Kamis, 12 Januari 2012

Sekte Esenes, Kelompok Separatis Rumah Suci.





Siapakah orang-orang yang mendiami wilayah Qumran antara pertengahan abad ke-2 S M hingga pertengahan abad 1M. yang menyembunyikan manuskrip-manuskrip misterius di gua-gua Laut Mati? Para ilmuwan sepakat bahwa naskah-naskah kuno tulisan tangan yang diketemukan di Qumran .itu adalah milik sekte Yahudi yang menamakan diri mereka "Esenes". Sebutan mereka dengan nama tersebut menjadi bahan perdebatan di kalangan para ahli. Profesor Abbas Mahmud AI-Aqqad dalam buku "Hayat Almasih" (Kehidupan Almasih) edisi kedua, mengemukakan sebagai berikut,



"Pendapat yang paling akurat dari berbagai tesis yang ada adalah bahwa orang-orang yang khusyu, yang menghuni rumah peribadatan di Qumran ilu adalah sekelompok sekte Esenes, salah satu sekte konservatif dan sangat keras mempertahankan hukum-hukum agama Yahudi, yang menantikan keselamatan mereka dengan datangnya Sang Juru Selamat yang dijanjikan. Sekte ini yang juga sempat kami singgung dalam tulisan kami 'Kejeniusan Almasih', merupakan kelompok bani Israel yang paling bersih dari perbuatan dosa dan hawa nafsu. Dalam tingkat keberagamaan, mereka terbagi menjadi tiga kelas. Dalam sumpah kesetiaan, mereka bersumpah untuk menjaga rahasia kelompoknya, dan sesudah itu mereka diharamkan untuk bersumpah seeara benar atau palsu seumur hidup. Mereka beriman pada hari kiamat, kebangkitan dan kerasulan Almasih sang Juru Selamat. Pendapat kami bahwa nama Esenes berasal dari derivasi "asi " yang berarti tabib. "



Para ilmuan sejarah berbeda pendapat berkenaan dangan asal penamaan Esenes. Sebagaimana tersebut di atas bahwa Profesor Aqqad menyebutnya berasal dari akar kata `asi' dalam bahasa Aramik yang berarti tabib. Akan tetapi penulis berbeda pendapat dengan Profesor Aqqad, sebab jamak dari kata "ast"' bukannya "esen" tetapi "asen". Meskipun diketahui bahwa mereka mempergunakan ramuan obat-obatan untuk terapi penyembuhan berbagai macam penyakit, namun mereka bukanlah para tabib, dan tidak terdapat satupun tulisan kuno yang memperkuat dugaan bahwa mereka berprofesi sebagai tabib.

Nama kelompok Esenes tertulis dalam bahasa Yunani dalam karya sejarah Philo Judaeus 1), Josephus Flavius 2), dan Pliny the Elder 3), masing-masing dalam ungkapan " Esenoy" atau " Esau" sedangkan nama orang yang menisbatkan dirinya kepada nama itu disebut " Esawi". Persoalan mendasar yang dihadapi oleh para peneliti adalah bahwa meskipun asal kata dari nama kelompok ini merupakan peristilahan lokal, namun mereka mendapatinya hanya tertulis dalam bahasa Yunani. Untuk itu pertu dilacak asal kata dari istilah tersebut.

Sebagian peneliti mengasumsikan bahwa istilah itu berasal dari bahasa Aramik atau Ibrani; namun mereka tidak kunjung sepakat pada kata tertentu yarig menunjukkan bahwa kelompok tersebut pernah berdiam di wilayah Palestina. Namun demikian, di sana terdapat indikasi kuat yang menghubungkan kelampok Esenes dengan Nabi Yesaya, yang membelot dari kelompok Pendeta Rumah Suci dan memilih hidup menyendiri menantikan kedatangan Sang Juru Selamat pada akhir zaman (hari kiamat). Nama Yesaya dalam bahasa Ibrani adalah "Vasya Ya', seperti "Yasyu"' dan "Yasu"' yang mempunyai satu pengertian yakni keselamatan Tuhan. Sedangkan nama "Yasu"' dalam bahasa Yunani -atau "Isa" dalam bahasa Arab­ditulis sebagai "Esu". Tampaknya bahwa nama Yesaya juga dipakai untuk menamahan murid-murid Nabi Yesaya. Para peneliti telah menemukan tiga bagian dalam Kitab Yesaya ditulis selama kurun waktu dua abad, antara abad ke-6 hingga abad ke-4 SM. Apapun alasannya, di antara jemaat yang mendiami wilayah Qumran bersama nabi Yesaya terdapat hubungan yang erat -berkat penemuan di dalam gua-gua hunian mereka- dengan tulisan-tulisan Nabi Yesaya dalam jumlah besar, dan mereka menafsirkan tulisan-tulisan itu dengan metode khusus yang menjadi rahasia di antara mereka, terutama bagian-bagian yang berkenaan dengan "Hamba Tuhan", dan kelahiran "Emanuel". Naskah-naskah ini juga-lah yang diandalkan oleh para penulis Injil untuk mengisyaratkan kelahiran Isa Almasih yang mereka sebut sebagai "nubuwat Sang Guru di masa mendatang".

Mengetahui asal kata dari peristilahan ini barangkali tidak sedemikian sulit, jika kita mengingat bahwa huruf "ain" dalam bahasa Arab dan pada semua bahasa Semitik akan menjadi "alif" dalam bahasa-bahasa Eropa di antaranya bahasa Yunani. Kata `arab - menjadi "a r b " , 'Umar menjadi Umar, `Isa menjadi Isa. Kalau saja huruf "A" dalam kata Yunani itu kita ganti dengan "ain", maka akan menjadi `ISAWI, - dan itulah istilah yang dipergunakan dalam bahasa Arab sampai sekarang, sehingga dengan demikian nama sekte tersebut adalah 'ISAWIYYUN.

Menurut penjelasan Pliny, dalam bukunya "Natural History", sesungguhnya kelompok Esenes mendiami wilayah antara kota Yericho (Ariha) kawasan lembah Jordan di utara dan kota `Ein Juda di tepian Laut Mati di selatan. Kawasan yang sama di mana terletak wilayah tak berpenghuni di Qumran. Paska kedatangan orang-orang Yahudi dari Babel, para pendeta Yahudi berhasil menyeru manusia pada ajaran agama Yahudi yang didirikan berdasarkan penafsiran mereka yang sangat khusus atas Taurat Musa. Dan berdasarkan retorika penafsiran itu pula para pendeta menyusun ulang format kitab suci Yahudi. Bersamaan dengan dibolehkannya orang-orang Yahudi untuk membangun kembali rumah suci kaum Yebusi oleh penguasa Parsi, maka dengan demikian, rumah suci itu menjadi pusat kegiatan peribadatan para pendeta.

Ibadah Yahudi yang dilakukan oleh kelompok pendeta, terdiri dari ritual-ritual tertentu, yang penting di antaranya adalah menyembelih hewan kurban yang dilakukan oleh para pendeta di rumah suci setiap hari, terlebih pada hari Sabat atau hari-hari raya. Orang­orang Yahudi awam, masing-masing diminta untuk mempersembahkan sebagian hasil usaha mereka untuk rumah suci. Oleh sebab jabatan Kependetaan itu menjadi status yang sifatnya turun temurun dalam garis keturunan keluarga "para pendeta", maka secara otomatis, "status kependetaan" itu selanjutnya membentuk hierarkhi baru dalam masyarakat Yahudi, yang mampu mendatangkan sumber kekayaan yang cukup melimpah.

Dengan masuknya komunitas aristokrat dan para pedagang, hierarkhi tersebut selanjutnya menjadi populer sebagai Sekte Saduki atau Sedukhem. Kelas sosial Yahudi tersebut kemudian memegang otoritas atas bangsa Yahudi melalui ritus-ritus keagamaan. Tidak ada doa atau upacara keagamaan lainnya yang berlangsung dalam agama Yahudi yang dapat dilaksanakan sendiri oleh para pemeluk, baik di rumah atau di tempat peribadatan lain, melainkan harus datang ke Rumah Suci di Jerusalem dan mempersembahkan kurban kepada para Pendeta.

Sekte Saduki mempercayai bahwa arwah akan mengalami kematian bersamaan dengan kematian jasad. Sekte Saduki menerapkan ajaran Taurat secara sangat tekstual, dan dalam penafsiran teks-teks Taurat sama sekali terlepas logika akal, seperti halnya analogi. Berdasarkan konsep teori penafsiran seperti itu, maka sekte Saduki tidak mengimani keabadian arwah, tidak pula kebangkitan manusia sesudah mati, atau perhitungan amal perbuatan (hisab). Saduki juga tidak mempercayai adanya wujud malaikat dan jin, karena dalam pendirian Seduki bahwa ajaran Taurat berdiri di atas prinsip kemaha-esaan Tuhan. Oleh karena itu tidak ada penyembahan berhala dan berikut ilah-ilah lain dalam keyakinan Saduki. Sedangkan kepercayaan pada hari kiamat dan hisab di kehidupan akhirat sesudah mati tidak disebutkan dalam kitab­kitab yang dinisbatkan kepada Musa, akan tetapi tercantum di dalam kitab Nabi-nabi, seperti halnya Yesaya.

Sementara sekte Seduki (Kelompok Pendeta) mendasarkan ajaran agama Yahudi hanya pada lima Kitab Taurat saja, yakni lima kitab pertama pada Perjanjian Lama, (Kejadian, Eksodus, Orang-orang Levi, Bilangan dan Ulangan -dan dengan demikian mengesampingkan kitab Nabi-Nabi- sebaliknya sekte Esenes menetapkan bahwa kitab Nabi-Nabi itu menjadi bagian yang integral dari literatur agama. Ketika perbedaan pandangan keagaamaan ini mencapai puncaknya dan sekte Seduki memerangi mereka, kaum Esenes meninggalkan kota dan mengasingkan diri diwiiayah terpencil dan melakukan ritus-ritus peribadatan secara sembunyi-sembunyi, sehingga selamat dari penindasan kelompok pendeta Seduki.

Berdasarkan pada tulisan-tulisan Philo Judaeus, filosof Yahudi dari Aleksandria yang hidup pada awal abad Masehi, dan Josephus, sejarawan yang hidup di Palestina dan penulis sejarah Yahudi untuk Romawi pada akhir abad pertama Masehi, bahwa kaum Esenes tersebut pernah ada di Palestina, tepatnya di kawasan terdekat dengan wilayah barat laut pantai Laut Mati. Dan berdasarkan pada sumber-sumber tulisan kuno, para penganut Sekte Esenes, meskipun mereka adalah pemeluk Yahudi tetapi mereka mempunyai perbedaan yang amat menyolok dengan pemeluk Yahudi pada umumnya, oleh sebab kepercayaan mereka pada keabadian arwah, pada perhitungan di hari akhir, dan mereka tidak melakukan ritus pengurbanan hewan sembelihan di kuil. Dan jumlah mereka relatif kecil, tidak lebih dari 4000 orang pada awal abad pertama Masehi.

