Avrahamic
Dalam ilmu perbandingan agama, agama Abrahamik — yang sering pula disebut sebagai agama samawi — adalah setiap agama yang muncul dari suatu tradisi Semit kuno bersama dan yang ditelusuri oleh para pemeluknya kepada Abraham atau Ibrahim(“Bapak/Pemimpin banyak orang” Bahasa Ibrani אַבְרָהָם (“Avraham”) Bahasa Arab ابراهيم (“Ibrahim”), seorang leluhur yang kisah hidupnya diceritakan di dalam Alkitab Ibrani/Perjanjian Lama, dan sebagai seorang nabi di dalam Al Qur’an dan juga disebut nabi dalam Kitab Kejadian 20:7.
Agama ini merupakan kelompok besar dari agama-agama monoteistik, termasuk Kristen, Islam. Agama-agama Abrahamik mewakili lebih dari setengah [1] dari seluruh pemeluk agama di dunia. Namun demikian, banyak dari para pemeluk agama ini yang menolak pengelompokan agama atau kepercayaan mereka seperti ini dengan alasan bahwa agama mereka pada intinya dan dasarnya mengandung gagasan-gagasan yang berbeda atau bahkan berlawanan dengan gagasan-gagasan agama yang lainnya mengenai Abraham dan Tuhan atau Allah.
Menurut tradisi Yahudi, Abraham adalah orang pertama dari masa pasca air bah yang menolak penyembahan berhala melalui analisis yang rasional (Sem dan Eber melanjutkan tradisi dari Nuh), dan karena itu ia secara simbolis muncul sebagai tokoh fundamental untuk agama monoteistik. Dalam pengertian ini, agama Abrahamik dapat disebut secara sederhana sebagai agama monoteistik, tetapi tidak semua agama monoteistik tergolong agama Abrahamik. Dalam Islam ia dianggap sebagai pemeluk monoteis yang pertama di dunia, ketika monoteisme telah lenyap (Abraham adalah nabi yang berada dalam rangkaian nabi-nabi, mulai dari Adam) dan karenanya sering dirujuk sebagai Ibrahim al-Hanif atau Abraham sang Monoteis.
Istilah monoteisme padang pasir kadang-kadang digunakan untuk maksud perbandingan serupa dalam konteks historis, tetapi bukan untuk agama-agama modern, dan sekarang istilah ini dianggap menghina.
Saat ini di dunia diperkirakan ada sekitar 3,7 milyar orang pemeluk agama Abrahamik.
Agama samawi atau disebut juga agama langit, adalah agama yang dipercaya oleh para pengikutnya dibangun berdasarkan wahyu Allah.
Beberapa pendapat menyimpulkan bahwa suatu agama disebut agama Samawi jika:
- Mempunyai definisi Tuhan yang jelas
- Mempunyai penyampai risalah (Nabi/Rasul)
- Mempunyai kumpulan wahyu dari Tuhan yang diwujudkan dalam Kitab Suci
Di dunia ini agama-agama besar yang dianggap agama samawi diantaranya Yahudi, Kristen, Islam. Kebalikan dari agama samawi adalah Agama Ardhi. Baha’i juga sering dianggap sebagai agama Abrahamik.
Dan ingatlah ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat perintah dan larangan lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman : “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imambagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata : “ Dan saya mohon juga dari keturunanku”. Allah berfirman : “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang-orang yang zalim.(Al Qur’an Surah 2:124)
Ajaran Avrahamic
Dari uraian diatas dapatlah diambil garis besar, sebagai pedoman awal untuk menjelaskan tentang ajaran Ibrahim yang sesungguhnya:
Ibrahim adalah pembawa ajaran monoistik, yaitu ajaran yang menuhankan satu Ilah yang Maha Esa.
