Pernahkah anda mendengar propaganda misionaris yang mengatakan : barang siapa percaya akan Yesus kristus, maka ia akan masuk sorga ?
Yang dimaksud ialah, barang siapa mengakui Yesus mati disalib untuk menebus dosa manusia dan mengakui Yesus sebagai Tuh
an maka ia akan masuk sorga, dan barang siapa mau dibaptis untuk menjadi pengikut Yesus maka ia akan terselamatkan dan akan masuk dalam kerajaan sorga.
Padahal Yesus sendiri, sama sekali tidak pernah disalib dan belum mati, baik dari dalil-dalil yang ada dalam Al-Qur?an maupun dalam Alkitab, dan Yesus juga sama sekali tidak pernah mengaku sebagai Tuhan, dia justru mengaku sebagai manusia utusan Allah SWT, dalil-dalil tersebut berpuluh-puluh jumlahnya baik dalam Al-Qur?an maupun dalam Alkitab.
Tetapi dalam pembahasan ini, kami tidak akan menyinggung tentang dogma-dogma tersebut, kami ingin mengkaji bahwa dalam Alkitab disebutkan pengikut Yesus yang akan masuk sorga hanyalah 144.000 orang saja, itupun hanya dari orang-orang Israel saja, selain dari orang-orang Israel tentu Yesus tidak mau bertanggung jawab. Ini menurut Alkitab.
Melihat angka hanya 144.000 yang akan masuk sorga dari pengikut Yesus tentu memberikan tanda tanya besar, bagaimana dengan orang-orang Kristen yang jumlahnya dua milyard lebih di dunia saat ini. Apakah mereka akan masuk sorga ? seperti keyakinan mereka ?
Menurut Alkitab, yaitu kitab yang mereka bawa-bawa tiap minggu ke gereja, tidak ada satupun pintu sorga yang akan menerima mereka, 12 pintu sorga yang dikisahkan dalam Alkitab hanya diperuntukkan bagi 12 suku Israel, karena pintu-pintu itu telah bertuliskan nama-nama 12 suku Israel, jadi bagaimana nasib pengikut-pengikut Yesus dari luar suku Israel yang tentu saja berharap masuk surga ?
Pada akhir tulisan kita kutipkan ulasan majalah TEMPO ediri 3 Juli 2005, yang mengulas keyakinan orang-orang Kristen Advent yang menyatakan : ?UMAT ISLAM ADALAH GOLONGAN YANG DITERIMA TUHAN?
Yesus Hanya Untuk Orang Israel
Al-Qur?an mengisahkan Nabi Isa as pernah berkata kepada kaumnya bani Israel :
"Hai bani Israil, sesungguhnya aku adalah utusan Allah kepadamu? QS. 61:6
Seruan nabi Isa as ini menegaskan bahwa nabi Isa as diutus Allah SWT hanyalah untuk orang Israel, nabi Isa as tidak pernah mengatakan :
?Hai manusia?, yang menunjukkan nabi Isa as tidak diutus untuk seluruh manusia.
Ternyata pernyataan Al-Qur?an tersebut didukung oleh kenyataan sejarah nabi Isa as (Yesus) yang hanya memiliki umat dari orang-orang Israel saja, pengikut Yesus tak ada satupun yang berasal dari orang-orang non Israel. Bukan saja sejarah yang mendukung pernyataan Al-Qur?an tersebut, tetapi banyak sekali ayat-ayat dalam Bible/Alkitab yang juga mendukung pernyataan Al-Qur?an tersebut :
Jawab Yesus: "Aku diutus hanya kepada domba-domba yang hilang dari umat Israel." Injil Matius 15:24
Bahkan Alkitab mengisahkan Yesus hanya mau mendo?akan orang-orang Israel saja, orang-orang diluar Israel Yesus tidak mau mendo?akan :
Aku berdoa untuk mereka. Bukan untuk dunia Aku berdoa, tetapi untuk mereka, yang telah Engkau berikan Kepada-Ku, sebab mereka adalah milik-Mu Injil Yohanes 17:9
yang dimaksud ?mereka? dalam ayat tersebut ada-lah orang-orang Bani Israel, dan yang dimaksud Yesus tidak berdo?a untuk dunia adalah Yesus tidak mau mendo?akan orang-orang non Israel, tentu saja Yesus hanya memimpin dan mengembalakan domba-domba yang tersesat dari kalangan bani Israel.
Sebelum Yesus dilahirkan oleh Maria (Islam : Maryam), telah ada nubuat yang menyatakan bahwa Maria akan melahirkan seorang anak yang kelak akan menyelamatkan orang-orang Israel.
?Ia akan melahirkan anak laki-laki dan engkau akan menamakan Dia Yesus, karena Dialah yang akan menyelamatkan umat-Nya dari dosa mereka." Injil Matius 1:21
yang dimaksud umatnya adalah orang-orang Israel saja, bukan orang Cina, bukan orang Amerika, bukan orang Indonesia yang akan diselamatkan oleh Yesus. Yesus memang hanya untuk Israel.
HANYA 144.000 YANG MASUK SYURGA
Al-Qur?an menyebutkan bahwa Israel terdiri dari dua belas suku :
Dan mereka Kami bagi menjadi dua belas suku yang masing-masingnya berjumlah besar QS. 7:160
Dalam Alkitab juga disebutkanbahwa Israel terbagi menjadi 12 suku :
Itulah semuanya suku Israel, dua belas jumlahnya? Kejadian 49:28
Dalam Alkitab disebutkan Yesus memilih dua belas murid yang diambil dari dua belas suku Israel untuk membantu dakwanya :
Inilah nama kedua belas rasul itu: Pertama Simon yang disebut Petrus dan Andreas saudaranya, dan Yakobus anak Zebedeus dan Yohanes saudaranya, Filipus dan Bartolomeus, Tomas dan Matius pemungut cukai, Yakobus anak Alfeus, dan Tadeus, Simon orang Zelot dan Yudas Iskariot yang mengkhianati Dia. Injil Matius 10:2-4
Yesus dan murid-muridnya berdakwah hanya untuk dua belas suku Israel ini saja, Yesus melarang murid-nuridnya untuk berdakwa kepada orang-orang selain bangsa Israel :
Ke duabelas murid itu diutus oleh Yesus dan Ia berpesan kepada mereka: "Janganlah kamu menyimpang ke jalan bangsa lain atau masuk ke dalam kota orang Samaria, melainkan pergilah kepada domba-domba yang hilang dari umat Israil. Injil Matius 10:5-6
Bahkan ada nubuat, kelak setelah hari kiamat yaitu hari penghakiman, dua belas murid Yesus tersebut ikut bersama-sama Yesus menghakimi dua belas suku Israel :
.. sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel. Injil Matius 19:28
Jadi Yesus hanya menghakimi orang-orang dari Israel saja, Yesus tidak bertanggung jawab terhadap orang-orang non Israel di seluruh dunia ini.
Menurut Alkitab, hanya 144.000 orang yang akan masuk syurga :
Dan aku mendengar jumlah mereka yang dimeteraikan itu: seratus empat puluh empat ribu yang telah dimeteraikan dari semua suku keturunan Israel. Wahyu 7:4
Dari 144.000 orang yang dijamin masuk syurga tersebut adalah dari dua belas suku Israel yang masing-masing suku mendapat jatah 12.000 :
Dari suku Yehuda dua belas ribu yang dimeteraikan,
dari suku Ruben dua belas ribu,
dari suku Gad dua belas ribu,
dari suku Asyer dua belas ribu,
dari suku Naftali dua belas ribu,
dari suku Manasye dua belas ribu,
dari suku Simeon dua belas ribu,
dari suku Lewi dua belas ribu,
dari suku Isakhar dua belas ribu,
dari suku Zebulon dua belas ribu,
dari suku Yusuf dua belas ribu,
dari suku Benyamin dua belas ribu. Wahyu 7:5-8
Dua belas suku Israel tersebut adalah definisi secara lahiriah, memang betul-betul orang Israel secara fisik, bukan Israel secara Rohani. Jadi menurut ayat tersebut, orang-orang non Israel tidak ada jaminan masuk syurga. Dalam ayat yang lain disebutkan bahwa pintu syurga yang tersedia, sudah tertulis nama-nama suku Israel :
Dan temboknya besar lagi tinggi dan pintu gerbangnya dua belas buah; dan di atas pintu-pintu gerbang itu ada dua be-las malaikat dan di atasnya tertulis nama kedua belas suku Israel, Di sebelah timur terdapat tiga pintu gerbang dan di sebelah utara tiga pintu gerbang dan di sebelah selatan tiga pintu gerbang dan di sebelah barat tiga pintu gerbang. Wahyu 21:12-13
Untuk orang-orang non Israel, Amerika, Cina, Indonesia, dan lain sebagainya, Alkitab tidak menyebutkan adanya pintu syurga bagi mereka. Tentu untuk masuk syurga, haruslah dengan dalil yang bersumber dari yang menciptakan syurga itu sendiri.