Para pengikut sekte Eseness terbagi menjadi dua kelompok; pertama, hidup seperti layaknya para rahib dan tidak menikah, sedang kelompok kedua, hidup bersahaja dan menikah. Meskipun di antara keduanya ada perbedaan, namun semua penganut Esenes mepunyai semangat menjauhkan diri dari dunia materi dan kesenangan hidup. Tidak ada di antara mereka kelompok kaya dan kelompok miskin, karena semuanya menjadi satu dalam hak kepemilikian. Esenes meyakini bahwa wujud materi yakni jasad manusia adalah wujud temporal yang fana. Sedangkan wujud yang hakiki ada di alam kehidupan arwah, dan oleh karena itu mereka tidak takut mati. Orang-orang Esenes ini hidup dalam kelompok-kelompok secara sangat bersahaja, mengenakan selendang putih ciri khas mereka. Rutinitas keseharian mereka dimulai dengan bangun pagi untuk melaksanakan shalat fajar kemudian pergi ke ladang karena sebagian besar mata pencarian mereka adalah bercocok tanam. Mereka mengerjakan shalat yang kedua saat matahari tenggelam dan sesudah itu berkumpul bersama anggota keluarga untuk makan malam, yang umumnya terdiri dari roti dan satu macam jenis sayuran.

Bersuci dengan mempergunakan air sebelum melakukan shalat, merupakan tradisi ibadah sangat penting dan dipegang teguh oleh para pengikut sekte Esenes. Bukan hal yang sederhana bagi siapapun untuk menjadi anggota sekte Esenes, khususnya wanita, karena sekte Esenes tidak menerima keanggotaan dari kaum hawa. Yang berminat menjadi anggota sekte Esenes terlebih dahulu harus lolos ujian panjang yang berlangsung selama satu tahun. Jika yang bersangkutan lulus, ia baru diperbolehkan mengikuti ritual-ritual khusus selama dua tahun dan baru benar-benar menjadi anggota pada tahun ketiga.

Orang-orang dari sekte Esenes mempunyai kebiasaan yang sangat unik, di mana mereka memanfaatkan sebagian besar waktu malam untuk membaca Taurat juga Kitab Nabi-Nabi, khususnya Kitab Yesaya. Mereka menafsirkan kitab suci mereka itu secara metaforis, bukan secara harfiah. Maka dari itu sangat sulit bagi orang lain untuk memahami makna sesungguhnya dari pembicaraan mereka (ritual ibadah mereka, pent) kecuali bagi yang memahami benar rahasia ajaran kaum Esenes. Sekte Esenes mengharamkan atas para pengikutnya untuk melakukan sumpah kecuali hanya satu jenis sumpah untuk menjaga kerahasiaan sekte, yang dilakukan pada saat diterima sebagai anggota kelompok. Kerahasiaan lain yang sangat dijaga oleh kaum Esenes adalah berkenaan dengan nama-nama malaikat, yang menjadi kewajiban masing-masing anggota untuk menghafalkannya. Sedangkan penganut Yahudi pada umumnya tidak mempercayai adanya malaikat.

Perselisihan yang terjadi antara Esenes dan Seduki menjadi sebab bagi lahirnya sekte baru yang memiliki struktur kepercayaan moderat, yang dikenal dengan nama Farisi. Tersebarnya filsafat Plato yang mempercayai adanya alam spiritual metafisis, berakibat pada munculnya keyakinan akan keabadian arwah sesudah mati. Sekte Farisi percaya pada takdir, yang substansinya adalah bahwa segala sesuatu yang terjadi sesungguhnya telah ditentukan sebelumnya dan tidak mungkin untuk dihindari. Akan tetapi mereka juga meyakini kebebasan manusia untuk berkehendak dan memilih. Mereka mengataan bahwa Tuhan akan memberi kemudahan bagi mereka yang berbuat kebajikan, sedangkan orang yang meniti jalan kejahatan, Tuhan akan membiarkan dirinya dengan pilihannya itu. Bertolak dari keyakinan ini mereka mengatakan bahwa arwah orang-orang jahat akan ditempatkan dalam penjara abadi dan mengalami siksaan sepanjang masa. Adapun arwah orang-orang yang baik dalam pandangan Farisi, mereka itu akan hidup kembati dalam jasad lain. Dengan ungkapan lain mereka percaya pada inkarnasi atau kembalinya arwah ke bumi.

Sebagai usaha memberikan legitimasi atas penafsiran-penafsiran mereka yang sangat bertolak belakang dengan ajaran para Pendeta, sekte Farisi mendirikan konsep teori baru yang mengatakan bahwa selain Taurat tertulis, Tuhan juga memberikan kepada Musa "Hukum Lisan" yang sampai kepada mereka melalui jalam periwayatan yang turun temurun -dan selanjutnya mereka mengabadikannya dalam Talmud­. Di samping itu mereka juga mempergunakan logika akal dalam menafsirkan teks-teks kitab suci. Mereka berpendapat bahwa perubahan zaman akan berarti perubahan tuntutan, sehingga yang penting dalam hal ini adalah penerapan substansi hukum, bukan formalitas hukum itu. Seperti contoh, dalam menerapkan ayat "mata dibalas dengan mata", mereka mengatakan bahwa pada masa itu, tidak mesti harus dengan membunuh pelaku, sebab hal itu dapat saja diganti dengan memberikan ganti rugi kepada korban.

Tidak diragukan bahwa orang-orang Farisi-lah yang membangun agama Yahudi Rabinik (Rabbinic Judaism) setelah berakhirnya masa kependetaan menyusul hancurnya Rumah Suci Yerusalem di tangan penguasa Romawi pada tahun 70 S M, dan semua pendeta yang ada di dalamnya tewas terbunuh. Namun demikian kita melihat adanya kesamaan pandangan antara sekte Farisi dan Seduki berkenaan dengan jatidiri dan peran Almasih. Kaum Farisi memerangi pengikut-pengikut Isa As. dan menghalang-halangi misi kaum Esenes. Orang-orang Yahudi -hingga saat ini- masih menantikan kedatangan Mesiah yang lain, selain Isa, yang akan menjadi Pemimpin dan Raja keabadian. Maka berdasarkan keyakinan ini, penulis berpendapat bahwa kelompok Esenes, meskipun mereka menjadi bagian dari komunitas Yahudi sebelum kehancuran Beit Suci, namun pada hakikatnya mereka sangat berbeda dengan Yahudi pada umumnya, berkenaan dengan keimanan pada keabadian arwah dan hari kiamat. Pada saat kedatangan sang Guru, yang akan memimpin pertempuran "Putera cahaya" melawan "Putera kegelapan". Mesiah yang mereka nantikan akan menang dan kejahatan akan sirna sepanjang masa. Oleh sebab itu, kebanyakan para peneliti condong kepada kesimpulan bahwa orang­orang sekte Esenes adalah komunitas Judeo-Kristen yang akan kita ketahui lebih lanjut tentang jati diri mereka pada bahasan-bahasan mendatang.

Kitab Para Murid dan Naskah Damaskus







Selain manuskrip yang berisikan tulisan-tulisan agama, didapati pula di gua-gua Qumran, beberapa tulisan tangan yang menjelaskan norma kehidupan Jemaat Esenes di antaranya "Kitab Para Murid" dan Kitab yang belakangan dikenal sebagai "Manuskrip Damaskus" (Damsyik). Yang lebih mungkin diterima adalah bahwa nama "Damaskus" merujuk kepada sumber-sumber yang tercantum pada sebagian Kitab Nabi-Nabi berkenaan dengan hukuman Tuhan bagi para pembangkang Bani Israel.



Pada 9 : 1 Kitab Zakharia disebutkan : "Ucapan Ilahi, Firman TUHAN datang atas negeri Hadrakh dan berhenti di Damsyik':

Juga pada 5: 25 - 27 Kitab Amos : 'Apakah kamu mempersembahkan kepada-Ku korban sembelihan dan korban sajian, selama empat puluh tahun di padang gurun itu, hai kaum Israel? Kamu akan mengangkut Sakut, rajamu, dan Kewan, dewa bintangmu, patung-patungmu yanq telah kamu buat bagimu itu, dan Aku akan membawa kamu ke dalam pembuanqan jauh ke seberang Damsyik, " firman TUHAN, yang nama-Nya Allah semesta alam".



Menelaah lebih jauh, didapat pengertian lain bahwa nama Damsyik merupakan julukan simbolis bagi Jemaat Qumran. Sementara para Nabi menyinggung soal pengasingan Bani Israel ke wilayah utara di luar Damsyik sebagai hukuman atas perbuatan mereka menyembah terafim (patung), sebaliknya manuskrip­manuskrip Damsyik menformat ulang redaksi ayat sehingga menghadirkan makna yang berbeda, menjadi semacam janji bagi sekelompok orang yang menyelamatkan keyakinan mereka dari komunitas Yahudi dengan memilih hidup mengasingkan diri, sehingga dengan demikian mereka mampu menyelamatkan keyakinan mereka yang benar.

"Aku akan mengasinqkan kemah-kemah rajamu dan tonggak-tonggak keberhalaanmu dari perkemahanKu ke Damsyik." Berdasarkan pada gaya penafsiran simbolis Jemaat Qumran, "kemah-kemah raja" menunjukkan makna Kitab Tuhan, "tonggak ­tonggak berhala" dimaksudkan sebagai Kitab Para Nabi. Sehingga berdasarkan penafsiran ini, ayat tersebut mengandung pengertian bahwa Tuhan akan memindahkan Kitab Taurat bersama Jemaat Esenes berikut Kitab Para Nabi - yang sangat dibenci oleh penganut Yahudi di Jerusalem- jauh dari wilayah Kerajaan Yehuda, demi menjaga keselamatannya.

" Mereka menggali sumur. Sumur yanq digali oleh para penguasa, yanq digali oleh orang-orang mulia dari bangsa Israel dengan tongkat." Sumur disini diartikan sebagai ajaran agama, dan orang-orang yang menggali sumur tersebut adalah orang-orang Bani Israel yang mengikuti petunjuk Tuhan, yang meninggalkan tanah Yehuda dan menetap di Damsyik. Tuhan menyebut mereka sebagai "para penguasa". Sedangkan tongkat merupakan simbolisasi dari orang yang mengajarkan agama. Nabi Yesaya berkata : "Ia mengeluarkan peralatan untuk bekerja. Orang-orang mulia adalah mereka yang datang untuk menggali sumur dengan mempergunakan tongkat...... hingga mereka hadir di tengah masa kejahatan, hingga datangnya oranq yang mengajarkan kejujuran di akhir zaman......semenjak hari kedatangan sanq guru tunggal dan hingga kebinasaan tentara-tentara yang kembali bersama pemimpin pendusta akan memakan waktu 40 tahun. Pada kurun waktu itu, Tuhan akan murka kepada Bani Israel seperti dikatakan, karena itu Bani Israel akan melalui masa panjang tanpa pemimpin, tanpa raja dan tanpa hakim."