Selanjutnya klaim terhadap satu Ilah yang Maha Esa ini dimonopoli oleh ummat Islam yang mengatakan bahwa agama ini adalah agama yang paling benar , berasal dari Ilah yang Maha Esa dan menyempurnakan ajaran-ajaran Avrahamic terdahulu. Untuk itu perlu ditelusuri kebenarannya secara perlahan;
Islam adalah kata arab yang berarti berserah diri, tunduk patuh. Untuk merujuk ke orangnya digunakan kata Muslim yang berarti yang tunduk patuh, yang berserah diri.
Jika di-search di Al Quran dengan menggunakan keyword berserah diri, ada beberapa ayat yang menarik:
Ali Imran:67 Ibrahim bukan seorang Yahudi dan bukan (pula) seorang Nasrani, akan tetapi dia adalah seorang yang lurus lagi berserah diri (kepada Allah) dan sekali-kali bukanlah dia termasuk golongan orang-orang musyrik.
*Ayat ini melekatkan kata muslim (berserah diri) kepada Nabi Ibrahim (Abraham). Jadi, Ibrahim adalah orang Islam (Muslim)
AnNaml:38 Berkata Sulaiman: “Hai pembesar-pembesar, siapakah di antara kamu sekalian yang sanggup membawa singgasananya kepadaku sebelum mereka datang kepadaku sebagai orang-orang yang berserah diri”.
AnNaml:42Dan ketika Balqis datang, ditanyakanlah kepadanya: “Serupa inikah singgasanamu?” Dia menjawab: “Seakan-akan singgasana ini singgasanaku, kami telah diberi pengetahuan sebelumnya [1099] dan kami adalah orang-orang yang berserah diri”.
*Nabi Sulaiman (Solomon) dan Ratu Saba, Balqis berserah diri pada Allah. Nabi Sulaiman dan pengikutnya adalah orang Islam (Muslim)
Yusuf:67. Dan Ya’qub berkata: ……………………Keputusan menetapkan (sesuatu) hanyalah hak Allah; kepada-Nya-lah aku bertawakkal dan hendaklah kepada-Nya saja orang-orang yang bertawakkal berserah diri.”
* Nabi Ya’qub (Jacob) mengaku berserah diri, Nabi Ya’qub orang Islam (Muslim)
Yunus:90. Dan Kami memungkinkan Bani Israil melintasi laut, lalu mereka diikuti oleh Fir’aun dan bala tentaranya, karena hendak menganiaya dan menindas (mereka); hingga bila Fir’aun itu telah hampir tenggelam berkatalah dia (Musa dan Harun): “Saya percaya bahwa tidak ada Tuhan melainkan Tuhan yang dipercayai oleh Bani Israil, dan saya termasuk orang-orang yang berserah diri (kepada Allah).”
* Nabi Musa (Moses) dan Nabi Harun (Aron) mengaku berserah diri, Nabi Musa dan Harun adalah orang Islam (Muslim), pengikutnya, bani israil harusnya juga muslim.
Ali Imran:52. Maka tatkala Isa mengetahui keingkaran mereka (Bani lsrail) berkatalah dia: “Siapakah yang akan menjadi penolong-penolongku untuk (menegakkan agama) Allah?” Para hawariyyin (sahabat-sahabat setia) menjawab: “Kamilah penolong-penolong (agama) Allah, kami beriman kepada Allah; dan saksikanlah bahwa sesungguhnya kami adalah orang-orang yang berserah diri.
*Nabi Isa (Jesus) dan pengikutnya mengaku berserah diri, Nabi Isa dan pengikutnya adalah orang Islam (Muslim)
Demikianlah Avraham dan anak cucunya melakukan suatu penyerahan diri kepada tuhan mereka, dan hal ini lah yang menjadi klaim bahwa Avraham adalah seorang Muslim.
Masih banyak lagi ayat lain yang mengindikasikan Nabi-nabi di atas (serta yang tidak disebutkan) dan pengikutnya mengaku Muslim. Bisa di search dengan keyword “Tunduk Patuh”. Akhirnya saya sampai pada kesimpulan. Setiap Nabi sejak jaman Adam sampai ke Nabi Muhammad (termasuk Nabi Musa dan Nabi Isa) dan para pengikutnya adalah Muslim. Dengan kata lain mereka adalah beragama Islam dalam pandangan Al Quran.
