Jumat, 27 April 2012

Kenapa Penganut Syiah di Sampang Terus Dimusuhi?


Created by Crazyprofile.comKenapa Penganut Syiah di Sampang Terus Dimusuhi?
HomePolitikHukum
foto

TEMPO.COSurabaya - Koordinator pembela hukum Ahlul Bait Indonesia (kelompok Syiah), Muhammad Hadun Hadar, meminta polisi menangkap delapan orang yang mereka duga sebagai otak pembakaran fasilitas milik kelompok Syiah. Fasilitas pesantren Syiah di Dusun Nangkreng, Desa Karang Gayam, Kecamatan Omben, Kabupaten Sampang, Jawa Timur, yang dibakar berupa rumah, sekolah, dan musala.
"Kami sudah kantongi identitas pelakunya. Tak hanya ciri-cirinya, nama dan rumahnya sudah kami berikan kepada polisi. Tapi hingga kini mereka tak pernah ditangkap," kata Hadun kepada Tempo, Jumat, 30 Desember 2011. Masih berkeliarannya delapan orang itu, kata Hadar, membuat pengikut Syiah di Sampang terus ketakutan.
Bahkan, kata dia, aksi perusakan bisa muncul kembali lantaran penggeraknya masih bisa ke mana-mana, termasuk kemungkinan melarikan diri. Berdasarkan dokumen yang dimiliki Ahlul Bait, kerusuhan di Sampang mulai marak sejak 2007.
Penggeraknya yang berjumlah delapan orang selalu menebar ancaman. Padahal, kelompok Syiah sudah berusaha mengajak dialog, namun selalu ditolak. "Sejak 2007 kami sudah melapor ke polisi, tapi tidak ditanggapi," ungkap dia sembari menyimpulkan pembakaran sarana ibadah pada Kamis lalu akibat pembiaran aparat keamanan.
Apabila kondisi ini terus menghantui penganut Syiah, Ahlul Bait terpaksa membawa kasus ini ke pengadilan hak asasi manusia internasional. "Pimpinan kepolisian akan kami adukan," kata Hadar.
Saat ini, dia menjelaskan, warga Syiah mengungsi ke sejumlah tempat yang sangat memprihatinka di Polres Sampangn. Pada Kamis malam mereka dikumpulkan di sebuah ruangan kecil. Kondisinya agak lumayan setelah mereka dipindak ke GOR Sampang. Hanya saja sarana mandi cuci dan kakusnya tidak ada.
"Sebagus apapun tempatnya, masih enak di rumah sendiri. Kita tetap desak polisi segera menangkap para tersangka sehingga kami segera bisa pulang ke rumah," pungkas Hadun.
Kasus pembakaran pesantren Islam Syiah itu berlangsung sekitar pukul 10.00 pada Kamis lalu. Sekitar 30 orang penghuni berusaha menghalangi perusak, namun gagal karena jumlah mereka kalah banyak.
Pengasuh Pesanten Tebu Ireng, Jombang, Sholahuddin Wahid, mengatakan keberadaan penganut Syiah di Sampang merupakan hak warga. Setiap penduduk Indonesia punya hak untuk hidup di mana saja sesuai aturan yang ada. Karena itu, jika keberadaan mereka sah, harus dilindungi.
Namun, kata dia, untuk lebih amannya dan menjaga keselamatan, dia menyarankan warga Syiah untuk pindah. "Perpindahan harus secara sukarela, tidak boleh dipaksakan," ujarnya.
Idealnya, menurut Gus Solah, panggilan adik mantan presiden Abdurrahman Wahid ini, antara penganut Sunni dan Syiah dapat hidup berdampingan dan saling menghormati. Kuncinya sekarang ada oada aparat dalam menjaga keamanan dan ketertiban di wilayah Sampang.
Rois Syuriah Pengurus Wilayah Nahdlatul Ulama Jawa Timur, Miftach menambahkan, kekerasan antara kelompok yang mengatasnamakan Sunni dan Syiah di Sampang sebenarnya sudah terjadi sejak lama. Hal ini disebabkan karena ketidakcocokan di antara keduanya. Dia menilai aparat keamanan telah kecolongan.
http://www.tempo.co/read/news/2011/12/30/063374485/Kenapa-Penganut-Syiah-di-Sampang-Terus-Dimusuhi

Sejumlah warga membakar kerangka kayu sebuah bangunan di Desa Blu'uran, Karangpinang, Sampang, Madura, Jatim, Kamis (29/12). Aksi massa tersebut terjadi di tiga lokasi di dua desa, sejumlah bangunan rumah, musholla dan madrasah di bakar massa karena menurut warga setempat pengasuhnya diduga menganut aliran sesat. ANTARA/Saiful Bahri

Berikut ini adalah perbedaan yang sangat menonjol antara agama islam denganagama syi’ah, yang dengannya mudah-mudahan kaum muslimin dapat mengetahui hakekat sebenarnya ajaran agama syi’ah terutama Syiah Rafidhah. Jangan tertipu pada beberapa ulama aneh/ganjil/su’ yang mengkampanyekan taqrib(pendekatan/penyatuan) sunni-syiahhttp://www.salafmisr.com/vb/attachment.php?attachmentid=292Ketahuilah bahwa Syi’ah adalah agama di luar Islam. Perbedaan antara kita kaum Muslimin dengan Syi’ah sebagaimana berbedanya dua agama dari awal sampai akhir yang tidak mungkin disatukan, kecuali salah satunya meninggalkan agamanya.1. Pembawa Agama Islam adalah Muhammad Rasulullah.1. Pembawa Agama Syi’ah adalah seorang Yahudi bernama Abdullah bin Saba’ Al Himyari. [Majmu' Fatawa, 4/435]
2. Rukun Islam menurut agama Islam: 1. Dua Syahadat 2. Sholat 3. Puasa 4. Zakat 5. Haji [HR Muslim no. 1 dari Ibnu Umar]2. Rukun Islam ala agama Syi’ah: 1. Sholat 2. Puasa 3. Zakat 4. Haji 5. Wilayah/Kekuasaan [Lihat Al Kafi Fil Ushul 2/18 karya Imam Besar Syiah Al Kulaini 2/634]. Kedudukan Al Kulaini di Syiah = Kedudukan Imam Bukhari di Sunni]
3. Rukun Iman menurut agama Islam ada 6 perkara, yaitu: 1. Iman Kepada Allah 2. Iman Kepada Malaikat 3. Iman Kepada Kitab-Kitab 4. Iman Kepada Para Rasul 5. Iman Kepada hari qiamat 6. Iman Kepada Qadha Qadar.3. Rukun Iman ala Agama Syi’ah ada 5 Perkara, yaitu: 1. Tauhid 2. Kenabian 3. Imamah 4. Keadilan 5. Qiamat
4. Kitab suci umat Islam Al Qur’an yang berjumlah 6236 ayat.4. Kitab suci kaum Syi’ah Mushaf Fathimah yang berjumlah 17.000 ayat(lebih banyak tiga kali lipat dari Al Qur’an milik kaum Muslimin).[Lihat kitab mereka Ushulul Kafi karya Imam Besar Syiah Al Kulaini 2/634].
5. Adzan menurut Agama Islam: (Allōhu akbar) 4 kali (Asyhadu allā ilāha illallōh) 2 kali (Asyhadu anna Muhammadan rōsulullōh) 2 kali (Hayya ‘alash Sholāh) 2 kali (Hayya ‘alal falāh) 2 kali (Allōhu akbar) 2 kali (Lā ilāha illallōh) 2 kali5. Adzan Ala Agama Syi’ah: www.youtube.com/watch?v=ffuZ8Fy9Ed0(Allōhu akbar) 4 kali (Asyhadu allā ilāha illallōh) 2 kali (Asyhadu anna Muhammadan rōsulullōh) 2 kali (Asyhadu anna ‘Aliyyan waliyullōh) 2 kali (Hayya ‘alash Sholāh) 2 kali (Hayya ‘alal falāh) 2 kali (Hayya ‘alā khoiril ‘amal) 2 kali (Allōhu akbar) 2 kali (Lā ilāha illallōh) 2 kali
6. Islam meyakini bahwa sholat diwajibkan pada 5 waktu.6. Agama Syi’ah meyakini bahwa sholat diwajibkan hanya pada 3 waktu saja.
7. Islam meyakini bahwa sholat jum’at hukumnya wajib. [QS Al Jumu'ah:9]7. Agama Syi’ah meyakini bahwa sholat jum’at hukumnya tidak wajib.
8. Islam menghormati seluruh sahabat Rasulullah dan meyakini mereka orang-orang terbaik yang digelari Radhiallohu ‘Anhum oleh Allah. [QS At Taubah:100]8. Agama Syi’ah meyakini bahwa seluruh sahabat Rasulullah telah kafir (Murtad) kecuali Ahlul Bait (versi mereka), salman Al Farisi, Al Miqdad bin Al Aswad, Abu Dzar Al Ghifari. [Ar Raudhoh Minal Kafi Karya Imam Besar Syiah Al Kulaini 8/245-246]
9. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah orang terbaik dari umat ini setelah Rasulullah, kemudian setelahnya Umar bin Al Khatthab, lalu Utsman bin ‘Affan, lalu ‘Ali bin Abi Thalib.9. Agama Syi’ah meyakini bahwa orang terbaik setelah Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib, adapun Abu Bakar dan Umar bin Al Khatthab adalah dua berhala quraisy yang terlaknat. [Ajma'ul Fadha'ih karya Al Mulla Kazhim hal. 157].
10. Islam meyakini bahwa Abu bakar adalah orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah.10. Agama Syi’ah meyakini bahwa orang yang paling berhak menjadi khalifah sepeninggal Rasulullah adalah Ali bin Abi Thalib.
11. Islam meyakini bahwa Abu Bakar adalah khalifah pertama yang sah.11. Agama Syi’ah memposisikan Abu Bakar sebagai perampas kekhalifahan dari ‘Ali bin Abi Thalib12. Islam meyakini bahwa Mu’awiyah bin Abi Sufyan, ‘Amr bin Al ‘Ash, Abu Sufyan termasuk sahabat Rasulullah12. Agama Syi’ah meyakini bahwa mereka pengkhianat dan telah kafir (Murtad) dari Islam.
Perhatian: Namun kemungkinan orang-orang Syi’ah di sekitar anda akan mengingkari tulisan ini sambil berkata: “Syi’ah tidak seperti ini!” Tetapi tidak selayaknyalah mereka mengingkari perkataan-perkataan ulama-ulama besar me-reka, Karena bahan bacaan yang kami gunakan dalam penyusunan risalah ini menggunakan kitab-kitab pokok Syi’ah yang ditulis oleh ulama-ulama besar Syi’ah sebagai referensi dan dari situs resmi mereka.

Al-Imam Asy-Syafi’I rahimahullah (salah seorang Imam 4 madzhab, 204 H):
الإمام الشافعي أنه قال:
((لم أر أحداً من أصحاب الأهواء أكذب في الدعوى، ولا أشهد بالزور من الرافضة))أخرجه ابن بطة في الإبانة الكبرى 2/545، واللالكائي في شرح أصول اعتقاد أهل السنة 8/457
“Aku tidak pernah melihat dari para pengikut hawa nafsu yang lebih dusta di dalam ucapan, dan bersaksi dengan saksi palsu dari rafidhah”.(diriwayatkan Ibnu Baththah dalam kitabnya “Al-Ibanah Al-Kubro 2/545, dan Al-Lalikai dalam Syarh Ushul I’tiqad Ahlissunnah 8/457)
Mereka suka ber Taqiyah (menutup-nutupi ke syiah an mereka di depan sunni, jadi mereka pura-pura muslim/beriman di depan sunni namun kalau berkumpul sesama mereka maka mencela dan mengkafirkan sunni). Jadi sifat mereka ini persis seperti MUNAFIKIN.
“Kulani menukil dari Abdullah, ia berkata: Taqwalah atas agamamu dan berhijablah dengan “taqiyah”, maka sesungguhnya tidak sempurna iman seseorang apabila tidak berdusta (taqiyah). (Ushulul Kaafi hal. 483. Al Kaafi merupakan salah satu kitab pegangan pokok mereka dalam hal aqidah dan agama Syi’ah Imamiah)
“Dan apakah yang dapat menenangkan pikiranku selain berdusta (taqiyah). Sesungguhnya taqiyah adalah surga bagi orang yang beriman.” (Ushul Al-Kaafi hal.484).
Jagalah agama kalian dan lindungilah dengan taqiyah, sesungguhnya tidak beriman bagi siapa yang tidak bertaqiyah. (Al Kulani dalam Ushul Al-Kafi, I/218).
Ibnu Babawaih Al Qummi, salah seorang ulama besar syi’ah, mengatakan: kami meyakini bahwa taqiyah adalah wajib, siapa yang meninggalkannya sama seperti meninggalkan shalat. [Al I’tiqadat hal 114]
Begitulah, taqiyah yang berarti menipu dijadikan sebagai ajaran agama yang dapat mendekatkan diri pada Allah, bahkan menipu ini menjadi 90% dari agama, ini artinya orang yang selalu berbohong dan menipu dalam ucapan dan perbuatannya setiap hari maka telah melakukan 90% ajaran agama.
salah satu cara syiah beribadah : www.youtube.com/watch?v=GtpPC46fO-Q&feature=relatedBerikut bukti2 SYIAH yang menyalahi Islam:
AYATOLLAH KHAMENEIImageHost.orgAyatollah Khamene’i Sholat di depan kubur Ayatollah Khomeini.
“Janganlah kamu shalat dengan menghadap kubur, dan janganlah kamu duduk di atasnya” -Riwayat Imam Muslim, Abu Daud dan Ibnu Khuzaimah.
KUBUR IMAM KHOMEINIImageHost.orgKubur Imam Khomeini Yang Di Ratapi Oleh pengikut Syiah
» Amirul Mu’minin berkata: “Rasulullah mengutusku untuk merobohkan kubur yang dibangun dan menghancurkan gambar.” Kitab Al Kafi jilid 6 halaman 528.ARAH MIMBAR DAN ARAH KIBLAT BERBEDA ImageHost.orgKeterangan:* Anak Panah yang menunjuk ke kiri menunjuk ke arah mimbar dan arah kiblat.* Anak panah yang menunjuk ke kanan menunjuk ke arah kuburan. Kita lihat orang-orang yang kelihatan di dalam gambar menghadapkan wajahnya ke kuburan dan membelakangi kiblat, nampaknya menghadap Kuburan lebih baik untuk beribadah dibanding menghadap kiblat.* Nabi sallalahu Alaihi wasallam bersabda: “Semoga Allah melaknat Kaum yahudi dan nasrani, mereka menjadikan kuburan nabi mereka menjadi masjid(tempat sholat).” (Hadits Riwayat Bukhari dan MuslimHUKUM BERJABAT TANGAN DENGAN NAWASIB/SUNNI/MusliminKeterangan:
Hukum Berjabat Tangan dengan Nawasib
Sayyid Ali Al Milani menjawab pertanyaan: “Bagaimana Hukumnya Berjabat Tangan dengan Seorang yang sunni?”
Jawab: “Kita diperintahkan untuk bergaul dengan semua orang dengan baik meskipun dengan orang kafir maupun orang atheis, dengan menggunakan adab dan akhlaq yang mulia, tapi orang Nawasib (perhatikan, inilah jawaban pertanyaan, yang ditanyakan adalah hukum sunni tapi jawabnya adalah nawasib, berarti sunni adalah Nawasib) adalah najis, dan wajib mencuci tangan setelah berjabat tangan dengan dia jika tangannya basah.”
MENCIUM ANAK KECILImageHost.org-Keterangan: Ayatolah Muhammad Baqir Al Hakim
Mencium anak kecil seperti mencium isterinya. - Pesan kami pada para orang tua : awasi anak anda, jangan hampiri ustaz atau ulama syiah.SUJUD KE KUBURANImageHost.orgKeterangan: Sujud ke kuburan
-Nabi shallalahu Alaihi wasallam bersabda: “Semoga Allah melaknat Kaum yahudi dan nasrani, mereka menjadikan kuburan nabi mereka menjadi masjid(tempat sholat).” (Hadith Riwayat Bukhari dan Muslim)ImageHost.orgAHMADINEJAD = SYIAH IMAMIYAH = THOGHUT
ImageHost.orgHari Karbala 1 (peringatan hari terbunuhnya cucu Nabi yaitu Al Hussein radhiallahu anhu dengan cara menyakiti diri sendiri) di Karbala, Iraq pada tgl 10 muharram
Hari Karbala 2 see video at www.youtube.com/watch?v=UFIrw8BcDkY&feature=relatedImageHost.orgPUJIAN KEPADA SI PEMBUNUH khalifah UMAR bin KHATTHAB yaitu ABU LU’LU’ AL MAJUSI di makamnya di Kashan. (katakanlah seandainya si lu'lu' ini bukan majusi, tapi perlu diketahui, sesudah membunuh Umar Ra. si lu'lu'ah ini bunuh diri, bagaimana orang yg bunuh diri digelari Rahimahulloh??? hanya butuh sedikit akal sehat untuk mengerti ini.)
ImageHost.orgSYIAH JOGED di MAKAM ABU LU’LU’ Al MAJUSI merayakan terbunuhnya KHALIFAH UMAR radhiallahu anhu
Masih ingat dengan pidato berapi-api presiden Iran, Ahmadenejad pasca terpilih jadi presiden? Tentu hampir semua orang pernah mendengar pidatonya kala itu yang menuntut agar negara Israel dihapus dari peta dunia ini. Ia juga mengatakan, bahwa lenyapnya Israel hanya masalah waktu saja. Benarkah demikian
Ternyata, seperti dirilis sebuah situs Islam di Timur Tengah,http://www.almokhtsar.com, banyak orang yang tertipu ketika mengetahui hakikat yang sebenarnya, bahwa semua itu hanyalah dusta belaka. Sama halnya dengan pidato Hasan Nasrullah, komandan Hizbullah di Lebanon. Jauh sebelum itu, pendiri negara ‘mullah’ itu pun, Khomeini pernah berpidato dengan berapi-api bahwa dirinya menyatakan musuh Amerika dan Israel. Kenyataannya, hal itu hanya secara lahiriah dan kasat mata saja. Sementara secara tersembunyi, terjalin kontak dan koalisi dalam pembelian senjata dan transaksi lainnya yang secara historis tidak diragukan lagi validitasnya. Permusuhan terhadap Yahudi dan yel-yel anti Israel itu sebenarnya ibarat butiran debu yang diterbangkan di depan mata bangsa-bangsa lemah yang mudah tertipu.
ImageHost.orgImageHost.orgIranian President Mahmoud Ahmadinejad (L) shakes hands with US rabbi Ahron Cohen during a meeting 14 December 2006 with US and British rabbis from the anti-zionist Neturei Karta group (Orthodox Jews United against Zionism), following a two-day conference on the Holocaust in Tehran. Iran held earlier this week a conference casting doubt on the Holocaust, attended by a host of Western Holocaust deniers. The Islamic republic described the event as a scientific forum to examine questions posed by Ahmadinejad, who has repeatedly cast doubt on the truth of the mass murder of millions of Jews by the wartime German Nazi regime. AFP PHOTO/BEHROUZ MEHRI (Photo credit should read BEHROUZ MEHRI/AFP/Getty Images)
Tempat Persembunyian Imam MahdiCoba perhatikan, kalaupun tempat ini benar merupakan tempat persembunyian Imam Mahdi.Tempat ini sangatlah mudah untuk dimasuki dan dibuka pintunya.Mengapa Kaum Syiah tidak ada satupun yang ber “ikhtiar” mengeluarkan Imam Mahdi dari persembunyiannya?Mengapa mereka hanya berdoa dan berdoa tanpa usaha?Sedangkan kita tahu bahwa doa pun memerlukan usaha dari manusia.
ImageHost.orgPerkataan Ulama Ahlu Sunnah tentang Syiah :

