAH itu esa, lalu Anda mentaati perintah ALLAH. dengan demikian, maka Anda akan disebut orang benar (shiddiqin), dan Anda terlepas dari murka Allah.
c. Pendamaian.
Sesungguhnya ALLAH memusuhi orang-orang yang menyekutukan Diri-Nya dengan sesuatu. ALLAH memusuhi setiap orang yang menyembah sesuatu selain dirinya. Jika Anda ingin terlepas dari permusuhan itu, maka Anda harus mengesakan ALLAH.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus. [Yoh. 17:3]
d. Kekudusan.
Kekudusan dan kesucian hanya bisa didapat dengan mensucikan diri dari penyembahan yang selain ALLAH, dan juga dengan menjauhi larangan-Nya, serta taat kepada perintah-Nya dengan beribadah hanya kepada-Nya saja.
Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” [Matius 19:17]
e. Dimeteraikan.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. [QS. Al-Maidah (5): 72]
Dari Ubadah bin As-Somit ra katanya: Rasulullah saaw telah bersabda: “Barangsiapa yang mengucap Dua Kalimah Syahadat yaitu: ‘aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang benar kecuali ALLAH dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya’, dan bersaksi bahwa Nabi Isa adalah hamba ALLAH, anak hambanya dan kalimah ALLAH, yaitu Nabi Isa as dijadikan oleh ALLAH tidak berbapa hanya dengan kalimah KUN yang berarti jadilah engkau maka jadilah dia, yang disampaikan kepada Maryam dan juga tiupan roh daripada-Nya, serta bersaksi bahwa balasan Syurga adalah pasti begitu juga balasan Neraka adalah pasti, maka Allah akan memasukkan mereka yang dikehendaki ke dalam Syurga melalui salah satu dari delapan pintu Syurga sebagaimana yang dikehendakinya. [HR. Bukhari dan Muslim]
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus. [Yoh. 17:3]
Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” [Matius 19:17]
ALLAH menjamin bagi setiap orang yang mengeskan ALLAH hingga akhir hayatnya, niscaya dia masuk ke dalam surga. Ingatlah bahwa kunci surga itu adalah kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAAH”, tiada Ilah yang benar kecuali ALLAH.
f. Kesempurnaan (Insan Kamil).
Kesempurnaan itu adalah dengan mengikuti aqidah, syariat dan akhlaq yang diajarkan dan dicontohkan Muhammad Rasulullah saaw yang mulya. Sebab Muhammad Rasulullah saaw adalah manusia paling sempurna (Insan Kamil). Beliau adalah mahkota para rasul. Tidak ada manusia yang lebih sempurna dari beliau saaw.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [QS. Al-Ahzab (33): 21]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Ali Imran (3): 31]
(Isa berkata:) “Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. [QS. Ali Imran (3): 51 atau QS. Maryam (19): 36]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” [QS. Al-An’am (6): 161]
Sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus. [QS. Ya Sin (36): 3-4]
(Berfirman Allah:) Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. [QS. Ya Sin (36): 61]
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [QS. Al-Fatihah (1): 6-7]
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [QS. An-Nisa` (4): 69]
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Maidah (5): 3]
Doktin Kristen Trinitarian: 
Sebagai anak Tuhan, kita tidak lagi berada di dalam Adam. Sekarang kita telah berada DI DALAM KRISTUS. Apakah ini berarti kita tidak akan pernah berdosa lagi? Tidaklah demikian maksudnya. Dalam surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada orang-orang yang percaya di Korintus, kita dapati adanya beberapa hal yang agak sulit dipahami. Di satu pihak, Paulus menyebut mereka sebagai orang yang telah “disucikan” dalam Yesus Kristus. Namun dalam surat yang sama, Paulus juga berbicara mengenai dosa-dosa yang mereka telah lakukan dalam kehidupan mereka. Ada di antara mereka yang sombong, saling bertengkar, dan sebagian dari mereka telah melakukan perkara-perkara asusila.
Apakah sebenarnya maksudnya? Bagaimanakah Paulus mengatakan bahwa mereka “kudus di dalam Kristus” sedangkan, pada saat yang sama mereka tidak hidup selayaknya sebagai orang Kristen? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami tentang perbedaan antara kedudukan kita dan keadaan kita yang sebenarnya.