Sedangkan istilah yang dipergunakan untuk mengidentifikasikan jati diri mereka, Jemaat Esenes menggunakan nama "Breth Khadasyah", yang berarti "perjanjian baru". Dan mereka, meskipun berselisih pandang dengan para Pendeta Rumah Suci di Jerusalem, dan berseberangan dengan mereka, namun Jemaat Qumran itu tetap menganggap diri mereka sebagai jemaat ahli ibadah yang mempunyai pendeta pemimpin yang diangkat dari anggota jemaat yang paling tinggi kedudukannya. Para anggota jemaat dilarang mengadakan perkumpulan lebih dari sepuluh orang tanpa dihadiri oleh pendeta pemimpin. Meskipun demikian, urusan jemaat sekecil apapun, akan diselesaikan melalui mekanisme musyawarah. Tema permasalahan terlebih dahulu dilontarkan ke hadapan majelis untuk didiskusikan, masing-masing berhak mengeluarkan pendapat, dan pada gilirannya akan dilakukan vooting. Hanya saja keputusan yang diambil oleh pendeta pemimpin dianggap sebagai keputusan yang suci dan tidak boleh dilanggar. Kepemimpinan Jemaat Qumran dipegang oleh dua orang Pendeta, yang masing-masing memegang wewenang yang berbeda. Salah satu dari Pendeta itu disebut "Baged" atau pengawas, yang bertugas memantau persoalan­persoalan keagamaan dan menguji calon anggota jemaat. Pendeta Pemimpin yang kedua disebut "M-b­q-r" yang membawahi urusan keuangan dan administrasi jemaat.

Pada tahun 1896, dua naskah dari manuskrip Damsyik yang semula tersimpan di sebuah kamar tertutup dalam rumah peribadatan Yahudi di Kairo, Mesir, berhasil ditemukan. Konon, rumah peribadatan itu adalah milik Gereja Koptik Saint Mitchel lalu dibeli oleh orang-orang Yahudi di Mesir pada tahun 882 M. Istana Lilin, nama gereja tersebut, adalah bekas benteng Romawi kuno, di sebuah kawasan tidak jauh dari kota Fustat yang dibangun oleh sahabat Rasul Amru bin Ash. Dari bekas bentenq kuno tersebut dibangun enam buah gereja Koptik masing-masing Gereja Gantung, Gereja Abu Sirg, Gereja Mar Girgis, Gereja Maria, Gereja Saint Barbara dan Gereja Sait Mitchel. Orang-orang Yahudi kenudian menjadikan Gereja Saint Mitchel itu sebagai Rumah Peribadatan yang dinamai "Ezra" yang memiliki sebuah gudang di bagian belakang dan dikenal dengan sebutan "Kaneza", sebuah ruangan tertutup tanpa pintu dan jendela. Tidak ada yang bisa masuk ke dalamnya selain melalui sebuah celah yang dibuat di salah satu sisi dinding. Belakangan diketahui bahwa ruang tersebut dipergunakan sebagai gudang untuk menyimpan peninggalan-peninggalan kuno, termasuk di antaranya manuskrip kitab-kitab suci yang tidak mudah bagi orang-orang Yahudi untuk melenyapkannya begitu saja, karena dalam tulisan-tulisan tangan itu tertera nama Tuhan.

Manuskrip-manuskrip Damsyik terdiri dari dua bagian; Bagian pertama memuat nasihat-nasihat bijak bagi para anggota jemaat, sedangkan bagian kedua berisi ajaran-ajaran syari'at dan perintah untuk menjaga keimanan. Uniknya, kitab-kitab tulisan tangan Damsyik ini memberikan makna atas kitab­kitab Perjanjian Lama melalui metode penafsiran yang sangat ganjil dan berbeda dengan penafsiran para pendeta Rumah Suci di Jerusalem. Salah satu contoh-dari perbedaan penafsiran ini antara lain berkenaar dengan hukum perkawinan. Para pendeta Rumah Suci di Yerusalem memperbolehkan seorang lelaki menikahi anak perempuan saudara kandung karena sejauh ini tidak ada larangan daiam teks Kitab Taurat. Sedangkan Jemaat Qumran mengharamkannya dengan dasar bahwa status hukum anak perempuan saudara kandung itu sama dengan saudara ibu atau ayah.

Seorang yang baru masuk menjadi anggota jemaat wajib menyerahkan semua harta pribadinya sehingga menjadi milik bersama. Kebersamaan mereka itu tampak dalam ritual peribadatan "makan bersama". Disiplin hidup yang keras menjadi ciri khas jemaat Qumran, dan strata sosial menjadi sangat dominan. Dalam sebuah majelis, masirg-masing orang duduk sesuai kelas sosial mereka. Tidak seenaknya orang angkat bicara dengan memotong pembicaraan orang lain, lebih-lebih jika yang sedang berbicara berkedudukan lebih tingqi. Di dalam majelis seorang tidak diperbclehkan mengeluarkan pendapat yang sekiranya bertentangan dengan pendapat mayoritas atau pendapat pendeta pemimpin. Etika yang harus diikuti dalam penyampaikan pendapat di dalam majelis adalah dengan berdiri dan mengatakan, "Ada yang hendak kami sampaikan kepada majelis...."

Di dalam gua nomor : 1, didapati tulisan-tulisan tangan yang menjelaskan aluran-aturan yang berlaku dalam jemaat, yang dikenal dengan sebutan "Kitab Para Murid". Dalam kitab tersebut antara lain disebutkan kaidah kaidah yang dari padanya diketahui apa arti kebenaran (haq) dan kepalsuan (batil), penjelasan tentang langkah-langkah yany wajib diikuti oleh calon anggota jemaat, peraturan-peraturan yang berlaku untuk para murid dan aturan penerapan hukuman bagi pelanggar peraturan jemaat. Dalam Kitab Para Murid juga dipaparkan aturan-aturan dasar yang wajib dijalankan oleh Pendeta Pemimpin berikut para anggola, serta penjelasan hari-hari raya suci. Secara garis besar, Kitab Para Murid terdiri dari tiga bagian;



1. Syarat-syarat yang wajib dipenuhi untuk menjadi anggota Jemaat.

2. Peraturan Majelis Jemaat

3. Petunjuk-petunjuk yang wajib dipatuhi olen pendeta pemimpin.



Pendeta pemimpin wajib memberikan pelajaran kepada para murid tertany tata cara hidup sesuai dengan aturan yang ditetapkan oleh Jemaat, berlbadah kepada Tuhan dengan sepenuh hati dan jiwa, mengerjakan perbuatan yang baik dan lurus dalam penilaian Tuhan sebagaimana diperintahkan kepada Musa dan para Naai hamba Tuhan. Mencintal segala yang dicinta oleh Tuhan dan membenci segala yang dibenci oleh-Nya. Menjauhkan diri dari keburukan dan memegang teguh pada kebajikan. Semua orang yang dengan sukarela menghibahkan dirinya pada Tuhan, demi memenuhi kevoajiban ketuhanan maka dia akan diterima menjadi anggota Jemaat Cinta Kasih, karena dengan demikian ia telah menjadi anggota jemaat Allah dan hidup di bawah kesempurnaar Tuhan. Juga karena ia lelah berusaha sekuat tenaga unluk menjadi makhluk sosial yang solicer, mempergunakan seluruh harta kekayaan untuk kebaikan secara sukarela. Setiap orang yang bersedia mengikuti ajaran-ajaran Jemaat maka ia diwajibkan untuk mengucapkan sumpah di hadapan Tuhan yang dikenal dengan sebutan "Ikrar Perjanjian Baru", mentaati segala wasiatNya dan tidak membiarkan diri dikuasai setan. Pada saat pengucapan janji, para pendeta dan orang­orang Lewi: Membacakan tasbih-tasbih dan pujian pada Tuhdn dengan khusyu'; yang dibarengi dengan ucapan "amin" oleh mereka yang sedang mengangkat sumpah.

Semua orang yang mengikuti jalan kesalehan akan dipimpin oleh Pangeran Cahaya dan mereka akan berjalan di atas jalan yang terang benderang. Adapun orang-orang munafik diperintah oleh Raja Kegelapan dan mereka selamanya akan hidup dalam kegelapan. Raja Kegelapan akan terus berusaha m enyesatkar orang-orang yang baik dan hingga akhir zaman. Semua kekhilafan, dosa, kejahatan dan perbuatan­perbuatan yang bertentangan dengan ajaran Tuhan akan terjadi bila manusia berada di bawah cenkeraman Raja Kegelapan.

Seperti halnya alam luar, jiwa rnanusia-pun senantiasa menjadi ajang pergulatan antara kekuatan baik dan kekuatan jahat. Berdasarkan penjelasan Kitab Para Murid, setiap manusia memiliki dua macam ruh yang menjadikannya hidup, ruh kebenaran (haq) yang bersumber dari cahaya dan ruh kepalsuan (batil) yang bersumber dari kegelapan. Kedua macam ruh dalam diri manusia itu selamanya dalarn pergulatan, jika ruh kebenaran menang, manusia akan melahirkan kebajikan. Sebaliknya jika yang dominan ternyata ruh kepalsuan, maka manusia menjadi jahat. Pada hakikatnya, ajaran tentang perseteruan sepanjang masa antara ruh kebaikan dan ruh kejahatan dan bahwasanya setan merupakan raja kegelapan, yang pekerjaannya hanya menyesatkan umat manusia, telah sama-sama dimaklumi baik dari ajaran Islam maupun Kristen. Akan tetapi orang-orang Yahudi pengikut ajaran Pendeta Rumah Suci di Jerusalem sama sekali tidak mengenal ajaran tersebut atau beriman kepadanya.

Kitab Para Murid juga berisi ajaran tentang perbuatan-perbuatan yang diharamkan, berikut hukuman bagi yang melanggar, dan di antaranya adalah ;



Jika seorang melakukan kebohongan dengan sengaja dalam persoalan-persoalan yang menyangkut hak milik, akan diasingkan dari upacara suci "makan bersama" selama setahun penuh dan diwajibkan untuk menyisihkan seperempat jatah makan sehari-hari sebagai tebusan dan pertobatan.

Orang yang berkata kasar kepada kawannya atau tidak mengindahkan perintah saudara yang derajatnya lebih tinggi, dianggap telah melakukan pelanggaran terhadap aturan Jemaat. Kesalahan ini dapat ditebus dengan melakukan istigfar (meminta ampun pada Tuhan, pent) selama setahun penuh dan pelakunya dalam status terbuang.

Jika seorang berkata-kata mesklpun karena lalai, atau oleh sebab lain, sementara dia sedang membaca Kitab Shalat, akan dihukum buang dari Majelis Jemaat.

Seorang anggola yang bcrbicara dengan nada marah kepada para pendeta yang namanya tercantum dalam Kitab Para Murid, maka ia wajib bertaubat dari kekhilafannya dan dilarang mengikuti ritual makan bersama.

Siapa yang berdusta dengan sengaja, akan diasingkan selama tiga bulan.

Siapa yang melakukan penghinaan dengan sengaja akan diasingkan selama setahun.