Amir Asy-Sya’bi rahimahullah (105 H): -beliau termasuk manusia yang paling tahu tentang mereka-
“Aku tidak pernah melihat suatu kaum yang lebih dungu dari syi’ah”.
Al-Imam Malik bin Anas radhiallahu anhu (salah seorang imam 4 madzhab, 179 H)
Berkata Asyhab bin Abdul ‘Aziz: “Al Imam Malik ditanya tentang seorang yang berpemikiran rafidhah?” beliau menjawab: “Jangan kamu berbicara dengan mereka dan jangan pula meriwayatkan hadits dari mereka karena mereka adalah pendusta”.
Imam Ahmad bin Hanbal tentang rafidhah. Maka beliau menjawab: “(mereka adalah) orang yang mencela atau menghina Abu Bakar dan Umar.”. beliau juga pernah ditanya tentang Abu Bakar dan Umar, maka beliau menjawab: “cintailah keduanya dan berlepas dirilah dari siapa saja yang membenci keduanya.” (Al Masail war Rasail Al Marwiyah ‘anil Imam Ahmad bin Hanbal karya Abdul Ilah bin Sulaiman Al Ahmadi, 2/357). Dari dua pendapat Imam Ahmad diatas dengan jelas memerintahkan kita untuk berlepas diri dari rafidhah karena mereka membenci Abu Bakar dan Umar.
Al-Imam Asy-Syafi’I rahimahullah (salah seorang Imam 4 madzhab, 204 H):ه
Beliau berkata, memperingatkan kaum muslimin dari Rafidhah, “Aku belum pernah melihat orang yang berani bersaksi dusta kecuali kaum Rafidhah”
Berkata Syaikhul Islam Ibnu Taimiyyah rahimahullah rahmatan wasi’ah: “Ahlul ilmi telah sepakat secara nukilan, riwayat dan sanad bahwa rafidhah adalah kelompok yang paling berdusta dan kedustaan mereka (telah dikenal) sejak dahulu. Oleh karenanya para ulama’ islam mengetahui keunggulan mereka dengan banyaknya berdusta.”
Berkata Ibnu Katsir ketika menafsirkan firman Allah: ”Muhammad itu adalah utusan Allah dan orang-orang yang bersamanya keras terhadap orang-orang kafir, tetapi berkasih sayang sesama mereka. Kamu lihat mereka ruku’ dan sujud mencari keutamaan Allah (ikhlas) dan keridhaan-Nya, tanda-tanda mereka tampak pada muka mereka dari bekas sujud. Demikianlah sifat-sifat mereka (telah disebutkan) dalam Taurat dan sifat-sifat mereka dalam Injil, Yaitu seperti tanaman yang mengeluarkan tunasnya. Maka tunas itu menjadikan tanaman itu kuat lalu menjadi besarlah dia dan tegak lurus di atas pokoknya; tanaman itu menyenangkan hati penanam-penanamnya karena Allah hendak menjengkelkan hati orang-orang kafir.” (QS. Al-Fath:29)
Beliau berkata: Dari ayat ini Imam Malik rahimahullah berpendapat dalam satu riwayatnya tentang kafirnya rawafidh (jamak rafidhah), yaitu orang-orang yang membenci para shahabat ridhwanullah ‘alaihim ajma’in. (Imam Malik) berkata: “karena mereka (rafidhah) jengkel dengan para shahabat dan barang siapa yang merasa jengkel dengan para shahabat maka di hukumi kafir dengan ayat ini.”
KEJAHATAN SYIAHImageHost.orgWilayah SUNNI di IRAN (warna merah bata). Satu-satunya Kota yang tidak memiliki MASJID untuk SUNNI adalah di TEHERAN, IRAN.
ImageHost.org(Syiah) Rofidhoh adalah sekelompok orang liar yang berlaku kejam, ganas pada mereka berbeda kenyakinan terutama Ahlussunnah yang dianggap sesat serta menjadi musuh utama mereka, yang selalu menerangkan kebobrokan akidah syi’ah pada masyarakat, karena ini pula mereka menghalalkan darah dan harta Ahlussunnah.
Anda perlu membaca kutipan-kutipan dari buku mereka,.
Diriwayatkan dari Dawud bin Farqod. Dia berkata : “Saya berkata pada Abi Abdillah AS. Apa pendapatmu tentang membunuh seorang Nasibi(sunni atau penentang syiah/ahlul bait)? Ia berkata: halal darahnya akan tetapi hati-hatilah dan bila kau dapat runtuhkan dinding atas mereka dan tenggelamkan mereka kedalam air supaya tidak ada bukti/ jejak”.(Wasa’ilusyi’ah 18/463, Biharul Anwar 27/231).Komentar Imam Khumaini terhadap kutipan di atas : “jika kamu dapat mengambil hartanya maka ambillah, jangan lupa memberi kami seperlimanya”. Di samping ketarangan di atas, Khomeini mengatakan dalam kitabnya Tahrirul Wasilah jilid 1 hal 352 : pendapat yang terkuat adalah menyamakan Nasibi dengan orang kafir dalam hal diperbolehkan mengambil hartanya sebagai ghanimah dan wajibnya memberikan seperlima dari rampasan harta itu, dan yang jelas diperbolehkan mengambil harta mereka di mana saja dengan cara apa saja serta wajib memberikan seperlima dari harta tersebut pada kami.
”Ya Allah laknatilah dua berhala Quraisy,- Abu Bakar – Umar- Jibt dan Toghutnya, serta kedua anaknya -Aisyah dan Hafsoh-. Doa ini tercantum dalam literatur syiah. Dan Khumaini selalu membacanya tiap hari setelah selesai sholat shubuh, seperti yang dikisahkan Husein Musawi, seorang Mujtahid Syi’ah yang kembali pada Ahlussunah dalam bukunya Lillah tsumma littarikh.Adapun Umar, Sayyid Ni’matullah Aljazairi berkata :”Umar bin Khatthab menderita penyakit dilobang anusnya yang tidak dapat diobati selain dengan air mani”. Al Anwar Annu’maniyah jilid 1 hal 63
Dan bila yang seperti dikatakan Sayid Aljazairi bahwa Umar bin Khatthab menderita penyakit dilobang anusnya yang tidak dapat diobati selain dengan air mani, lantas bagaimana Ali mau menikahkan anaknya Ummi Kultsum dengan Umar? Apakah Ali tidak tahu bahwa Umar terkena penyakit itu, sementara Ni’matullah Al Jazaa’iri tahu? Kita hanya perlu menggunakan sedikit akal sehat.
Buku sejarah mengisahkan tentang masuknya Hulako Khan (cucu Jenghis Khan yang meruntuhkan Daulah Abbasiyah) ke Baghdad. Dia telah melakukan pembantaian terbesar dalam sejarah manusia di mana sungai Tigris menjadi merah airnya karena banyaknya mayat ahlussunnah yang dibunuh dan diceburkan dalam sungai. Setelah itu warna sungai berubah menjadi biru karena banyaknya buku-buku yang diceburkan. Penyebab semua ini adalah dua orang menteri yang bernama Nasiruddin Attusi dan Muhammad bin Alqomi, keduanya menjadi menteri pada khilafah Abbasiyah, dan keduanya adalah penganut Syi’ah
Semoga Allah menyelamatkan kita semua dari bahaya syi’ah rafidhah. Wallahu'alam bishawab.

Larangan Menyerupai Yahudi dan Nasrani dalam Menjadikan Kuburan Sebagai Tempat Ibadah


[IMG]https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEhan8hrqH12qvtYo3cwoA24lRjN8wXxun84qxkJnn3zQirYzM-sZEqNydvknZq5jRq959h2VN98XkeVQU0e4makvvrTVcmgDwjKZJITIs7EmidLHzSGW_NGCXu7dgZ7n93lQ3yPzC79wOvg/s1600/ohtidak-kubur-haram-1.jpg[/IMG]

[I]“Sesungguhnya Kami telah mengutus Nuh kepada kaumnya lalu ia berkata: “Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya.” Sesungguhnya (kalau kamu tidak menyembah Allah), aku takut kamu akan ditimpa azab hari yang besar (kiamat).”[/I] (QS al-A’raf: 59)

[I]“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Ad saudara mereka, Hud. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Maka mengapa kamu tidak bertakwa kepada-Nya?”[/I] (QS al-A’raf: 65)

[I]“Dan (Kami telah mengutus) kepada kaum Tsamud saudara mereka, Saleh. Ia berkata. “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.”[/I] (QS al-A’raf: 73)

[I]“Dan (Kami telah mengutus) kepada penduduk Madyan saudara mereka, Syuaib. Ia berkata: “Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya.”[/I] (QS al-A’raf: 85)

Maka tidaklah menghairankan jika Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam sangat memperhatikan masalah tauhid ini. Beliau berdakwah menitikberatkan pada masalah tauhid selama 13 tahun di Mekah. Berbagai hal yang bertentangan dengan tauhid pun telah dijelaskan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam. Di antara perbuatan yang bisa menghilangkan atau mengurangi tauhid adalah mengaku mengetahui ilmu ghaib, sihir dan perdukunan, mengagungkan berhala atau patung-patung, berkurban untuk selain Allah, mengolok-olok agama, bertawasul kepada selain Allah atau bersumpah dengan selain nama Allah.

Di antara hal yang sangat dikhawatirkan oleh Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam terhadap umatnya adalah beribadah di kuburan atau menjadikan kubur sebagai tempat ibadah. Beberapa hadits yang menyebutkan pelarangan ini adalah sebagai berikut:

Dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia bercerita, Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam pernah bersabda ketika beliau sakit dan dalam keadaan berbaring,

[I]“Semoga laknat Allah ditimpakan kepada orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka menjadikan kuburan nabi-nabi mereka sebagai tempat ibadah (masjid).”[/I]

‘Aisyah berkata, “Kalau bukan karena (laknat) itu, niscaya kuburan beliau akan ditempatkan di tempat terbuka, hanya saja beliau takut kuburannya itu akan dijadikan sebagai masjid.” \[1][I][/I]

Dalam hadits lain, dari ‘Aisyah dan Ibnu Abbas, bahwasanya Rasulullah shalallahu ‘alaihi wa salam menghadapi sakaratul maut, maka beliau menempelkan ujung baju beliau ke wajah beliau sendiri. Dan ketika ujung baju itu telah menutupi wajahnya, maka beliau membukanya kembali seraya bersabda,[I] “Laknat Allah atas orang-orang Yahudi dan Nasrani, mereka telah menjadikan makam Nabi-Nabi mereka sebagai masjid.”[/I] ‘Aisyah mengatakan, “Beliau memperingatkan agar tidak melakukan seperti apa yang mereka lakukan.” \[2][I][/I]

Al-Hafizh Ibnu Hajar mengemukakan, “Seakan-akan Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam telah mengetahui bahwa beliau akan pergi selamanya melalui sakit yang beliau derita, sehingga beliau khawatir makam beliau akan diagung-agungkan seperti yang telah dilakukan orang-orang terdahulu. Oleh karena itu, beliau melaknat orang-orang Yahudi dan Nasrani sebagai isyarat yang menunjukkan celaan bagi orang-orang yang berbuat seperti perbuatan mereka.”

Dalam hadits lain, dari ‘Aisyah radhiyallahu ‘anha, dia bercerita, ketika Nabi shalallahu ‘alaihi wa salam jatuh sakit, maka beberapa orang isteri beliau sempat membicarakan tentang sebuah gereja yang terdapat di negeri Habasyah (Ethiopia), yang diberi nama Maria – Ummu Salamah dan Ummu Habibah sudah pernah mendatangi negeri Habasyah – kemudian mereka menceritakan tentang keindahan gereja dan gambar-gambar yang terdapat di dalamnya. ‘Aisyah bercerita, “(Kemudian nabi shalallahu ‘alaihi wa salam mengangkat kepalanya) seraya berucap, [I]“Mereka itu adalah orang-orang yang jika ada orang shalih di antara mereka yang meninggal dunia, maka mereka akan membangun masjid di makamnya itu lalu mereka memberi barbagai macam gambar di tempat tersebut. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk di sisi Allah (pada hari kiamat kelak).”[/I] \[3]

[B]Pengertian Menjadikan Makam Sebagai Masjid[/B]

Ibnu Hajar al-Haitami mengatakan di dalam kitab az-Zawaajir (I/121), “Menjadikan makam sebagai masjid bererti solat di atasnya atau dengan menghadap ke arahnya.”

Imam al-Bukhari menerjemahkan hadits pertama dengan mengatakan, “[I]Bab Maa Yukrahu min Ittikhaadzil Masaajid ‘alal Qubuur[/I] (Bab Dimakruhkan Membangun Masjid di Atas Kuburan).” Beliau mengisyaratkan bahwa larangan menjadikan kuburan sebagai masjid berkonsepkan pada larangan membangun masjid di atasnya.

Tidak ada perbedaan antara membangun masjid di atas kuburan dengan menempatkan kuburan di dalam masjid, sehingga keduanya sama-sama diharamkan. Hal ini menunjukan bahwa masjid dan kuburan itu tidak dapat dikumpulkan dalam satu tempat dan berkumpulnya dua hal tersebut bertentangan dengan tauhid dan ibadah kepada Allah Subhanahu wa Ta’ala. Dan karena keikhlasan inilah masjid itu dibangun. Allah berfirman,

[B][/B]

[I]“Dan sesungguhnya masjid-masjid itu adalah kepunyaan Allah. Maka janganlah kamu menyembah seorang pun di dalamnya di samping (menyembah) Allah.”[/I] (QS al-Jin: 18)

Al-Manawi di dalam kitab Faidhul Qadiir mengatakan, “Artinya, mereka menjadikan makam para Nabi itu sebagai arah kiblat mereka dengan keyakinan mereka yang salah. Dan menjadikan makam itu sebagai masjid menuntut keharusan pembangunan masjid di atasnya dan juga sebaliknya. Hal demikian itu menjelaskan sebab dilaknatnya mereka, yaitu karena tindakan tersebut mengandung sikap berlebihan dalam pengagungan. Al-Qadhi (yakni al-Baidhawi) mengatakan, “Orang-orang Yahudi bersujud kepada makam para Nabi sebagai pengagungan terhadap mereka dan menjadikannya sebagai kiblat, mereka juga menghadap ke makam itu dalam mengerjakan shalat dan ibadah lainnya, sehingga dengan demikian mereka telah menjadikannya sebagai berhala yang dilaknat oleh Allah. Dan Allah telah melarang kaum muslimin melakukan hal tersebut.”

Kenyataan yang ada akibat perbuatan menempatkan kuburan di masjid (atau sebaliknya) adalah berbagai penyimpangan dalam beribadah. Di antaranya berupa pengagungan terhadap penghuni kubur yang dianggap orang shalih lantas menjadikan kubur tersebut sebagai sarana bertaqarrub kepada Allah dengan melakukan berbagai ibadah seperti solat,  zikir dan berdoa. Terlebih lagi jika mereka menjadikan penghuni kubur sebagai perantara dalam berdoa kepada Allah atau memiliki keyakinan bahwa penghuni kubur tersebut berkuasa untuk diminta pertolongan atau menghindari mudharat. Padahal Allah berfirman,

[I]“Ingatlah, hanya kepunyaan Allah-lah agama yang bersih (dari syirik). Dan orang-orang yang mengambil pelindung selain Allah (berkata): “Kami tidak menyembah mereka melainkan supaya mereka mendekatkan kami kepada Allah dengan sedekat-dekatnya.”[/I] (QS az-Zumar: 3)

***

Rujukan:

1. Larangan Shalat di Masjid yang Dibangun di Atas Kubur, Syaikh Muhammad Nashiruddin al-Albani, Pustaka Imam asy-Syafi’i, 2004

2. Kitab Tauhid 3, DR. Shalih bin Fauzan bin Abdullah al-Fauzan, Darul Haq, 1999

\[1] Diriwayatkan oleh al-Bukhari (III/156, 198 dan VIII/114), Muslim (II/67)

\[2] Diriwayatkan oleh al-Bukhari (I/422, VI/386 dan VIII/116), Muslim (II/67), Abu Awanah (I/399), an-Nasa’i (I/115) dll.

\[3] Diriwayatkan oleh al-Bukhari (I/416 dan 422), Muslim (II/66), an-Nasa’i (I/115), Ahmad (VI/51) dll.

[*][LINK=http://addthis.com/bookmark.php?v=250&pub=xa-4af3e1272f178ef0][IMG]http://s7.addthis.com/static/btn/v2/lg-share-en.gif[/IMG][/LINK][/*]

Benarkah Yesus Dikubur Tiga Hari Tiga Malam?