Tanggapan kami: 
Konsep pembedaan antara Adam dan Yesus telah runtuh seperti yang telah kami jelaskan. Dan sebagaimana telah dijelaskan, bahwa dengan seseorang berada dalam Yesus, tidak menjadikan dirinya sebagai orang yang terbebas dari kuasa dosa. Sebab setiap manusia itu memang harus dicobai agar manusia itu dan manusia lainnya mengerti, siapakah yang betul-betul beriman, dan siapa yang hanya mengaku-ngaku saja, dan juga siapakah yang lebih baik keadaannya disebabkan iman dan perbuatannya.. Ingat, iman itu diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan anggota badan lahiriah. Dalam Islam, setelah seseorang bersyahadah, maka segala dosanya yang telah lalu akan terhapuskan, kemudian dia harus menjaga hablum minallah dan hablum minannas, yaitu menjaga hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik dengan manusia.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? [QS. Al-‘Ankabut (29): 2]
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [QS. Al-Mulk (67): 2]
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus. [Yoh. 17:3]
Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” [Matius 19:17]
Dari Anas bin Malik ra katanya: Nabi saaw telah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya sebagaimana dia kasihkan dirinya sendiri.” [HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasa`i, Ibnu Majah, Ahmad]
Hukum yng terutama ialah: Dengarlah, hai Israel, TUHAN adalah Allah kita, TUHAN itu esa. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. [Markus 12: 29-31]
Dari Abu Hurairah ra katanya: Sesungguhnya Rasulullah saaw pernah bersabda: “Seorang penzina tidak akan berzina jika ketika itu dia berada di dalam keimanan. Seorang pencuri tidak akan mencuri jika ketika itu dia berada di dalam keimanan yaitu iman yang sempurna. Begitu juga seorang peminum arak tidak akan meminum arak jika ketika itu dia berada di dalam keimanan.” [HR. Bukhori]
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Kedudukan kita ialah cara Tuhan memandang kita di dalam Kristus. Hal ini termasuk semua hal yang telah dilakukan oleh Tuhan bagi kita di dalam Kristus. Tuhan telah memberikan suatu kedudukan yang sempurna bagi kita di dalam Kristus. Apakah kedudukan kita itu selalu sempurna? Ya. Mengapa? Karena kedudukan kita itu didasarkan pada apa yang Tuhan telah lakukan untuk kita di dalam Kristus. Kita berada DI DALAM KRISTUS. Oleh karena itu, Tuhan melihat kita sebagai orang-orang yang sempurna di dalam Dia. Alkitab mengatakan, “Sebab oleh karena satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan (mereka yang berada di dalam Kristus).” (Ibrani 10:14)
Keadaan kita ialah cara (perilaku) hidup kita di dunia ini. Alkitab menyebutnya sebagai “perjalanan hidup” kita. Apakah keadaan kita itu selalu sempurna? Tidak. Mengapa? Karena hal itu bergantung pada keadaan diri kita yang sebenarnya. Kita adalah orang yang berdosa. Alkitab mengatakan, “Jika kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.” (1Yohanes 1:8)
Akan sangat membantu dalam kehidupan Kristen kita, apabila kita memahami bahwa KEDUDUKAN kita adalah cara Tuhan melihat atau memandang kita di dalam Kristus, sedangkan KEADAAN kita adalah cara (perilaku) kita hidup di dunia ini. Di dalam Kristus kita senantiasa sempurna di mata Tuhan. Namun di dalam diri kita sendiri, kita adalah orang yang berdosa.
Apakah ini berarti kita puas dengan terus berbuat dosa? Tidak demikian! Tuhan ingin agar hidup kita dari hari ke hari sesuai atau berpadanan dengan kedudukan kita di dalam Kristus. Karena kita adalah “kudus di dalam Kristus” maka Tuhan ingin agar kita hidup kudus setiap hari. Alkitab mengatakan: “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.” 1 (Petrus 1:15)
Bagaimanakah kita dapat menjadi kudus? Di dalam Firman-Nya, Tuhan memberitahu kita bahwa kita harus “berjalan” dengan iman. Artinya harus mempercayai atau berpegang pada kedudukan kita yang sebenarnya di dalam Yesus Kristus. Alkitab mengatakan, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap dalam Dia.” (Kolose 2:6)
Berikut ini ada satu rahasia yang besar bagi kehidupan Kristen: “Iman terhadap KEDUDUKAN KITA menjadikannya nyata dalam kehidupan kita.”