Dari kenyataan di atas dapatlah dipahami ayat berikut:
Ali Imran:85. Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu)daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi.
Selanjutnya, bagaimana dengan yang menganut Hindu, Budha, atau agama bumi lainnya? Apakah Islam juga mencakup pengertian agama bumi?
Dalam AlQuran ditemukan janji Allah berikut, yang membuktikan Al Quran mengakui agama bumi diluar agama yang dibawa para nabi, yakni shabiin:
AlBaqarah:62. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, orang-orang Nasrani dan orang-orang Shabiin, siapa saja diantara mereka yang benar-benar beriman kepada Allah, hari kemudian dan beramal saleh, mereka akan menerima pahala dari Tuhan mereka, tidak ada kekhawatiran kepada mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
AlMaidah:69. Sesungguhnya orang-orang mukmin, orang-orang Yahudi, Shabiin dan orang-orang Nasrani, siapa saja (diantara mereka) yang benar-benar saleh, maka tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
Ayat ini menjawab pertanyaan; bagaimana nasib seseorang yang tidak pernah datang kitab kepada mereka (ummi) ataupun peringatan para Rasul (bukan hanya rasul Muhammad). Allah tetap memperhitungkan mereka sepanjang mereka beriman kepada Allah. Saya memberikan penekanan pada kata Allah disini dari bahasa arab yang berarti Al Ilah atau Tuhan. Sehingga tiap orang bisa saja mempunyai sebutan kepada Tuhannya tergantung bahasa yang digunakan. Cerita nabi Ibrahim berikut meyakinkan saya:
AlAnam:75-79. Dan demikianlah Kami perlihatkan kepada Ibrahim tanda-tanda keagungan (Kami yang terdapat) di langit dan bumi dan (Kami memperlihatkannya) agar dia termasuk orang yang yakin. Ketika malam telah gelap, dia melihat sebuah bintang (lalu) dia berkata: “Inilah Tuhanku”, tetapi tatkala bintang itu tenggelam dia berkata: “Saya tidak suka kepada yang tenggelam.” Kemudian tatkala dia melihat bulan terbit dia berkata: “Inilah Tuhanku”. Tetapi setelah bulan itu terbenam, dia berkata: “Sesungguhnya jika Tuhanku tidak memberi petunjuk kepadaku, pastilah aku termasuk orang yang sesat.” Kemudian tatkala ia melihat matahari terbit, dia berkata: “Inilah Tuhanku, ini yang lebih besar”. Maka tatkala matahari itu terbenam, dia berkata: “Hai kaumku, sesungguhnya aku berlepas diri dari apa yang kamu persekutukan. Sesungguhnya aku menghadapkan diriku kepada Rabb yang menciptakan langit dan bumi, dengan cenderung kepada agama yang benar, dan aku bukanlah termasuk orang-orang yang mempersekutukan Tuhan.
Nabi Ibrahim mencontohkan bagaimana proses pencarian dia kepada Tuhan lewat tanda-tanda kekuasaan Tuhan di langit dan di Bumi, tanpa petunjuk kitab, bahkan sempat berganti-ganti ‘tuhan’, tapi pada akhirnya berbuah kesimpulan adanya suatu dzat tunggal yang maha kuasa. Jadi Tuhan kita adalah Tuhan yang satu. Hanya sebutannya yang berbeda, Allah, Alah, Yahwe, Sang Hyang Widhi, merupakan dzat yang sama. Tuhan yang satu.