Alkitab justru memberikan keterangan seba-liknya, bahwa Yesus diutus hanya untuk menye-lamatkan orang-orang Israel saja :
Dan dari keturunannyalah, sesuai dengan yang telah dijanjikan-Nya, Allah telah membangkitkan Juruselamat bagi orang Israel, yaitu Yesus. Kisah Para Rasul 13:23
Dalil-dalil alkitab ini, sungguh bertentangan dengan kenyataan agama Kristen yang menyebar keseluruh dunia, menurut ayat-ayat Alkitab tersebut di atas, Yesus tidak akan menerima iman dari orang-orang non Israel, artinya iman-iman orang Kristen seluruh dunia, akan tertolak dengan sendirinya oleh Yesus. Namun, akhirnya kembali pada keyakinan masing-masing orang, kita hanya berkewajiban mendakwakan kebenaran hakiki. Namun, tentu kita tidak akan rela bila saudara-saudara kita yang miskin terintimidasi ke dalam agama mereka.
Pintu Syurga, Hanya Melalui Islam
Allah SWT menyatakan bahwa Muhammad saw adalah seorang utusan bagi seluruh alam :
Dan tiadalah Kami mengutus kamu, melainkan untuk (men-jadi) rahmat bagi semesta alam QS. 21:107
Allah SWT menegaskan lagi, bahwa risalah yang dibawa beliau SAW adalah untuk seluruh alam :
Al-Qur'an ini tidak lain hanyalah peringatan bagi semesta alam. QS. 38:87
Sehingga tidak mengherankan bila seruan-seruan dalam Al-Qur?an dimulai dengan seruan ?hai manusia? atau ?Hai bani Adam? yang menunjukkan keu-niversalan sifat orang-orang yang diseru.
Dalam Alkitab, Yesus memberitakan tentang Islam dan memerintahkan umatnya untuk bertobat .
Sejak waktu itulah Yesus memberitakan: "Bertobatlah, sebab Kerajaan Sorga sudah dekat! Injil Matius 4:17
Yang dimaksud kerajaan syurga adalah agama Islam yang di bawa nabi Muhammad saw, hal ini diperkuat dengan ayat berikut ini :
?.Kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah Kerajaan itu Injil Matius 21:43
Semua dalil-dalil tersebut sangat bersesuaian, bahwa untuk dapat masuk syurga, jalan satu-satunya hanyalah dengan masuk agama Islam. Mari kita susun kembali fakta-fakta tersebut di atas :
1. Risalah Yesus hanya untuk orang Israel
2. Hanya 144.000 pengikut Yesus yang masuk syurga.
3. Pintu syurga melalui ajaran Yesus hanyalah bagi dua belas suku Israel.
4. Yesus memerintahkan untuk mengikuti agama Muhammad saw.
5. Agama Islam adalah Rahmatan Lil Alamin.
Dan Allah SWT menegaskan dalam firmanNYA :
Barangsiapa mencari agama selain dari agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia diakhirat termasuk orang-orang yang rugi. QS. 3:85
Orang-orang Kristen yang mau menggunakan akal sehatnya, tentu akan mengetahui kebenaran secara nyata, seperti sebagian orang-orang Kristen Advent yang telah menyatakan bahwa umat Islamlah yang akan diterima Allah SWT. Berikut ini kutipan kesaksian Kristen Advent yang menyatakan : ?Umat Islam-lah Golongan Yang Diterima Tuhan?
GEREJA YANG NYARIS BERTAUHID
Seorang jemaat Kristen Advent mewartakan ajaran ?Islam Hanif?, pendeta dan umat Advent terbelah.
Sekitar 500 jemaat Kristen Advent tiga pekan lalu berkumpul di ruang pertemuan gedung Argo Pantes di jalan Gatot Subroto, Jakarta Pusat. Beberapa saat setelah mereka menyenandungkan lagu-lagu rohani, seorang lelaki naik mimbar, namanya Robert P. Walean. Dengan menggunakan perangkat FOCUS, ia mempresentasikan apa yang ia sebut dengan ?Islam Hanif?. Dengan lantang iapun berfatwa, ?Alkitab dengan Al-Qur?an me-nunjukkan bahwa Islam-Hanif adalah ajaran yang diterima Allah?
Lelaki kelahiran Manado 67 tahun silam itu ti-dak sedang bercanda. Setelah tiga tahun meneliti Alkitab dan Al-Qur?an, ia mengaku menemu-kan ajaran Islam-Hanif. Penemuan ini bermula ketika Robert bangkrut sebagai eksportir furnitu-re. Sejak itu, sarjana ekonomi dari perguruan tinggi swasta di Jakarta itu banting setir, ?Saya tak ingin mengejar dunia lagi. Lebih baik mengurus akhirat,? katanya.
Ia lalu mendirikan Last Event Duty Institute, sebuah lembaga penelitian Alkitab dan Al-Qur-?an, di rumahnya, kawasan Koja, Jakarta Utara. Setelah sekitar tiga tahunbersama sejumlah pendeta Advent membolak-balik dua kitab suci tersebut, akhirnya ia menemukan sebuah firman dalam Yesaya 60:7, ?Segala kambing domba Kedar akan berhimpun kepadamu, domba-domba nebayot tersedia untuk ibadahmu, sebagai korban yang berkenan kepada-KU, dan AKU akan menyemarakkan rumah keagungan-KU??
Dari ayat inilah Robert yakin, umat Islam adalah golongan yang diterima Tuhan. Sebab, dalam pandangan Kristen, orang Kedar dan Nebayot adalah keturunan nabi Ibrahim dari garis Ismail yang menganut Islam, tetapi ia belum memiliki nama aliran yang barusan ia temukan. Setelah berhari-hari melototi isi Al-Qur?an, ia berhenti pada surat 16:123. "Ikutilah agama Ibrahim seorang yang hanif" dari sinilah kemudian ia mengusung nama ?Islam-Hanif?, Islam yang lurus.
Bagaimana pandangan syariat selengkapnya ?
Robert punya jawaban singkat :
?Semua perilaku Nabi Ibrahin dan Muhammad saw adalah Islam Hanif.? Tapi, itu tak berarti sama persis seperti Islam, sebab hari suci dalam Islam Hanif versi Robert bukanlah Jum?at, melainkan Sabtu alias Sabath, sebagaimana juga dalam Kristen Advent.
Gampang diduga, ajaran Robert menuai pro dan kontra, bahkan juga di kalangan Kristen Advent sendiri. Menurut Tri Djoko Soewarso MA, Direktur Komunikasi Gereja Kristen Advent Indonesia Barat, pendeta Kristen Advent terbelah dua. Begitu pula sekitar 400 ribu pemeluk Advent di Indonesia, sebagian mendukung, sebagian menolak. Walau begitu, gereja Advent tidak melarang aktivitas Robert di gereja dan pertemuan jemaatnya. ?Pak Robert mencoba mewartakan ajaran Tuhan menurut versinya,? ujarnya.
Dukungan bagi Robert umumnya datang dari kelompok pendeta yang ?berpikiran maju.? Pendeta L. Situmorang dari gereja Masehi Hari Ketujuh di Jalan Dr. Saharjo, jakarta Pusat, misalnya, menyambut ajaran Robert secara terbuka. Ia menulis pernyataan resmi tertanggal 23-1-05 yang isinya membenarkan hasil kajian Robert. Salah satu butir penting dalam surat bermeterai itu langsung menohok ke Jantung Teologi Kristen:
?mengakui Muhammad adalah utusan Allah, Robert sendiri mengaku telah memiliki pengikut sekitar 500 orang ?.
Kini, sehari-hari Robert aktif mewartakan ?Islam Hanif? ke pelbagai penjuru negeri. Jadwal hariannya berkisar pada kegiatan gereja, pertemuan jemaat, termasuk berbagai seminar di dalam dan di luar negeri. Dan ia sama sekali tak menghiraukan cemooh dan penolakan. Toh, katanya, ?Semua nabi awalnya juga ditolak oleh umatnya?