Siapa yang melakukan penipuan dengan sengaja, baik melalui perkataan maupun perbuatan, akan diasingkan selama enam bulan.

Siapa yang menentang kepemimpinan Penguasa Jemaat, akan diasingkan untuk selama lamanya.

Majelis Jemaat terdiri dari 12 orang anggota dan tiga orang pendeta yang alim dalam agama, sehingga dengan demikian mereka akan mampu berbuat benar, lurus dan adil. Menjadi pemlmpin yany arif, rendah hatl dan mampu menjaga keirnanan.

Sebagaimana termaktub dalam Kitab Yesaya :



"Ada suara yang berseru-seru: "Persiapkanlah di padang gurun jalan untuk TUHAN, luruskanlah di padang belantara jalan raya bagi Allah kita!" (Yesaya 40 : 3). Jalan yang dimaksud itu adalah mempelajari ajaran syari'at yang diwasiatkan olehNya kepada Musa, berbuat sesuai dengan apa yang diwahyukan Tuhan sepanjang masa, dan sebagaimana diterangkan oleh para Nabi.

Misteri Naskah Laut Mati


Pada pertengahan abad 20, sekitar setengah abad yang lalu, terdapat dua penemuan arkeologi yang menggemparkan bagi dunia Kristen. Pertama, penemuan teks Injil Thomas di Nag Hamadi-Mesir pada tahun 1945. Dua tahun setelahnya, 1957, terjadi penemuan kedua berupa gulungan manuskrip di Qumran dekat Laut Mati, yang kemudian dikenal dengan Gulungan Laut Mati (the Dead Sea Scrolls).1

Bagi sebagian orang, dua peristiwa besar ini -juga penemuan-penemuan arkeologis lain yang berkaitan-, terkadang disikapi sebagai peristiwa biasa yang menghiasi majalah dan koran-koran di Barat -di Indonesia informasi tentang hal ini amatlah jarang ditemukan-. Namun jika kita mengikuti perintah Allah dalam al-Qur'an agar kita selalu melihat dan merenungkan kejadian di dunia ini, maka dua penemuan itu menjadi hal yang sangat luar biasa, apalagi bagi para pengkaji agama, khususnya bagi mereka yang getol menyuarakan paham pluralisme agama. Sebab dua penemuan tersebut tidaklah berhenti sebatas penemuan arkeologi, namun berlanjut pada kajian-kajian yang berpengaruh terhadap mainstream kehidupan beragama bagi pemeluk agama tertentu (Kristiani) yang pada gilirannya mempengaruhi hubungan antar agama, khususnya pada kedekatan pemahaman teologis.



Nag Hamadi dan Qumran.

Desember 1945, Seorang Mesir bernama Muhammad Ali pergi ke sebuah karang di tepian sungai Nile, di pedalaman Mesir dekat wilayah Nag Hamadi. Menemukan Gentong (bejana dari tanah liat) yang nyata terlihat sangat kuno dan asli. Dalam gentong tersebut terdapat 13 lembar kulit, berisi 50 risalah. Pada bagian akhir dari risalah kedua di codex II koleksi risalah, terdapat'sebuah judul tek yang telah hilang selama ribuan tahun: Peuaqqelion Pkata Thomas, Injil menurut Thomas, atau Injil Thomas. Manuskrip Koptik berisikan Injil Thomas berasal dari tahun 350 masehi, sementara fragmen Yunani berasal dari tahun 200 M. Injil Thomas ini diperkirakan dari tahun 100 M, edisi paling awal diperkirakan dari tahun 50-60 M.2 Perlu diketahui bahwa Injil Thomas tidak berbentuk cerita naratif seperti 4 Injil lainnya, namun berisi perkataan-perkataan Yesus, kalau dibaca oleh seorang Muslim tampak seperti penulisan Hadits -tapi tanpa sanad-. Melihat tingkat keaslian dari Injil Thomas -walaupun dianqgap gnostik-, serta cara penyajiannya, para sarjana Bible mulai mengkaji dengan cara membandingkan isinya dengan 4 Injil sinoptik yang diakui oleh Gereja (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes). Semangat yang mereka bawa adalah, menjawab pertanyaan umum: "Apa sebenarnya yang disabdakan oleh Yesus?" Dari kajian 75 sarjana Bible terkemuka yang bersidang selama 6 tahun, keluarlah hasil kajian mereka yang dikenal melalui laporan berjudul "The Five Gospel" pada tahun 1993. Pertanyaan itu akhirnya terjawab dalam sebuah kesimpulan dalam laporan mereka bahwa, dari Injil-Injil yang ada, hanya terdapat 18% saja yang diperkirakan asli perkataan Yesus, sementara sisanya....?. Hasil kajian ini tentu saja membuat geger dunia Kristen. Lain dari pada itu, satu hal yang patut dicatat bahwa, dari 114 sabda Yesus dalam Injil Thomas, tidak satupun ada pernyataan ataupun isyarat terhadap doktrin "penyaliban" atau penebusan dpsa melalui kematian Yesus di tiang kayu salib.

Penemuan kedua tahun, 1947 di Qumran, oleh seorang anak (penggembala kambing) bernama Muhammad Ad-Dib. Gulungan manuskrip yang ditemukan berisi tulisan kitab Perjanjian Lama, oleh sebuah komunitas yang diidentifikasi sebagai salah satu sekte Yahudi, yaitu sekte Esenes. Tulisan-tulisan mereka memberikan gambaran tentang masa-masa awal sejarah Kristen, keterkaitan gerakan Nazaren (pengikut Yesus dari Nazaret) dengan sekte Esenes, dalam komunitas ini terdapat seorang Nabi yang sezaman dengan Yesus yaitu Yahya As, atau Yohanes Pembabtis-menurut tradisi Kristen-. Penemuan arkeologi ini akhirnya mendorong sekian banyak pemerhati Kristologi untuk mengkaji naskah-naskah tersebut. Beragam kajian dari masing-masing peneliti mulai bermunculan, baik para peneliti Barat maupun Timur. Buku yang ada dihadapan pembaca ini adalah salah satu hasil penelitian oleh pemerhati dari Mesir. Salah satu kesimpulannya bahwa sekte Esenes berkaitan erat dengan masa awal sejarah Kristen. Ia bahkan memprediksi bahwa "Guru bijak" yang diceritakan berseberangan dengan "Pendeta jahat" dalam Naskah Gulungan Laut Mati, adalah Yesus-itu sendiri. Hal ini ia perkuat dengan kajian terhadap nama Isaiyah yang tertulis sebagai nama kelompok tersebut, sebenarnya adalah Esenes.

Kajian-kajian tentang the Dead Sea Scrolls amatlah banyak, diantaranya yang membuat geger dunia Kristen adalah laporan Barbara Theiring, dalam bukunya "Jesus the Man". Dari penelitiannya selama 20 tahun terhadap naskah Laut Mati, Barbara Theiring mampu menyuguhkan sosok Yesus sebagai seorang manusia, yang menikah (bahkan berpoligami), juga meninggal secara wajar dan bukan ditiang salib. Secara umum, kajian terhadap Naskah Laut Mati, lebih menempatkan Yesus sebagai sosok manusia yang pernah ada dalam sejarah, dan bukan sosok imajiner yang kemudian di mitoskan dan disembah. Setidaknya, inilah inti terpenting dari hasil kajian Naskah Laut Mati.



Membaca kejadian alam

Dari dua penemuan besar seperti yang kami paparkan secara singkat di atas, mungkin kita bertanya-tanya, apa sebenarnya yang sedang berlangsung disekeliling kita? Dan pertanyaan ini berkaitan erat dengan pertanyaan: Kenapa setelah 2000 tahun, naskah-naskah itu baru ditemukan? Apakah penemuan itu berkaitan dengan dengan janji Allah dalam al-Qur'an, seperti terjemah dari dua ayat di bawah ini:



Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu arlalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS Fushilat 53)



Al Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang se.sungguhnya telah berlalu sebelumnya beherapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-keduanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanrla kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (QS .Al-Maidah 75).



Bagi umat Kristiani yang mungkin tidak meyakini kebenaran al-Qur'an, terdapat dalam Injil Thomas satu pernyataan Yesus sebagai berikut:



Jesus said, "Know what is in front of your face, and what is hidden from you will be disclosed to you. For there is nothing hidden that will not be revealed. Jesus mengatakan, "Ketahuilah, apa yang ada dihadapanmu, dan apa yang tersembunyi darimu akan dibuka untukmu. Sebab tidak ada sesuatu yang tersemhunyi kecuali akan dijelaskan. Thome 5:23



Makna dari pernyataan Yesus/Isa As, di atas juga sejalan dengan yang ada pada Injil Lukas 12:2, Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yanq tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yanq tersembunyi yanq tidak akan diketahui. Juga pada Markus 4:22.

Tanpa berani memastikan bahwa penemuan tersebut merupakan bukti dari janji Allah, namun sebagai seorang Muslim yang diajari al-Qur'an untuk mengkaji segala yang terjadi, kita patut meneliti dan mencari hikmah apa dibalik penemuan dari benda-benda yang sudah terkubur selama ± 2000 tahun.

Jika kita melihat perkembang sain dan tekhnologi masa kini, di mana rasionalitas ditempatkan di urutan pertama oleh dunia barat yang telah lelah dengan keimanan kepada dogma Gereja. Maka penelitian arkeologis dapat sepenuhnya dilakukan tanpa direcoki oleh Gereja, seperti yang pernah dilakukan terhadap Galeleo pada masa dulu. Apalagi bahwa penelitian arkeologi pada masa kini dilengkapi dengan ilmu­ilmu lain yang berbasis teknologi tinggi, seperti analisa DNA, carbon dating (untuk mengetahui masa per menit dari sampel yang dikaji), Satelit (untuk melihat outline dari daerah lokasi penemuan), serta tes kimia.4

Adalah hikmah dari yang Maha Mengetahui, jika penemuan itu terjadi pada masa sekarang, masa dimana manusia telah siap menerima penyingkapan tabir baik secara mental (obyektifitas berdasarkan sain dan bukan kepentingan kelompok agama) serta kemampuan manusia dalam memahami penyingkapan tersebut berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Sebab, -mungkin- jika ditemukan pada masa-masa dulu, "kepentingan" dan "ketidakmampuan"-lah yang berbicara, maka manuskrip-manuskrip itu hanya tersimpan dan mungkin tidak akan diketahui oleh umum, atau hilang lagi entah kemana. Hal yang sama telah terjadi pada Injil Barnabas yang oleh kalangan Gereja dianggap sebagai hasil bikinan seorang Muslim di [tali, sehingga kita tidak tahu apakah Injil Barnabas tersebut asli atau bukan, ia menjadi kurang bermakna -bisa disebut hilang- karena kehilangan otentisitasnya.5 Namun demikian, proses pengkajian Gulungan Laut Mati oleh para peneliti dari satu institusi agama dan pemerintah tertentu, telah menodai semangat keilmiahan sebagaimana yang diharapkan oleh para pemerhati, seperti yang diungkap dalam buku ini. Namun yang sedikit itupun telah mampu membawa perubahan.