Pembuktian secara ilmiah :
Dalam Injil, Yesus  bernubuat / membuat ramalan bahwa dia orang suci seperti nabi-nabi terdahulu adalah dengan tanda-tanda / mukjizat sebagaimana nabi yunus dalam perut ikan tiga hari tiga malam maka yesus akan berada dalam perut bumi dalam tiga hari tiga malam"
Matius 12: 39 - 40" anak manusia (Yesus dikubur tiga hari tiga malam". Maksud ayat diatas adalah :Kalau tidak 3 hari 3 malam berarti bukan Yesus.
Menurut Kristen 
Jumat malam yesus dikuburSabtu pagi Yesus dikuburSabtu malam Yesus dikuburMinggu Pagi Yesus sudah tidak adaYesus dikubur Jumat-sabtu-minggu. Kristen membulatkan jadi tiga hari tiga malam

Islam menguji:

I Tesalonika 5: 21"Ujilah segala sesuatu dan peganglah yang baik"
(1) Injil sendiri mengisyaratkan bahwa orang dulu sudah mengenal hari dan bahkan sistem jam dengan baik...nggak percaya?
Lukas 23: 44 - 46"ketika hari sudah kira-kira jam dua belas ... sampai jam tiga...."
Jadi orang jaman dahulu sudah sedemikian maju. Karena sudah mengenal sistim jam yang baik sebagaimana ayat diatas maka "tiga hari tiga malam" haruslah dijadikan hitungan jam.
1 hari 1 malam = 24 jam3 hari 3 malam = 24 jam x 3 = 72 jam
(2) dalam ajaran yahudi dalam taurat telah mengabadikan sistem hari dengan rapinya. Dalam ajaran yahudi yang disebut pagi/hari (day) adalah dari jam 05.00 - 17.00 sedang malam (night) adalah dari jam 17.00 - 05.00. Day = pagi/hari= ketika ada si matahari = terang= jam 06.00 - 18.00Night = malam= ketika tidak ada matahari = gelap= jam 18.00 - 06.00
Nah kita uji :
Jumat pagi = jam tiga sore yesus mati, lalu diturunkan karena besok "holly sabbath". 
Nama Hari

Dalam Kubur
Hari (day)
Malam (night)
Jumat
kosong
semalam
Sabtu
serhari
semalam
Minggu
kosong
kosong
jumlah
sehari
dua malam
                     Jumat sore      = Yesus masuk kubur (perut bumi)Sabtu pagi       = Yesus (diasumsikan) masih dikuburanSabtu malam   = Yesus (diasumsikan) masih di kuburanMinggu pagi    = maria magdalena menemukan kuburan kosong
Maksud dgn kata diasumsikan adalah begini"Maria Magdalena menemukan kuburan kosong..kan kebetulan pas pagi hari ... coba kalau dia ke kuburan pas sabtu malam .... bisa jadi kan kuburan sudah kosong ... logikanya: pelarian seseorang biasanya dilakukan malam hari agar aman... ya kan?"
Nah dari itung-itungan diatas kan jelas satu hari dua malam ... 36 jam saja tidak sama dengan nubuat... sehingga bukan yesus yang disalib dan dikubur.
Yang gue heran bagaimana Kristen berpendapat "tiga hari tiga malam"? Ingat bahwa hari minggu pagi tidak dihitung .... Sebab hal itu sendiri ditegaskan dalam (Yohanes 20:1-2)pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur ... "tuhan telah daiambil orang dari kuburnya.. " Maksud kata pagi-pagi benar ketika hari masih gelap adalah isyarat saat subuh jam 4-5 ... ketika matahari belum ada alias gelap....
Benarkan bukan yesus! karena yesus sendiri bilang kalau saya yang dikubur maka saya ada di dalam kuburan 3 hari 3 malam. 

Quran pada tahun 600 M telah menegaskan bahwa Yesus tidak disalib.
AL ~ Qur'an surat An Nisa (4): 157 - 158"Dan (Allah menghukum mereka yahudi) dikarenakan perkataan mereka, Kami telah membunuh Isa (Yesus) anak Maryam, yang utusan Allah itu, padahal mereka tidak membunuh dan tidakmenyalibnya tapi (mereka membunuh dan menyalib) orang yang diserupakan (seperti Yesus) untuk mereka, dan orang-orang yang berbeda pendapat tentang penyaliban berada dalam keraguan. Mereka hanya menduga-duga. mereka tidak yakin telah membunuh Yesus. sebaliknya Allah telah mengangkat yesus kepadaNya, Allah Maha perkasa dan Bijaksana"

KRISTEN SEHARUSNYA MALU MENFITNAH NABI MUHAMMAD MENIKAHI AISYAH


Kaum kristen selalu mempersoalkan perkawinan Nabi Muhammad dengan Ummul Mukminin Sayyidatina Aisyah. Dengan alasan masih dibawah umur dan dinamakan dengan istilah “perkawinan dini”. Padahal itu adalah sejarah yang mungkin benar dan mungkin salah dalam pengriwayatan usia ‘Ummul Mukminin Sayyidatina Aisyah. Kalau pun memang dikatakan usia ‘Ummul Mukminin Sayyidatina Aisyah baru 6 atau 8 tahun, maka tentu tidak ada hukum yang melarang kecuali hukum yang dibuat-buat oleh kafir itu.
Maka bila mereka (kristen) berkata bahwa dalam usia sebegitu seorang wanita masih memerlukan pendidikan, maka tanyakan kepada mereka siapakah pendidik yang lebih hebat dari suami ‘Ummul Mukminin Sayyidatina Aisyah? Dan tanyakan kepada mereka mana lebih pintar ‘Ummul Mukminin Sayyidatina Aisyah dari pada wanita-wanita karir sekarang ini?
Dan ketahuilah wahai kristen, kafirin dan murtaddin bahwa yang dilakukan oleh Nabi Muhammad adalah perkawinan yang tentu sifatnya terikat hukum, adat dan bertanggung jawab. Kenapa ini yang kalian persoalkan. Kenapa kalian tidak berusaha membela Daud kakek Yesus melakukan pelecehan seks terhadap Basyeba isteri Uria bahkan memperkosanya hingga hamil. Yang kelak melahirkan seorang anak dari hasil perzinaan yang diberi nama SALOMO?
Dan seharusnya kristen, kafirin dan murtaddin merasa malu dengan apa yang dilakukan oleh para uskup dan pendeta setan yang berlagak sebagai pemimpin jamaat tuhan? coba bacakan fakta dibawah ini:

Roger Vangheluwe, seorang uskup berusia 73 tahun di Belgia, mengakui bahwa dirinya telah melakukan kekerasan seks terhadap seorang anak laki-laki selama bertahun-tahun. (www.detiknews.com)
Monsignor Luiz Marquez Barbosa, seorang pendeta di Brazil yang berusia 83 tahun, terbukti melakukan pencabulan terhadap sejumlah anak laki-laki. Diketahui bahwa korban pencabulan yang paling muda berusia 12 tahun. Stasiun televisi Globo TV menyiarkan statement seorang hakim bernama Romulo Vasconcelos yang memerintahkan agar Barbosa segera ditahan agar ia tidak kabur ke luar negeri. Tanggal 18 April 2010, polisi sudah menangkap pastur tersebut. (www.detiknews.com)
Romo Marcial Maciel, pendiri kongregasi Legiun Kristen, terbukti melakukan penganiayaan seksual pada tahun 2006 di Meksiko. Paus Benediktus memintanya menghabiskan sisa hidupnya untuk bertobat. Roma Marcial Maciel wafat tahun 2008. (www.detiknews.com)
Uskup Raymond Lahey didakwa terlibat kasus pornografi anak pada bulan Oktober 2008. Padahal ia adalah pengawas penyaluran dana sebesar US$ 12 juta untuk korban pelecehan seksual. (http://www.voa-islam.com)
John Geogon, seorang mantan pendeta di Boston, telah melakukan pelecehan seks terhadap sekitar 100 orang selama kurun waktu 20 tahun. (http://ahmadzain.wordpress.com)
Tanggal 18 Januari 2001, pendeta Jesse Jackson mengakui di depan publik bahwa ia punya anak di luar nikah dan telah berselingkuh sejak tahun 1998. Padahal ia adalah tokoh spiritual masyarakat Amerika, politikus dan pejuang hak asasi manusia. (http://ahmadzain.wordpress.com)
Kurt Krenn, seorang uskup di Austria, terlibat skandal seks yang melibatan pendeta dan calon pendeta di sebuah seminari di Austria. (http://ahmadzain.wordpress.com)
Pendeta Jimmy Swaggart (pendeta terkenal yang pernah berdebat dengan ahli kristologi Sheikh Ahmed Deedat) terlibat skandal seks dengan seorang pelacur. Ia mengakuinya pada saat interview di salah satu stasiun TV di Amerika Serikat. Ironisnya, ia adalah sosok yang seringkali memburukkan citra Islam terutama masalah poligami. Bahkan pada event debat bertajuk “Is Jesus God?”, Jimmy Sawaggart berkata: “Mr. Deedat teased my wife that Islam allows men to have up to 4 wives, but I said Christianity only allows one,” yang artinya Tuan Deedat menggoda istri saya bahwa Islam membolehkan laki-laki mengawini 4 istri, tapi saya berkata bahwa Kristen hanya membolehkan satu saja (selesai terjemahan). Pendeta Jimmy Swaggart diketahui telah terlibat skandal seks dua kali yaitu pada tanggal 21 February 1988 dan 11 Oktober 1991. Sumber:http://ahmadzain.wordpress.comwww.kajianislam.nethttp://faithfreedom.myforumportal.comTahun 1992, seorang pendeta bernama James R. Potter diketahui telah melakukan pelecehan seksual terhadap sekitar 100 anak-anak. Ini dikabarkan terjadi di Massachusets. (http://ahmadzain.wordpress.com)
Terry Hornbuckle, pendiri Agape Christian Fellowship, dihukum 15 tahun penjara karena bersalah mencabuli tiga perempuan. (http://artikelislami.wordpress.com)
Larry Nuell Neathery yang mantan pendeta di Gereja Baptis Westside Victory dipenjara karena terlibat kekerasan seksual terhadap lima anak laki-laki. (http://artikelislami.wordpress.com)
Edgardo Storni, seorang uskup agung dari Argentina, mundur dari jabatannya setelah terlibat pelecehan terhadap sekitar 47 seminaris muda. (http://artikelislami.wordpress.com)
Uskup Fransziskus Eisenbach dari Jerman mengundurkan diri tanggal 16 April 2002 setelah seorang profesor wanita melaporkan bahwa ia telah mengalami pelecehan seksual oleh sang uskup tersebut. (http://artikelislami.wordpress.com)
Uskup Anthony O’Connell mengakui ia telah melakukan pelecehan seks terhadap remaja putra. Ia mengundurkan diri tanggal 8 Maret 2002. (http://artikelislami.wordpress.com)
Kardinal Hans Herman Groer dipaksa pensiun di bulan April 2005 terkait dugaan pelecehan seksual terhadap banyak siswa SMA Katolik pria pada tahun 1970an. Pemaksaan pensiun ini dilakukan oleh Vatikan. (http://artikelislami.wordpress.com)
Di Sumatera Utara, seorang pendeta bernama Laguboti dilaporkan ke polisi karena memperkosa 19 mahasiswi Biblevro, Tarutung-Sumatera Utara. Ini terjadi tanggal 28 Januari 2010. (www.fiqhislam.com)
Ada enam belas data pelecehan seksual yang telah dilakukan oleh para pelayan Tuhan yang diantaranya adalah pendeta terkenal. Jangan dianggap bahwa enam belas data yang berhasil dihimpun itu sudah cukup, kami yakin masih banyak lagi kasus serupa di luar sana. Contoh-contoh di atas adalah kasus yang merujuk kepada pelaku secara personal saja. Lihatlah data lain yang berhubungan dengan tindak asusila ini:
1. 10.667 orang menuntut keadilan terhadap 4.392 pastor dari jumlah keseluruhan 109.694 pastor di Amerika Serikat. Lebih dari empat ribu pastor itu dituduh melakukan pelecehan seksual selama kurun waktu 1950-2002. Kasus ini tak semuanya disidang karena sebagian besar pelakunya (pastor-pastor) sudah wafat. Data ini diperoleh bulan Februari 2004.
2. Terkuaklah foto-foto sejumlah pastor yang mencium dan meraba-raba tubuh peserta seminari –sekolah kependetaan– di Diosis Santo Poelten. Ini terjadi pada bulan Juli 2004 di Austria.
3. Paus Benediktus menyatakan permintaaan maafnya atas pelecehan seksual yang dilakukan oleh sejumlah penginjil di sana. “Itu perbuatan setan,” kata Paus ikut mengutuk pelecehan seks itu saat berkunjung ke Australia itu. “Pelakunya harus mendapat hukuman!” Alhasil sejumlah 107 pelaku dihukum terkait pelecehan seks di sana. Data ini diperoleh bulan Juli 2008 di Australia.
4. Lebih dari 300 korban pelecehan seksual telah melaporkan dalam beberapa pekan ini setelah media melaporkan tiga pastor dari Ordo Salesian melakukan pelecehan seksual beberapa dasawarsa lalu di sebuah pondokan Katolik di sana. Ini terjadi di bulan Maret 2010 di Belanda. (Keseluruhan data nomor 1-4 diperoleh dari http://voa-islam.com)
Sebenarnya, skandal seksual dari para pendeta-pendeta tak bermoral ini bukanlah hal baru. Tragedi seperti ini telah berlangsung sejak lama.
1. Yohannes XII menjalankan tugas kependetaannya pada periode 955-964. Dia mengemban misinya pada saat berusia enam belas tahun. Ia adalah seorang biseksual (tertarik kepada laki-laki dan wanita).
2. Alexander II menjalani masa kepausan pada periode 1061-1073. Dia tidak memberi sanksi tegas terhadap seorang pendeta yang tertangkap basah bermain seks dengan ayahnya sendiri pada tahun 1064. Pada tahun 1066 dia mengampuni seorang pendeta yang bercinta dengan ibunya.
3. Klemens V seorang paus selama periode 1305-1314 yang pergi meninggalkan Italia. Paus ini dikenal sebagai pezina dan orang yang memelihara pelacur. Istananya dalam setahun menghabiskan uang senilai 30.000 poundsterling untuk makanan dan anggur. Dia mati diracun oleh seorang rahib saat perayaan misa.
4. Julius II adalah seorang paus pada periode 1503-1513. Tercatat dia pernah melakukan tindak penyuapan untuk mendapatkan suatu jabatan. Dia pun terkenal sebagai sosok yang menyukai seks, makanan, dan minuman keras. Pada tanggal 2 Juli 1510, Julius pernah menyatakan dukungan terhadap pembangunan tempat pelacuran. Bahkan dia pernah memperkosa seorang pemuda Jerman. Kaisar pada saat itu, Maximilian, berkata: “Julius adalah paus pemabuk dan nakal.”
5. Giovanni de Medici adalah seorang paus periode 1513-1521. Ketika terpilih menjadi seorang paus, ia berkata: “Tuhan memberi kita kepausan. Ayo kita nikmati.” Catholic Encyclopedia menyebut bahwa ia menganggap istana kepausan sebagai tempat hiburan. Joseph Mc Cabe berkata tentang Giovanni: “Orang yang kasar, sinis, tidak karuan, dan mungkin kecanduan homoseks di Vatikan.” Ya!!! Catatan-catatan kontemporer menyebutnya sebagai “pecinta bocah.”
6. Allesandro Farnese seorang paus periode 1534-1549 yang moralnya tidak jauh berbeda. Dia terkenal senang menyimpan perempuan-perempuan cantik dan ia mendapat julukan “Paus Rok Dalam.” Mungkin maksudnya adalah pakaian dalam wanita karena hal ini selaras dengan tingkah lakunya itu. Ketika di terpilihmenjadi seorang paus, dia membuat koin mas baru sebagai mata uang. Di salah satu sisi koin itu terdapat gambar Ganymede telanjang yang sedang menyiram bunga bakung. Ganymede adalah kekasih Jupiter dalam mitos Yunani.
7. Julius III adalah paus periode 1550-1555. Dia nampaknya memiliki kelainan seksual tidak menyukai wanita. Dua orang anak haramnya dijadikan kekasih olehnya, mereka adalah Bertuccino dan Innocente. Selain itu, banyak para anak-anak remaja ganteng yang ia angkat menjadi cardinal. Dikatakan bahwa mereka dijadikan obyek sodomi oleh Julius III. Puisi terkenal saat itu yan berjudul “In Praise of Sodomy” (Pujian Untuk Sodomi) adalah puisi yang ditujukan kepadanya.
8. Pada tahun 1633 di Perancis, seorang pendeta bernama Urbain Grandier pernah membujuk biarawatinya untuk menyembah iblis. Dia juga pernah mengadakan pesta seks dengan para biarawatinya di gerejanya sendiri dengan mengatasnamakan Dewa Persia Asmodeus. (Semua data dinukil dari buku Sex Lives of Popes karya Nigel Cawthorne)
Demikianlah kehidupan tak bermoral para pendeta Kristen.


Baca Selengkapnya Di: http://muslims-says.blogspot.com/2012/04/kristen-seharusnya-malu-menfitnah-nabi.html#ixzz1tJUvfHgv

Yesus Tidak Mati Di Salib Bagian 6 Tanda Yunus


Yesus Tidak Disalib 

Pada pembahasan kali ini yang saya akan mencoba menjelaskan tentang Tanda Yunus yang disebutkan Yesus dalam sabda di Alkitab.
Matius.
[40] Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.

Sebelumnya perlu saya tegaskan bahwa membahas satu ayat dalam Alkitab tidak bisa seenaknya membahasnya tanpa dibantu atau didukung ayat-ayat lain. karena kalau ayat ini berdiri sendiri malah akan menimbulkan penfasiran keliru.
dan tentu ayat ini tidak akan terlepas dari ayat-ayat Alkitab yang sudah dibahas sebelumnya mengenai Yesus tidak mati Disalib.
di pembahasan lalu kita sudah membahas mengenai nubuat Kaki terantuk batu saya akan postingkan secara singkat mengenai hal ini

Nubuat Terantuk Batu:
Lukas4:10 sebab ada tertulis: Mengenai Engkau, Ia akan memerintahkan malaikat-malaikat-Nya untuk melindungi Engkau,4:11 dan mereka akan menatang Engkau di atas tangannya, supaya kaki-Mu jangan terantuk kepada batu."

Mari kita cek dimanakah nubuat itu berada di PL "....SUPAYA KAKI-MU JANGAN TERANTUK KEPADA BATU" ITU ??MAZMUR 91:12,...Mari kita baca Mazmur satu periskopMAZMUR91:9. Sebab TUHAN ialah tempat perlindunganmu, Yang Mahatinggi telah kaubuat tempat perteduhanmu,91:10 malapetaka tidak akan menimpa kamu, dan tulah tidak akan mendekat kepada kemahmu;91:11 SEBAB MALAIKAT-MALAIKAT-NYA akan diperintahkan-Nya kepadamu untuk menjaga engkau di segala jalanmu.91:12 Mereka akan menatang engkau di atas tangannya, SUPAYA KAKIMU JANGAN TERANTUK KEPADA BATU. (MAT 4:6 & LUK 4:9-10 !!)Jadi Nubuat ini BENAR NUBUAT UNTUK Yesus !!Kmudian, mari lanjutkan ke ayat-ayat berikutnya...91:13 Singa dan ular tedung akan kaulangkahi, engkau akan menginjak anak singa dan ular naga.91:14 "Sungguh, hatinya melekat kepada-Ku, maka Aku akan meluputkannya, Aku akan membentenginya, sebab ia mengenal nama-Ku.91:15 Bila ia berseru kepada-Ku, Aku akan menjawab, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, Aku akan meluputkannya dan memuliakannya.91:16 Dengan panjang umur akan Kukenyangkan dia, dan akan Kuperlihatkan kepadanya keselamatan dari pada-Ku."
Sekarang mari kita perhatikan ayat ini.Bila IA BERSERU KEPADA-KU, AKU AKAN MENJAWAB, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, AKU AKAN MELUPUTKANNYA DAN MEMULIAKANNYA.Siapa yang berseru kepada Allah ketika itu??? Jelas Yesus. Mari kita lihat apa yang diseur Yesus kepada Bapa.“Dalam hidupnya sebagai manusia, Yesus telah mempersembahkan do’a dan permohnan dengan ratap tangis dan keluhan kepada Dia yang sanggup menyelamatkannya dari maut, dan karena kesalehannya ia telah didengarkan”. (Ibrani: 5:7)(Lukas 22:42-46)“Ya Bapaku, jikalau Engkau mau, ambilah cawan ini daripada-Ku; tetapi bukanlah kehendakku, melainkan kehendak-Mulah yang terjadi”.

kembali ke ayat Mazmur:
Bila IA BERSERU KEPADA-KU, AKU AKAN MENJAWAB, Aku akan menyertai dia dalam kesesakan, AKU AKAN MELUPUTKANNYA DAN MEMULIAKANNYA.Berdasarkan nubuat ini, jelas sekali Yesus diselamatkan..Ia berseru kepada-KU AKU AKAN MENJAWAB, JADI JELAS DOA YESUS DI ATAS DIKABULKAN, CAWAN YESUS DIAMBILAKU AKAN MELUPUTKANNYA.. CAWAN YESUS DIAMBIL.. YESUS DILUPUKAN DARI UJIAN PENANGKAPAN..Kembali jika kita lihat ayat selanjutnya dari nubuat MAZMUR:91:16 DENGAN PANJANG UMUR AKAN KU KENYANGKAN IA, dan akan KUPERLIHATKAN kepadanya KESELAMATAN dari pada-Ku."Ayat ini lebih tegas dan terang menyatakan Yesus akan diberi PANJANG UMUR, DIBERI KESELAMATAN.
Baca Selengkapnya Di: http://muslims-says.blogspot.com/2012/01/yesus-tidak-mati-disalib-bagian-4.html#ixzz1nlF1xHAp


Tentang Nubuat Yesus Menikah mengenai Yesus akan menjadi Korban Penebus salah
Yesaya 53:10(BIS) TUHAN menghendaki bahwa ia menderita, dan menyerahkan diri sebagai kurban penghapus dosa. Maka ia akan panjang umur dan melihat keturunannya melalui dia kehendak TUHAN akan terlaksana.