Maka, Jika ke-hanif-an Robert diteruskan, bukan tak mungkin ia akan sampai pada ajaran tauhid. Apalagi jika ia merenungkan surat 3:67: ?Ibrahim bukanlah seorang Yahudi atau Nasrani, melainkan seorang hanif dan Muslim?
Selasa, 14 Juni 2011
paulus si nabi palsu
Semasa Yesus hidup di dunia sebagai nabi Allah, baginda pernah memberitahu kepada para pengikutnya suatu keterangan penting, yaitu bahwa akan datangnya beberapa Mesias palsu dan nabi-nabi palsu. Brkatalah Yesus seperti berikut:
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai namaku dan berkata ‘Akulah dia’ dan mereka akan menyesatkan ramai orang.” (Markus 13: 5-6)
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: ‘Lihat, Mesias ada di sini’, atau ‘Lihat, Mesias ada di sana’, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul sdan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-oang pilihan.” (Markus 13:21)
Paulus, atau nama Yahudinya, Saul (Kisah 13:9), lahir di Tarsus iaitu ibu kota Cicillia di Asia Minor. Ayahnya seorang Yahudi dari suku Benyamin, dan ibunya keturunan Romawi. Dia menjadi jemaat Kristen setelah mengaku bertemu dengan cahaya di langit yang k
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai namaku dan berkata ‘Akulah dia’ dan mereka akan menyesatkan ramai orang.” (Markus 13: 5-6)
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: ‘Lihat, Mesias ada di sini’, atau ‘Lihat, Mesias ada di sana’, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul sdan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-oang pilihan.” (Markus 13:21)
Paulus, atau nama Yahudinya, Saul (Kisah 13:9), lahir di Tarsus iaitu ibu kota Cicillia di Asia Minor. Ayahnya seorang Yahudi dari suku Benyamin, dan ibunya keturunan Romawi. Dia menjadi jemaat Kristen setelah mengaku bertemu dengan cahaya di langit yang k
onon namanya adalah Yesus (Kisah 9:3-7). Paulus inilah juga yang memiliki peranan terbesar dalam pembentukan dogma agama Kristian, antara lain 7 dogma di bawah ini.
1. Konsep Tuhan Anak
Menurut Paulus, Allah Bapa yang berada di syurga itu mempunya anak yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada dan segalanya dicipta melaluinya (1 Korintus 8:6; Kolose 1:5; 1 Timotius 2:5)
2. Inkarnasi
Menurut Paulus, Yesus telah melakukan inkarnasi di bumi melalui benih Daud (Roma 1:3-4; Galatia 4:4-5; Kolose 1:15; dan Ibrani 1:3). Dengan demikian, Paulus telah mendoktrinkan bahwa Yesus adalah anak Yusuf dan Maryam sebagaimana salasilah yang ditulis oleh Matius (Mat. 1:1-16).
Paulus mengatakan bahwa Yesus dalam wujudnya sebagai manusia berasal dari benih Daud (Roma 1:3). Jadi Paulus secara tidak langsung menuduh Yusuf dan Maryam bersetubuh hingga melahirkan Yesus.
3. Dosa Waris
Menurut Paulus, manusia ini sebenarnya hidup kekal di syurga, kerana kesalahan Adam, maka baginda diletakkan di bumi dan anak Adam mati. Dosa yang telah diperbuat oleh Adam itu terus dipikul oleh keturunannya (Roma 5:12-18; 1 Korintus 15:21-26).
4. Penyaliban dan Penebusan
Menurut Paulus, Yesus menyerahkan dirinya untuk berkorban hingga mati ditiang salib (1 Korintus 1:18-23; Roma 5:8; 1 Timotius 1:15). Pengorbanan Yesus adalah untuk menebus dosa manusia. Oleh kerana itu setiap orang harus beriman kepada penyaliban dan penebusan dosa ini, agar memperoleh hidup kekal dan kembali pada hari kemudian (Roma 5:18; 6:10-11; 2 Korintus 5:14; 1 Timotius 2:6).
5. Konsep Kebangkitan
Yesus bangkit dari kematian setelah dikubur selama tiga hari. Maka dari itu semua orang harus percaya bahwa Yesus telah bangkit dan hidup kekal. Siapa yang percaya akan memperoleh hidup yang kekal pula (Roma 6:4-18; 1 Korintus 15:17-20; 15:4; 2 Timotius 2:8).<
6. Tuhan Yesus
Setiap orang harus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9). Dengan adanya dasar dogma seperti ini, pada gilirannya melahirkan doktrin Trinitas yang menetapkan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus.
Dari semua konsep dogma agama yang telah diajarkan Paulus itu, ternyata hanya kebohongan belaka. Sebagaimana yang dikatakannya sendiri dalam suratnya kepada jemaat di Roma 3:7 seperti berikut:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)
Demikianlah Saul yang berganti nama menjadi Paulus setelah dia berhasil mengambil peranan dalam ajaran Yesus. Dia tidak pernah melihat Yesus dan tidak pernah bertemu dengan Yesus secara langsung, sebagaimana para murid (pengikut Yesus) yang lainnya, tapi dia mengatakan bahwa ia mempunyai hubungan langsung dengan Yesus, dengan demikian maka tidak ada hak bagi siapa saja untuk menentangnya terhadap ajaran-ajaran yang dikatakannya langsung diterima dari Almasih.
Kehadiran Paulus di tengah-tengah para Rasul adalah berkat jasa Barnabas, dan ini boleh kita pastikan bahawa Barnabas memiliki pengaruh yang sangat penting di kalangan para murid Yesus yang lainnya sehingga mereka mahu patuh terhadap keputusannya. Barangkali kerana alasan inilah dengan adanya kehidupan Barnabas dicatat dengan terperinci pada kitab Kisah Para Rasul. Sifat hubungan antara Barnabas dan Paulus ditunjukkan dalam Kisah 13:1-2 sebagai:
“Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada uhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang Kutentukan bagi mereka’.”
Dalam daftar para pengikut Yesus, Lukas menyebut Barnabas dalam urutan pertama dan Saul/Paulus dalam urutan terakhir.Kerana telah terpilih untuk bekerjasama, maka para rasul menyebar, dan Barnabas serta Paulus berangkat bersama Markus untuk menyebarkan ajaran Yesus di Yunani. Sementara James, putera Maria dari suami Yusuf, ditinggal sebagai ketua para pengikut Yesus, Peter juga tetap tinggal.
Dalam kitab kisah Rasul diceritakan, di samping mereka kadang-kadang dilempari batu d ibeberapa tempat, dua orang penyebar agama tersebut sangat berhasil. Reputasi mereka sebagai manusia-manusia pelayan Tuhan tersebar luas.
Ketika mereka sampai ke Lucaonia dan menyembuhkan seorang yang pincang, terdapat desas-desus bahwa dewa-dewa telah diturunkan kepada mereka dalam bentuk manusia. Mereka memanggil Barnabas dengan sebutan Jupiter dan Paulus dengan sebutan Mercuries. Kemudian para pendeta (penyembah) Jupiter membawa binatang ternak dan karangan bunga kepintu-pintu gerbang, dan akan melakukan pengorbanan bersama orang-orang banyak. Maka ketika para rasul tersebut, Barnabas dan Paulus, mendengar tentang hal tersebut, mereka mengoyakkan pakaian dan lari ke kumpulan orang yang sedang berteriak-teriak:
“Dan mereka berdua berkata :’Tuan-tuan, mengapa anda melakukan semua ini? Kami berdua juga manusia yang ingin membagi kasih dengan saudara, dan mengajarkan kepada anda tentang Tuhan Yang Maha Hidup yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu yang ada didalamnya’” (Kisah 14:15)
Jika reaksi dari penduduk Yunani adalah seperti ini (yang menganggap Barnabas dan Paulus sebagai dewa berupa manusia), maka hal ini menandakan bahwa kedua-duanya mengalami masalah dalam menyebarkan ajarannya. Seorang yang mengenali Yesus akan sangat mudah mengenali bahwa ajarannya merupakan sambungan dari ajaran Musa. Tetapi bagi kebanyakan penyembah berhala, ajaran ini dipandang baru dan aneh. Semua penyembah berhala, yang mengakui banyak dewa tetap mempercayai bahwa Tuhan itu beragam.
Bagi orang-orang Yunani, penggambaran tentang Yesus, sesuai dengan salah satu dewa mereka, dan mungkin sekali mereka siap untuk menerima ajaran Yesus dalam penggambaran seperti ini. Sebab bagi pemahaman mereka, tetap ada ruang untuk lebih dari satu.