Hikmah bagi kaum Muslim

Dalam pergaulan antar agama, terkait isu pluralisme agama yang dihembuskan oleh Barat dan diimani oleh dunia Islam, umat muslim hendaklah mampu melihat dirinya berdasarkan hal-hal yang terjadi, serta kecenderungan pada agama-agama lain yang sedang berkembang dewasa ini. Berkaitan dengan dunia Kristen, penemuan dua buah naskah sebagaimana yang kita bahas di atas, telah membawa dunia Kristen pada pengakuan akan adanya satu sesembahan saja. Artinya, penemuan yanq memperkuat kedudukan Yesus sebagai seorang manusia biasa -seperti nabi dan rasul-rasul yang lainnya-, akan mengeluarkan Yesus dari jajaran Trinitas yang diajarkan sebagai dogma oleh Gereja. Entah apa lagi yang akan terjadi sehingga Roh Kudus pun akan ditempatkan pada posisi yang sebenarnya, sebagai Malaikat. Kalaupun hal ini belum bersifatfinal, namun kajian kristologi sedang mengarah ke titik ini. Tanpa campur tangan kaum muslim pun, kedewasaan rasional manusia akan membawa kepada keyakinan terhadap adanya satu Tuhan saja yang patut disembah dan tidak terbagi-bagi dalam beberapa pribadi, seperti yang diserukan oleh otoritas Kristen. Saya katakan "otoritas", sebab kenyafaanya tidak semua umat kristiani memahami doktrin trinitas, para pendetanya pun kebanyakan menerimanya sebagai dogma dengan mengorbankan segala rasio yang dimilikinya.

Kini dengan isu pluralisme beragama umat muslim dengan riang menyatakan bahwa teologi gereja yang tidak mampu ditembus rasio, dinyatakan benar dan sama monoteisnya dengan keyakinan umat Muslim. Ada baiknya, mereka yang menyamakan teologi Islam dan Kristen mengkaji lagi makna monoteisme menaruttradisi dan kaca mata gereja, bukan dengan kacamata kita sendiri, maka kita akan tahu perbedaanya, apa makna monoteisme menurut Kristen dan apa maknanya menurut umat Islam.

Kecenderungan di dalam komunitas Barat kepada keyakinan akan adanya satu Tuhan saja, sebagai satu-satunya sesembahan, sebenarnya sejalan denqan seruan al-Qur'an dalam kerangka pergaulan antar agama, yaitu:



Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka kutakanlah kepada mereka: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) ".

(Ali Imran 64).



Maka, menurut hemat kami, umat muslim tidak perlu menyamakan teologinya dengan yang lain, cukup menyeru kepada mereka, satu seruan yang bersifat universal dan sesuai fitrah manusia sebagai makhluq, untuk kembali kepada satu­satunya Pencipta manusia dan alam sekitarnya. Sedang soal ritual dan masalah fikh, maka yang berlaku adalah "lakum diinukum waliyadiin", bagimu agamamu dan bagiku agamaku.



Kudus, 26 Sept 2004.



H j. Irena Handono.

INJIL KUNO TELAH DITEMUKAN

Label: Injil | author: Kristologi
Oleh: Hj. Irena Handono

Pada pertengahan abad 20, sekitar setengah abad yang lalu, terdapat dua penemuan arkeologi yang menggemparkan bagi dunia Kristen. Pertama, penemuan teks Injil Thomas di Nag Hamadi-Mesir pada tahun 1945. Dua tahun setelahnya, 1957, terjadi penemuan kedua berupa gulungan manuskrip di Qumran dekat Laut Mati, yang kemudian dikenal dengan Gulungan Laut Mati (the Dead Sea Scrolls).1
Bagi sebagian orang, dua peristiwa besar ini -juga penemuan-penemuan arkeologis lain yang berkaitan-, terkadang disikapi sebagai peristiwa biasa yang menghiasi majalah dan koran-koran di Barat -di Indonesia informasi tentang hal ini amatlah jarang ditemukan-. Namun jika kita mengikuti perintah Allah dalam al-Qur'an agar kita selalu melihat dan merenungkan kejadian di dunia ini, maka dua penemuan itu menjadi hal yang sangat luar biasa, apalagi bagi para pengkaji agama, khususnya bagi mereka yang getol menyuarakan paham pluralisme agama. Sebab dua penemuan tersebut tidaklah berhenti sebatas penemuan arkeologi, namun berlanjut pada kajian-kajian yang berpengaruh terhadap mainstream kehidupan beragama bagi pemeluk agama tertentu (Kristiani) yang pada gilirannya mempengaruhi hubungan antar agama, khususnya pada kedekatan pemahaman teologis.
Nag Hamadi dan Qumran.
Desember 1945, Seorang Mesir bernama Muhammad Ali pergi ke sebuah karang di tepian sungai Nile, di pedalaman Mesir dekat wilayah Nag Hamadi. Menemukan Gentong (bejana dari tanah liat) yang nyata terlihat sangat kuno dan asli. Dalam gentong tersebut terdapat 13 lembar kulit, berisi 50 risalah. Pada bagian akhir dari risalah kedua di codex II koleksi risalah, terdapat'sebuah judul tek yang telah hilang selama ribuan tahun: Peuaqqelion Pkata Thomas, Injil menurut Thomas, atau Injil Thomas. Manuskrip Koptik berisikan Injil Thomas berasal dari tahun 350 masehi, sementara fragmen Yunani berasal dari tahun 200 M. Injil Thomas ini diperkirakan dari tahun 100 M, edisi paling awal diperkirakan dari tahun 50-60 M.2 Perlu diketahui bahwa Injil Thomas tidak berbentuk cerita naratif seperti 4 Injil lainnya, namun berisi perkataan-perkataan Yesus, kalau dibaca oleh seorang Muslim tampak seperti penulisan Hadits -tapi tanpa sanad-. Melihat tingkat keaslian dari Injil Thomas -walaupun dianqgap gnostik-, serta cara penyajiannya, para sarjana Bible mulai mengkaji dengan cara membandingkan isinya dengan 4 Injil sinoptik yang diakui oleh Gereja (Matius, Markus, Lukas, dan Yohanes). Semangat yang mereka bawa adalah, menjawab pertanyaan umum: "Apa sebenarnya yang disabdakan oleh Yesus?" Dari kajian 75 sarjana Bible terkemuka yang bersidang selama 6 tahun, keluarlah hasil kajian mereka yang dikenal melalui laporan berjudul "The Five Gospel" pada tahun 1993. Pertanyaan itu akhirnya terjawab dalam sebuah kesimpulan dalam laporan mereka bahwa, dari Injil-Injil yang ada, hanya terdapat 18% saja yang diperkirakan asli perkataan Yesus, sementara sisanya....?. Hasil kajian ini tentu saja membuat geger dunia Kristen. Lain dari pada itu, satu hal yang patut dicatat bahwa, dari 114 sabda Yesus dalam Injil Thomas, tidak satupun ada pernyataan ataupun isyarat terhadap doktrin "penyaliban" atau penebusan dpsa melalui kematian Yesus di tiang kayu salib.
Penemuan kedua tahun, 1947 di Qumran, oleh seorang anak (penggembala kambing) bernama Muhammad Ad-Dib. Gulungan manuskrip yang ditemukan berisi tulisan kitab Perjanjian Lama, oleh sebuah komunitas yang diidentifikasi sebagai salah satu sekte Yahudi, yaitu sekte Esenes. Tulisan-tulisan mereka memberikan gambaran tentang masa-masa awal sejarah Kristen, keterkaitan gerakan Nazaren (pengikut Yesus dari Nazaret) dengan sekte Esenes, dalam komunitas ini terdapat seorang Nabi yang sezaman dengan Yesus yaitu Yahya As, atau Yohanes Pembabtis-menurut tradisi Kristen-. Penemuan arkeologi ini akhirnya mendorong sekian banyak pemerhati Kristologi untuk mengkaji naskah-naskah tersebut. Beragam kajian dari masing-masing peneliti mulai bermunculan, baik para peneliti Barat maupun Timur. Buku yang ada dihadapan pembaca ini adalah salah satu hasil penelitian oleh pemerhati dari Mesir. Salah satu kesimpulannya bahwa sekte Esenes berkaitan erat dengan masa awal sejarah Kristen. Ia bahkan memprediksi bahwa "Guru bijak" yang diceritakan berseberangan dengan "Pendeta jahat" dalam Naskah Gulungan Laut Mati, adalah Yesus-itu sendiri. Hal ini ia perkuat dengan kajian terhadap nama Isaiyah yang tertulis sebagai nama kelompok tersebut, sebenarnya adalah Esenes.
Kajian-kajian tentang the Dead Sea Scrolls amatlah banyak, diantaranya yang membuat geger dunia Kristen adalah laporan Barbara Theiring, dalam bukunya "Jesus the Man". Dari penelitiannya selama 20 tahun terhadap naskah Laut Mati, Barbara Theiring mampu menyuguhkan sosok Yesus sebagai seorang manusia, yang menikah (bahkan berpoligami), juga meninggal secara wajar dan bukan ditiang salib. Secara umum, kajian terhadap Naskah Laut Mati, lebih menempatkan Yesus sebagai sosok manusia yang pernah ada dalam sejarah, dan bukan sosok imajiner yang kemudian di mitoskan dan disembah. Setidaknya, inilah inti terpenting dari hasil kajian Naskah Laut Mati.
Membaca kejadian alam
Dari dua penemuan besar seperti yang kami paparkan secara singkat di atas, mungkin kita bertanya-tanya, apa sebenarnya yang sedang berlangsung disekeliling kita? Dan pertanyaan ini berkaitan erat dengan pertanyaan: Kenapa setelah 2000 tahun, naskah-naskah itu baru ditemukan? Apakah penemuan itu berkaitan dengan dengan janji Allah dalam al-Qur'an, seperti terjemah dari dua ayat di bawah ini:
Kami akan memperlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al Qur'an itu arlalah benar. Dan apakah Tuhanmu tidak cukup (bagi kamu) bahwa sesungguhnya Dia menyaksikan segala sesuatu? (QS Fushilat 53)
Al Masih putera Maryam hanyalah seorang Rasul yang se.sungguhnya telah berlalu sebelumnya beherapa rasul, dan ibunya seorang yang sangat benar, kedua-keduanya biasa memakan makanan. Perhatikan bagaimana Kami menjelaskan kepada mereka (ahli Kitab) tanda-tanrla kekuasaan (Kami), kemudian perhatikanlah bagaimana mereka berpaling (dari memperhatikan ayat-ayat Kami itu). (QS .Al-Maidah 75).
Bagi umat Kristiani yang mungkin tidak meyakini kebenaran al-Qur'an, terdapat dalam Injil Thomas satu pernyataan Yesus sebagai berikut:
Jesus said, "Know what is in front of your face, and what is hidden from you will be disclosed to you. For there is nothing hidden that will not be revealed. Jesus mengatakan, "Ketahuilah, apa yang ada dihadapanmu, dan apa yang tersembunyi darimu akan dibuka untukmu. Sebab tidak ada sesuatu yang tersemhunyi kecuali akan dijelaskan. Thome 5:23
Makna dari pernyataan Yesus/Isa As, di atas juga sejalan dengan yang ada pada Injil Lukas 12:2, Tidak ada sesuatu pun yang tertutup yanq tidak akan dibuka dan tidak ada sesuatu pun yanq tersembunyi yanq tidak akan diketahui. Juga pada Markus 4:22.
Tanpa berani memastikan bahwa penemuan tersebut merupakan bukti dari janji Allah, namun sebagai seorang Muslim yang diajari al-Qur'an untuk mengkaji segala yang terjadi, kita patut meneliti dan mencari hikmah apa dibalik penemuan dari benda-benda yang sudah terkubur selama ± 2000 tahun.
Jika kita melihat perkembang sain dan tekhnologi masa kini, di mana rasionalitas ditempatkan di urutan pertama oleh dunia barat yang telah lelah dengan keimanan kepada dogma Gereja. Maka penelitian arkeologis dapat sepenuhnya dilakukan tanpa direcoki oleh Gereja, seperti yang pernah dilakukan terhadap Galeleo pada masa dulu. Apalagi bahwa penelitian arkeologi pada masa kini dilengkapi dengan ilmu ilmu lain yang berbasis teknologi tinggi, seperti analisa DNA, carbon dating (untuk mengetahui masa per menit dari sampel yang dikaji), Satelit (untuk melihat outline dari daerah lokasi penemuan), serta tes kimia.4
Adalah hikmah dari yang Maha Mengetahui, jika penemuan itu terjadi pada masa sekarang, masa dimana manusia telah siap menerima penyingkapan tabir baik secara mental (obyektifitas berdasarkan sain dan bukan kepentingan kelompok agama) serta kemampuan manusia dalam memahami penyingkapan tersebut berdasarkan ilmu dan pengetahuan yang mereka miliki. Sebab, -mungkin- jika ditemukan pada masa-masa dulu, "kepentingan" dan "ketidakmampuan"-lah yang berbicara, maka manuskrip-manuskrip itu hanya tersimpan dan mungkin tidak akan diketahui oleh umum, atau hilang lagi entah kemana. Hal yang sama telah terjadi pada Injil Barnabas yang oleh kalangan Gereja dianggap sebagai hasil bikinan seorang Muslim di [tali, sehingga kita tidak tahu apakah Injil Barnabas tersebut asli atau bukan, ia menjadi kurang bermakna -bisa disebut hilang- karena kehilangan otentisitasnya.5 Namun demikian, proses pengkajian Gulungan Laut Mati oleh para peneliti dari satu institusi agama dan pemerintah tertentu, telah menodai semangat keilmiahan sebagaimana yang diharapkan oleh para pemerhati, seperti yang diungkap dalam buku ini. Namun yang sedikit itupun telah mampu membawa perubahan.
Hikmah bagi kaum Muslim
Dalam pergaulan antar agama, terkait isu pluralisme agama yang dihembuskan oleh Barat dan diimani oleh dunia Islam, umat muslim hendaklah mampu melihat dirinya berdasarkan hal-hal yang terjadi, serta kecenderungan pada agama-agama lain yang sedang berkembang dewasa ini. Berkaitan dengan dunia I
Kini dengan isu pluralisme beragama umat muslim dengan riang menyatakan bahwa teologi gereja yang tidak mampu ditembus rasio, dinyatakan benar dan sama monoteisnya dengan keyakinan umat Muslim. Ada baiknya, mereka yang menyamakan teologi Islam dan Kristen mengkaji lagi makna monoteisme menaruttradisi dan kaca mata gereja, bukan dengan kacamata kita sendiri, maka kita akan tahu perbedaanya, apa makna monoteisme menurut Kristen dan apa maknanya menurut umat Islam.
Kecenderungan di dalam komunitas Barat kepada keyakinan akan adanya satu Tuhan saja, sebagai satu-satunya sesembahan, sebenarnya sejalan denqan seruan al-Qur'an dalam kerangka pergaulan antar agama, yaitu:
Katakanlah: "Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah. Jika mereka berpaling maka kutakanlah kepada mereka: "Saksikanlah bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah) ".
(Ali Imran 64).
Maka, menurut hemat kami, umat muslim tidak perlu menyamakan teologinya dengan yang lain, cukup menyeru kepada mereka, satu seruan yang bersifat universal dan sesuai fitrah manusia sebagai makhluq, untuk kembali kepada satu satunya Pencipta manusia dan alam sekitarnya. Sedang soal ritual dan masalah fikh, maka yang berlaku adalah "lakum diinukum waliyadiin", bagimu agamamu dan bagiku agamaku.