Akhirnya dapat difahami kenapa Ibrahim diangkat jadi Imam untuk semua manusia:
124. Dan (ingatlah), ketika Ibrahim diuji Tuhannya dengan beberapa kalimat (perintah dan larangan), lalu Ibrahim menunaikannya. Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku akan menjadikanmu imam bagi seluruh manusia”. Ibrahim berkata: “dari keturunanku”. Allah berfirman: “Janji-Ku (ini) tidak mengenai orang yang zalim”.
Beliau merupakan contoh yang sempurna untuk agama yang lurus, baik agama samawi (‘Islam’, Kristen, Yahudi) maupun agama bumi (tanpa kitab)
Nabi Muhammad pun dalam Al Quran diperintahkan untuk mengikuti agama Ibrahim yang lurus:
AliImran:95. Katakanlah (Muhammad): “Benarlah (apa yang difirmankan) Allah.” Maka ikutilah agama Ibrahim yang lurus, dan bukanlah dia termasuk orang-orang yang musyrik.
AnNisaa:125. Dan siapakah yang lebih baik agamanya dari pada orang yang ikhlas menyerahkan dirinya kepada Allah, sedang diapun mengerjakan kebaikan, dan ia mengikuti agama Ibrahim yang lurus? Dan Allah mengambil Ibrahim menjadi kesayanganNya.
Avraham adalah Nabi Kesayangan Allah.
Inilah ke-Universalan AlQurana yang mampu mengupas tuntas setiap perihal ketuhanan. Al Quran menjanjikan hukuman kepada yang tidak taat dari golongan ‘Islam’ (yang kita kenal sekarang ini, pengikut nabi Muhammad), sama kerasnya dengan hukuman yang diberikan kepada golongan Yahudi dan Nasrani yang tidak taat kepada Rasulnya. Di saat yang sama, Al Quran juga menjanjikan Surga kepada golongan ‘Muhammad’ yang taat pada Rasulnya sama baiknya dengan janji yang diberikan pada golongan Kristen dan Yahudi yang taat pada Rasulnya, bahkan golongan Shabiin yang diluar agama samawi.
Dari penjelasan diatas dapatlah dicerna dengan pemikiran sederhana bahwa istilah Islam, Muslim, itu bukan hanya merujuk ke umat Muhammad, tapi juga ke umat-umat nabi lain, termasuk umat nabi Musa (Yahudi) dan umat nabi Isa (Kristen). begitu juga kenapa Allah di dalam Al Quran tidak pernah menyebut yahudi dan nasrani sebagai “Diin” atau agama. Karena bagi Allah, kita semua adalah satu agama. Agama Ibrahim yang lurus, dimana Nabi Ibrahim adalah Imamnya. Akhirnya saya paham maksud ayat ini setelah membaca Al Quran tanpa sentimen ‘agama’.
AlAnbiyaa:92. Sesungguhnya (agama Tauhid) ini adalah agama kamu semua; agama yang satu dan Aku adalah Tuhanmu, maka sembahlah Aku.
Satu pertanyaan lagi yang timbul, kenapa syariat 3 agama samawi, ‘Islam’ (selalu saya kasih kutip untuk menandai bahwa ini adalah Islam golongan Muhammad), Kristen, Yahudi ini begitu berbeda? Kenapa tidak disatukan saja??
AlBaqarah:213. Manusia itu adalah umat yang satu. maka Allah mengutus para nabi, sebagai pemberi peringatan, dan Allah menurunkan bersama mereka Kitab yang benar, untuk memberi keputusan di antara manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Tidaklah berselisih tentang Kitab itu melainkan orang yang telah didatangkan kepada mereka Kitab, yaitu setelah datang kepada mereka keterangan-keterangan yang nyata, karena dengki antara mereka sendiri. Maka Allah memberi petunjuk orang-orang yang beriman kepada kebenaran tentang hal yang mereka perselisihkann itu dengan kehendak-Nya. Dan Allah selalu memberi petunjuk orang yang dikehendaki-Nya kepada jalan yang lurus.
Manusia adalah umat yang satu, terpecah karena dengki antar mereka.
Allah tidak menyukai perpecahan dan bergolong-golongan.