Ajaran Yesus mengenai konsep tauhid adalah suatu bentuk penghapusan semua dewa-dewa yang berbagai-bagai itu. Ajaran inilah yang tidak dapat diterima oleh mereka. Bagi orang yang setulus dan seteguh Barnabas, tugas menciptakan cara hidup yang diajarkan Yesus di Yunani tanpa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pastilah sangat berat.
Bagi Paulus, yang telah memperlihatkan kecenderungannya merubah ajaran yang diketahuinya, melihat kesempatan untuk berdakwa dengan terlebih dahulu menggunakan kepercayaan orang-orang Yunani tersebut dan ditamsilkan ke dalam Yesus.
Saat itu Yunani telah menjadi sebahagian dari kekaisaran Romawi. Dewa-dewa Romawi banyak memiliki kemiripan dengan dewa-dewa yang dianut oleh orang Yunani.
Dan Paulus adalah orang yang sangat pandai memanfaatkan situasi, dia menyadari sepenuhnya keteguhan kepercayaan dalam agama Greeco-Roman (campuran Yunani dan Romawi) dari rakyat awam didalam kekaisaran Romawi tersebut. Jelas terlihat bahwa ia merasa tidak mungkin merubah cara ibadah mereka tanpa merubah ajaran Yesus.
Barnabas, di sisi lain sebagaimana tercatat dalam Matius 5:18, bahwa Yesus mengetahui bahwa penciptaanya/kelahirannya tidak menginginkan hukumnya dikurangi dan diubah sekecil mana pun. Untuk itu dia tetap berpegang teguh pada ajaran yang pernah diterima langsung olehnya. Akhirnya mereka berdua, Barnabas dan Paulus lebih banyak bersilang pendapat.
Tercatat dalam Kisah Rasul 15:39-40: “Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus.”
Sangat menarik untuk dikaji apabila Barnabas tercatat pada kisah Rasul, bahwa dia telah dipilih oleh Roh Kudus untuk menyebarkan ajaran Yesus, tetapi perkara ini ditolak oleh Paulus. Kedudukannya telah cukup kuat dan dia tidak perlu lagi bergantung pada Barnabas. Lebih jelas lagi, Paulus adalah warga negara Romawi dan boleh berbahasa Romawi, juga boleh berbahasa Yunani sebagai bahasa rasmi daerah kelahirannya, Tarsus. Surat-surat yang ditulisnya pada masa berikutnya kepada komuniti-komuniti Kristen di Yunani pastilah ditulis dalam bahasa ibundaya. Ini jelas apabila Paulus dapat pergi ke Yunani dan Itali tanpa mengalami kesulitan dalam bahasa. Barnabas pada masa yang sama, tidak pandai berbicara dalam kedua-dua bahasa tersebut. Markus yang boleh berbahasa Yunani, harus menyertainya pada perjalanan misi pertamanya ke Yunani sebagai penterjemah. Jika Barnabas pergi bersendirian, maka ia tidak akan boleh difahami. Oleh sebab itu penolakan Paulus untuk bepergian bersama Markus kerana khuatir akan terbongkar penyimpangan Paulus pada saat berdakwah, sehingga Barnabas akan mencegahnya.
Di dalam buku “History of Christianity in the Apostolic Age” (hal. 216, 231, 424-25), A.G Mc Giffert berkata:
“Barnabas … yang haknya untuk bekerja (menyebarkan agama) dikalangan orang-orang zuhud telah diakui di Yerusalem …(kemudian) ia harus kembali dan memisahkan dirinya dari mereka (orang-orang zuhud) sangatlah aneh. Barnabas tidak menyetujui doktrin Paulus tentang kebebasan orang-orang Kristen dari segala bentuk hukum (sebelumnya; agama Musa)… perpisahan Paulus dan Barnabas dinyatakan oleh penulis kitab kisah Rasul sebagai akibat dari pertikaian mereka yang menyangkut Markus.
Tetapi alasan sebenarnya jauh lebih dalam daripada alasan tersebut… orang yang paling dekat dengan Paulus dan sangat intim bergaul dengannya pada masa-masa awal karirnya sebagai orang Kristen adalah Barnabas, …yang merupakan seorang anggota dari gereja di yerusalem pada masa permulaan… persahabatannya sangat berarti bagi Paulus dan pasti memiliki andil dan pengaruh yang tidak kecil terhadap orang-orang Kristen. Barnabas bertindak sebagai pendukung Paulus dimasa awal. Padahal sebelumnya, Paulus adalah penyiksa orang-orang Kristen yang tak pernah terlupakan.
Perubahan sikap Barnabas terhadap Paulus hanya boleh terjadi sebagai akibat pengalaman-pengalamannya selama dia bersama dengan Paulus. Segala harapannya agar Paulus mengubah pandangannya dan benar-benar menjadi pengikut Yesus telah sirna. Barnabas telah menyedari kesalahan dalam tindakannya, maka dia pergi meninggalkan Paulus. Sebelum dia mencuba menyebarkan suatu ajaran, yang sebenarnya hanya ditujukan kepada orang-orang Zuhud tampaknya ia melihatnya sebagai suatu tujuan yang tepat. Tetapi setelah mencubanya, pengalaman membuktikan bahwa hal itu tidak mungkin.
Tampaknya pengalamannya di Antiokia jauh lebih berhasil kerana terdapat orang-orang zuhud yang datang kepada para pengikut Yesus dan meminta untuk diterima sebagai orang-orang Kristen. Tetapi ketika Barnabas dan Paulus datang ke Yunani, justru mereka berdua yang meminta orang-orang untuk menjadi Kristen. Tidak terdapat catatan tentang apa yang terjadi setelah Barnabas kembali ke Cyprus. Tetapi diketahui bahawa dia mati sebagai seorang syahid yang memegang teguh kepada ajaran Yesus.
Sekalipun terdapat bukti bahwa Barnabas diasingkan oleh sebahagian besar halaman-halaman Alkitab, tapi jelas terlihat bahwa dia telah menjadi bahagian tidak terpisahkan dalam sejarah Kristen dan jelas tidak boleh diabaikan begitu sahaja. Secara terang-terangan ia ingin menegaskan dan mengajarkan apa yang telah didengarnya dari yesus pada masa-masa awal sejarah gereja, pada saat sebagian orang yang paling dekat dengan yesus. Kesetiaan Barnabas terhadap Yesus diakui oleh teman-temannya maupun lawan-lawannya. Di rumah saudara perempuannya, Yesus melaksanakan jamuan paskah, dan tentunya rumah tersebut tetap menjadi tempat pertemuan bagi para pengikut Yesus setelah baginda menghilang.
Pengaruh Barnabas terhadap para murid Yesus dan pengikut lainnya telah dipastikan oleh Alkitab sendiri. Barnabas dipanggil sebagai seorang nabi, guru dan juga seorang murid Yesus oleh Lukas yang kesetiaannya kepada Paulus tidak diragukan lagi.
Setelah Barnabas kembali ke Cyprus, Paulus meneruskan misinya. Sekalipun ia telah cukup lama bergaul dengan orang-orang Kristen awal yang membuat ia bisa diterima dikalangan mereka, tapi ia menyadari kelemahan posisinya. Dia dipanggil murid Yesus, sekalipun ia mengaku memiliki akses kepada Yesus melalui wahyu, tetapi dia tetap memerlukan seseorang yang pernah hidup bersama Yesus untuk menyertainya dalam perjalanan-perjalanannya di kalangan orang-orang Gentile. Seorang teman yang merupakan saksi langsung kehidupan Yesus, akan memberikan kepadanya dukungan yang sangat bernilai dan bisa mendukung argumen-argumennya dengan kewibawaan tambahan. Untuk itu dia memujuk Petrus untuk bergabung dengannya.
Kedua orang yang dahulunya saling bermusuhan dengan tajam, dan sekarang bisa bersatu adalah suatu hal yang mengejutkan. Tetapi situasi telah berubah. Sekarang Paulus telah diterima oleh orang banyak sebagai seorang Kristian dan tidak lagi dipandang sebagai penyiksa.”
Sudah tepatlah apa yang telah dikatakan oleh Yesus dalam Injil Matius:
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata: ‘Akulah Mesias’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Matius 24:4-5)
Ramalan Yesus itu terbukti, bahwa ada orang mengaku Rasul yang diutus olehnya dengan mendapat bimbingan dari Roh Kudus. Tetapi rasul palsu ini mengajarkan dogma yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Sila anda buka dan teliti pertentangan antara ajaran Yesus dgn Paulus.
Beberapa contoh perbezaan ajaran Yesus dan Paulus:
- Yesus sunat (Lukas 2:21) tetapi Paulus melarang sunat (Roma 2:29; Galatia 5:2).