Berdasarkan dua Nubuat ini yakni salah satunya menyebut Doa yesus akan dikabulkan dan yesus akan diluputkan serta diberi panjang umur dan kenyang..sementara di Yesaya ini Yesus disebutkan akan panjang umur, melihat keturuannya berarti Yesus akan menikah.
Maka berdasarkan hal ini tentu nubuat Tentang Tanda Yunus yang disebut di atas akan berkaitan dengan dua nubuat ini tidak mungkin tanda Yunus ini malah akan bertentangan dengan dua nubuat ini.

Kita kembali ke ayat yang dimaksud:
Matius.
[40] Sebab seperti Yunus tinggal di dalam perut ikan tiga hari tiga malam, demikian juga Anak Manusia akan tinggal di dalam rahim bumi tiga hari tiga malam.


Pada ayat ini Yesus menjelaskan Bahwa Yesus akan berada di dalam Rahim bumi, artinya dikubur di dalam tanah selama tiga hari tiga malam.

Jika yang dijadikan contoh adalah Nabi Yunus, maka kita akan tahu bahwa Nabi Yunus mengalami hal yang mirip yakni beliau dimakan ikan Paus dan berada di dalam perut Ikan Paus selama 3 hari 3 malam.
maka dari itu Yesus pun demikian akan dikubur 3 hari 3 malam.
satu hal yang sangat penting dalam ayat ini adalah soal keberadaan Yunus dimana Ia selama 3 hari 3 malam didalam perut ikan Paus tidak mati. dan hingga hari keempat pun ketika ia keluar dari perut Ikan paus Ia masih dalam keadaan hidup.

Oleh karena itu, dengan keberadaan Yunus yang hidup selama 3 hari 3 malam maka Yesus pun seharusnya hidup 3 hari 3 malam. tidak mati seperti yang disangkakan oleh semua orang kristen.
dan berdasarkan hal ini tentu penafsiran mengenai Yesus masih hidup di dalam perut bumi selama 3 hari 3 malam tentu tidak bertolak belakang dengan ayat-ayat lain.semisal ayat sebelumnya yang saya paparkan bahwa dinubuatkan di PL Yesus akan selamat, panjang umur, kenyang dan bahkan beliau disebutkan akan menikah dan punya anak.

maka tentu ayat soal Yunus ini tidak mungkin malah akan bertentangan dengan ayat-ayat tersebut.
selain berkaitan dengan ayat soal nubuat, keberadaan yesus tidak mati selama 3 hari 3 malam diperkuat dengan Yesus tidak pernah disebutkan mati dalam Alkitab saat penyaliban. terakhir yang hanya disebutkan adalah Yesus disebutkan menyerahkan nyawanya. namun tidak disebut secara jelas apakah Yesus telah mati.malah jika melihat fakta lain Yesus ditusuk hingga mengeluarkan darah. ini adalah fakta bahwa Yesus benar-benar masih hidup. pembaca silahkan bertanya kepada dokter atau ahli kesehatan jika tidak percaya apakah mayat yang sudah mati itu darahnya masih mengalir? maka jawabannya adalah tentu tidak.
selain itu yesus juga disalib sangat sebentar. ada yang menyebut cuma 3 jam, ada yang menyebut 1 hari jika menghitung 1 hari pun tetap saja Yesus tidak mati, karena salib adalah hukuman yang membunuh dalam waktu yang lama. tidak cepat.
maka saya sangat yakin bahwa Tanda Yunus ini menyatakan bahwa Yunus 3 hari 3 malam di perut ikan paus dalam keadaan Hidup maka Yesus pun di dalam perut bumi dalam keadaan Hidup pula.
Kristen banyak yang menanggapi soal ini, memang sangat wajar karena dogma terpenting Kristen adalah penebusan dosa. jika Penebusan dosa ini tidak ada maka Kristen bisa bubar.
maka wajar saja mereka akan berusaha keras membantah dan memberi tanggapan soal ini.
tanggapan mereka bermacam-macam.
pertama: mereka menyebut bahwa tanda ini adalah sekedar tanda bukan mu'jizat. dan tidak berkaitan sama sekali dengan Yunus yang masih hidup tapi ayat ini hanya menjelaskan bahwa Yesus hanya menyatakan keberadaan Yesus yang akan tinggal didalam perut bumi, tidak menyingung smaa sekali soal mu'jizat Yunus yang tidak mati.

alasan ini adalah alasan yang sangat lemah. sebab untuk apa Yesus menyebut nama Yunus kalau Yesus hanya akan menyebut sebuah tanda tanpa mu'jizat?
Yesus bisa saja menyebut tanda. bahwa nanti Yesus akan di masukan kedalam perut bumi selama 3 hari 3 malam tanpa menyebut nama Yunus, itu juga cukup sebagai tanda. namun nyatanya Yesus mengaitkan nama Yunus.
Apa artinya tentu ada alasan yang lebih dalam lagi kenapa Yesus menyebut nama Yunus.dan kita semua tahu bahwa Yunus memang tidak mati 3 hari 3 malam. maka sudah sepantasnya Yesus pun tidak mati saat itu hingga dia keluar dari kubur.

kedua: tanggapan lain Kristen juga menyebut bahwa sesungguhnya ayat ini tidak membicarakan soal Yunus yang selamat dan Yesus juga akan seperti Yunus tapi tentang pertobatan bukan mengenai mujizat mati atau hidupnya Yunus diperut ikan seperti yang dijelaskan di ayat selanjutnya dari ayat ini:
[41] Pada waktu penghakiman, orang-orang Niniwe akan bangkit bersama angkatan ini dan menghukumnya juga. Sebab orang-orang Niniwe itu bertobat setelah mendengar pemberitaan Yunus, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Yunus! [42] Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!”

tanggapan ini sepintas masuk akal, namun sayang tidak tepat dan mengena terhadap ayat ini. karena berbicara soal berada di dalam perut bumi selama 3 hari 3 malam merupakan peristiwa yang sangat penting bagi kehidupan Yesus. maka adalah aneh kalau penyebutan seperti Yunus di ayat ini malah disebut hanya berkaitan tentang pertobatan bukan soal Yunus yang selamat dari ikan paus dan yesus akan sama dengan Yunus.


Tanggapan ketiga: juga tidak berbeda dengan yang diatas yakni berupa pertanyaan-pertanyaan dan alasan untuk menyudutka posisi Yunus yang selamat, jika Yesus seperti Yunus artinya Yunus hidup maka Yesus harus hidup pula, maka seharusnya Yesus juga harus seperti Yunus di atas kapal, tenggelam di air, dan dimakan ikan paus dan seterusnya..
saya baru mendengar ada yang memberi tanggapan seperti ini, saya sungguh sangat-sangat ingin tertawa mendengarnya. sebab sudah sangat jelas orang ini cacat logika. ia tidak bisa memahami makna sebuah ayat atau esensi dari sebuah ayat atau kisah.
sudah sangat jelas Yesus menyebut dirinya seperti Yunus, Yunus di dalam perut Paus dan Yesus di Perut bumi. dari pernyatan ini saja sudah jelas yang akan ditarik dari Yunus dan Yesus adalah kesamaan secara esensi atau yang paling inti atau yang paling terpenting dari kesamaan tanda ini.
Apa yang paling esensi?? apakah Yesus harus naik kapal sama seperti Yunus tentu ini tidak esensi, apakah yesus harus kelaut dan dimakan ikan paus? tentu tidak esensi.
Esensi yang terpenting adalah saat atau keberadaan Yesus di Perut Bumi dan Yunus di Perut ikan paus selama 3 hari 3 malam. tentu jika berbicara saat tentu esensinya pada saat ini. apa yang terjadi saat ini? yakni Yunus yang masih hidup saat berada di dalam perut Ikan Paus. maka seharusnya esensi yesus menyebut ia berada didalam perut bumi seperti Yunus 3 hari 3 malam maka akan mengikuti atau sama yakni dalam keadaan hidup.
dan ini tentu di dukung Nubuat-nubuat seperti yang saya jelaskan sebelumnya. didukung pula fakta Yesus masih hidup.
selain itu fakta lain Yesus saat akan dikubur diminyaki dengan minyak Mur, dan kita tahu secara medis minyak mur adalah balsem untuk mayat, fungsinya anti septik dapat membuat mayat awet namun fungsi lain adalah dapat membersihkan dan mengobati luka. sehingga luka-luka Yesus tentu dapat sembuh.
bukti lain ketika Yesus keluar dari kubur, dalam keadaan utuh sebagai manusia, yang masih terdapat luka-luka dan Yesus lapar. dan makan ikan goreng.
ini semakin memperkuat Yesus benar-benar tidak mati, sebab Yesus lapar. jika Yesus sudah berbangkit apakah masih merasakan lapar? tentu tidak, lapar disini karena Yesus selama 3 hari tidak makan.
maka semakin kuatlah tanda Yunus disini sangat terbukti bahwa Yesus sama persis dengan Yunus dimana Yunus hidup selama 3 hari 3 malam di dalam perut Ikan Paus dan Yesus tidak mati pula saat itu.

Wallahu A'lam Bis Shawab

Baca Selengkapnya Di: http://muslims-says.blogspot.com/2012/02/yesus-tidak-mati-di-salib-tanda-yunus.html#ixzz1tJTy0SkM

Minggu, 22 April 2012

10 PERINTAH TUHAN



1.    Jangan ada padamu Allah lain di hadapan-Ku.


 1- Tuhan itu hanya satu [Ulangan 6:4]. 

2- Tuhan itu hanya Allah saja [Ulangan 6:4, 4:35] 

3- Jangan menyembah kepada selain Allah [Ulangan 5:7] 

4- Tiada Tuhan yang lain selain Allah [Ulangan 4:35, II Samuel 7:22] 

5- Tidak ada Tuhan yang namanya Yesus Kristus apalagi Roh Kudus [Ulangan 4:35]. 

6- Tuhan satu-satunya di langit dan di bumi hanya Allah saja [Ulangan 4:39]. 

7- Sejak dulu Tuhan hanyalah Allah [Yesaya 46:9] 

8- Tidak ada yang seperti Allah di seluruh bumi [Keluaran 9:14] 

9- Jangan sujud menyembah kepada selain Allah [Keluaran 20:5] 

10- Tidak ada yang seperti Allah [Ulangan 33:26] 

11- Tidak ada yang sama dengan Allah [II Samuel 7:22] 

12- Tidak ada Tuhan selain Allah [II Samuel 7:22] 

13- Allah tetap sama, tidak pernah berubah menjadi tiga bagian [Yesaya 48:12]. 

14- Yang terdahulu = Allah, Yang terkemudian = Allah [Yesaya 48:12].



102. (Yang memiliki sifat-sifat yang) demikian itu ialah Allah Tuhan kamu; tidak ada Tuhan selain Dia; Pencipta segala sesuatu, maka sembahlah Dia; dan Dia adalah Pemelihara segala sesuatu.
Kalau kita menengok ke belakang, mempelajari kepercayaan umat manusia, maka yang ditemukan adalah hampir semua umat manusia mempercayai adanya Tuhan yang mengatur alam raya ini. Orang-orang Yunani Kuno menganut paham politeisme (keyakinan banyak tuhan): bintang adalah tuhan (dewa), Venus adalah (tuhan) Dewa Kecantikan, Mars adalah Dewa Peperangan, Minerva adalah Dewa Kekayaan, sedangkan Tuhan tertinggi adalah Apollo atau Dewa Matahari. Masyarakat Mesir, tidak terkecuali. Mereka meyakini adanya Dewa Iziz, Dewi Oziris, dan yang tertinggi adalah Ra'. Masyarakat Persia pun demikian, mereka percaya bahwa ada Tuhan Gelap dan Tuhan Terang. Begitulah seterusnya. Mereka mungkin heran dengan orang yang hanya menyembah satu tuhan, karena bagi mereka, apakah cukup bila hanya dengan satu Tuhan ?. 

Pengaruh keyakinan tersebut merambah ke masyarakat Arab, walaupun jika mereka ditanya tentang Penguasa dan Pencipta langit dan bumi mereka menjawab, "Allah." Tetapi pada saat yang sama mereka menyembah juga berhala-berhala Al-Lata, Al- Uzza, dan Manata, tiga berhala terbesar mereka, di samping ratusan berhala lainnya. 

Al-Quran datang untuk meluruskan keyakinan itu, dengan membawa ajaran tauhid. Tulisan ini berusaha untuk memaparkan wawasan Al-Quran tentang hal tersebut, meskipun harus diakui bahwa tulisan ini tidak mungkin dapat menjangkau keseluruhannya. Dapat dibayangkan betapa luas pembahasan tentang Tuhan Yang Maha Esa bila akan dirujuk keseluruhan kata yang menunjuk-Nya. Kata "Allah" saja dalam Al-Quran terulang sebanyak 2697 kali. Belum lagi kata-kata semacam Wahid, Ahad, Ar-Rab, Al-Ilah, atau kalimat yang menafikan adanya sekutu bagi-Nya baik dalam perbuatan atau wewenang menetapkan hukum, atau kewajaran beribadah kepada selain-Nya serta penegasian lain yang semuanya mengarah kepada penjelasan tentang tauhid. 

1. FITRAH MANUSIA: KEYAKINAN TENTANG KEESAAN ALLAH
Kalau kita membuka lembaran-lembaran Al-Quran, hampir tidak ditemukan ayat yang membicarakan wujud Tuhan. Bahkan Syaikh Abdul Halim Mahmud dalam bukunya Al-Islam wa Al-'Aql menegaskan bahwa,"Jangankan Al-Quran, Kitab Taurat, dan Injil dalam bentuknya yang sekarang pun (Perjanjian Lama dan Baru) tidak menguraikan tentang wujud Tuhan." Ini disebabkan karena wujud-Nya sedemikian jelas, dan "terasa" sehingga tidak perlu dijelaskan. 

Al-Quran mengisyaratkan bahwa kehadiran Tuhan ada dalam diri setiap insan, dan bahwa hal tersebut merupakan fitrah (bawaan) manusia sejak asal kejadiannya. Demikian dipahami dari firman-Nya dalam surat Al-Rum (30): 30. 

"Maka hadapkanlah wajahmu dengan lurus kepada agama (Allah), (tetaplah atas) fitrah Allah yang telah menciptakan manusia menurut fitrah itu. Tiada perubahan pada fitrah Allah. (Itulah) agama yang lurus, tetapi kebanyakan manusia tidak mengetahui." (QS. Al-Rum (30): 30)

Dalam ayat lain dikemukakan, bahwa: 

"Dan (ingatlah) ketika Tuhanmu mengeluarkan keturunan anak-anak Adam dari sulbi mereka, dan Allah mengambil kesaksian terhadap jiwa mereka (seraya berfirman), 'Bukankah Aku ini Tuhanmu?' Mereka menjawab: 'Betul (Engkau Tuhan kami), kami menyaksikan'" (QS Al-A'raf [7]: 172)

Apabila Anda duduk termenung seorang diri, pikiran mulai tenang, kesibukan hidup atau haru hati telah dapat teratasi, terdengarlah suara nurani, yang mengajak Anda untuk berdialog, mendekat bahkan menyatu dengan suatu totalitas wujud Yang Maha mutlak. 

Suara itu mengantar Anda untuk menyadari betapa lemahnya manusia dihadapan-Nya. dan betapa kuasa dan perkasa Dia Yang Mahaagung itu. Suara yang Anda dengarkan itu, adalah suara fitrah manusia. Setiap orang memiliki fitrah itu, dan terbawa serta olehnya sejak kelahiran, walau seringkali -karena kesibukan dan dosa-dosa- ia terabaikan, dan suaranya begitu lemah sehingga tidak terdengar lagi. Tetapi bila diusahakan untuk didengarkan, kemudian benar-benar tertancap di dalam jiwa, maka akan hilanglah segala ketergantungan kepada unsur-unsur lain kecuali kepada Allah semata, tiada tempat bergantung, tiada tempat menitipkan harapan, tiada tempat mengabdi kecuali kepada-Nya. La haula wa la quwwata illa billahi-'Aliyyil-'Azhim (Tiada daya untuk memperoleh manfaat, tiada pula kuasa untuk menolak mudarat, kecuali bersumber dari Allah Yang Mahatinggi lagi Mahaagung). Dan dengan demikian tidak ada lagi rasa takut yang menghantui atau mencengkeram, tiada pula rasa sedih yang akan mencekam. 

Sesungguhnya orang-orang yang berkata (berprinsip) bahwa Tuhan Pemelihara kami adalah Allah, serta istiqamah dengan prinsip itu, akan turun kepada mereka malaikat (untuk menenangkan mereka sambil berkata) "Jangan takut, jangan bersedih, berbahagialah kalian dengan surga yang dijanjikan" (QS Fushshilat [41]: 30)

"Orang-orang yang beriman dan jiwa mereka menjadi tenteram karena mengingat Allah. Memang hanya dengan mengingat Allahlah jiwa menjadi tenteram" (QS Al-Ra'd [13]: 28)

Memang boleh jadi ada saat-saat dalam hidup ini -singkat atau panjang- dimana manusia mengalami keraguan tentang wujud-Nya, bahkan boleh jadi keraguan tersebut mengantarnya untuk menolak kehadiran Tuhan dan menanggalkan kepercayaannya, tetapi ketika itu keraguannya akan beralih menjadi kegelisahan, khususnya pada saat-saat ia merenung. 