AlMukminun:54. Sesungguhnya (agama tauhid) ini, adalah agama kamu semua, agama yang satu, dan Aku adalah Tuhanmu, maka bertakwalah kepada-Ku. Kemudian mereka (pengikut-pengikut rasul itu) menjadikan agama mereka terpecah belah menjadi beberapa pecahan. Tiap-tiap golongan merasa bangga dengan apa yang ada pada sisi mereka (masing-masing). Maka biarkanlah mereka dalam kesesatannya sampai suatu waktu.
Allah membenci orang yang memecah agama tauhid ini menjadi golongan-golongan, seperti ‘Islam’, Kristen, dan Yahudi. Semua Rasul diperintahkan untuk masuk ke agama yang berserah diri (agamanya Ibrahim yang lurus), dan bukan sebagai golongan. Dan tentunya para Rasul akan menyeru kepada pengikutnya agar tidak menjadi bergolongan.
Bergolong-golongan tentu saja akan menjadi sesuatu yang kelihatannya wajar apabila kita dalam satu agama, disodori syariah yang berbeda-beda. Yahudi dengan hukum taurat, Kristen dengan hukum Injil, dan “Islam” dengan hukum Al Quran. Tapi tanpa kita sadari pesan dalam kitab suci masing-masing akan menyeru kita kepada agama yang satu, dan tidak akan bergolong-golongan. Tapi kita tidak sadar, dan akhirnya terbentuklah dunia seperti yang kita kenal sekarang ini.
sadarilah makna ayat berikut:
AliImran:64. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, marilah (berpegang) kepada suatu kalimat (ketetapan) yang tidak ada perselisihan antara kami dan kamu, bahwa tidak kita sembah kecuali Allah dan tidak kita persekutukan Dia dengan sesuatupun dan tidak (pula) sebagian kita menjadikan sebagian yang lain sebagai tuhan selain Allah”. Jika mereka berpaling maka katakanlah kepada mereka: “Saksikanlah, bahwa kami adalah orang-orang yang berserah diri (kepada Allah)”.
Nabi Muhammad menyeru kepada Ahli kitab (orang yang memegang Taurat dan Injil), agar mencari persamaan, yakni ketauhidan, alih-alih mengajak para ahli kitab pindah ‘agama’. Dengan kata lain Nabi Muhammad mengakui syariah yang dibawa oleh Nabi Musa dan Nabi Isa.
AlMaidah:46. Dan Kami iringkan jejak mereka (nabi nabi Bani Israil) dengan Isa putera Maryam, membenarkan Kitab yang sebelumnya, yaitu: Taurat. Dan Kami telah memberikan kepadanya Kitab Injil sedang didalamnya (ada) petunjuk dan dan cahaya (yang menerangi), dan membenarkan kitab yang sebelumnya, yaitu Kitab Taurat. Dan menjadi petunjuk serta pengajaran untuk orang-orang yang bertakwa.
Yunus:37. Tidaklah mungkin Al Quran ini dibuat oleh selain Allah; akan tetapi (Al Quran itu) membenarkan kitab-kitab yang sebelumnya dan menjelaskan hukum-hukum yang telah ditetapkannya, tidak ada keraguan di dalamnya, (diturunkan) dari Tuhan semesta alam.
Ayat2 berikut:
AlBaqarah:135. Dan mereka berkata: “Hendaklah kamu menjadi penganut agama Yahudi atau Nasrani, niscaya kamu mendapat petunjuk”. Katakanlah : “Tidak, melainkan (kami mengikuti) agama Ibrahim yang lurus. Dan bukanlah dia (Ibrahim) dari golongan orang musyrik”.
AlMaidah:51. Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengambil orang-orang Yahudi dan Nasrani menjadi pemimpin-pemimpin(mu); sebahagian mereka adalah pemimpin bagi sebahagian yang lain. Barangsiapa diantara kamu mengambil mereka menjadi pemimpin, maka sesungguhnya orang itu termasuk golongan mereka. Sesungguhnya Allah tidak memberi petunjuk kepada orang-orang yang zalim.