- Yesus menyuruh agar manusia mnyembah Allah, tetapi Paulus mempertuhankan Yesus.
- Yesus tdk pernah mengajarkn dosa waris pd manusia.Yesus mngajarkan orang untuk brtaubat sendiri, bukan pada dirinya, (Matius 18:1-3 dan Lukas 16:19-29). Di Alkitab tertulis bahawa seseorang itu tdk menaggung dosa orang lain (Matius 16:21 dan Yehezkiel 18:20). Pauluslah yg mngajarkan dosa waris (lihat Surat Paulus di Rum 5:12-15). Maka jelaslah bahwa “dosa waris” tidak prnh diajarkan Yesus tapi pelopornya adalah Paulus
1. Konsep Tuhan Anak
Menurut Paulus, Allah Bapa yang berada di syurga itu mempunya anak yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada dan segalanya dicipta melaluinya (1 Korintus 8:6; Kolose 1:5; 1 Timotius 2:5)
2. Inkarnasi
Menurut Paulus, Yesus telah melakukan inkarnasi di bumi melalui benih Daud (Roma 1:3-4; Galatia 4:4-5; Kolose 1:15; dan Ibrani 1:3). Dengan demikian, Paulus telah mendoktrinkan bahwa Yesus adalah anak Yusuf dan Maryam sebagaimana salasilah yang ditulis oleh Matius (Mat. 1:1-16).
Paulus mengatakan bahwa Yesus dalam wujudnya sebagai manusia berasal dari benih Daud (Roma 1:3). Jadi Paulus secara tidak langsung menuduh Yusuf dan Maryam bersetubuh hingga melahirkan Yesus.
3. Dosa Waris
Menurut Paulus, manusia ini sebenarnya hidup kekal di syurga, kerana kesalahan Adam, maka baginda diletakkan di bumi dan anak Adam mati. Dosa yang telah diperbuat oleh Adam itu terus dipikul oleh keturunannya (Roma 5:12-18; 1 Korintus 15:21-26).
4. Penyaliban dan Penebusan
Menurut Paulus, Yesus menyerahkan dirinya untuk berkorban hingga mati ditiang salib (1 Korintus 1:18-23; Roma 5:8; 1 Timotius 1:15). Pengorbanan Yesus adalah untuk menebus dosa manusia. Oleh kerana itu setiap orang harus beriman kepada penyaliban dan penebusan dosa ini, agar memperoleh hidup kekal dan kembali pada hari kemudian (Roma 5:18; 6:10-11; 2 Korintus 5:14; 1 Timotius 2:6).
5. Konsep Kebangkitan
Yesus bangkit dari kematian setelah dikubur selama tiga hari. Maka dari itu semua orang harus percaya bahwa Yesus telah bangkit dan hidup kekal. Siapa yang percaya akan memperoleh hidup yang kekal pula (Roma 6:4-18; 1 Korintus 15:17-20; 15:4; 2 Timotius 2:8).<
6. Tuhan Yesus
Setiap orang harus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9). Dengan adanya dasar dogma seperti ini, pada gilirannya melahirkan doktrin Trinitas yang menetapkan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus.
Dari semua konsep dogma agama yang telah diajarkan Paulus itu, ternyata hanya kebohongan belaka. Sebagaimana yang dikatakannya sendiri dalam suratnya kepada jemaat di Roma 3:7 seperti berikut:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)
Demikianlah Saul yang berganti nama menjadi Paulus setelah dia berhasil mengambil peranan dalam ajaran Yesus. Dia tidak pernah melihat Yesus dan tidak pernah bertemu dengan Yesus secara langsung, sebagaimana para murid (pengikut Yesus) yang lainnya, tapi dia mengatakan bahwa ia mempunyai hubungan langsung dengan Yesus, dengan demikian maka tidak ada hak bagi siapa saja untuk menentangnya terhadap ajaran-ajaran yang dikatakannya langsung diterima dari Almasih.
Kehadiran Paulus di tengah-tengah para Rasul adalah berkat jasa Barnabas, dan ini boleh kita pastikan bahawa Barnabas memiliki pengaruh yang sangat penting di kalangan para murid Yesus yang lainnya sehingga mereka mahu patuh terhadap keputusannya. Barangkali kerana alasan inilah dengan adanya kehidupan Barnabas dicatat dengan terperinci pada kitab Kisah Para Rasul. Sifat hubungan antara Barnabas dan Paulus ditunjukkan dalam Kisah 13:1-2 sebagai:
“Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada uhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang Kutentukan bagi mereka’.”
Dalam daftar para pengikut Yesus, Lukas menyebut Barnabas dalam urutan pertama dan Saul/Paulus dalam urutan terakhir.Kerana telah terpilih untuk bekerjasama, maka para rasul menyebar, dan Barnabas serta Paulus berangkat bersama Markus untuk menyebarkan ajaran Yesus di Yunani. Sementara James, putera Maria dari suami Yusuf, ditinggal sebagai ketua para pengikut Yesus, Peter juga tetap tinggal.
Dalam kitab kisah Rasul diceritakan, di samping mereka kadang-kadang dilempari batu d ibeberapa tempat, dua orang penyebar agama tersebut sangat berhasil. Reputasi mereka sebagai manusia-manusia pelayan Tuhan tersebar luas.
Ketika mereka sampai ke Lucaonia dan menyembuhkan seorang yang pincang, terdapat desas-desus bahwa dewa-dewa telah diturunkan kepada mereka dalam bentuk manusia. Mereka memanggil Barnabas dengan sebutan Jupiter dan Paulus dengan sebutan Mercuries. Kemudian para pendeta (penyembah) Jupiter membawa binatang ternak dan karangan bunga kepintu-pintu gerbang, dan akan melakukan pengorbanan bersama orang-orang banyak. Maka ketika para rasul tersebut, Barnabas dan Paulus, mendengar tentang hal tersebut, mereka mengoyakkan pakaian dan lari ke kumpulan orang yang sedang berteriak-teriak:
“Dan mereka berdua berkata :’Tuan-tuan, mengapa anda melakukan semua ini? Kami berdua juga manusia yang ingin membagi kasih dengan saudara, dan mengajarkan kepada anda tentang Tuhan Yang Maha Hidup yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu yang ada didalamnya’” (Kisah 14:15)
Jika reaksi dari penduduk Yunani adalah seperti ini (yang menganggap Barnabas dan Paulus sebagai dewa berupa manusia), maka hal ini menandakan bahwa kedua-duanya mengalami masalah dalam menyebarkan ajarannya. Seorang yang mengenali Yesus akan sangat mudah mengenali bahwa ajarannya merupakan sambungan dari ajaran Musa. Tetapi bagi kebanyakan penyembah berhala, ajaran ini dipandang baru dan aneh. Semua penyembah berhala, yang mengakui banyak dewa tetap mempercayai bahwa Tuhan itu beragam.
Bagi orang-orang Yunani, penggambaran tentang Yesus, sesuai dengan salah satu dewa mereka, dan mungkin sekali mereka siap untuk menerima ajaran Yesus dalam penggambaran seperti ini. Sebab bagi pemahaman mereka, tetap ada ruang untuk lebih dari satu.
Ajaran Yesus mengenai konsep tauhid adalah suatu bentuk penghapusan semua dewa-dewa yang berbagai-bagai itu. Ajaran inilah yang tidak dapat diterima oleh mereka. Bagi orang yang setulus dan seteguh Barnabas, tugas menciptakan cara hidup yang diajarkan Yesus di Yunani tanpa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pastilah sangat berat.
Bagi Paulus, yang telah memperlihatkan kecenderungannya merubah ajaran yang diketahuinya, melihat kesempatan untuk berdakwa dengan terlebih dahulu menggunakan kepercayaan orang-orang Yunani tersebut dan ditamsilkan ke dalam Yesus.
Saat itu Yunani telah menjadi sebahagian dari kekaisaran Romawi. Dewa-dewa Romawi banyak memiliki kemiripan dengan dewa-dewa yang dianut oleh orang Yunani.
Dan Paulus adalah orang yang sangat pandai memanfaatkan situasi, dia menyadari sepenuhnya keteguhan kepercayaan dalam agama Greeco-Roman (campuran Yunani dan Romawi) dari rakyat awam didalam kekaisaran Romawi tersebut. Jelas terlihat bahwa ia merasa tidak mungkin merubah cara ibadah mereka tanpa merubah ajaran Yesus.