Bahkan boleh jadi kita dapat berkata bahwa mereka yang tidak mempercayai wujud Tuhan adalah orang-orang yang kehabisan akal dan keras kepala ketika berhadapan dengan satu kenyataan yang tidak sesuai dengan "nafsu kotornya" itu. 

Yang demikian dapat dipahami dari ayat yang menguraikan diskusi yang terjadi antara Nabi Ibrahim a.s. dan penguasa masanya (Namrud) (QS Al-Baqarah [2]: 258), atau Fir'aun ketika berhadapan dengan Musa a.s. yang bertanya, "Siapa Tuhan semesta alam itu?" (QS Al-Syu'ara, 126]: 23). 

Salah satu bukti bahwa pernyataan ini lahir dari sikap keras kepala adalah pengakuan Fir'aun sendiri ketika ruhnya akan meninggalkan jasadnya. Dalam konteks ini Al-Quran, menjelaskan sikap Fir'aun yang ketika itu kembali kepada fitrah, namun sayang dia telah terlambat. 

"... hingga saat Fir'aun telah hampir tenggelam, berkatalah dia. 'Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).' Apakah sekarang (baru kamu percaya) padahal sesungguhnya kamu telah durhaka sejak dahulu dan kamu termasuk orang-orang yang berbuat kerusakan?" (QS Yunus [10]: 90-91)

Ayat ini sekaligus membuktikan bahwa kehadiran Tuhan merupakan fitrah manusia yang merupakan kebutuhan hidupnya. Kalaupun ada yang mengingkari wujud tersebut, maka pengingkaran tersebut bersifat sementara. Dalam arti bahwa pada akhirnya -sebelum jiwanya berpisah dengan jasadnya- ia akan mengakui-Nya. Memang, kebutuhan manusia bertingkat-tingkat, ada yang harus dipenuhi segera seperti kebutuhan udara, ada yang dapat ditangguhkan untuk beberapa saat, seperti kebutuhan minum. Kebutuhan untuk makan, dapat ditangguhkan lebih lama daripada kebutuhan minuman, tetapi kebutuhan pemenuhan seksual bisa lebih lama ditangguhkan daripada kebutuhan pada makan dan minum; demikian seterusnya. Kebutuhan yang paling lama dapat ditangguhkan adalah kebutuhan tentang keyakinan akan adanya Allah SWT, Tuhan Yang Maha Esa. 

2. TAUHID ADALAH PRINSIP DASAR AGAMA SAMAWI
Merujuk kepada Al-Quran, dapat kita temukan bahwa para Nabi dan Rasul selalu membawa ajaran tauhid. 

"Kami tidak mengutus seorang Rasul pun sebelum kamu, kecuali Kami wahyukan kepadanya bahwa tidak ada Tuhan selain Aku, maka sembahlah Aku" (QS Al-Anbiya' [21]: 25)

"Wahai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tak ada Tuhan bagimu selain-Nya."

Demikian ucapan Nabi Nuh, Hud, Shaleh dan Syu'aib yang diabadikan Al-Quran masing-masing secara berurut dalam surat Al-A'raf (7): 59, 65, 73, dan 85. 

Demikian juga ajaran yang diterima Musa a.s. langsung dari Allah: 

"Aku yang memilihmu, maka dengarkan dengan tekun, apa yang diwahyukan (padamu): 'Sesungguhnya Aku adalah Allah, tidak ada Tuhan selain Aku. Sembahlah Aku, dan dirikanlah shalat untuk mengingat-Ku'" (QS Thaha [20] 13-14)

Nabi Isa a.s. juga mengajarkan prinsip ini kepada umatnya: 

"Isa berkata (kepada Bani Israil), 'Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu.' Sesunguhnya siapa yang mempersekutukan-Nya maka Allah mengharamkan baginya surga, dan tempatnya adalah neraka. Tiada penolong bagi orang-orarg yang aniaya." (QS Al-Maidah [5]: 72)

Namun, walaupun semua nabi membawa ajaran tauhid, terlihat melalui ayat-ayat Al-Quran bahwa ada perbedaan dalam pemaparan mereka tentang prinsip tauhid. Jelas sekali bahwa Nabi Muhammad saw, melalui Al-Quran diperkaya oleh Allah dengan aneka penjelasan dan bukti, serta jawaban yang membungkam siapa pun yang mempersekutukan Tuhan.
Allah SWT menyesuaikan tuntunan yang dianugerahkan kepada para Nabi-Nya sesuai dengan tingkat kedewasaan berpikir umat mereka. Karena itu hampir tidak ada bukti-bukti logis yang dikemukakan oleh Nabi Nuh kepada umatnya, dan pada akhirnya setelah mereka tetap membangkang, jatuhlah sanksi yang memusnahkan mereka: "Maka topan membinasakan mereka, dan mereka adalah orang-orang aniaya" (QS Al-'Ankabut [29]: 14). 

Ketika tiba masa Nabi Hud a.s. -yang masanya belum terlalu jauh dari Nuh- pemaparan beliau hampir tidak berbeda, tetapi di sana sini telah jelas bahwa masyarakat yang diajaknya berdialog, memiliki kemampuan berpikir sedikit di atas umat Nuh. Karena itu, pemaparan tentang tauhid yang dikemukakan oleh Hud a.s. disertai dengan peringatan tentang nikmat-nikmat Allah yang mereka dapatkan. Dalam rangkaian ayat-ayat yang mengingatkan mereka akan keesaan Allah, Hud mengingatkan: 

"Ingatlah (nikmat Allah) oleh kamu sekalian ketika Allah menjadikan kamu sebagai pengganti-pengganti (yang berkuasa) sesudah lenyapnya kaum Nuh; dan Tuhan melebihkan kekuatan tubuh dan perawakanmu (daripada kaum Nuh), maka ingatlah nikmat-nikmat Allah supaya kamu mendapat keberuntungan (QS Al-A'raf [7]: 69, dan juga dalam QS Al-Syu'ara' [26]: 123-140)

Nabi Shaleh yang datang sesudah Nabi Hud a.s. lebih luas dan rinci penjelasannya, karena wawasan umatnya lebih luas pula. Mereka misalnya diingatkan tentang asal kejadian mereka dari tanah atau tugas mereka memakmurkan bumi (QS Hud [11]: 61). 

Akal yang mampu mencerna dapat memahami bahwa asal kejadian manusia berasal dari tanah -dalam arti bahwa sperma yang dituangkan ke rahim istri berasal dari makanan yang dihasilkan oleh bumi. Manusia yang memiliki akal yang dapat mencerna ini atau walau hanya memahaminya secara umum, pastilah lebih mampu dari mereka yang sekadar dipaparkan kepadanya nikmat-nikmat Ilahi, sebagaimana halnya kaum Hud dan Nuh- Di samping itu ada bukti lain yang dikemukakan Nabi Shaleh: 

"Dan kepada Tsamud (Kami mengutus) saudara mereka Shaleh. Dia berkata, 'Wahai kaumku sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang bukti yang sangat nyata kepadamu; unta betina Allah ini sebagai bukti untuk kamu ...'" (QS Al-A'raf [7]: 73)

Ketika tiba masa Syu'aib, ajakan dakwahnya lebih luas lagi, melampaui batas yang disinggung oleh ketiga Nabi sebelumnya. Kali ini ajaran tauhid tidak saja dikaitkan dengan bukti-bukti, tetapi juga dirangkaikan dengan hukum-hukum syariat. 

"Dan kepada penduduk Madyan (Kami mengutus) saudara mereka Syu'aib. Ia berkata, 'Hai kaumku, sembahlah Allah, sekali-kali tidak ada Tuhan bagimu selain-Nya. Sesungguhnya telah datang kepadamu bukti yang nyata dan Tuhanmu. Maka sempurnakanlah takaran dan timbangan, dan janganlah kamu kurangkan bagi manusia barang-barang takaran dan timbangannya, dan janganlah kamu membuat kerusakan di bumi sesudah Tuhan memperbaikinya. Yang demikian itu lebih baik bagimu, jika kamu benar-benar orang yang beriman.'" (QS Al-A'raf [7]: 85)

Ayat ini bahkan menggugah jiwa dan menuntut mereka untuk membangun satu masyarakat yang penuh dengan kemakmuran dan keadilan. Setelah itu, datang ajakan Nabi Ibrahim, yang merupakan periode baru dari tuntunan tentang Ketuhanan Yang Maha Esa. Nabi Ibrahim a.s. dikenal sebagai "Bapak Para Nabi," "Bapak Monoteisme," serta "Proklamator Keadilan Ilahi" karena agama-agama samawi terbesar dewasa ini merujuk kepada agama beliau. 

Ibrahim a.s. menemukan dan membina keyakinannya melalui pencarian dan pengalaman-pengalaman keruhanian yang dilaluinya dan hal ini -secara Qurani- terbukti bukan saja dalam penemuannya tentang keesaan Tuhan seru sekalian alam, sebagaimana diuraikan dalam surat Al-An'am ayat 75, tetapi juga dalam keyakinan tentang hari kebangkitan. Menarik untuk diketahui bahwa beliaulah satu-satunya Nabi yang disebut Al-Quran bermohon kepada Allah untuk diperlihatkan bagaimana cara-Nya menghidupkan yang mati, dan permintaan beliau itu dikabulkan Allah (QS Al-Baqarah [2]: 260). 

Para ilmuwan seringkali berbicara tentang penemuan-penemuan manusia yang mempengaruhi atau bahkan mengubah jalannya sejarah kemanusiaan. Tetapi, seperti ditulis Abbas Al-'Aqqad dalam Abu Al-Anbiyya': "Penemuan yang dikaitkan dengan Nabi Ibrahim a.s. merupakan penemuan manusia yang terbesar, dan yang tidak dapat diabaikan oleh para ilmuwan atau sejarawan. Ia tidak dapat dibandingkan dengan penemuan roda, api, listrik, atau rahasia-rahasia atom -betapapun besarnya pengaruh penemuan-penemuan tersebut- yang semua itu dikuasai oleh manusia. Penemuan Ibrahim menguasai jiwa dan raga manusia. Penemuan Ibrahim menjadikan manusia yang tadinya tunduk kepada alam menjadi mampu menguasai alam, serta menilai baik buruknya. Penemuan manusia dapat menjadikannya berlaku sewenang-wenang, tetapi kesewenangan-wenangan ini tidak mungkin dilakukannya selama penemuan Ibrahim a.s. tetap menghiasi jiwanya. Penemuan tersebut berkaitan dengan apa yang diketahui dan tidak-diketahuinya berkaitan kedudukannya sebagai makhluk, dan hubungan makhluk ini dengan Tuhan, alam raya, dan makhluk-makhluk sesamanya." 

Karena itu ketika memaparkan tauhid kepada umatnya, Nabi mulia ini tidak lagi berkata sebagai Nabi-nabi sebelumnya berkata : "Sembahlah Allah, kalian tidak memiliki Tuhan selain-Nya," tetapi dinyatakannya, 

"Sembahlah Allah dan bertakwalah kepada-Nya, yang demikian itu lebih baik untukmu kalau kamu mengetahuinya" (QS Al-'Ankabut [29]: 16)

Dan dinyatakannya bahwa Tuhan yang disembah adalah Tuhan seru sekalian alam, bukan Tuhan suku, bangsa dan jenis makhluk tertentu saja. 

"Sesungguhnya aku menghadapkan wajahku kepada Tuhan yang menciptakan langit dan bumi dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan" (QS Al-'An'am [6]: 79)

"Dia (Ibrahim) berkata (kepada kaumnya), 'Sebenarnya Tuhan kamu adalah Tuhan seluruh langit dan bumi yang telah menciptakannya, dan aku termasuk orang-orang yang dapat memberikan bukti atas yang demikian itu" (QS Al-Anbiya, [21]: 56)

Terlihat juga dari Al-Quran bagaimana beliau "berdiskusi" dengan umatnya dalam rangka membuktikan kesesatan mereka, dan menunjukkan kebenaran akidah tauhid (antara lain surat Al-Anbiya, [21]: 51-67). 

Demikianlah tahap baru dalam uraian tauhid, dan karena itu -seperti ditulis oleh Abdul-Karim Al-Khatib dalam buku karyanya, Qadhiyat Al-Uluhiyyah baina Al-Falsafah wa Ad-Din- sejak Nabi Ibrahim, sampai dengan nabi-nabi sesudahnya tidak dikenal lagi pemusnahan total bagi umat satu Nabi sebagaimana yang terjadi terhadap umat-umat sebelumnya. 

Pemaparan tauhid pun dari hari ke hari semakin mantap dan jelas hingga mencapai puncaknya dengan kehadiran Nabi Muhammad saw. Uraian Al-Quran tentang Tuhan kepada umat Nabi Muhammad saw dimulai dengan pengenalan tentang perbuatan dan sifat-Nya. Ini terlihat secara jelas ketika wahyu pertama turun. 

"Bacalah demi Tuhan-Mu yang menciptakan (segala sesuatu). Dia telah menciptakan manusia dari 'alaq. Bacalah dan Tuhan-mulah yang (bersifat) Maha Pemurah, yang mengajar manusia dengan qalam, mengajar manusia apa yang tidak diketahui(-nya)" (QS Al-'Alaq [96]: 1-5)

Dalam rangkaian wahyu-wahyu pertama. Al-Quran menunjuk kepada Tuhan Yang Maha Esa dengan kata Rabbuka (Tuhan) Pemeliharamu (Wahai Muhammad), bukan kata "Allah." Hal ini untuk menggarisbawahi Wujud Tuhan Yang Maha Esa, yang dapat dibuktikan melalui ciptaan atau perbuatan-Nya. 
Tidak digunakannya kata "Allah" pada wahyu-wahyu pertama itu, adalah dalam rangka meluruskan keyakinan kaum musyrik, karena mereka juga menggunakan kata "Allah" untuk menunjuk kepada Tuhan (berhala-berhala) mereka, dan keyakinan mereka tentang Allah berbeda dengan keyakinan yang diajarkan oleh Islam. 

Oleh karena itu Al-Quran melakukan pelurusan-pelurusan yang dipaparkannya dengan berbagai gaya bahasa, cara dan bukti. Sekali dengan pernyataan tegas yang didahului dengan sumpah, misalnya: 

"Demi (rombongan) yang bershaf-shaf dengan sebenar-benarnya, dan demi (rombongan) yang melarang (perbuatan durhaka) dengan sebenar-benamya, dan demi (rombongan) yang membacakan pelajaran. Sesungguhnya Tuhanmu benar-benar Esa, Tuhan langit dan bumi serta apa yang ada di antara keduanya, dan Tuhan tempat-tempat terbitnya matahari" (QS Al-Shaffat [37]: 1-5)

Dalam ayat lain diajukan pertanyaan yang mengandung kecaman, 

"Manakah yang baik, tuhan-tuhan yang banyak bermacam-macam itu ataukah Allah Yang Maha Esa lagi Mahaperkasa?" (QS Yusuf [12]: 39)

Dalam kesempatan lain, Al-Quran memaparkan kisah-kisah yang bertujuan menegakkan tauhid, seperti kisah Nabi Ibrahim ketika memorak-porandakan berhala-berhala kaumnya (QS Al-Anbiya' [21]: 51-71). 

3. BUKTI-BUKTI KEESAAN TUHAN
Ada sementara orang yang menuntut bukti wujud dan keesaan Tuhan dengan pembuktian material. Mereka ingin segera melihat-Nya di dunia ini. Nabi Musa a.s. suatu ketika pernah bermohon agar Tuhan menampakkan diri-Nya kepadanya, sehingga Tuhan berfirman sebagai jawaban atas permohonannya, 

"'Engkau sekali-kali tidak akan dapat melihat-Ku. Tetapi lihatlah ke bukit itu, jika ia tetap di tempatnya [seperti keadaannya semula), niscaya kamu dapat melihat-Ku.' Tatkala Tuhannya tampak bagi gunung itu, kejadian tersebut menjadikan gunung itu hancur luluh dan Musa pun jatuh pingsan. Maka setelah Musa sadar kembali, dia berkata, 'Maha suci Engkau, aku bertobat kepada-Mu, dan aku orang yang pertama (dari kelompok) orang beriman'" (QS Al-A'raf [7]: 143)

Peristiwa ini membuktikan bahwa manusia agung pun tidak berkemampuan untuk melihat-Nya -paling tidak- dalam kehidupan dunia ini. Agaknya kenyataan sehari-hari menunjukkan bahwa kita dapat mengakui keberadaan sesuatu tanpa harus melihatnya. Bukankah kita mengakui adanya angin, hanya dengan merasakan atau melihat bekas-bekasnya? Bukankah kita mengakui adanya "nyawa" bukan saja tanpa melihatnya bahkan tidak mengetahui substansinya? 

Di sisi lain ada dua faktor yang menjadikan makhluk tidak dapat melihat sesuatu. Pertama, karena sesuatu yang akan dilihat terlalu kecil apalagi dalam kegelapan. Sebutir pasir lebih-lebih di malam yang kelam tidak mungkin ditemukan oleh seseorang. Namun kegagalan itu tidak berarti pasir yang dicari tidak ada wujudnya. Faktor kedua adalah karena sesuatu itu sangat terang sehingga tidak sanggup melihat. 

Sayyidina Ali r.a. pernah ditanya oleh seorang sahabatnya bernama Zi'lib Al-Yamani, "Apakah Anda pernah melihat Tuhan?" Beliau menjawab, "Bagaimana saya menyembah yang tidak pernah saya lihat?" "Bagaimana Anda melihat-Nya?" tanyanya kembali. Imam Ali menjawab, "Dia tak bisa dilihat oleh mata dengan pandangannya yang kasat, tetapi bisa dilihat oleh hati dengan hakikat keimanan ..." 

Mata hati jauh lebih tajam dan dapat lebih meyakinkan daripada pandangan mata. Bukankah mata sering menipu kita? Kayu yang lurus terlihat bengkok di dalam sungai, bintang yang besar terlihat kecil dari kejauhan. 

Dalam kaitan dengan argumen-argumen dan bukti-bukti logika, kita dapat menyatakan bahwa tidak ada satu argumen yang dikemukakan oleh para filosof tentang Wujud dan Keesaan Tuhan yang tidak dikemukakan Al-Quran. Hanya bedanya bahwa kalimat-kalimat yang digunakan Al-Quran sedemikian sederhana dan mudah ditangkap, berbeda dengan para filosof yang seringkali berbelit-belit. 