Bukanlah mengkonfirmasikan bahwa ajaran Taurat atau Injil itu salah atau sudah ‘expire’ seperti pendapat kebanyakan, tetapi, Nabi Muhammad diperintah Allah untuk tidak menjadi bergolongan seperti golongan Yahudi atau golongan Nasrani. Harus tetap menegakkan agama Ibrahim yang lurus.
Nabi Muhammad tidak diperintahkan untuk meng-’convert’ para ahli kitab agar jadi pengikutnya. Bahkan sebisa mungkin tidak berdebat, kalaupun mau berdebat, debat dengan cara yang baik.
AlAnkabut:46. Dan janganlah kamu berdebat dengan Ahli Kitab, melainkan dengan cara yang paling baik, kecuali dengan orang-orang zalim di antara mereka, dan katakanlah: “Kami telah beriman kepada (kitab-kitab) yang diturunkan kepada kami dan yang diturunkan kepadamu; Tuhan kami dan Tuhanmu adalah satu; dan kami hanya kepada-Nya berserah diri.”
AlMaidah:68. Katakanlah: “Hai Ahli Kitab, kamu tidak dipandang beragama sedikitpun hingga kamu menegakkan ajaran-ajaran Taurat, Injil, dan Al Quran yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu”. Sesungguhnya apa yang diturunkan kepadamu dari Tuhanmu akan menambah kedurhakaan dan kekafiran kepada kebanyakan dari mereka; maka janganlah kamu bersedih hati terhadap orang-orang yang kafir itu.
Nabi Muhammad mengatakan kepada umat Nabi Musa dan Umat Nabi Isa agar menegakkan ajaran kitab masing-masing, agar bisa dipandang sebagai beragama oleh Allah. Jika kita tidak menjunjung tinggi ajaran kitab masing-masing, hanya akan menambah kekafiran.
Injil membenarkan Taurat, Al Quran membenarkan Injil dan Taurat.
Berikut adalah apa yang diinginkan Allah, Tuhan kita.
AnNahl:92. Dan janganlah kamu seperti seorang perempuan yang menguraikan benangnya yang sudah dipintal dengan kuat, menjadi cerai berai kembali, kamu menjadikan sumpah (perjanjian) mu sebagai alat penipu di antaramu, disebabkan adanya satu golongan yang lebih banyak jumlahnya dari golongan yang lain. Sesungguhnya Allah hanya menguji kamu dengan hal itu. Dan sesungguhnya di hari kiamat akan dijelaskan-Nya kepadamu apa yang dahulu kamu perselisihkan itu.
Masalah jumlah umat hendaknya jangan dipusingkan, itu hanyalah ujian. Yang menambah kedengkian kita pada golongan lain.
AnNahl:93. Dan kalau Allah menghendaki, niscaya Dia menjadikan kamu satu umat (saja), tetapi Allah menyesatkan siapa yang dikehendaki-Nya dan memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya. Dan sesungguhnya kamu akan ditanya tentang apa yang telah kamu kerjakan.
Qiblat Ibadah Avraham
Ayat berikut berbicara tentang kiblat, yang dalam pandangan umat ‘Islam’ berarti ka’bah secara fisikal dan sebagai penunjuk arah sujud dalam sholat. Saya mencoba memahami kiblat sebagai ‘panutan syariah’ atau panutan kitab dan saya akhirnya memahami kenapa dalam agama tauhid, agama Ibrahim yang lurus, terdapat 3 syariah yang semuanya diakui kebenarannya, sampai sekarang.