Sumber: http://www.pakdenono.com/naskah_laut_mati_the_dead_sea_scroll.htm

PAULUS PENENTANG AJARAN YESUS

Paulus (Saul) adalah orang yang bertanggung jawab atas”pembunuhan besar-besaran terhadap orang-orang yang menentang gereja”pada saat itu, dan ia telah mencemari gereja, dan memasuki setiap rumah memaksa laki-laki dan perempuan, dan memasukkan mereka ke dalam penjara(Kisah Para Rasul 8:1-3).


(1) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. (1) Saulus juga setuju, bahwa Stefanus mati dibunuh. (8-1b) Pada waktu itu mulailah penganiayaan yang hebat terhadap jemaat di Yerusalem. Mereka semua, kecuali rasul-rasul, tersebar ke seluruh daerah Yudea dan Samaria. (3) Tetapi Saulus berusaha membinasakan jemaat itu dan ia memasuki rumah demi rumah dan menyeret laki-laki dan perempuan ke luar dan menyerahkan mereka untuk dimasukkan ke dalam penjara. (Kisah Para Rasul 8:1-3)

Paulus sendiri Mengakui Bahwa :

(13) Sebab kamu telah mendengar tentang hidupku dahulu dalam agama Yahudi: tanpa batas aku menganiaya jemaat Allah dan berusaha membinasakannya. (14) Dan di dalam agama Yahudi aku jauh lebih maju dari banyak teman yang sebaya dengan aku di antara bangsaku, sebagai orang yang sangat rajin memelihara adat istiadat nenek moyangku. (15) Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya, (Galatia I:13-15)

(7) Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa? . (8) Bukankah tidak benar fitnahan orang yang mengatakan, bahwa kita berkata: "Marilah kita berbuat yang jahat, supaya yang baik timbul dari padanya." Orang semacam itu sudah selayaknya mendapat hukuman.(Roma 3:7-8)

YESUS BUKAN TUHAN

(12) Kepada orang-orang lain, aku bukan Tuhan, katakan: kalau ada seorang saudara beristerikan seorang yang tidak beriman dan perempuan itu mau hidup bersama-sama dengan dia, janganlah saudara itu menceraikan dia.(Korintus 7:12)

YESUS PENYEMPURNA HUKUM TAURAT DAN TIDAK MEMBAWA AJARAN BARU

(17) Lebih mudah langit dan bumi lenyap dari pada satu titik dari hukum Taurat batal.(Lukas 16:17)

(17) Janganlah kamu menyangka, bahwa Aku datang untuk meniadakan hukum Taurat atau kitab para nabi. Aku datang bukan untuk meniadakannya, melainkan untuk menggenapinya. (18) Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. (Matius 5:17-18)

(49) Tetapi orang banyak ini yang tidak mengenal hukum Taurat, terkutuklah mereka!"(Yohanes 7:49)

(56) Sengat maut ialah dosa dan kuasa dosa ialah hukum Taurat.(I Korintus 15:56)

(15) Karena hukum Taurat membangkitkan murka, tetapi di mana tidak ada hukum Taurat, di situ tidak ada juga pelanggaran. (Roma 4:15)

(6) Tetapi sekarang kita telah dibebaskan dari hukum Taurat, sebab kita telah mati bagi dia, yang mengurung kita, sehingga kita sekarang melayani dalam keadaan baru menurut Roh dan bukan dalam keadaan lama menurut huruf hukum Taurat.(Roma 7:6)

(14) Sebab kamu tidak akan dikuasai lagi oleh dosa, karena kamu tidak berada di bawah hukum Taurat, tetapi di bawah kasih karunia.(Roma 6:14)

(15) sebab dengan mati-Nya sebagai manusia Ia telah membatalkan hukum Taurat dengan segala perintah dan ketentuannya, untuk menciptakan keduanya menjadi satu manusia baru di dalam diri-Nya, dan dengan itu mengadakan damai sejahtera,(Efesus 2:15)

BARNABAS DI DALAM INJIL

Sifat hubungan antara Barnabas dan Paulus ditunjukkan dalam Kisah Rasul 13:1-2 :

Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. (2) Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada Tuhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: "Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang telah Kutentukan bagi mereka." (Kisah Para Rasul 13:1-2)

Pertentangan antara Paulus dan Barnabas tercatat dalam Kisah Rasul 15:39-40 :

(39) Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus juga sertanya berlayar ke Siprus. (40) Tetapi Paulus memilih Silas, dan sesudah diserahkan oleh saudara-saudara itu kepada kasih karunia Tuhan (Kisah Para Rasul 15:39-40)

YESUS PERNAH BERSABDA TENTANG BARNABAS SEBAGAI BERIKUT:

Jika ia datang kepadamu, maka terimalah dia (Surat Kepada Jemaat Kolose 4:10)

TAUHID

(35) Engkau diberi melihatnya untuk mengetahui, bahwa Tuhanlah Allah, tidak ada yang lain kecuali Dia.(Ulangan 4:35)
(39) Lihatlah, Aku Allah Yang Esa, tak ada Allah kecuali Aku. Aku membunuh dan menghidupkan, melukai dan menyembuhkan. Bila Aku bertindak, tak seorang pun dapat melawan.(Ulangan 5:39)

(60) Dengan demikian segala bangsa di dunia akan tahu bahwa hanya TUHAN sendirilah Allah, tak ada yang lain.(I Raja-Raja 8:60)

(15) lalu berdoa, katanya, "TUHAN, Allah Israel, yang bersemayam di atas kerub, Engkau satu-satunya Allah yang menguasai segala kerajaan di muka bumi. Engkaulah yang menciptakan langit dan bumi.(II Raja-Raja 19:15)

(8) Janganlah gentar dan janganlah takut, sebab memang dari dahulu telah Kukabarkan dan Kuberitahukan hal itu kepadamu. Kamulah saksi-saksi-Ku! Adakah Allah selain dari pada-Ku? Tidak ada Gunung Batu yang lain, tidak ada Kukenal!"(Yesaya 44:8)

(9) Ingatlah kejadian-kejadian di zaman dahulu; akuilah bahwa Aku Allah, dan tak ada lainnya, Aku Allah, dan tak ada yang seperti Aku.(Yesaya 46:9)

(2) sampai pada hari Ia terangkat. Sebelum itu Ia telah memberi perintah-Nya oleh Roh Kudus kepada rasul-rasul yang dipilih-Nya.(Kisah Rasul 1:2)

(27) Tetapi benarkah Allah hendak diam di atas bumi? Sesungguhnya langit, bahkan langit yang mengatasi segala langitpun tidak dapat memuat Engkau, terlebih lagi rumah yang kudirikan ini.(I Raja-Raja 8:27)

(3) Jangan ada padamu allah lain di hadapan-Ku.(Keluaran 20:3)

(29) Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa.(Markus 12:29)

HARI PEMBALASAN

(32) Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anakpun tidak, hanya Bapa saja."(Markus 13:32)

Asal Mula Munculnya Yahudi



Yahudi pertama kali muncul pada masa middle kingdom di Mesir, tahun 2000 SM. Mereka hidup dengan mengembara, kemudian sampai di Kan’an (zaman Nabi Ibrahim). Mereka berkembang seiring munculnya peradaban-peradaban besar seperti Babilonia, Asyiria, Phoenicia. Sekitar tahun 1200 SM Nabi Musa membawa mereka ke Palestina setelah sebelumnya diperbudak oleh Fir’aun di Mesir.
Pada tahun 1200 SM- 900 SM, mereka mengalami periode independen, mereka punya pemerintahan sendiri yang dipimpin oleh raja mereka yang terkenal David (Nabi Dawud) kemudian dilanjutkan oleh Solomon (Nabi Sulaiman). Setelah itu palestina pecah menjadi dua: Yehuda (Judah) dan Israel.