Dahulu dikenal apa yang dinamai bukti ontologi, kosmologi, dan teleologi. Bukti ontologi menggambarkan bahwa kita mempunyai ide tentang Tuhan, dan tidak dapat membayangkan adanya sesuatu yang lebih berkuasa dan-Nya. Bukti kosmologi berdasar pada ide "sebab dan akibat" yakni, tidak mungkin tertadi sesuatu tanpa ada penyebabnya, dan penyebab terakhir pastilah Tuhan. Bukti teleologi, berdasar pada keseragaman dan keserasian alam, yang tidak dapat terjadi tanpa ada satu kekuatan yang mengatur keserasian itu 

Kini para filosof memperkenalkan bukti-bukti baru, seperti pengalaman moral. Pengalaman moral merupakan tanda tentang adanya yang real; pengalaman ini tidak akan berarti tanpa adanya susunan moral yang objektif, dan ini pada gilirannya tidak akan berarti tanpa adanya satu Zat Yang Mahatinggi, Tuhan Yang Mahakuasa. Bukti lain adalah pengalaman keagamaan yang dialami oleh kebanyakan manusia yang tidak diragukan kejujurannya, dan yang intinya mengandung informasi yang sama. 

Bukti-bukti yang dipaparkan di atas, dikemukakan oleh Al-Quran dengan berbagai cara, baik tersurat maupun tersirat. 

Secara umum kita dapat membagi uraian Al-Quran tentang bukti Keesaan Tuhan dengan tiga bagian pokok, yaitu: 1. Kenyataan wujud yang tampak. 2. Rasa yang terdapat dalam jiwa manusia. 3. Dalil-dalil logika. 

3.1 KENYATAAN WUJUD YANG TAMPAK
Dalam konteks ini Al-Quran menggunakan seluruh wujud sebagai bukti, khususnya keberadaan alam raya ini dengan segala isinya. Berkali-kali manusia diperintahkan untuk melakukan nazhar, fikr, serta berjalan di permukaan bumi guna melihat betapa alam raya ini tidak mungkin terwujud tanpa ada yang mewujudkannya. 

"Tidakkah mereka melihat kepada unta bagaimana diciptakan, dan ke langit bagaimana ia ditinggikan, ke gunung bagaimana ia ditancapkan, serta ke bumi bagaimana ia dihamparkan?" (QS Al-Ghasyiyah [88]: l7-20)

Dalam uraian Al-Quran tentang kenyataan wujud, dikemukakannya keindahan dan keserasian alam raya. 

"Tidakkah mereka melihat ke langit di atas mereka, bagaimana Kami meninggikannya dan menghiasinya dan langit itu tidak mempunyai retak-retak sedikit pun? Dan Kami hamparkan bumi serta Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh, dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata." (QS Qaf [50]: 6-7)

Adapun keserasiannya, maka dinyatakannya: 

"(Allah) yang menciptakan tujuh langit berlapis-lapis. Kamu sama sekali tidak melihat pada ciptaan Tuhan Yang Maha Pengasih sesuatu yang tidak seimbang. Maka lihatlah berulang-ulang, adakah sesuatu yang kamu lihat tidak seimbang? Kemudian pandanglah sekali lagi, niscaya penglihatanmu akan kembali kepadamu dengan tidak menemukan sesuatu pun yang cacat, dan penglihatanmu itu pun dalam keadaan payah" (QS Al-Mulk [67]: 3-4)

3.2 RASA YANG TERDAPAT DALAM JIWA MANUSIA
Dalam konteks ini, Al-Quran misalnya mengingatkan manusia, 

"Katakanlah (hai Muhammad kepada yang mempersekutukan Tuhan), 'Jelaskanlah kepadaku jika datang siksaan Allah kepadamu, atau datang hari kiamat, apakah kamu menyeru (tuhan) selain Allah, jika kamu orang-orang yang benar?' Tidak! Tetapi hanya kepada-Nya kamu bermohon, maka Dia menyisihkan bahaya yang karenanya kamu berdoa kepada-Nya, jika Dia menghendaki, dan kamu tinggalkan sembahan-sembahan yang kamu sekutukan (dengan Allah)" (QS Al-An'am [6]: 40-41)

"Dialah Tuhan yang menjadikan kamu dapat berjalan di daratan, dan (berlayar) di lautan. Sehingga bila kamu berada di dalam bahtera, dan meluncurlah bahtera itu membawa para penumpangnya dengan tiupan angin yang baik, dan mereka bergembira karenanya: (kemudian) datanglah angin badai dan apabila gelombang dari segenap penjuru menimpanya, dan mereka yakin bahwa mereka telah terkepung (bahaya), maka mereka berdoa kepada Allah dengan mengikhlaskan ketaatan kepada-Nya semata-mata. (Mereka berkata) 'Sesungguhnya jika Engkau menyelamatkan kami dari bahaya ini, pastilah kami akan termasuk orang-orang yang bersyukur'" (QS Yunus [10]: 22)

Demikian Al-Quran menggambarkan hati manusia. Karena itu sungguh tepat pandangan sementara filosof yang menyatakan bahwa manusia dapat dipastikan akan terus mengenal dari berhubungan dengan Tuhan sampai akhir zaman, walaupun ilmu pengetahuan membuktikan lawan dari hal tersebut. Ini selama tabiat kemanusiaan masih sama seperti sediakala, yakni memiliki naluri mengharap, cemas, dan takut, karena kepada siapa lagi jiwanya akan mengarah jika rasa takut atau harapannya tidak lagi dapat dipenuhi oleh makhluk, sedangkan harapan dan rasa takut manusia tidak pernah akan putus. 

3.3 DALIL-DALIL LOGIKA
Bertebaran ayat-ayat yang menguraikan dalil-dalil aqliah tentang Keesaan Tuhan, misalnya, 

"Bagaimana Dia mempunyai anak, padahal Dia tidak mempunyai istri. Dia yang menciptakan segala sesuatu, dan Dia mengetahui segala sesuatu" (QS Al-An'am [6]: 101)

"Seandainya pada keduanya (langit dan bumi) ada dua Tuhan, maka pastilah keduanya binasa" (QS Al-Anbiya' [21]: 22)

Maksud ayat ini adalah "seandainya ada dua pencipta, maka akan kacau ciptaan, karena jika masing-masing Pencipta menghendaki sesuatu yang tidak dikehendaki oleh yang lain, maka kalau keduanya berkuasa, ciptaan pun akan kacau atau tidak akan mewujud; kalau salah satu mengalahkan yang lain, maka yang kalah bukan Tuhan; dan apabila mereka berdua bersepakat, maka itu merupakan bukti kebutuhan dan kelemahan mereka, sehingga keduanya bukan Tuhan, karena Tuhan tidak mungkin membutuhkan sesuatu atau lemah atas sesuatu." 

Pengalaman ruhani pun disebutkan oleh Al-Quran yaitu pengalaman para Nabi dan Rasul. Misalnya pengalaman Nabi Musa a.s. (Baca QS Thaha [20]: 9-47). Demikian juga pengalaman Nabi Ibrahim dan Nabi Muhammad saw, serta nabi-nabi yang lain dengan berbagai rinciannya yang berbeda, namun semuanya bermuara pada tauhid atau Keesaan Tuhan. 

4. MACAM-MACAM KEESAAN
Berbicara tentang macam-macam keesaan Allah mengantarkan kita untuk memahami paling tidak surat Al-Ikhlas, sedikitnya tentang ayatnya yang pertama, 

"Katakanlah! Dia Allah Yang Maha Esa."

Ahad yang diterjemahkan dengan kata Esa terambil dari akar kata wahdat yang berarti "kesatuan," seperti juga kata wahid yang berarti "satu." Kata ini sekali berkedudukan sebagai nama, dan sekali sebagai sifat bagi sesuatu. Apabila ia berkedudukan sebagai sifat, maka ia hanya digunakan untuk Allah SWT semata. Dalam ayat di atas, kata Ahad berfungsi sebagai sifat Allah SWT, dalam arti bahwa Allah memiliki sifat-sifat tersendiri yang tidak dimiliki oleh selain-Nya. 

Dari segi bahasa, kata Ahad walaupun berakar sama dengan Wahid, tetapi masing-masing memiliki makna dan penggunaan tersendiri. Kata Ahad hanya digunakan untuk sesuatu yang tidak dapat menerima penambahan baik dalam benak apalagi dalam kenyataan, karena itu kata ini -ketika berfungsi sebagai sifat- tidak termasuk dalam rentetan bilangan, berbeda halnya dengan wahid (satu); Anda dapat menambahnya sehingga menjadi dua, tiga, dan seterusnya, walaupun penambahan itu hanya dalam benak pengucap atau pendengarnya. 

Berbicara tentang angka -dalam kaitannya dengan bahasan tauhid- agaknya menarik untuk dihayati bahwa kata "Ahad" terulang di dalam Al-Quran sebanyak 85 kali, namun hanya sekali yang menjadi sifat Tuhan yakni firman-Nya dalam surat Al-Ikhlas, "Qul Huwa Allahu Ahad." Seakan-akan Allah bermaksud untuk menekankan keyakinan tauhid, bukan saja dalam maknanya, tetapi juga dalam bilangan pengulangan lafalnya, serta kandungan lafal itu. Ini menggambarkan kemurnian mutlak dalam keesaan. Bukankah kata Wahid yang berarti "satu," dapat berbilang unsurnya, berbeda dengan kata Ahad yang mutlak tidak berbilang, walau hanya sekadar unsurnya? 
Benar! Allah terkadang juga disifati dengan kata Wahid seperti antara lain dalam firman-Nya: 

"Tuhan-Mu adalah Tuhan yang Wahid, tiada Tuhan selain Dia, Dia Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang" (QS Al-Baqarah [2]: 163)

Sementara ulama berpendapat bahwa kata Wahid dalam ayat di atas, menunjuk kepada keesaan Zat-Nya disertai dengan keragaman sifat-sifat-Nya, bukankah Dia Maha Pengasih, Maha Penyayang, Mahakuat, Maha Mengetahui, dan sebagainya, sedangkan kata Ahad dalam surat Al-Ikhlas itu, mengacu kepada keesaan Zat-Nya saja, tanpa memperlihatkan keragaman sifat-sifat tersebut. 

Terlepas dari setutu atau tidak dengan pembedaan terakhir ini, namun yang jelas bahwa Allah Maha Esa, dan Keesaan-Nya itu mencakup empat macam keesaan 1. Keesaan Zat 2. Keesaan Sifat 3. Keesaan Perbuatan, dan 4. Keesaan dalam beribadah kepada-Nya. 

4.1 KEESAAN ZAT-NYA
Keesaan Zat mengandung pengertian bahwa seseorang harus percaya bahwa Allah SWT tidak terdiri dari unsur-unsur, atau bagian-bagian, karena bila Zat Yang Mahakuasa itu terdiri dari dua unsur atau lebih -betapapun kecilnya unsur atau bagian itu- maka ini berarti Dia membutuhkan unsur atau bagian itu. Atau dengan kata lain unsur atau bagian itu merupakan syarat bagi wujud-Nya. Ambil sebagai contoh sebuah jam tangan. Anda menemukan jam tersebut terdiri dari beberapa bagian, ada jarum yang menunjuk angka, ada logam, ada karet, dan lain-lain. Bagian-bagian tersebut dibutuhkan oleh sebuah jam tangan, karena tanpa bagian itu, ia tidak dapat menjadi jam tangan. Nah, ketika itu, walaupun jam tangan ini hanya satu, tetapi ia tidak esa, karena ia terdiri dari bagian-bagian tersebut. Jika demikian, Zat Tuhan pasti tidak terdiri dari unsur atau bagian-bagian betapapun kecilnya, karena jika demikian, Dia tidak lagi menjadi Tuhan. Benak kita tidak dapat membayangkan Tuhan membutuhkan sesuatu dan Al-Quran pun menegaskan demikian: 

"Wahai seluruh manusia kamulah yang butuh kepada Allah dan Allah Mahakaya tidak membutuhkan sesuatu lagi Maha Terpuji" (QS Fathir [35]: 15)

Setiap penganut paham tauhid berkeyakinan bahwa Allah adalah sumber segala sesuatu dan Dia sendiri tidak bersumber dari sesuatu pun. Al-Quran menegaskan bahwa, 

"Tidak ada sesuatu pun yang serupa dengan-Nya, dan Dia Maha Mendengar lagi Maha Melihat" (QS Al-Syura [42]: 11)

Perhatikan redaksi ayat di atas, "Tidak ada sesuatupun yang serupa dengan-Nya." Yang serupa dengan-Nya pun tidak ada, apalagi yang seperti Dia. lebih-lebih yang sama dengan-Nya. Karena itu, jangankan secara faktual di dunia nyata ada yang seperti dengan-Nya, yang secara imajinatif pun tidak ada yang serupa dengan-Nya. 

Keragaman dan bilangan lebih dari satu adalah substansi setiap makhluk, bukan ciri Khaliq. Itulah sebagian makna Keesaan dalam Zat-Nya. 

4.2 KEESAAN SIFAT-NYA
Adapun keesaan sifat-Nya, maka itu antara lain berarti bahwa Allah memiliki sifat yang tidak sama dalam substansi dan kapasitasnya dengan sifat makhluk, walaupun dari segi bahasa kata yang digunakan untuk menunjuk sifat tersebut sama. Sebagai contoh, kata Rahim merupakan sifat bagi Allah, tetapi juga digunakan untuk menunjuk rahmat atau kasih sayang makhluk. Namun substansi dan kapasitas rahmat dan kasih sayang Allah berbeda dengan rahmat makhluk-Nya. 

Allah Esa dalam sifat-Nya, sehingga tidak ada yang menyamai substansi dan kapasitas sifat tersebut. 

Sementara ulama memahami lebih jauh keesaan sifat-Nya itu, dalam arti bahwa Zat-Nya sendiri merupakan sifat-Nya. Demikian mereka memahami keesaan secara amat murni. Mereka menolak adanya "sifat" bagi Allah, walaupun mereka tetap yakin dan percaya bahwa Allah Maha Mengetahui, Maha Pengampun, Maha Penyantun, dan lain-lain yang secara umum dikenal ada sembilan puluh sembilan. Mereka yakin tentang hal tersebut, tetapi mereka menolak menamainya sifat-sifat. Lebih jauh penganut paham ini berpendapat bahwa "sifat-Nya" merupakan satu kesatuan, sehingga kalau dengan tauhid Zat, dinafikan segala unsur keterbilangan pada Zat-Nya, betapapun kecilnya unsur itu, maka dengan tauhid sifat dinafikan segala macam dan bentuk ketersusunan dan keterbilangan bagi sifat-sifat Allah. Berapa jumlah sifat Allah itu? Yang populer menurut sebuah hadis ada 99 sifat. Tetapi Muhammad Husain Ath-Thabathaba'i, setelah menelusuri ayat-ayat Al-Quran, menyimpulkan bahwa ada 127 nama atau sifat Allah yang ditemukan dalam Al-Quran, kesemuanya merupakan Al-Asma', Al-Husna. Rincian sifat/nama-nama itu dikemukakannya dalam Tafsirnya Al-Mizan ketika menafsirkan QS Al-A'raf [7]: 180. 

4.3 KEESAAN PERBUATAN-NYA
Keesaan ini mengandung arti bahwa segala sesuatu yang berada di alam raya ini, baik sistem kerjanya maupun sebab dan wujud-Nya, kesemuanya adalah hasil perbuatan Allah semata. Apa yang dikehendaki-Nya terJadi, dan apa yang tidak dikehendaki-Nya tidak akan terjadi, tidak ada daya (untuk memperoleh manfaat), tidak pula kekuatan (untuk menolak madarat), kecuali bersumber dari Allah SWT. Tetapi ini bukan berarti bahwa Allah SWT berlaku sewenang-wenang, atau "bekerJa" tanpa sistem yang ditetapkanNya. Keesaan perbuatan-Nya dikaitkan dengan hukum-hukum, atau takdir dan sunnatullah yang ditetapkan-Nya. 

Dalam mewujudkan kehendak-Nya Dia tidak membutuhkan apa pun. 

"Sesungguhnya keadaan-Nya bila Dia menghendaki sesuatu hanyalah berkata, 'Jadilah!' Maka jadilah ia" (QS Ya Sin [36]: 82)

Tetapi ini bukan juga berarti bahwa Allah membutuhkan kata "jadilah;" ayat ini hanya bermaksud menggambarkan bahwa pada hakikatnya dalam mewujudkan sesuatu Dia tidak membutuhkan apa pun. Ayat ini juga tidak berarti bahwa segala sesuatu yang diciptakan-Nya tercipta dalam sekejap, tanpa proses, sesuai dengan kehendak-Nya. Bukankah Isa a.s. dinyatakan-Nya sebagai tercipta dengan kun. 

"Sesungguhnya keadaan (penciptaan) Isa di sisi Allah adalah seperti Adam, diciptakan dari tanah kemudian Dia katakan kepadanya kun (jadilah), maka jadilah dia" (9S Ali 'Imran [3]: 59)

Pada ayat lain, Al-Quran menggambarkan proses kejadian Isa, yang dimulai dengan kehadiran malaikat kepada Maryam, kehamilannya, sakit perut menjelang kelahiran, dan akhirnya lahir (Baca QS Maryam [19]: 16-26). 

Sekali lagi, kata kun bukan berarti bahwa segala sesuatu yang dikehendaki-Nya terjadi serta-merta tanpa suatu proses. 

4.4 KEESAAN DALAM BERIBADAH KEPADA-NYA
Kalau ketiga keesaan di atas merupakan hal-hal yang harus diketahui dan diyakini, maka keesaan keempat ini merupakan perwujudan dari ketiga makna keesaan terdahulu. Ibadah itu beraneka ragam dan bertingkat-tingkat. Salah satu ragamnya yang paling jelas, adalah amalan tertentu yang ditetapkan cara dan atau kadarnya langsung oleh Allah atau melalui Rasul-Nya, dan yang secara populer dikenal dengan istilah ibadah mahdhah. Sedangkan ibadah dalam pengertiannya yang umum, mencakup segala macam aktivitas yang dilakukan demi karena Allah. 

Nah, mengesakan Tuhan dalam beribadah, menuntut manusia untuk melaksanakan segala sesuatu demi karena Allah, baik sesuatu itu dalam bentuk ibadah mahdhah (murni), maupun selainnya. Walhasil, keesaan Allah dalam beribadah kepada-Nya adalah dengan melaksanakan apa yang tergambar dalam firman-Nya, 

"Katakanlah, 'Sesungguhnya shalatku, ibadahku, hidupku, dan matiku, (seterusnya) karena Allah, Pemelihara seluruh alam'" (QS Al-An'am [6]: 162)

5. ALLAH DALAM KEHIDUPAN MANUSIA
Salah satu ayat yang menggambarkan dampak kehadiran Allah dalam jiwa manusia adalah firman-Nya, 

"Allah membuat perumpamaan, (yaitu) seorang lelaki (budak) yang dimiliki oleh beberapa orang yang berserikat dan saling berselisih (buruk perangai mereka), dengan seorang budak yang menjadi milik penuh dari seorang saja. Adakah keduanya (budak-budak itu) sama halnya? Segala puji bagi Allah, tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui (QS Al-Zumar [39]: 29)

Ayat ini bermaksud menggambarkan bagaimana keadaan seseorang yang harus taat kepada sekian banyak orang yang memilikinya, tetapi pemilik-pemiliknya itu saling berselisih dan buruk perangainya. Alangkah bingung ia. Yang ini memerintahkan satu hal, belum lagi selesai datang yang lain mencegah atau memerintahkannya dengan perintah lain, yang ketiga pun demikian. Begitu seterusnya, sehingga pada akhirnya budak itu hidup dalam kompleks kejiwaan yang tidak diketahui bagaimana cara menanggulanginya. Bandingkanlah hal itu dengan seorang budak lain yang hanya menjadi milik penuh seseorang sehingga ia tidak mengalami kebingungan atau kontradiksi dalam kesehariannya. 