AlBaqarah:142. Orang-orang yang kurang akalnya diantara manusia akan berkata: “Apakah yang memalingkan mereka dari kiblatnya yang dahulu mereka telah berkiblat kepadanya?” Katakanlah: “Kepunyaan Allah-lah timur dan barat; Dia memberi petunjuk kepada siapa yang dikehendaki-Nya ke jalan yang lurus”
*Saya mengganti kata kiblat dengan kata panutan syariah, bahasa kasarnya, saya dapat arti seperti ini: orang yang kurang akalnya heran melihat orang mengganti ‘agama’-nya/golongannya, misalnya dari syariah Injil menjadi syariah Al Quran atau dari syariah Al Quran menjadi Syariah Taurat misalnya. Tapi Tuhannya tetap satu, yakni Allah.
ALBaqarah:143. Dan demikian (pula) Kami telah menjadikan kamu, umat yang adil dan pilihan agar kamu menjadi saksi atas (perbuatan) manusia dan agar Rasul menjadi saksi atas kamu. Dan Kami tidak menetapkan kiblat yang menjadi kiblatmu (sekarang) melainkan agar Kami mengetahui (supaya nyata) siapa yang mengikuti Rasul dan siapa yang membelot. Dan sungguh itu terasa amat berat, kecuali bagi orang-orang yang telah diberi petunjuk oleh Allah; dan Allah tidak akan menyia-nyiakan imanmu. Sesungguhnya Allah Maha Pengasih lagi Maha Penyayang kepada manusia
* Ini alasan sebenarnya, kenapa syariah itu menjadi 3 dalam satu agama, Tuhan menetapkan syariah kita seperti sekarang ini, agar Tuhan tahu, siapa yang benar-benar mengikuti Rasul/kiblat masing-masing dan tetap menjaga agar tidak menjadi bergolongan, tetap menjaga agama yang satu. Godaan untuk menjadi bergolongan sangat besar, berkat adanya perbedaan syariah. Dan sungguh itu terasa berat,…sangat berat untuk mengakui kebenaran ‘agama’ orang lain. Lebih gampang jadi dengki.
AlBaqarah:144. Sungguh Kami (sering) melihat mukamu menengadah ke langit, maka sungguh Kami akan memalingkan kamu ke kiblat yang kamu sukai. Palingkanlah mukamu ke arah Masjidil Haram. Dan dimana saja kamu berada, palingkanlah mukamu ke arahnya. Dan sesungguhnya orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil) memang mengetahui, bahwa berpaling ke Masjidil Haram itu adalah benar dari Tuhannya; dan Allah sekali-kali tidak lengah dari apa yang mereka kerjakan
*Allah akan memalingkan kita ke ‘syariah’ yang kita sukai. Sangat wajar jika seorang anak Yahudi akan memilih syariah Yahudi yang telah dianut Bapaknya. Ayat ini membuat saya tidak perlu merasa beruntung dilahirkan dari keluarga muslim, demikian juga anak yahudi/nasrani tidak perlu merasa beruntung dilahirkan dari keluarga yahudi/nasrani. Khusus untuk syariah Muhammad yang datang belakangan, diserukan untuk memalingkan muka ke arah Masjidil Haram, agar para ahli kitab tahu, bahwa syariah yang diajarkan Nabi Muhammad adalah benar dari Tuhan. Sekarang, saya pribadi meyakini bahwa Masjidil Haram itu adalah salah satu tempat yang diklaim oleh 3 ‘agama’ samawi. Saya akan memberikan penjelasan pada email yang lain.
AlBaqarah:145. Dan sesungguhnya jika kamu mendatangkan kepada orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang diberi Al Kitab (Taurat dan Injil), semua ayat (keterangan), mereka tidak akan mengikuti kiblatmu, dan kamupun tidak akan mengikuti kiblat mereka, dan sebahagian merekapun tidak akan mengikuti kiblat sebahagian yang lain. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti keinginan mereka setelah datang ilmu kepadamu, sesungguhnya kamu -kalau begitu- termasuk golongan orang-orang yang zalim.