Sekitar tahun 800 SM-500 SM bani israel berada dalam dominasi Asyiria dan Babilonia. Nebukadnezar menyerang Jerussalem dan mengakhiri riwayat kerajaan Judah. Bangsa Yahudi diusir ke Babilonia. Persia dipimpin kaisar Cyrus menaklukkan Babilonia dan mendominasi bani Israel dari tahun 500 SM-300 SM. Mereka kembali ke Palestina dipimpin oleh Ezra. Kemudian Alexander dari Macedonia (bangsa Yunani) mengalahkan Persia di Granicus serta menguasai Timur Tengah termasuk Palestina.

Dibawah kekuasaan Yunani, awalnya Palestina dipegang oleh dinasti Ptolemy (323 SM-198 SM) yang dipimpin oleh pendeta Tinggi. Kemudian Palestina direbut oleh dinasti Seleucid. Polis-polis di Yunani mulai ribut satu sama lain . Akhirnya Romawi datang mengalahkan Hannibal dan menjadi tuan di tanah Yunani melalui perang Makedonia III. Pada tahun 63 SM, Romawi berhasil menguasai Palestina. Pada masa inilah nabi Isa lahir.

Pada awal periode setelah masehi, Jerussalem dihancurkan oleh Romawi karena pemberontakan bangsa Yahudi. Kemudian mereka menyebar dan menjadi warga negara Romawi. pada tahun 100 M-200 M, bangsa Yahudi memberontak lagi, tapi berhasil dipadamkan.

Tahun 400-600 M, raja Barbar menjarah Roma habis-habisan dan merampas tahtanya dan mulailah zaman Feodal di Eropa. Pada saat ini kepausan (papacy) berdiri sebagai pusat kristen di dunia. Orang-orang Roma tersebar kemana-mana. Sebagian mereka tinggal di Eropa dan ada yang memilih tinggal di Arab, termasuk orang-orang Yahudi. Mereka menetap di Arab sampai Islam datang.

Orang-orang yahudi merasa terancam dengan munculnya agama baru. Maka mereka pun melakukan berbagai cara untuk menekan dan melawan agama baru tersebut bahkan dengan peperangan. Tetapi mereka tak pernah berhasil, kemudian mereka mengadakan perjanjian dengan orang Islam. Karena pengkhianatan yang mereka lakukan terhadap perjanjian maka mereka pun diusir dari Madinah.



Kaum yahudi di eropa

Sedangkan orang-orang Yahudi yang tinggal di Eropa, mereka dipaksa menjadi kristen di Spanyol. Mereka menguasai perdagangan di Eropa. Sekitar tahun 800-900 M, Charlemagne mengundang kaum Yahudi ke wilayahnya untuk mengorganisasikan perusahaan-perusahaan besar di Eropa... disinilah Yahudi menjadi vital keberadaannya bahkan menguasai Eropa. Maka muncullah freemasonry yang menguasai kelompok-kelompok dagang Masonic lodges. Mereka memiliki 32 tingkatan, mereka dikuasai oleh gerakan Illuminati (perlawanan rahasia kaum gereja). Ketika Willian sang penakluk menginvasi Inggris mereka datang ke Inggris, mengembangkan sistem ekonomi perbankan dan menguasai ekonomi Eropa. Ketika terjadi perang Salib, orang-orang yahudi diusir oleh orang-orang Kristen. Mereka pindah ke Polandia. Di Polandia muncul sentimen anti yahudi akibat gosip tentang pembunuhan ritual dan penodaan “roti suci”. Mereka di bantai dan kitab Talmud mereka dibakar.

Pada tahun 1400 M, Yahudi diusir dari Perancis karena motivasi ekonomi, mereka juga diusir dari Spanyol sejak pengambilalihan kekuasaan dari kaum muslimin oleh bangsa Spaniard. Kaum Yahudi kemudian diasingkan di Ghetto-Ghetto di Italia, Jerman,dan Eropa Tengah. Ada juga yang memilih tinggal di Rusia.

Pada tahun 1500-1700 M, Renaissance menyibak kegelapan Eropa. Orang Yahudi diperbolehkan tinggal di Perancis, Belanda , Jerman, Rusia, dan Inggris. Sejak kedatangan Yahudi, Belanda menjadi kekuatan perdagangan yang luar biasa. Amsterdam pun di juluki “New Jerussalem”.

Revolusi Perancis menjadi titik tolak sejarah berikutnya. Napoleon memimpin Perancis dan menguasai Eropa. Pada masa ini muncul sentimen anti Yahudi (anti semitisme.)



Yahudi di balik revolusi-revolusi di eropa

Setelah sekian lama disingkirkan karena ditakuti oleh bangsa Eropa, bangsa Yahudi tampil ke depan dengan ide-ide modern : Nasionalisme, Demokrasi, liberalisme, Kapitalisme , bahkan Komunisme. Mereka menumbangkan raja-raja Eropa dengan ide-ide Demokrasi. Liberalisme mewarnai Eropa dengan jebolnya penjara Bastille. Para bangsawan di potong lehernya dengan Goulloitine.

Di masa pergolakan revolusi Liberal-Reaksioner ini kaum Yahudi terlibat di kedua belah pihak. Kadang di pihak reaksioner, kadang menjadi penggerak revolusi. Di Italia misalnya, mereka mendukung gerakan Carbonari (1820) dan Young italy (1831) yang kemudian ditumpas dengan Holy Alliance. Hal ini terjadi pula di Amerika, jerman , dan Rusia. Keterlibatan Yahudi dalam gerakan revolusi membuat mereka di benci oleh para pendukung Czar Rusia dan jenderal-jenderal Rusia. Pogroms (penyembelihan) dikampanyekan terhadap orang-orang Yahudi oleh penguasa Eropa Timur dan Rusia. Di Inggris dan Perancis mereka diasingkan dan mengalami kekerasan rasial. Jerman, di bawah Nazi, orang-orang Yahudi disingkirkan karena dianggap menentang supremasi Ras Arya. Mereka dibantai di kamp-kamp konsentrasi. Keadaan ini memunculkan gerakan zionisme yang diawali dengan tulisan Theodore Hertzl. Perang dunia I mengawali semua rencana Yahudi. Calon pemimpin Israel (David Ben Gurion dan Yitzhak Ben Zvi) sudah mulai tinggal di kawasan Palestina yang saat itu masih dalam kekuasaan khalifah.



Israel berdiri

Kedatangan rombongan-rombongan yahudi ke palestina dibagi sama zionis dalam tahap-tahap yang di sebut aliyah :

Aliyah pertama tahun 1882-1903 sekitar 25.000 Yahudi.

Aliyah kedua tahun 1905-1914 sekitar 40.000. di sini mereka mulai membentuk pola interaksi komunitas, institusi manyarakat, dan basis ideologis bagi negara Yahudi. Mereka juga mendirikan Kibbutz (pemukiman batas kaum yahudi). Sementara itu zionis menawarkan sultan Abdul Hamid II untuk menjual Palestina kepada mereka dengan imbalan penghapusan hutang khalifah dan uang dalam jumlah besar. Tapi sungguh indah jawaban yang di ucapkan oleh khalifah “aku lebih memilih memisahkan dagingku dari tubuhku sendiri daripada memisahkan palestina dari tubuh kaum muslimin…”.

Aliyah ketiga ketika PD I. Inggris berhasil menguasai Palestina. Deklarasi Belfour (2 November 1917) mengundang lebih banyak Yahudi ke Palestina, yakni tahun 1919-1923 berjumlah 35.000 orang.

Aliyah keempat tahun 1924-1931 sekitar 82.000.

Aliyah kelima tahun 1932-1938, diprovokasi Holocaustnya Hitler, datang sekitar 217.000 Yahudi ke Palestina. Israel kemudian berpaling ke Amerika mencari dukungan untuk mendirikan negara israel. Israel diproklamirkan oleh Theodore Hertzl tanggal 14 mei 1948.



Catatan : Prof. Sergei Nilus dari Rusia pada tahun 1905, menemukan dokumen protocol of zion (diyakini sebagai awal dari zionisme sebelum di proklamirkan oleh Theodore Hertzl ). Protokol tersebut menyebutkan bahwa dunia bakal diatur oleh sebuah pemerintahan rahasia yang disimbolkan dengan ular . ular ini mulai menguasai dunia di mulai dari Eropa, setelah ia melingkupi dunia pada akhirnya ia akan kembali ke Jerussalem. Ini adalah prediksi kembalinya kepala ular ke Jerussalem.





Mengapa harus palestina ?

Beberapa klaim Yahudi atas palestina sehingga mereka menjatuhkan pilihan untuk menetap di Palestina :

Klaim religius : mereka mengatakan bahwa Palestina adalah tanah yang dijanjikan buat mereka (the blessed land) setelah sekian lama berdiaspora ke seluruh penjuru dunia.

Klaim bahwa secara historis mereka adalah pemilik sah dari Palestina.



Palestina mempunyai beberapa keistimewaan, diantaranya adalah :

Tempat tinggalnya manusia pertama

Tempat di turunkannya semua agama samawi

Tempat dimana peradaban-peradaban kuno muncul

Jembatan aktifitas komersial

Tempat penyusupan ekspedisi militer di sepanjang era sejarah yang berbeda, di antaranya peradaban Babilonia, Asyiria, Al Hethyaan, Persia, Yunani, dan Romawi. Masing-masing pernah menduduki tanah Palestina.

Palestina jantung dunia Arab dan Islam.

BIBLE, CRIMES AND FREESEX

mumnya umat Kristen didunia sudah mengalami degradasi moral dan akhlak. Coba kita lihat di Indonesia, Premanisme, pemalak di terminal-terminal, bandar judi, pemilik rumah bordil, mayoritas adalah umat kristen. Kegiatan-kegiatan diatas cenderung mendorong maraknya kualitas dan kuantitas kriminalitas di kota-kota besar di Indonesia.