Ketika kita tahu dan sadar bahwa kita adalah “kudus di dalam Kristus,” maka sepatutnyalah kita hidup kudus setiap hari. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah “orang-orang yang kudus di dalam Kristus” maka kita juga akan bertindak dan hidup seperti orang-orang kudus. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah “anak-anak Tuhan” maka sudah sepatutnyalah kita hidup sebagai anak-anak Tuhan ditengah-tengah dunia ini. Ketika kita berpegang pada kedudukan kita yang sebenarnya di dalam Kristus, maka Roh Kudus akan menjadikan semua hal itu nyata di dalam kehidupan kita.
Tanggapan kami: 
Sebagaimana telah kami jelaskan bahwa di dalam Islam, ketika seseorang bersyahadah, maka dihapuslah dosa-dosanya yang telah lalu, dia telah masuk ke dalam aqidah Islamiyah, aqidah tauhid, unitary faith. Kemudian dia harus menjalankan syariat Islam, yaitu cara hidup sesuai perintah Tuhan, yang meliputi cara mencintai Allah dan cara menyayangi manusia (hablum minallah wa hablum minannas), kemudian dia juga harus menjaga akhlaqul karimah, akhlaq yang mulya. Dengan demikian maka jadilah dia sebagai hamba-Nya yang sejati, hamba yang berjalan di jalan lurus, dan kelak dia akan dibangkitakan bersama orang-orang kudus, para kekasih Allah.
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid (martir) dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [QS. An-Nisa` (4): 69]
Adapun orang yang hanya bersyahadah, mengaku beriman, tetapi tidak menjalankan syariat Islam, maka keimanannya patut dipertanyakan. Apalagi jika sampai membenci syariat Islam. Itu sama saja dengan mengingkari Muhammad sebagai Rasulullah.
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. [QS. Al-Baqarah (2): 8]
Begitu pula orang Israel yang mengaku sebagai pengikut Yesus, tetapi dia tidak bersunat, menghalalkan babi, dan meninggalkan shalat, maka dia adalah orang munafik. Bukankah Yesus bersunat sesuai hukum Torat? Bukankah Yesus mengharamkan babi sesuai hukum Torat? Dan bukankah Yesus shalat sesuai hukum Torat? Benarkah Yesus shalat? Tentu saja. Apa artinya shalat? Shalat adalah berdoa, itulah sebabnya dalam bahasa Inggris, sholat diterjemahkan dengan pray, yang berarti doa. Akan tetapi shalat bukanlah sembarang doa, melainkan doa yang memiliki tatacara tertentu. Di dalamnya ada gerakan berdiri, ruku, sujud, dan duduk. Yesus pernah dikabarkan berdoa dengan berdiri, dengan ruku, dengan bersujud, dan dengan bersimpuh. Sebenarnya ketika dikatakan Yesus bersujud dan berdoa, bukan berarti Yesus hanya melakukan gerakan sujud saja ketika berdoa. Akan tetapi yang dimaksud dengan sujud dan berdoa di sini adalah shalat. Di dalam Al-Qur`an pun, shalat terkadang diisyaratkan dengan salah satu atau dua gerakan dari empat gerakkan tersebut. Dan sebelum shalat, seseorang harus berwudhu (bertahir) dengan air.
Dan mintalah pertolongan (berdoa kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`. [QS. Al-Baqarah (2): 45]
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku. [QS. Al-Baqarah (2): 43]
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, … dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. [QS. Al-Baqarah (2): 83]
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka … sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus”. [QS. Al-Maidah (5): 12]
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yangruku` dan yang sujud“. [QS. Al-Baqarah (2):125]
Hai Maryam, ta`atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku`lah bersama orang-orang yang ruku`. [QS. Ali Imran (3): 43]
Yang melihat kamu (wahai Muhammad) ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. [QS. Asy-Syu’ara`: 218-219]
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa. [Mat.26: 39]
Isa berkata, “Ini adalah waktunya, kita menunaikan shalat shubuh (the pray of the dawn).” Dalam hal itu mereka telah bangkit, dan setelah bersuci diri, mereka menunaikan shalat kepada Allah kita Yang Maha Berkat selama-lamanya. [Barnabas 89]
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. [QS. Al-Maidah: 6]