*Nabi Muhammad diperingatkan untuk tidak mengikuti keinginan para ahli kitab agar menjadi bergolongan dan merasa benar sendiri, seperti yang terjadi di dunia hingga detik ini. Masing-masing syariah dibenarkan, tidak perlu bergolongan.
AlBaqarah:146. Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui.
*Dari ajaran yang dibawa Nabi Muhammad (Al Quran), para pemegang Injil dan Taurat akan menemukan hal yang sama seperti yang tertulis dalam kitab mereka. Diberikan perumpaan oleh Allah ‘seperti mengenali anak sendiri’.
AlBaqarah:148. Dan bagi tiap-tiap umat ada kiblatnya (sendiri) yang ia menghadap kepadanya. Maka berlomba-lombalah (dalam membuat) kebaikan. Di mana saja kamu berada pasti Allah akan mengumpulkan kamu sekalian (pada hari kiamat). Sesungguhnya Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu.
*Garansi kebenaran buat setiap syariah, kita akhirnya disuruh berlomba dalam berbuat kebajikan
Ditegaskan lagi dalam kisah berikut:
AlBaqarah:111. Dan mereka (Yahudi dan Nasrani) berkata: “Sekali-kali tidak akan masuk surga kecuali orang-orang (yang beragama) Yahudi atau Nasrani”. Demikian itu (hanya) angan-angan mereka yang kosong belaka. Katakanlah: “Tunjukkanlah bukti kebenaranmu jika kamu adalah orang yang benar”.
ALBaqarah:112. (Tidak demikian) bahkan barangsiapa yang menyerahkan diri kepada Allah, sedang ia berbuat kebajikan, maka baginya pahala pada sisi Tuhannya dan tidak ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
*Orang-orang Yahudi maupun Nasrani mengklaim bahwa hanya merekalah masing2 yang paling benar, yang berhak masuk surga. Dibantah oleh Allah dalam ayat berikutnya, “tidak demikian, siapa pun yg berserah diri, berbuat kebajikan, maka dapat pahala”, dan bisa mendapat ganjaran Syurga, tanpa melihat syariah yang diyakininya.
Syariah, sebagai sekumpulan rule, aturan main dari Tuhan, bukanlah penentu masuk tidaknya anda ke Syurga, tapi kepatuhan anda pada syariah yang anda ikuti, yang akan membawa kita mendapat ganjaran yang baik dari yang Maha Kuasa. Syariah hanyalah penguji kepatuhan.
Apa pun ‘agama’ anda, kembalilah ke ajaran murni yang sebenarnya dari Kitab masing-masing. Kita sebenarnya sedang diuji oleh yang Maha Kuasa dengan perbedaan syariah. Syariah yang berbeda seharusnya tidaklah membuat kita saling iri hati, dengki, bahkan sampai mengobarkan peperangan. Tuhan kita adalah Tuhan yang satu. mari kita damaikan perselisihan antara Orang-orang yang beriman diantara kita.
Umat Isya dan umat Musa harusnya berterima kasih pada pendakwah-pendakwah ‘Muslim’ yang hingga saat ini mampu menarik kurang lebih 1.3 Milyar orang di dunia ini mengenal Agama Tauhid lewat syariah Al Quran.
Bertaubatlah, kembali kejalan Tuhan!
An-Nashr:1-3 Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan kamu lihat manusia masuk agama Allah dengan berbondong-bondong, maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampun kepada-Nya. Sesungguhnya Dia adalah Maha Penerima taubat.
Apakah waktunya sudah dekat?
AlAn`am:115. Telah sempurnalah kalimat Tuhanmu sebagai kalimat yang benar dan adil. Tidak ada yang dapat merobah robah kalimat-kalimat-Nya dan Dia lah yang Maha Mendenyar lagi Maha Mengetahui.
AlAn`am:116. Dan jika kamu menuruti kebanyakan orang-orang yang di muka bumi ini, niscaya mereka akan menyesatkanmu dari jalan Allah. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti persangkaan belaka, dan mereka tidak lain hanyalah berdusta (terhadap Allah)