Begitu juga negara-negara diluar Indonesia yang
penduduknya mayoritas umat kristen. Pelaku
terbanyak kriminalitas juga adalah umat kristen,
contoh : Pilipina, Amerika, Italia, Meksiko,
dan masih banyak lagi. Apalagi Italia, dimana sebuah
kelompok kriminal paling besar didunia
yaitu MAFIA, menjadi penyokong terbesar pada VATICAN.

Fenomena yang memprihatinkan ini disebabkan oleh
teracuni-nya umat Kristen oleh ajaran-ajaran
yang bersumber dari kitab sucinya, yakni
bible/alkitab.

DILEMA ORANGTUA KRSITEN, ANTARA BACAAN AGAMA ATAU
CERITA SEX DAN KRIMINAL DALAM ALKITAB
Dr. Vernon Jones, seorang psikolog Amerika yang
terkenal, mengadakan percobaan pada suatu grup
anak-anak dengan menceritakan kisah-kisah tertentu.
Tokoh-tokoh dalam cerita itu sama untuk tiap
grup anak-anak yang berbeda, tetapi perilaku
tokoh-tokoh cerita itu berlawanan untuk masing-masing
grup.
Untuk satu grup, St. George melawan naga dengan gagah
berani, tetapi untuk grup yang lain, pada
saat diserang naga, St. George ketakutan dan lari
mencari perlindungan di balik baju ibunya.
" Cerita ini tentu saja kelihatan remeh, tetapi
merubah karakter secara permanen bahkan dalam
situasi di ruang kelas yang sempit itu", kesimpulan
Dr. Jones.

Berapa banyak lagi kerusakan permanen dari kisah
perampokan dan pembunuhan, perzinahan dan sifat
kebinatangan dalam Kitab Suci Injil terhadap anak-anak
Kristen, bisa diukur dari berita-berita di
koran harian kita. Jika sumber moral kaum Barat
seperti itu, tak heran jika kemudian kaum Metodis
dan Katolik Roma memberkati perkawinan antara kaum
Homosexual di dalam 'Rumah Tuhannya'
dan 8000 gay berparade di Hyde Park London, Juli 1999
yang disiarkan di koran dan TV

George Bernard Shaw mengatakan bahwa Injil adalah
"Buku yang paling berbahaya di dunia. Jagalah agar
tetap tertutup rapat dan terkunci". Jauhkan Injil dari
jangkauan anak-anak. Tetapi siapa yang mau
mengikuti nasehatnya? Orang-orang Kristen itu pasti
akan membuat larangan terhadap kitab suci itu
apabila itu adalah Kitab Suci Hindu atau Kitab suci
Muslim. Tetapi mereka sama sekali tidak bisa
melarang Kitab Injil mereka karena 'penyelamatan'
mereka tergantung pada kitab tersebut.

"Membacakan cerita-cerita dari Injil kepada anak-anak
bisa membuka kesempatan untuk mendiskusikan
moral seks. Suatu kitab Injil yang belum dibersihkan
pasti mendapat rating X dari badan sensor."
(The Plain Truth, Oktober 1997)

Baca Kejadian 19:30 sampai selesai dan tandai dengan
warna 'merah' kata-kata dan kalimat yang
menunjukkan perbuatan Tamar ini. Jangan segan dan
menunda-nunda. Injil yang sudah ditandai ini akan
menjadi pusaka yang tak ternilai bagi anak-anakmu.
Saya setuju dengan Shaw untuk menjaga agar Injil
'tetap tersimpan dan terkunci' tetapi kita membutuhkan
senjata ini untuk menghadapi tantangan orang
Kristen.

Rasulullah bersabda bahwa "perang adalah strategi" dan
strateginya adalah menggunakan senjata musuh
kita. Ini bukanlah apa yang kita sukai atau tidak kita
sukai. Kita dipaksa menggunakannya untuk
melawan Profesor "Injil" yang mengetuk pintu-pintu
kita dengan kata-kata: "Injil mengatakan ini"
dan "Injil mengatakan itu".

Mereka ingin kita menukar Al-Qur'an kita dengan Injil
mereka. Tunjukan kelemahan-kelemahan dalam
Injil yang belum pernah mereka lihat. Pada saat itu
robot-robot ini akan berpura-pura bahwa mereka
baru pertama kali melihat hal yang porno itu. Mereka
telah diprogram dengan ayat-ayat yang telah
dipilih untuk dikemukakan pada kita.

ALKITAB : FIRMAN TUHAN ATAU MENGHUJAT TUHAN(WORD OF
GOD OR FUCKING THE GOD)
Dia dengan segera menjadi hamil dan memberikan anak
haram yang kembar yang kemudian menjadi
nenek moyang Yesus Kristus. Ini berarti Tuhan memberi
penghargaan kepada Yehuda dan keturunannya
(Injil-Kejadian 38: 15-30).

H. A.D. Ajijola dalam bukunya "The Myth of the Cross"
(Mitos tentang Salib), membeberkan dengan
gamblang kekeliruan Injil, seperti halnya tentang
penyaliban, pendeknya, seluruh ajaran Kristen.
Semua mahasiswa yang mempelajari perbandingan agama
harus memiliki buku ini,
juga "The Bible: Word of God or of Man?" (Injil:
Firman Tuhan atau Buatan Manusia?).

"Yesus adalah satu-satunya Anak yang diperanakkan
Tuhan, diperanakkan bukan dibuat," adalah sebuah
tambahan dari katekismus ortodoks, sedikit dukungan
dalam yang berikut ini:

"Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini,
sehingga Ia telah mengaruniakan anak yang
diperanakkan-Nya yang tunggal, supaya setiap orang
yang percaya pada-Nya tidak binasa, melainkan
beroleh hidup yang kekal." (Injil - Yohanes 3: 16 -
AV)

Ayat yang menandai hamilnya Maria diatas sangat
keterlaluan, jelas-jelas menghujat Tuhan. Kita
perhatikan kata kata "diperanakkan-Nya", yang
jelas-jelas mempunyai arti bahwa Tuhan telah melakukan

persetubuhan dengan Maria, hingga Maria hamil. Apakah
Tuhan sebejat itu?

Tidak seorang pendeta pun mengutip "Satu-satunya anak
yang diperanakkan!" ketika mengajari calon
pemeluk agamanya. Tetapi pembuatan --"Diperanakkan"--
sekarang telah dihilangkan oleh para perevisi
Injil, tanpa kata permintaan maaf.

Mereka diam dan tidak menarik perhatian pembacanya
terhadap penghilangan kata secara sembunyi-
sembunyi yang mereka lakukan. Kata "diperanakkan" yang
menghina Tuhan ini adaiah salah satu dari
banyak penambahan di dalam "kitab suci Injil". Tuhan
Yang Maha Kuasa mengutuk penghinaan ini dalam
istilah yang keras segera setelah perubahan tersebut.
Tuhan tidak menunggu selama 2000 tahun agar
para sarjana Injil menyatakan kecurangan tersebut.
Tapi Tuhan menjawab hujatan tersebut didalam
Al-Quran sebagai berikut :

"Dan mereka berkata, 'Tuhan Yang Maha Pemurah
mengambil (mempunyai) anak.' Sesungguhnya kamu telah
mendatangkan sesuatu perkara yang sangat mungkar,
hampir-hampir langit pecah karena ucapan itu,
dan bumi belah, dan gunung-gunung runtuh. Karena
mereka mendakwakan Allah Yang Maha Pemurah
mempunyai anak. Dan tidak layak bagi Tuhan Yang Maha
Pemurah mengambil (mempunyai) anak."
(Al-Qur'an - Maryam (19): 88-92).

Perhatikan ayat berikut ini :
Yehuda memerintahkan anak keduanya Onan untuk
menjalankan kewajibannya. Tetapi ada kecemburuan dalam
hatinya. Ia tidak mau memberi keturunan pada Tamar
karena keturunannya itu akan tetap memakai nama
kakaknya! Jadi "Dia membiarkan maninya terbuang...
Tetapi yang dilakukannya ita adalah jahat di mata
Tuhan, maka tuhan membunuh dia juga" (kejadian 38:
9-10).
Onan dilupakan dalam "Kitab Suci" tetapi ahli ilmu
sexual Kristen mengabadikan namanya berkenaan
dengan "Persetubuhan yang terganggu" sebagai Onanism
("Onanism": Sekarang diabadikan dalam kamus
Oxford.) dalam buku tentang Sex.

BANYAK KELUARGA KRISTEN YANG MALU MEMBACA
BAGIAN-BAGIAN TERTENTU DARI ALKITAB
Kelanjutannya: "Sejarah" menunjukkan, tiap malam, sang
menantu menggoda mertuanya yang mabuk, dengan
motif yang mulia (?) yaitu mempertahankan 'keturunan'
(bibit) bagi mertuanya. "Bibit" ini
digambarkan secara sangat jelas dalam Injil 47 kali
hanya dalam surat Kejadian saja! Di luar itu,
cerita lain tentang hubungan incest yang terjadi dapat
ditemukan:
Orang-orang Amon dan Moab, yang tampaknya amat
dikasihani oleh Tuhan Bani Israel. Selanjutnya, dalam
Injil kita akan mempelajari bahwa orang-orang Yahudi
diperintahkan oleh Tuhan yang sama untuk
membunuh orang-orang Palestina tanpa belas kasihan
--laki-laki, wanita dan anak-anak.
Bahkan pepohonan dan hewan tidak boleh dilewatkan,
tetapi orang-orang Amon dan Moab itu, tidak boleh
diusik dan diganggu, karena mereka adalah keturunan
Luth. (Ulangan 2: 19)

Tidak ada pembaca yang bisa membacakan kepada ibu,
saudara perempuan atau anaknya, bahkan kepada
tunangannya sendiri, tentang godaan yang dilancarkan
Lutha, kalau ia masih gadis dan bermoral.
Namun Anda akan menjumpai orang-orang sesat yang rakus
akan kisah-kisah porno ini. Selera bisa
dilatih.

Baca lagi dan tandai Ezekiel 23, Anda tahu warna apa
yang Anda pilih. Dua orang "pelacur" bersaudara,
Aholah dan Aholibah. Perincian seksual yang ada di
sini membuat malu bahkan bagi edisi-edisi yang
belum disempurnakan dari berbagai buku yang dilarang.
Tanyakan pada teman Kristen Anda yang
"dilahirkan kembali", di bawah kategori apa mereka
akan mengklasifikasikan semua kecabulan ini.
Semua kecabulan itu pasti tidak mempunyai tempat di
berbagai "Kitab Tuhan".

Sebelum kita mencari dimana kita akan meletakkan
cerita cabul dan kotor dari Injil ini dalam 4
prinsip Timotius, saya tertarik untuk bertanya,
seperti juga mungkin kamu ingin bertanya;
"Apakah pelajaran moral yang bisa didapatkan oleh
anak-anak kita dari cerita-cerita kriminal dan
sex dalam Al-Kitab?"