Menarik dikemukakan alasan Murtadha Muthahhari yang juga memahami sebagaimana ulama-ulama lain -arti kata rajulan pada ayat di atas dengan "budak." Ulama tersebut menulis dalam bukunya Allah dalam Kehidupan Manusia bahwa: Sementara orang ada yang membuat kemungkinan berikut, yakni bahwa manusia berkeinginan untuk hidup bebas (tanpa kendali). Sesungguhnya keinginan ini (walaupun merupakan sesuatu yang mustahil) menjadikan manusia keluar dari kemanusiaannya, karena ini berarti bahwa ketika itu dia tidak mengakui adanya hukum, tujuan, keinginan atau ide -dalam arti dia kosong sama sekali dari keyakinan tertentu, dan keadaan demikian mencabutnya dari hakikat kemanusiaan. Keadaan semacam ini tidak ada wujudnya dalam kehidupan manusia di dunia. Orang-orang yang menghendaki kehidupan sebebas mungkin, serta tidak mengakui adanya sedikit peraturan pun, pasti hidup mereka pun dilandasi oleh keyakinan (ide tertentu) atau berusaha mencari ide/keyakinan tertentu. Usaha ini menunjukkan bahwa manusia harus menerima wewenang pengaturan dari keyakinan (ide yang ada dalam benaknya). Jika demikian, tidak heran jika Al-Quran menggunakan istilah-istilah yang mengandung arti budak (seseorang yang dimiliki oleh pihak lain). 

Keadaan yang digambarkan oleh ayat di atas, terbukti kebenarannya dalam kenyataan hidup orang-orang yang lemah imannya, atau memiliki sekian banyak ide atau keyakinan yang saling bertentangan. Sekali dia taat kepada Tuhan, lain kali dia taat kepada setan, sekali dia ke masjid, lain kali ke klub malam. Orang semacam ini dikuasai atau menjadi budak sekian penguasa yang buruk perangainya sehingga pada akhimya ia mengidap kepribadian ganda (split personality), yang merupakan salah satu bentuk dari sekian banyak bentuk penyakit kejiwaan. Kalau demikian wajar jika Al-Quran menegaskan bahwa, 

"Orang-orang yang beriman dan hati mereka tenteram dengan mengingat Allah. Ingatlah, hanya dengan mengingat Allah hati menjadi tenteram" (QS Al-Ra'd [13]: 28)

Kalau dalam ayat lain Al-Quran menegaskan bahwa seandainya pada keduanya (langit dan bumi) terdapat banyak Tuhan (Pengusa yang mengatur alam) selain Allah, maka pastilah keduanya akan binasa (QS Al-Anbiya, [21]: 22), maka dalam QS Al-Zumar [39]: 29 di atas, Allah berpesan bahwa seandainya di dalam jiwa seseorang ada banyak tuhan atau penguasa yang mengatur hidupnya, maka pasti pula jiwanya akan rusak binasa. 

Kalau uraian di atas membuktikan kebutuhan jiwa manusia kepada akidah tauhid, maka rangkaian pertanyaan berikut dapat menjadi salah satu bukti tentang kebutuhan akalnya terhadap akidah ini. Pertanyaan dimaksud adalah: "Siapa yang menjamin bila Anda melontar ke depan, maka batu itu tidak mengarah ke belakang? Apa yang menjamin bahwa air selalu mencari tempat yang rendah? Apa yang mengantar ilmuwan untuk memperoleh semacam, kepastian, dalam langkah-langkahnya?" Kepastian tersebut tidak mungkin dapat diperoleh kecuali melalui keyakinan tentang wujud Tuhan Yang Maha Esa. Karena jika Tuhan berbilang, maka sekali tuhan ini yang mengatur alam dan menetapkan kehendak-Nya dan kali lain tuhan yang itu. Apa yang menjamin kepastian itu, seandainya Tuhan Yang mengatur hukum-hukum dan tata kerta alam raya, juga butuh kepada sesuatu? Sudah dapat dipastikan tidak ada yang dapat menjamin! 

Jika demikian, tauhid bukan saja merupakan hakikat kebenaran yang harus diakui karena diperlukan oleh jiwa manusia, tetapi juga merupakan kebutuhan akalnya demi kemajuan dan kesejahteraan umat manusia. Wajar jika perkembangan pemikiran manusia tentang Tuhan, berakhir pada monoteisme murni, setelah pada awalnya menganut keyakinan politeisme (banyak tuhan), kemudian dua tuhan, disusul dengan kepercayaan tentang adanya satu Tuhan. dan berakhir dengan tauhid murni (keesaan mutlak) yang dianut oleh umat Islam. 

Apabila seseorang telah menganut akidah tauhid dalam pengertian yang sebenarnya, maka akan lahir dari dirinya berbagai aktivitas, yang kesemuanya merupakan ibadah kepada Allah, baik ibadah dalam pengertiannya yang sempit (ibadah murni) maupun pengertiannya yang luas. Ini disebabkan karena akidah tauhid merupakan satu prinsip lengkap yang menembus semua dimensi dan aksi manusia. Karena itu, 

"Allah tidak mengampuni siapa yang mempersekutukan-Nya dengan sesuatu, dan dapat mengampuni selain itu bagi siapa yang Dia kehendaki (QS Al-Nisa, [4]: 48)

Kalau dalam alam raya ini ada matahari yang menjadi sumber kehidupan makhluk di permukaan bumi ini, dan yang berkeliling padanya planet-planet tata surya yang tidak dapat melepaskan diri darinya, maka akidah tauhid merupakan matahari kehidupan ruhani dan yang berkeliling di sekitarnya kesatuan-kesatuan yang tidak dapat pula melepaskan diri atau dilepaskan darinya. Kesatuan dimaksud antara lain adalah kesatuan alam semesta, kesatuan kehidupan dunia dan akhirat, kesatuan natural dan supranatural, kesatuan ilmu, kesatuan agama, kesatuan kemanusiaan, kesatuan umat, kesatuan kepribadian manusia, dan lain-lain. 

Prinsip lengkap ini harus terus-menerus dipelihara, diasah, dan diasuh. Memang boleh jadi seorang Muslim mengalami godaan sehingga timbul tanda tanya menyangkut kehadiran Allah Yang Maha Esa itu. Yang demikian adalah wajar-wajar saja, asal ia selalu berupaya untuk mengusir godaan itu. Hal ini dialami juga oleh para sahabat Nabi saw Mereka yang mengadukan pengalamannya kepada beliau ditanggapi oleh Nabi saw dengan bersabda: "Segala puji bagi Allah yang menangkal tipuannya (setan) menjadi waswasah (bisikan)." 

Sahabat Nabi, Ibnu Abbas, pernah ditanya oleh Abu Zamil Sammak ibn Al-Walid, "Apakah yang saya rasakan di dalam dadaku (ini)?" "Apakah itu," tanya Ibnu Abbas. "Demi Allah saya tidak akan mengatakannya." Ibnu Abbas bertanya balik, "Apakah semacam syak atau keraguan?" Si penanya mengiyakan. Ibnu Abbas kemudian berkata, "Tidak seorang pun (dari kami) yang terbebaskan dari yang demikian, sampai turun firman Allah: 

"Apabila kamu dalam keraguan dari apa yang Kami turunkan kepadamu, maka tanyakanlah kepada orang-orang yang membaca kitab sebelum kamu" (QS Yunus [10]: 94)

Apabila engkau mendapatkan hal itu bacalah, Dia yang Awal, Dia Yang Akhir, Dia Yang Zhahir (tampak melalui ciptaan-Nya), Dia juga Yang Batin (tak tampak hakikat Zat-Nya), dan Dia. Maha Mengetahui segala sesuatu." 

Demikian Allah SWT Karena itu wajar kita bermohon: 

"Wahai Tuhan kami, janganlah Engkau jadikan hati kami condong kepada kesesatan sesudah Engkau beri petunjuk kepada kami, karuniakanlah kepada kami rahmat dari sisi-Mu. Sesungguhnya Engkaulah Maha Pemberi anugerah" (QS Ali 'Imran (3): 8)



Referensi
·         Prof. Dr. M. Quraish Shihab, MA., Wawasan Al-Quran, Tafsir Maudhu'i atas Pelbagai Persoalan Umat, Penerbit Mizan, Bandung, 1997.
·         Dr. Syauqi Abu Khalil, Atlas Al-Quran, Membuktikan Kebenaran Fakta Sejarah yang Disampaikan Al-Qur'an secara Akurat disertai Peta dan Foto, Dar al-Fikr Damaskus, Almahira Jakarta, 2008.
·         Prof. Dr. Azyumardi Azra, MA, Dr. Ahmad Qodri Abdillah Azizy, MA, Dr. A. Chaeruddin, SH., etc. Ensiklopedi Tematis Dunia Islam, Penerbit PT. Ichtiar Baru Van Hoeve, Jakarta, 2008, Editor : Prof. Dr. Taufik Abdullah, Prof. Dr. M. Quraish Shihab, Prof. Dr. H. Ahmad Sukardja, MA.
·         Sami bin Abdullah bin Ahmad al-Maghluts, Atlas Sejarah Para Nabi dan Rasul, Mendalami Nilai-nilai Kehidupan yang Dijalani Para Utusan Allah, Obeikan Riyadh, Almahira Jakarta, 2008.
·         Tim DISBINTALAD (Drs. A. Nazri Adlany, Drs. Hanafi Tamam, Drs. A. Faruq Nasution), Al-Quran Terjemah Indonesia, Penerbit PT. Sari Agung, Jakarta, 2004
·         Departemen Agama RI, Yayasan Penyelenggara Penerjemah/Penafsir Al-Quran, Syaamil Al-Quran Terjemah Per-Kata, Syaamil International, 2007.
·         alquran.bahagia.us, al-quran.bahagia.us, dunia-islam.com, Al-Quran web, PT. Gilland Ganesha, 2008.
·         Muhammad Fu'ad Abdul Baqi, Mutiara Hadist Shahih Bukhari Muslim, PT. Bina Ilmu, 1979.
·         Al-Hafizh Zaki Al-Din 'Abd Al-'Azhum Al Mundziri, Ringkasan Shahih Muslim, Al-Maktab Al-Islami, Beirut, dan PT. Mizan Pustaka, Bandung, 2008.
·         M. Nashiruddin Al-Albani, Ringkasan Shahih Bukhari, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 2008.
·         Al-Bayan, Shahih Bukhari Muslim, Jabal, Bandung, 2008.
·         Muhammad Nasib Ar-Rifa'i, Kemudahan dari Allah, Ringkasan Tafsir Ibnu Katsir, Maktabah al-Ma'arif, Riyadh, dan Gema Insani, Jakarta, 1999.


2.    Jangan membuat bagimu patung atau sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.


(Arrahmah.com) - Bissmillah, sebagai umat islam kita meyakini kitab-kitab yang diturunkan Allah termasuk salah satunya adalah Al Kitab Injil, meski kita meyakini Injil yang sekarang telah mengalami perubahan oleh tangan-tangan terlaknat, namun masih ada beberapa ayat-ayat yang selaras dengan ajaran Tauhid. Di dalam Al Kitab, cukup banyak larangan Allah untuk membuat berupa patung dan berhala atau sejenisnya, apalagi sujud menyembah di hadapan patung atau berhala tersebut. Namun yang kita dapati, hampir setiap rumah umat Kristiani di pajang patung Yesus bersama Ibunya Maria dan lainnya.
Selain patung, gambar wajah Yesus dan maria hampir dipastikan terdapat disemua umat kristen. Dan umumnya mereka sangat menghormati patung, gambar atau lukisan wajah Yesus dan Ibunya Maria. Padahal sangat jelas Allah melarang dalam Alkitab, membuat atau menyembah kehadapan patung.
Keluaran 20: 4-5 Janganlah membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit diatas atau yang ada dibumi dibawah, atau yang ada didalam air di bawah bumi. jangan sujud menyembah kepadanya atau beribadah kepadanya.
Ulangan 4:23 Hati-hatilah, supaya jangan kamu melupakan perjanjian Tuhan, Allahmu, yang telah diikat-Nya dengan kamu dan membuat bagimu patung yg menyerupai apapun yang oleh Tuhan, Allahmu dilarang kau perbuat.
Imamat 26:1 Janganlah kamu membuat berhala bagimu, dan patung atau tugu berhala janganlah kamu dirikan bagimu, juga baru berukir janganlah kamu tempatkan di negrimu untuk dujud menyembah kepadanya, sebab Akulah Tuhan, Allahmu.
Yeremia 10, 1-8
Dengarlah firman yang disampaikan TUHAN kepadamu, hai kaum Israel!. Beginilah firman TUHAN: "Janganlah biasakan dirimu dengan tingkah langkah bangsa-bangsa, janganlah gentar terhadap tanda-tanda di langit, sekalipun bangsa-bangsa gentar terhadapnya. Sebab yang disegani bangsa-bangsa adalah kesia-siaan. Bukankah berhala itu pohon kayu yang ditebang orang dari hutan, yang dikerjakan dengan pahat oleh tangan tukang kayu?. Orang memperindahnya dengan emas dan perak; orang memperkuatnya dengan paku dan palu, supaya jangan goyang. Berhala itu sama seperti orang-orangan di kebun mentimun, tidak dapat berbicara; orang harus mengangkatnya, sebab tidak dapat melangkah.Janganlah takut kepadanya, sebab berhala itu tidak dapat berbuat jahat, dan berbuat baikpun tidak dapat." Tidak ada yang sama seperti Engkau, ya TUHAN! Engkau besar dan nama-Mu besar oleh keperkasaan. Siapakah yang tidak takut kepada-Mu, apakah Raja bangsa-bangsa?. Sungguh, kepada-Mu lah seharusnya sikap yang demikian; sebab di antara semua orang bijaksana dari bangsa-bangsa dan di antara raja-raja mereka tidak ada yang sama seperti Engkau!. Berhala itu semuanya bodoh dan dungu; petunjuk dewa itu sia-sia, karena ia hanya kayu belaka.
“Mereka menjawab: "kami menyembah berhala-berhala dan kami Senantiasa tekun menyembahnya". Berkata Ibrahim: "Apakah berhala-berhala itu mendengar (doa)mu sewaktu kamu berdoa (kepadanya)?, atau (dapatkah) mereka memberi manfaat kepadamu atau memberi mudharat?", mereka menjawab: "(Bukan karena itu) sebenarnya Kami mendapati nenek moyang Kami berbuat demikian". Ibrahim berkata: "Maka Apakah kamu telah memperhatikan apa yang selalu kamu sembah, . kamu dan nenek moyang kamu yang dahulu?, karena Sesungguhnya apa yang kamu sembah itu adalah musuhku, kecuali Tuhan semesta alam” (26:71-72)


Perintah Allah yang begitu jelas, tegas dan keras, sama sekali tidak di amalkan oleh semua umat Kristiani, mereka dengan bangga memajang patung dan gambar Yesus dan Bunda Maria. Justru Umat Islam, dimanapun kita jumpai tidak pernah menemukan patung atau gambar Nabi Muhamad di rumah mereka.
Dalam Al Qur’an Allah Ta’ala berfirman:
“Dan (ingatlah), ketika Ibrahim berkata: Ya, Tuhanku, jadikanlah negeri ini (Mekah), negeri yang aman, dan jauhkanlah Aku beserta anak cucuku dari pada menyembah berhala-berhala. Ya Tuhanku, sesungguhnya berhala-berhala itu telah menyesatkan kebanyakan daripada manusia, maka barang siapa yang mengikutiku, maka sesungguhnya orang itu termasuk golonganku dan barangsiapa yang mendurhakai aku, maka sesungguhnya Engkau Maha Pengampun lagi Maha Penyayang” (14: 35-36)
“dan berhala-berhala yang mereka seru selain Allah, tidak dapat membuat sesuatu apapun, sedang berhala-berhala itu (sendiri) dibuat orang. Berhala-berhala itu) benda mati tidak hidup, dan berhala-berhala tidak mengetahui bilakah penyembah-penyembahnya akan dibangkitkan.” (14:20-21)
“dan (ingatlah) di waktu Ibrahim berkata kepada bapaknya, Aazar, "Pantaskah kamu menjadikan berhala-berhala sebagai tuhan-tuhan? Sesungguhnya aku melihat kamu dan kaummu dalam kesesatan yang nyata." (6:74)

“maka Ibrahim membuat berhala-berhala itu hancur berpotong-potong, kecuali yang terbesar (induk) dari patung-patung yang lain; agar mereka kembali (untuk bertanya) kepadanya. mereka berkata: "Siapakah yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, Sesungguhnya Dia Termasuk orang-orang yang zalim."mereka berkata: "Kami dengar ada seorang pemuda yang mencela berhala-berhala ini yang bernama Ibrahim ". mereka berkata: "(Kalau demikian) bawalah Dia dengan cara yang dapat dilihat orang banyak, agar mereka menyaksikan". mereka bertanya: "Apakah kamu, yang melakukan perbuatan ini terhadap tuhan-tuhan kami, Hai Ibrahim?". Ibrahim menjawab: "Sebenarnya patung yang besar Itulah yang melakukannya, Maka Tanyakanlah kepada berhala itu, jika mereka dapat berbicara". Maka mereka telah kembali kepada kesadaran dan lalu berkata: "Sesungguhnya kamu sekalian adalah orang-orang yang Menganiaya (diri sendiri)", kemudian kepala mereka Jadi tertunduk (lalu berkata): "Sesungguhnya kamu (hai Ibrahim) telah mengetahui bahwa berhala-berhala itu tidak dapat berbicara." Ibrahim berkata: Maka Mengapakah kamu menyembah selain Allah sesuatu yang tidak dapat memberi manfaat sedikitpun dan tidak (pula) memberi mudharat kepada kamu?". Ah (celakalah) kamu dan apa yang kamu sembah selain Allah. Maka Apakah kamu tidak memahami?” (21:58-67)
Bukti kristen membuat patung bahkan disembah yaitu, tanda salib, patung Yesus, patung Yosef, patung Malaikat, patung Bunda Maria, pohon Natal, dan patung-patung yang lainnya. Hal lainnya pada perayaan PASKAH ada upacara penciuman patung Yesus yang di SALIB, itulah bukti penyembahan mereka terhadap berhala-berhala. Dan tentunya Nabi Isa ‘alaihissalam yang mereka klaim sebagai Tuhan Yesus, tak mungkin mengajarkan untuk menyembah selain Allah.
Allah Subhanahu wa Ta’ala berfirman dalam Al Qur’an:
“Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: "Sesungguhnya Allah ialah Al Masih putera Maryam", padahal Al Masih (sendiri) berkata: "Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu". Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun.” (5:72)
“Dan (ingatlah) ketika Allah berfirman: "Hai Isa putera Maryam, adakah kamu mengatakan kepada manusia: "Jadikanlah aku dan ibuku dua orang tuhan selain Allah?". Isa menjawab: "Maha Suci Engkau, tidaklah patut bagiku mengatakan apa yang bukan hakku (mengatakannya). Jika aku pernah mengatakan maka tentulah Engkau mengetahui apa yang ada pada diriku dan aku tidak mengetahui apa yang ada pada diri Engkau. Sesungguhnya Engkau Maha Mengetahui perkara yang ghaib-ghaib.” (5:116)
Sudah jelas lah bahwa adalah bohong umat kristiani mengikuti ajaran nabi Isa Al Masih, dan menggunakan Al Kitab/Injil sebagai pedoman mereka. Ini hanya segelintir bukti atas kedustaan yang mereka buat terhadap Allah dan ajaran nabi Isa ‘alaihissalam.