Barnabas, di sisi lain sebagaimana tercatat dalam Matius 5:18, bahwa Yesus mengetahui bahwa penciptaanya/kelahirannya tidak menginginkan hukumnya dikurangi dan diubah sekecil mana pun. Untuk itu dia tetap berpegang teguh pada ajaran yang pernah diterima langsung olehnya. Akhirnya mereka berdua, Barnabas dan Paulus lebih banyak bersilang pendapat.
Tercatat dalam Kisah Rasul 15:39-40: “Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus.”
Sangat menarik untuk dikaji apabila Barnabas tercatat pada kisah Rasul, bahwa dia telah dipilih oleh Roh Kudus untuk menyebarkan ajaran Yesus, tetapi perkara ini ditolak oleh Paulus. Kedudukannya telah cukup kuat dan dia tidak perlu lagi bergantung pada Barnabas. Lebih jelas lagi, Paulus adalah warga negara Romawi dan boleh berbahasa Romawi, juga boleh berbahasa Yunani sebagai bahasa rasmi daerah kelahirannya, Tarsus. Surat-surat yang ditulisnya pada masa berikutnya kepada komuniti-komuniti Kristen di Yunani pastilah ditulis dalam bahasa ibundaya. Ini jelas apabila Paulus dapat pergi ke Yunani dan Itali tanpa mengalami kesulitan dalam bahasa. Barnabas pada masa yang sama, tidak pandai berbicara dalam kedua-dua bahasa tersebut. Markus yang boleh berbahasa Yunani, harus menyertainya pada perjalanan misi pertamanya ke Yunani sebagai penterjemah. Jika Barnabas pergi bersendirian, maka ia tidak akan boleh difahami. Oleh sebab itu penolakan Paulus untuk bepergian bersama Markus kerana khuatir akan terbongkar penyimpangan Paulus pada saat berdakwah, sehingga Barnabas akan mencegahnya.
Di dalam buku “History of Christianity in the Apostolic Age” (hal. 216, 231, 424-25), A.G Mc Giffert berkata:
“Barnabas … yang haknya untuk bekerja (menyebarkan agama) dikalangan orang-orang zuhud telah diakui di Yerusalem …(kemudian) ia harus kembali dan memisahkan dirinya dari mereka (orang-orang zuhud) sangatlah aneh. Barnabas tidak menyetujui doktrin Paulus tentang kebebasan orang-orang Kristen dari segala bentuk hukum (sebelumnya; agama Musa)… perpisahan Paulus dan Barnabas dinyatakan oleh penulis kitab kisah Rasul sebagai akibat dari pertikaian mereka yang menyangkut Markus.
Tetapi alasan sebenarnya jauh lebih dalam daripada alasan tersebut… orang yang paling dekat dengan Paulus dan sangat intim bergaul dengannya pada masa-masa awal karirnya sebagai orang Kristen adalah Barnabas, …yang merupakan seorang anggota dari gereja di yerusalem pada masa permulaan… persahabatannya sangat berarti bagi Paulus dan pasti memiliki andil dan pengaruh yang tidak kecil terhadap orang-orang Kristen. Barnabas bertindak sebagai pendukung Paulus dimasa awal. Padahal sebelumnya, Paulus adalah penyiksa orang-orang Kristen yang tak pernah terlupakan.
Perubahan sikap Barnabas terhadap Paulus hanya boleh terjadi sebagai akibat pengalaman-pengalamannya selama dia bersama dengan Paulus. Segala harapannya agar Paulus mengubah pandangannya dan benar-benar menjadi pengikut Yesus telah sirna. Barnabas telah menyedari kesalahan dalam tindakannya, maka dia pergi meninggalkan Paulus. Sebelum dia mencuba menyebarkan suatu ajaran, yang sebenarnya hanya ditujukan kepada orang-orang Zuhud tampaknya ia melihatnya sebagai suatu tujuan yang tepat. Tetapi setelah mencubanya, pengalaman membuktikan bahwa hal itu tidak mungkin.
Tampaknya pengalamannya di Antiokia jauh lebih berhasil kerana terdapat orang-orang zuhud yang datang kepada para pengikut Yesus dan meminta untuk diterima sebagai orang-orang Kristen. Tetapi ketika Barnabas dan Paulus datang ke Yunani, justru mereka berdua yang meminta orang-orang untuk menjadi Kristen. Tidak terdapat catatan tentang apa yang terjadi setelah Barnabas kembali ke Cyprus. Tetapi diketahui bahawa dia mati sebagai seorang syahid yang memegang teguh kepada ajaran Yesus.
Sekalipun terdapat bukti bahwa Barnabas diasingkan oleh sebahagian besar halaman-halaman Alkitab, tapi jelas terlihat bahwa dia telah menjadi bahagian tidak terpisahkan dalam sejarah Kristen dan jelas tidak boleh diabaikan begitu sahaja. Secara terang-terangan ia ingin menegaskan dan mengajarkan apa yang telah didengarnya dari yesus pada masa-masa awal sejarah gereja, pada saat sebagian orang yang paling dekat dengan yesus. Kesetiaan Barnabas terhadap Yesus diakui oleh teman-temannya maupun lawan-lawannya. Di rumah saudara perempuannya, Yesus melaksanakan jamuan paskah, dan tentunya rumah tersebut tetap menjadi tempat pertemuan bagi para pengikut Yesus setelah baginda menghilang.
Pengaruh Barnabas terhadap para murid Yesus dan pengikut lainnya telah dipastikan oleh Alkitab sendiri. Barnabas dipanggil sebagai seorang nabi, guru dan juga seorang murid Yesus oleh Lukas yang kesetiaannya kepada Paulus tidak diragukan lagi.
Setelah Barnabas kembali ke Cyprus, Paulus meneruskan misinya. Sekalipun ia telah cukup lama bergaul dengan orang-orang Kristen awal yang membuat ia bisa diterima dikalangan mereka, tapi ia menyadari kelemahan posisinya. Dia dipanggil murid Yesus, sekalipun ia mengaku memiliki akses kepada Yesus melalui wahyu, tetapi dia tetap memerlukan seseorang yang pernah hidup bersama Yesus untuk menyertainya dalam perjalanan-perjalanannya di kalangan orang-orang Gentile. Seorang teman yang merupakan saksi langsung kehidupan Yesus, akan memberikan kepadanya dukungan yang sangat bernilai dan bisa mendukung argumen-argumennya dengan kewibawaan tambahan. Untuk itu dia memujuk Petrus untuk bergabung dengannya.
Kedua orang yang dahulunya saling bermusuhan dengan tajam, dan sekarang bisa bersatu adalah suatu hal yang mengejutkan. Tetapi situasi telah berubah. Sekarang Paulus telah diterima oleh orang banyak sebagai seorang Kristian dan tidak lagi dipandang sebagai penyiksa.”
Sudah tepatlah apa yang telah dikatakan oleh Yesus dalam Injil Matius:
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata: ‘Akulah Mesias’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Matius 24:4-5)
Ramalan Yesus itu terbukti, bahwa ada orang mengaku Rasul yang diutus olehnya dengan mendapat bimbingan dari Roh Kudus. Tetapi rasul palsu ini mengajarkan dogma yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Sila anda buka dan teliti pertentangan antara ajaran Yesus dgn Paulus.
Beberapa contoh perbezaan ajaran Yesus dan Paulus:
- Yesus sunat (Lukas 2:21) tetapi Paulus melarang sunat (Roma 2:29; Galatia 5:2).
- Yesus menyuruh agar manusia mnyembah Allah, tetapi Paulus mempertuhankan Yesus.
- Yesus tdk pernah mengajarkn dosa waris pd manusia.Yesus mngajarkan orang untuk brtaubat sendiri, bukan pada dirinya, (Matius 18:1-3 dan Lukas 16:19-29). Di Alkitab tertulis bahawa seseorang itu tdk menaggung dosa orang lain (Matius 16:21 dan Yehezkiel 18:20). Pauluslah yg mngajarkan dosa waris (lihat Surat Paulus di Rum 5:12-15). Maka jelaslah bahwa “dosa waris” tidak prnh diajarkan Yesus tapi pelopornya adalah Paulus
Ajaran Yesus VS Ajaran Kristen
AJARAN YESUS YANG MURNI
Pada dasarnya ajaran ketauhidan adalah pokok seruan dakwah Yesus. Pengakuan bhwa hnya Allah SWT yang patut disembah oleh manusia telah tertera dengan jelas dalam Bibel-Perjanjian Baru, seperti tertera dalam ayat-ayat berikut:
"Dan iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya, dan berkata kepada-Nya: "Semua itu akan kuberikan kepada-Mu, jika Engkau sujud menyembah aku." Maka brkatalah Yesus kepadanya: "Enyahlah, iblis! Sebab ada tertulis: Engkau hrs mnyembah Tuhan, Allahmu dan hanya kepada Dia sajalah engkau berbakti." (Matius 4:8-10)
Dari ucapannya itu diakui dengan tegas, bahwa Allah itu satu, tiada sekutu bagi-Nya, dan Dia sajalah satu-satunya yang layak disembah.
