Selasa, 30 April 2013

Pengusaha terancam bangkrut

Seorang pengusaha kelihatan resah gara-gara bisnis yang digelutinya terancam bangkrut.

Diambang kehancurannya, dia mulai berpikir untuk mengambil jalan pintas saja: BUNUH DIRI.

Rekan-rekannya mencegah niatnya itu dan menyuruhnya untuk berkonsultasi dengan seorang pendeta. Dia menuruti dan mendatangi rumah seorang pendeta kemudian mengeluh soal sulitnya bisnis yang digelutinya.

Pendeta itu berpikir sejenak lalu berkata, "Pemecahannya mudah saja. Bawa sebuah kursi pantai dan Alkitab. Anda pergi ke pantai. Cobalah duduk dengan santai. Nikmatilah angin laut. Setelah itu, bukalah Alkitab secara serampangan. Bacalah dengan keras, ayat yang Anda lihat saat itu juga. Lalu, praktekkanlah apa yang tertulis didalamnya."

Pengusaha itu menuruti nasehat sang Pendeta. Dia memasukkan kursi pantai dan Alkitab kedalam mobilnya. Lalu berangkat ke pantai. Disana dia menikmati angin laut. Setelah itu, dia membuka Alkitab secara serampangan. Jarinya menunjuk pada sebuah ayat. Kemudian dia membaca keras-keras ayat itu :

"LALU YUDAS PERGI MENGGANTUNG DIRINYA."

 


Seorang pasien kanker paru-paru stadium 2 suatu ketika didatangi oleh misionaris.
Dengan rasa percaya diri yang kuat sang Misionaris meyakinkan pasien kanker tersebut,
"Pak Jadul percayalah bila pak Jadul percaya dan menerima Nabi kami sebagai Juruselamat maka Tuhan akan akan memberikan berkah kesembuhan untuk pak Jadul"
"Lalu bagaimana caranya saya percaya dan menerima sepenuh hati?"
"Tentu saja anda harus dibaptis" jawab sang Misionaris.

Pak Jadul lalu menerima pembaptisan menurut kepercayaan sang Misionaris.
Pak Jadul lalu rajin beribadah menurut kepercayaannya yang baru, setelah beberapa bulan kemudian penyakit pak Jadul memburuk, kanker paru-parunya yang sebelumnya stadium 2 menjadi stadium 3.

Pak Jadul lalu bertanya kepada sang Misionaris mengenai perkembangan penyakitnya,
"Pak Misionaris bagaimana nih.... kok setelah saya bertobat dan menerima Nabi kita sebagai juruselamat, kanker saya yang sebelumnya stadium 2 malah menjadi stadium 3."
"Pak Jadul mungkin belum menerima sepenuhnya" kata sang Misionaris. "loh bukankah pembaptisan membuktikan bahwa saya telah menerima sepenuhnya? Bila saya tidak menerima sepenuhnya tentu saya tak mau dibaptis pak pendeta...."

"Bila demikian berarti mungkin anda masih kurang yakin" kilah sang Misionaris.
"Cobalah untuk yakin dan berserah sepenuh hati kepadanya".
Pak Jadul lalu kembali ke rumah dan berusaha menjadi yakin dan berserah sepenuh hati.
Tiga bulan kemudian pak jadul kembali kepada sang Misionaris.

"Pak Pendeta, bagaimana ini... saya telah yakin sepenuh hati dan berserah diri sepenuhnya tetapi kanker paru-paru saya yang sebelumnya stadium 3 sekarang malah memasuki stadium 4."
"Saya bahkan telah menyumbangkan beberapa rumah milik saya untuk digunakan bagi rumah Tuhan"
"Juga beberapa perusahaan telah saya jual untuk melakukan pekerjaan Tuhan"
"Saya juga telah memaksa anak isteri saya untuk bertobat juga dan menerima nabi kita sebagai penolong"
"Katanya penyakit saya akan sembuh bila saya yakin dan berserah diri sepenuhnya, mana buktinya?"
Pak Jadul bertanya kepada sang Misionaris dengan berapi-api, karena panik dan putus asa.

Sang Misionaris lalu bertanya kepada pak Jadul, "Pak Jadul apakah seseorang yang yakin dan percaya sepenuhnya masih meragukan kekuasaan Tuhan?" "Tentu saja tidak!" jawab pak Jadul masih dengan nada kesal.

"Bila memang anda tidak ragu-ragu lagi, yakin dan percaya sepenuhnya, mengapa sekarang anda mempertanyakan kekuasaan Tuhan memberikan apa yang terbaik bagi anda...? Berarti pak Jadul belum yakin dan berserah diri sepenuhnya". Jawab sang Misionaris enteng.
piss piss piss

Nasihat Pendeta

Seorang pemuda yang akan berangkat ke ladang misi pamit pada Pendetanya.
"Pa, minta doa. Besok saya akan pergi ke ladang misi," katanya.
"Pergilah, Nak. Hati-hatilah di negeri orang, kau harus pandai bergaul, supaya banyak menenangkan jiwa."
"Bagaimana resepnya, Pa?"
"Ya, jika kau bertemu dengan tukang tahu, bicaralah soal tahu. Jika bertemu dengan tukang lontong, bicaralah soal lontong, dan jika bertemu dengan tukang sayur, bicaralah soal sayur."
"Bagaimana, jika bertemu dengan ketiganya, Bapa?"
"Ya, bicara saja soal gado-gado, Nak.."

Tai Cakcak

Seorang Pastor gereja memerhatikan lantai aula gereja penuh sampah kulit kacang. Dengan kesal, ia mencari siapa yang membuang sampah sembarangan. Ketika hendak mencari, ia melihat salah seorang Paulus Fans Club sedang makan kacang.

Pastor bertanya, "Anaku, apa kamu yang tadi makan kacang di dalam aula?"

Jemaat PFC itu memandang sang Pastor dan mengangguk pelan, "Iya, Pak. Ada apa?"

Pastor itu bertanya dengan kesal, "Kenapa kulitnya kamu buang ke lantai?"

Sang Jemaat PFC menatapnya dengan wajah bingung dan berkata, "Maaf, Pak. Memangnya kulitnya harus dimakan juga, ya Pak?"
ketawa guling






 Setelah Kebaktian usai, ada seorang Pendeta yang selalu berdiri di depan
pintu keluar untuk menyalami seluruh umat yang hadir. Pendeta ini
menyalami teman saya dan menariknya ke sudut gereja untuk berbicara
dengannya. Pendeta ini berkata :

"Anda perlu bergabung dengan 'pasukan Allah', nak!"

Teman saya menjawab :
" Saya sudah bergabung dengan 'pasukan Allah', Pak." ketiwi

Pendeta itu kemudian bertanya, "Tapi mengapa saya hanya melihatmu pada hari Natal dan Paskah saja?" usil

Teman saya itu kemudian berbisik, "Saya termasuk dalam agen rahasia!"