3.    Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan.

4.    Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat.

5.    Hormatilah ayahmu dan ibumu.

6.    Jangan membunuh.

 7.    Jangan berzinah.

8.    Jangan mencuri.

9.    Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu.


10. Jangan mengingini rumah sesamamu; jangan mengingini isterinya, atau apapun yang dipunyai sesamamu.

Semua orang Kristen harusnya konsisten dengan semua perintah tersebut,. harus dijaga, dipelihara dan dijalankan semua hukum-hukum itu.
Jika ada yang tidak melaksanakan, tidak menjalani dan tidak menghormatinya bahkan melanggar, mereka itu telah tersesat dari jalan-jalan Tuhan.
Salah satu hukum dari Sepuluh Firman Allah adalah menghormati dan mengkuduskan hari SABAT sebagai hari perhentianpada hari ke tujuh�..itu tertulis jelas dalam alkitab, yaitu sebagai hukum yang ke empat.
Menurut Advent, hari Sabat itu jatuh pada hari Sabtu, tetapiProtestan dan juga Katolik dan Kristen lainnya, jatuh pada hari Minggu.
Mengapa terjadi perbedaan Sabtu dan Minggu? Apakah seminggu itu ada dua hari Sabat?
Ada 6 (enam) bukti menurut kitab suci Alkitab bahwa�hari pertama� itu adalah hari Minggu!!!! Bukan Senin, sehingga jatuhnya hari sabat yaitu hari Sabtu, bukan Minggu
Matius 28:1
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
Markus 16:9
Setelah Yesus bangkit pagi-pagi pada hari pertama minggu itu, Ia mula-mula menampakkan diri-Nya kepada Maria Magdalena. Dari padanya Yesus pernah mengusir tujuh setan.
Lukas 24:1
tetapi pagi-pagi benar pada hari pertama minggu itu mereka pergi ke kubur membawa rempah-rempah yang telah disediakan mereka.
Yohanes 20:1
Pada hari pertama minggu itu, pagi-pagi benar ketika hari masih gelap, pergilah Maria Magdalena ke kubur itu dan ia melihat bahwa batu telah diambil dari kubur.
Yohanes 20:19
Ketika hari sudah malam pada hari pertama minggu itu berkumpullah murid-murid Yesus di suatu tempat dengan pintu-pintu yang terkunci karena mereka takut kepada orang-orang Yahudi. Pada waktu itu datanglah Yesus dan berdiri di tengah-tengah mereka dan berkata: "Damai sejahtera bagi kamu!"
Tetapi oleh gereja hari minggu adalah hari yang dikuduskan, yaitu sebagai hari �kebangkitan Yesus�.
Semua umat kristiani yakin dan percaya bahwa Yesus bangkit pada hari Minggu. untuk mengabdikan �hari kebangkitan Yesus�, maka gereja menetapkan hari Minggu sebagai hari yang harus diperingati sebagai hari suci. Sebab pada waktu itulah Yesus bangkit dari kuburnya. Sebab jika dia tidak bangkit, maka sia-sialah kematiannya. kebangkitannya itulah merupakan hari kemenangan dari dosa, dimana yesus telah mati dan bangkit dalam rangka menebus dosa manusia.
bahwa menurut alkitab yesus mati pada hari Jumat dan bangkit pada hari Minggu
kalau begitu mestinya juga harus akui bahwa hari Sabat itu jatuh pada hari Sabtu.
kronologi ketika Yesus mati, dikubur dan bangkit dari kuburnya.
Lukas 23:52-54
23:52 Ia pergi menghadap Pilatus dan meminta mayat Yesus. 
Lukas 23:55-56
23:55 Dan perempuan-perempuan yang datang bersama-sama dengan Yesus dari Galilea, ikut serta dan mereka melihat kubur itu dan bagaimana mayat-Nya dibaringkan. 
Matius 28:1
Setelah hari Sabat lewat, menjelang menyingsingnya fajar pada hari pertama minggu itu, pergilah Maria Magdalena dan Maria yang lain, menengok kubur itu.
Yesus meninggal pada hari Jumat. Makanya disebut �Jumat Agung�. Tetapi oleh Gereja, hari kebangkitan Yesus itu hari Minggu adalah hari yang perlu dikuduskan
Keluaran 20:8-11.
20:8 Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:
20:9 enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,
20:10 tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.
20:11 Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
dalam alkitab setebal itu, tidak ada satu ayatpun yang menyuruh mengkuduskan hari Minggu. Bahkan nama hari �minggu� pun tidak disebutkan dalam alkitab, kecuali disebut �hari minggu pertama�. Cobalah berpikir yang sehat, dan renungkan ancaman Tuhan bagi orang yang melanggar perintah Nya
Keluaran 31:12-18.
31:12. Berfirmanlah TUHAN kepada Musa:
31:13 "Katakanlah kepada orang Israel, demikian: Akan tetapi hari-hari Sabat-Ku harus kamu pelihara, sebab itulah peringatan antara Aku dan kamu, turun-temurun, sehingga kamu mengetahui, bahwa Akulah TUHAN, yang menguduskan kamu.
31:14 Haruslah kamu pelihara hari Sabat, sebab itulah hari kudus bagimu; siapa yang melanggar kekudusan hari Sabat itu, pastilah ia dihukum mati, sebab setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari itu, orang itu harus dilenyapkan dari antara bangsanya.
31:15 Enam hari lamanya boleh dilakukan pekerjaan, tetapi pada hari yang ketujuh haruslah ada sabat, hari perhentian penuh, hari kudus bagi TUHAN: setiap orang yang melakukan pekerjaan pada hari Sabat, pastilah ia dihukum mati.
31:16 Maka haruslah orang Israel memelihara hari Sabat, dengan merayakan sabat, turun-temurun, menjadi perjanjian kekal.
31:17 Antara Aku dan orang Israel maka inilah suatu peringatan untuk selama-lamanya, sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, dan pada hari yang ketujuh Ia berhenti bekerja untuk beristirahat."
31:18 Dan TUHAN memberikan kepada Musa, setelah Ia selesai berbicara dengan dia di gunung Sinai, kedua loh hukum Allah, loh batu, yang ditulisi oleh jari Allah.
Keluaran 24:12
24:12. TUHAN berfirman kepada Musa: "Naiklah menghadap Aku, ke atas gunung, dan tinggallah di sana, maka Aku akan memberikan kepadamu loh batu, yakni hukum dan perintah, yang telah Kutuliskan untuk diajarkan kepada mereka."
Keluaran 32:15-16
32:15. Setelah itu berpalinglah Musa, lalu turun dari gunung dengan kedua loh hukum Allah dalam tangannya, loh-loh yang bertulis pada kedua sisinya; bertulis sebelah-menyebelah.
32:16 Kedua loh itu ialah pekerjaan Allah dan tulisan itu ialah tulisan Allah, ditukik pada loh-loh itu.
ada sekitar lima kali kata Sabat atau Sabtu disebutkan dalam Al Qur�an, yaitu surat Al Baqarah 65-66, An Nisa 47 dan 154, Al A�raf 163 dan An Nahl 124. :
Qs Al Baqarah 65 -66 
Dan sesungguhnya telah kamu ketahui orang-orang yang melanggar diantaramu pada hari Sabtu, lalu Kami berfirman kepada mereka: "Jadilah kamu kera yang hina". Maka Kami jadikan yang demikian itu peringatan bagi orang-orang dimasa itu, dan bagi mereka yang datang kemudian, serta menjadi pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa.
An Nisa 47, 154
47. Hai orang-orang yang telah diberi Al Kitab, berimanlah kamu kepada apa yang telah Kami turunkan (Al Qur'an) yang membenarkan Kitab yang ada pada kamu sebelum Kami mengubah muka (mu), lalu Kami putarkan ke belakang atau Kami kutuki mereka sebagaimana Kami telah mengutuki orang-orang (yang berbuat ma'siat) pada hari Sabtu. Dan ketetapan Allah pasti berlaku.
154. Dan telah Kami angkat ke atas (kepala) mereka bukit Thursina  untuk (menerima) perjanjian (yang telah Kami ambil dari) mereka. Dan kami perintahkan kepada mereka : "Masuklah pintu gerbang itu sambil bersujud", dan Kami perintahkan (pula) kepada mereka : "Janganlah kamu melanggar peraturan mengenai hari Sabtu", dan Kami telah mengambil dari mereka perjanjian yang kokoh.
Al A�raf 163
Dan tanyakanlah kepada Bani Israil tentang negeri yang terletak di dekat laut ketika mereka melanggar aturan pada hari Sabtu, di waktu datang kepada mereka ikan-ikan (yang berada di sekitar) mereka terapung-apung di permukaan air, dan di hari-hari yang bukan Sabtu, ikan-ikan itu tidak datang kepada mereka.  Demikianlah Kami mencoba mereka disebabkan mereka berlaku fasik.
An Nahl 124
Sesungguhnya diwajibkan (menghormati) hari Sabtu atas orang-orang (Yahudi) yang berselisih padanya. Dan sesungguhnya Tuhanmu benar-benar akan memberi putusan di antara mereka di hari kiamat terhadap apa yang telah mereka perselisihkan itu.
Bunyi ayat Al Qur�an tersebut, dapat kita ketahui bahwa pada masa itu pernah Allah buktikan, memberikan kutukan bagi yang melanggar dan tidak mensucikan hari Sabat, yaitu dengan merobah muka merka jadi kera yang hina. Maksud Allah yaitu memberikan pelajaran bagi orang-orang yang bertakwa agar tetap memelihara hukum-hukumNya, karena bagi yang melanggar pasti ada sangsinya. Sangsi itu jika tidak dibuktikan di dunia, pasti akan dibuktikan di akhirat.
Menurut kamus berbagai bahasa, Sabat itu artinya Sabtu, bukan Minggu. Bahasa Jawa (Sabbat). Makassar (Saba�na). Bugis (Saba�e). Arab (sabt). Greek/Yunani (Sabbaton). Italia (Sabato). Inggris (Sabbath). Polandia (Sobota). Spanyol (Sabado). Dan bahasa Indonesia (sabtu).
penetapan hari Minggu sebagai hari peristirahatan dan hari ibadah yaitu pada tahun 364 M pada Konsili Laodikea. Pada saat itulah dewan gereja menetapkan, Minggu sebagai hari istirahat dan ibadah bagi umat Kristiani.
Oleh sebab itu beribadah pada hari Minggu, bukan ketentuan dan ketetapan dari Tuhan, tetapi  hanya hasil musyawarah para dewan gereja. Makanya tidak terdapat walau satu ayatpun dalam alkitab, dimana Tuhan maupun Yesus yang mengkuduskan dan memberkati hari Minggu. Yang dikuduskan dan diberkati adalah hari Sabat yaitu hari Sabtu!
kalau kita berbicara hanya mengedepankan logika, perasaan dan pendapat manusia, maka kita tidak akan pernah mencapai titik temu dan tidak akan menemukan kebenaran yang hakiki.  beberapa ayat untuk  renungkan dan pikirkan, bahwa seumur hidupnya Yesus hanya beribadah pada hari Sabat (Sabtu), bukan hari Minggu. Lukas 4:16, Lukas 4:31, Lukas 6:6, Lukas 13:10, Markus 1:21, Markus 6:2
Lukas
4:16 Ia datang ke Nazaret tempat Ia dibesarkan, dan menurut kebiasaan-Nya pada hari Sabat Ia masuk ke rumah ibadat, lalu berdiri hendak membaca dari Alkitab.
4:31 Kemudian Yesus pergi ke Kapernaum, sebuah kota di Galilea, lalu mengajar di situ pada hari-hari Sabat.
6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
13:10 Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada hari Sabat
Markus
1:21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar.
6:2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?
meninggal pada usia 33 tahun Ini berarti seumur hidupnya yesus telah mengkuduskan hari Sabat pada hari Sabtu sebanyak lebih kurang 1700 kali.
Yak 2:10.
2:10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
Berdasarkan ayat alkitab tersebut, berarti dari Sepuluh Firman Tuhan, jika hanya 9 (sembilan) yang dijalankan tetapi satu diabaikan yaitu melanggar hukum Sabat, maka anda bersalah atas keseluruhan perintah tersebut. Ini berarti sia-sialah iman anda.
Yakobus 2:14
2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
Yakobus 2:17
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.
Nah berdasarkan ayat-ayat tersebut, karena ada salah satu hukum yang anda langgar yaitu tidak menghormati dan tidak melakukan dengan perbuatan (tidak mengkuduskan hari Sabat), maka sia-sialah iman anda, atau iman anda telah dinyatakan �mati� oleh Tuhan.
Maaf saya tidak punya hak untuk mengatakan dan menyatakan atau memvonis anda bahwa iman anda saat ini sia-sia atau mati, tapi alkitab anda sendiri yang mengatakan demikian, dan saya hanya mengingatkan dan memperlihatkan kebenaran ini pada anda.
Allah tidak berhenti bekerja pada hari Minggu.
Allah dan Yesus tidak pernah memberkati hari Minggu.
tidak ada hukum yang menyuruh memelihara hari Minggu
Allah dan Yesus tidak pernah mengkuduskan hari Minggu
tidak ada pelanggaran hukum jika bekerja pada hari Minggu
tidak ada berkat yang dijanjikan jika memelihara hari Minggu
Alkitab tidak pernah menyebutkan hari minggu sebagai hari ibadah bagi kristen.
Yohanes :
14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
15:10 Jikalau kamu menuruti perintah-Ku, kamu akan tinggal di dalam kasih-Ku, seperti Aku menuruti perintah Bapa-Ku dan tinggal di dalam kasih-Nya.
Matius
5:18 Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi
Nah ini berarti bahwa seluruh hukum Taurat itu masih berlaku dan harus anda jalankan, termasuk mengkuduskan hari Sabat. Artinya anda harus tinggalkan beribadah hari Minggu dan kembali ke hari Sabtu. Apalagi seumur hidupnya Yesus hanya beribadah dan mengkuduskan hari Sabat dan tidak sekalipun Yesus beribadah dan mengkuduskan hari Minggu!
Percuma anda hanya beriman dan percaya Yesus, jika semua perintahnya tidak di lakukan !!!
Matius
7:21 Bukan setiap orang yang berseru kepada-Ku: Tuhan, Tuhan! akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga, melainkan dia yang melakukan kehendak Bapa-Ku yang di sorga.
Yohanes :
14:15 "Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku.
Ini bermakna, jika benar-benar mengasihi dia, ikutilah apa yang dicontohkan dan diajarkan yesus. Jika tidak mengikuti jejak beliau, berarti  tidak mengasihinya bukan?
Ulangan
11:1 "Haruslah engkau mengasihi TUHAN, Allahmu, dan melakukan dengan setia kewajibanmu terhadap Dia dengan senantiasa berpegang pada segala ketetapan-Nya, peraturan-Nya dan perintah-Nya.
8:61 dan hendaklah kamu berpaut kepada TUHAN, Allah kita, dengan sepenuh hatimu dan dengan hidup menurut segala ketetapan-Nya dan dengan tetap mengikuti segala perintah-Nya seperti pada hari ini."
Yesaya
66:22 Sebab sama seperti langit yang baru dan bumi yang baru yang akan Kujadikan itu, tinggal tetap di hadapan-Ku, demikianlah firman TUHAN, demikianlah keturunanmu dan namamu akan tinggal tetap
66:23 Bulan berganti bulan, dan Sabat berganti Sabat, maka seluruh umat manusia akan datang untuk sujud menyembah di hadapan-Ku, firman TUHAN
Yesaya
8:20 "Carilah pengajaran dan kesaksian!" Siapa yang tidak berbicara sesuai dengan perkataan itu, maka baginya tidak terbit fajar.
Yakobus
2:10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
2:14 Apakah gunanya, saudara-saudaraku, jika seorang mengatakan, bahwa ia mempunyai iman, padahal ia tidak mempunyai perbuatan? Dapatkah iman itu menyelamatkan dia?
2:17 Demikian juga halnya dengan iman: Jika iman itu tidak disertai perbuatan, maka iman itu pada hakekatnya adalah mati.

Yehezkiel 22: 26.
22:26 Imam-imamnya memperkosa hukum Taurat-Ku dan menajiskan hal-hal yang kudus bagi-Ku, mereka tidak membedakan antara yang kudus dengan yang tidak kudus, tidak mengajarkan perbedaan yang najis dengan yang tahir, mereka menutup mata terhadap hari-hari Sabat-Ku. Demikianlah Aku dinajiskan di tengah-tengah mereka.
Yakobus
2:10 Sebab barangsiapa menuruti seluruh hukum itu, tetapi mengabaikan satu bagian dari padanya, ia bersalah terhadap seluruhnya.
Yesaya
58:13 Apabila engkau tidak menginjak-injak hukum Sabat dan tidak melakukan urusanmu pada hari kudus-Ku; apabila engkau menyebutkan hari Sabat "hari kenikmatan", dan hari kudus TUHAN "hari yang mulia"; apabila engkau menghormatinya dengan tidak menjalankan segala acaramu dan dengan tidak mengurus urusanmu atau berkata omong kosong,
58:14 maka engkau akan bersenang-senang karena TUHAN, dan Aku akan membuat engkau melintasi puncak bukit-bukit di bumi dengan kendaraan kemenangan; Aku akan memberi makan engkau dari milik pusaka Yakub, bapa leluhurmu, sebab mulut Tuhanlah yang mengatakannya
Ingat!!! Tuhan tidak mungkin ingkar janji, apa yang keluar dari mulut Nya, pasti akan terjadi. Hal ini sesuai dengan firman-Nya dalam :
89:34 (89-35) Aku tidak akan melanggar perjanjian-Ku, dan apa yang keluar dari bibir-Ku tidak akan Kuubah.



BERSAMBUNG