"Lalu seorang ahli Taurat, yang mndengar Yesus dan orang-orang Saduki bersoal jawab dan tahu, bahwa Yesus memberi jawab yang tepat kepada orang-orang itu, datang kepada-Nya dan bertanya: "Hukum manakah yang paling utama?" Jawab Yesus: "Hukum yang terutama ialah: Dengarlah, hai, orang Israel, Tuhan Allah kita, Tuhan itu esa. Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Lalu kata ahli Taurat itu kepada Yesus: Tepat sekali, Guru, benar kata-Mu itu, bahwa Dia esa, bahwa tidak ada yang lain kecuali Dia." (Markus 12:28-33)
"Pada suatu kali berdirilah seorang ahli Taurat untuk mencoba Yesus, katanya: "Guru, apa yang harus kuperbuat untuk memperoleh hidup yang kekal?" Jawab Yesus kepadanya: "Apa yang tertulis dalam hukum Taurat? Apa yang kau baca di sana?" Jawab orang itu: "Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap kekuatanmu dan dengan segenap akal budimu, dan kasihilah sesama manusia seperti dirimu sendiri." Kata Yesus kepadanya: "Jawabmu itu benar, perbuatlah demikian maka engkau akan hidup." (Lukas 10:25-28)
"Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus." (Yohanes 17:3)
1. Sifat-sifat Allah
Sifat-sifat Allah dilukiskan sebagai zat yang perkasa dan tiada duanya, bahkan zat Yesus sendiri pun takkan bisa menandingi. Perjanjian Baru sendiri memberikan gambaran itu sebagai berikut:
"Raja segala jaman, Allah yang kekal, yang tak tampak, yang esa! Amin." (I Timotius 1:17)
"Sebab Allah kita adalah api yang menghanguskan." (Ibrani 12:29)
2. Tobat
Yesus senantiasa mengajarkan kepada bangsa Yahudi agar bertobat dan mohon ampun kepada Allah, karena tobat itu berguna untuk mencuci bersih dosa-dosa, seperti yang dikatakan dalam Perjanjian Baru:
"Sejak waktu itulah Yesus memberitahukan: "Bertobatlah, sebab kerajaan sorga sudah dekat." (Matius 4:17)
"Demikian juga akan ada suka cita di sorga karena satu orang berdosa bertobat, lebih daripada suka cita karena sembilan puluh sembilan orang benar yang tidak memerlukan pertobatan." (Lukas 15:7)
3. Jalan Keselamatan
Dalam Perjanjian Baru Yesus mengatakan bahwa amal kebajikan adalah jalan menuju keselamatan:
"Mengapa kamu berseru kepada-Ku: "Tuhan, Tuhan, padahal kamu tidak melakukan apa yang Aku katakan? Setiap orang yang datang kepada-Ku dan mendengarkan perkataan-Ku serta melakukannya, Aku akan menyatakan kepadamu dengan siapa ia dapat disamakan, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah; orang itu menggali dalam-dalam dan meletakkan dasarnya di atas batu. Ketika datang air bah dan banjir melanda rumah itu, rumah itu tidak dapat digoyahkan, karena rumah itu kokoh dibangun. Akan tetapi barangsiapa mendengar perkataan-Ku, tetapi tidak melakukannya, ia sama dengan seorang yang mendirikan rumah di atas tanah tanpa dasar. Ketika banjir melandanya, rumah itu segera rubuh dan hebatlah kerusakannya." (Lukas 6:46-49)
Anjuran melakukan amal kebajikan itu diserukan Yesus di mana-mana dan hampir setiap saat. Jejaknya yang nyata masih bisa dilihat pada ajaran Yakobus. Sayangnya, tentang Yakobus sendiri tidak terlalu banyak dibicarakan dalam Perjanjian Baru.
Ketika Yesus diutus, sebelumnya bangsa Yahudi sudah mempunyai kepercayaan bahwa Allah menghukum anak-anak karena dosa orang tuanya hingga ke generasi keempat. Tetapi dengan ajaran yang dibawanya, Yesus membantahnya dengan menekankan kecintaan Allah kepada hamba-hamba-Nya seperti perumpamaan kasih Bapa kepada anak-anaknya. Dengan demikian, jika Allah saja Maha Pemurah dan Maha Pengampun mengapa manusia masih mengada-adakan sesuatu yang tidak berdasar seperti dosa warisan. Yesus selalu mengajarkan kepada umatnya agar suka memberi maaf dan ampunan pada orang lain seperti tertera dalam:
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga. Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan memiliki bumi. Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan dipuaskan. Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan. Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah. Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang empunya kerajaan sorga." (Matius 5:3-10)
"Kemudian datanglah Petrus dan berkata kepada Yesus: "Tuhan, sampai berapa kali aku harus mengampuni saudaraku jika ia berbuat dosa terhadap aku? Sampai tujuh kali?" Yesus berkata kepadanya: "Bukan! Aku berkata padamu: Bukan sampai tujuh kali melainkan sampai tujuh puluh kali tujuh puluh." (Matius 18:21-22)
Yesus mengatakan bahwa amal kebaikan dan budi pekerti yang baik akan diterima di sisi Allah bila didasarkan pada keikhlasan dan kemurnian hati. Yaitu saat seseorang telah melakukannya semata-mata hanya karena ingin mengharap ridho dari Allah, bukan untuk mengharapkan imbalan bagi kepentingan golongannya atau agar bisa menambah harta kekayaannya, serta bukan pula untuk memaksa orang lain agar mengikuti jejaknya dan lain sebagainya. Pada masa itu yang menjadi sasaran risalah Yesus adalah masyarakat Yahudi yang terkenal dengan kerusakan akidahnya, seperti misalnya golongan rahib Yahudi yang mewajibkan setiap umat yang hendak melaksanakan ritual keagamaan agar membayar sejumlah tarif lebih dahulu kepada mereka.
"Ingatlah, jangan kamu melakukan kewajiban agamamu dihadapan orang supaya dilihat mereka, karena jika demikian, kamu tidak beroleh upah dari Bapamu yang di sorga. Jadi apabila engkau memberi sedekah, janganlah engkau mencanangkan hal itu, seperti yang dilakukan orang munafik di rumah-rumah ibadat dan di lorong-lorong, supaya mereka dipuji orang. Aku berkata kepadamu: "Sesungguhnya mereka sudah mendapat upahnya. Tetapi jika engkau memberi sedekah, janganlah diketahui tangan kirimu apa yang diperbuat tangan kananmu." (Matius 6:1-3)
Selain itu Yesus juga mengajarkan beberapa hal yang berkaitan dengan akhlak diantaranya adalah menganjurkan orang untuk membudidayakan rasa cinta, rahmat, persaudaraan, menghadapi perbuatan buruk dengan kebaikan, menghormati tetangga, berbudi luhur kepada kedua orang tua, menolong orang-orang lemah, fakir miskin, menjauhkan diri dari maksiat dan dosa, tidak pamrih, tidak congkak, dan tidak suka takabur. Ia mengatakan semua tindakan itu hendaknya didasarkan pada keikhlasan, semata-mata karena Allah, baik yang dilakukan secara terang-terangan maupun secara sembunyi-sembunyi.
Adapun yang berkaitan dengan peribadatan, Yesus amat menganjurkan kepada para pengikutnya agar menunaikan doa (sholat), puasa, dan zakat, meskipun tidak diuraikan secara terperinci dalam Perjanjian Baru.
AJARAN KRISTEN
Ajaran-ajaran yang telah diuraikan sebelumnya merupakan ajaran yang murni berasal dari Yesus. Lalu timbul pertanyaan, bagaimana halnya dengan akidah yang menjadi tradisi Kristen saat ini? Tentu saja itu semua diciptakan sendiri oleh mereka yang meneruskan ajaran Yesus tapi dengan cara yang menyimpang. Inilah yang akan kami bahas selanjutnya:
1. Inkarnasi
"Pada mulanya adalah Firman; Firman itu bersama-sama dengan Allah dan Firman itu adalah Allah. Ia pada mulanya bersama-sama dengan Allah." (Yohanes 1:1-3)
Dengan ungkapan itulah Yohanes memulai uraiannya tentang Yesus, kehidupan dan mukjizatnya di dalam Perjanjian Baru. Setelah perkataan itu, ia melanjutkan:
"Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih Karunia dari kebenaran." (Yohanes 1:14)
Arti dari ungkapan Yohanes ini adalah bahwa sifat firman ketuhanan sudah menjelma dalam jasad Yesus yang manusia itu. Ini bertujuan untuk menampakkan kecintaan-Nya kepada seluruh umat manusia dan untuk menyelamatkan mereka dari siksa kekal. Dalam hal ini Mauritius Relton menjelaskan:
"Kaum Katholik berkeyakinan, bahwa zat yang semula adalah Allah, menjelma menjadi manusia tanpa meninggalkan sifat-sifat ketuhanan-Nya. Artinya, Dia menjelma menjadi salah seorang seperti kita dengan wujud kita yang terbatas, waktu dan tempat. Ia tinggal di tengah-tengah kita untuk beberapa waktu lamanya."
Banyaknya ucapan-ucapan Yesus yang menekankan kerohanian yang mendalam rupanya telah disalahartikan oleh mereka. Diantaranya adalah:
a. "Sebab sesungguhnya kerajaan Allah ada di antara kamu." (Lukas 17:21)
b. "Aku dan Bapa adalah satu." (Yohanes 10:30)
c. "Barangsiapa percaya kepada-Ku, ia bukan percaya kepada-Ku, melainkan Dia yang telah mengutus Aku. Barangsiapa yang melihat Aku, ia melihat Dia, yang telah mengutus Aku." (Yohanes 12: 44-45)
Sayangnya umat Kristen tidak menafsirkan kalimat-kalimat itu dalam makna kiasan seperti yang seharusnya. Mereka menafsirkan kalimat-kalimat diatas dengan langsung mengatakan bahwa Yesus adalah Allah, dengan mengatakan:
a. "Ia dalam gambar Allah yang tidak kelihatan." (Kolose 1:15)
b. "Dalam rupa Allah." (Filipi 2:6)
Anehnya, meskipun umat Kristen berpegang teguh dengan prinsip yang mensifati Yesus dengan gelar ketuhanan, pada saat yang sama mereka juga membiarkan banyak kalimat dalam Perjanjian Baru yang menyatakan dengan tegas bahwa Yesus hanyalah seorang nabi atau utusan Allah, seperti yang tercantum dalam ayat-ayat berikut:
"Maka mereka mengangkat batu itu. Lalu Yesus menengadah ke atas dan berkata: "Bapa, Aku mengucap syukur kepada-Mu, karena Engkau telah mendengarkan Aku. Aku tahu, bahwa Engkau selalu mendengarkan Aku, tetapi oleh karena orang banyak yang berdiri di sini mengelilingi Aku, Aku mengatakan, supaya mereka percaya, bahwa Engkaulah yang telah mengutus Aku." (Yohanes 11:41-42)
"Sebab Aku berkata-kata bukan dari diriku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dia-lah yang memerintahkan Aku untuk mengatakan apa yang harus Aku katakan dan Aku sampaikan." (Yohanes 12:49)
"Barangsiapa yang menerima Aku, ia menerima Dia yang mengutus Aku" (Yohanes 13:20)
Yesus tidak pernah mengatakan bahwa dirinya adalah Tuhan atau Anak Tuhan. Yang ada hanya perumpamaan tentang Anak Tuhan, itu pun sudah menjadi ungkapan umum yang juga sering menjadi ungkapan para nabi dan orang-orang soleh lainnya di kalangan Yahudi.
2. Trinitas
Di antara umat Kristen sendiri sebetulnya ada perbedaan pendapat mengenai konsep trinitas ini. Ada yang berpendapat bahwa ketiga oknum, terdiri atas Bapa, Anak, dan Roh Kudus. Tetapi ada juga yang berpendapat ketiga oknum itu terdiri atas Bapa, Anak dan Maria sang perawan. Menurut mereka Allah adalah kumpulan dari semua itu.
Umat Kristen juga selalu berbeda pendapat tentang sifat ketiga oknum ini. Ada yang berkeyakinan bahwa semua itu adalah Tuhan yang zatnya sama tapi terdiri dari tiga oknum. Akan tetapi ada juga yang berpendapat bahwa tiap-tiap oknum adalah Tuhan dengan zatnya masing-masing.
Pater Agustine menguraikan tentang trinitas dengan menyatakan bahwa Bapa, Anak dan Roh Kudus merupakan satu kesatuan yang tidak dapat terbagi-bagi. Mereka adalah satu Tuhan meskipun Bapa melahirkan Anak. Oleh karena itu, Bapa bukan Anak, begitupun sebaliknya, akan tetapi roh Bapa dan roh Anak bersama-sama dan bersekutu dalam satu kesatuan.
Umat Kristen yakin bahwa Roh Kudus adalah sifat kehidupan dan cinta yang ada dalam Bapa dan Anak. Artinya, Bapa mencintai sifat ilmu yang diwariskan kepada Anak melalui pengalihan sifat ini, seperti halnya seorang anak mencintai ayahnya. Sifat ini dianggap sekuno Bapa dan Anak itu sendiri. Oleh karena itu ia mempunyai kedudukan sendiri dan disebut dengan Roh Kudus.
Umat Kristen sangat yakin bahwa ketiga oknum ini bersamaan dalam sifat dan kerjanya, padahal ini amat menyimpang jauh dari kebenaran. Bapa beranak dan Anak diperanakkan, sedangkan Roh Kudus diperanakkan dari percampuran kedua-Nya. Selain itu, di sini Bapa bertindak sebagai pencipta, Anak sebagai makhluk (manusia), dan Roh Kudus berfungsi sebagai pemberi hidup. Padahal dalam keberadaan-Nya, Bapa tidak membutuhkan Anak, tapi Anak membutuhkan Bapa. Jadi Bapa sebagai sebab dan Anak sebagai akibat. Sudah tentu antara keduanya memiliki jarak yang jauh. Ketiga oknum itu memiliki perbedaan, baik dalam sifat maupun dalam pekerjaannya. Dengan begitu, kebersamaan ketiganya dengan sendirinya tidak bisa dikatakan satu.
3. Penebusan Dosa
Penebusan dosa merupakan landasan dasar agama Kristen dewasa ini. Ide ini mengandung makna bahwa Yesus mati di salib untuk menebus dosa seluruh umat manusia. Dengan demikian, bagi umat Kristen Yesus merupakan sang penyelamat.
Dogma Kristen meyakini bahwa semua manusia dilahirkan dalam keadaan berdosa. Dosa itu diwariskan dari dosa yang dilakukan Adam dan Hawa serta berlaku kekal. Meski mengakui bahwa amal soleh sebagai penentu keselamatan dan kesesatan seseorang, namun umat Kristen terbentur pada vonis dosa warisan. Dalam pandangan mereka jika Allah menerima tobat seseorang hanya berdasarkan amal solehnya maka secara otomatis Allah dianggap tidak konsisten. Pasalnya, sifat Allah yang penuh kasih itu akan berbenturan dengan sifat keadilan-Nya. Dengan kasih-Nya Allah dapat memberikan keputusan untuk menyelamatkan manusia dari dosa-dosanya tetapi dengan keadilan-Nya Dia harus menghukum orang-orang yang menanggung dosa warisnya dari Adam dan H
awa. Karena sifat kasih dan adil ini tidak mungkin dipertemukan, sedangkan keselamatan umat manusia merupakan keharusan maka dari itu Allah kemudian mengorbankan Yesus, Anak-Nya yang suci bersih dari dosa, untuk menebus dosa-dosa itu. Dengan roh-Nya di kayu salib Dia membawa pergi semua dosa umat manusia, sekaligus menjadi penyelamat. Dengan begitu umat Kristen meyakini bahwa Yesus harus tersalib agar bisa menjadi pembebas bagi dosa-dosa anak Adam.
Sebetulnya semua usaha pembuktian ini timbul disebabkan karena mereka kurang paham terhadap sifat-sifat dan keputusan Allah. Mereka menafsirkan sifat-sifat Allah pada sifat-sifat dan keterbatasan manusiawi yang mereka miliki. Padahal Allah memiliki kasih sayang yang jauh lebih luas dari apa yang umat Kristen persangkakan pada-Nya. Dengan kata lain, kalau mereka mau menyadari, tanpa adanya dogma penebusan dosa pun kasih sayang Allah kepada manusia takkan berkurang hanya karena setitik kesalahan yang dilakukan oleh Adam dan Hawa.
Langganan:
Postingan (Atom)