Semasa Yesus hidup di dunia sebagai nabi Allah, baginda pernah memberitahu kepada para pengikutnya suatu keterangan penting, yaitu bahwa akan datangnya beberapa Mesias palsu dan nabi-nabi palsu. Brkatalah Yesus seperti berikut:
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai namaku dan berkata ‘Akulah dia’ dan mereka akan menyesatkan ramai orang.” (Markus 13: 5-6)
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: ‘Lihat, Mesias ada di sini’, atau ‘Lihat, Mesias ada di sana’, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul sdan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-oang pilihan.” (Markus 13:21)
Paulus, atau nama Yahudinya, Saul (Kisah 13:9), lahir di Tarsus iaitu ibu kota Cicillia di Asia Minor. Ayahnya seorang Yahudi dari suku Benyamin, dan ibunya keturunan Romawi. Dia menjadi jemaat Kristen setelah mengaku bertemu dengan cahaya di langit yang k
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Akan datang banyak orang dengan memakai namaku dan berkata ‘Akulah dia’ dan mereka akan menyesatkan ramai orang.” (Markus 13: 5-6)
Pada waktu itu jika orang berkata kepada kamu: ‘Lihat, Mesias ada di sini’, atau ‘Lihat, Mesias ada di sana’, jangan kamu percaya. Sebab Mesias-mesias palsu dan nabi-nabi palsu akan muncul sdan mereka akan mengadakan tanda-tanda dan mukjizat-mukjizat dengan maksud, sekiranya mungkin, menyesatkan orang-oang pilihan.” (Markus 13:21)
Paulus, atau nama Yahudinya, Saul (Kisah 13:9), lahir di Tarsus iaitu ibu kota Cicillia di Asia Minor. Ayahnya seorang Yahudi dari suku Benyamin, dan ibunya keturunan Romawi. Dia menjadi jemaat Kristen setelah mengaku bertemu dengan cahaya di langit yang k
onon namanya adalah Yesus (Kisah 9:3-7). Paulus inilah juga yang memiliki peranan terbesar dalam pembentukan dogma agama Kristian, antara lain 7 dogma di bawah ini.
1. Konsep Tuhan Anak
Menurut Paulus, Allah Bapa yang berada di syurga itu mempunya anak yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada dan segalanya dicipta melaluinya (1 Korintus 8:6; Kolose 1:5; 1 Timotius 2:5)
2. Inkarnasi
Menurut Paulus, Yesus telah melakukan inkarnasi di bumi melalui benih Daud (Roma 1:3-4; Galatia 4:4-5; Kolose 1:15; dan Ibrani 1:3). Dengan demikian, Paulus telah mendoktrinkan bahwa Yesus adalah anak Yusuf dan Maryam sebagaimana salasilah yang ditulis oleh Matius (Mat. 1:1-16).
Paulus mengatakan bahwa Yesus dalam wujudnya sebagai manusia berasal dari benih Daud (Roma 1:3). Jadi Paulus secara tidak langsung menuduh Yusuf dan Maryam bersetubuh hingga melahirkan Yesus.
3. Dosa Waris
Menurut Paulus, manusia ini sebenarnya hidup kekal di syurga, kerana kesalahan Adam, maka baginda diletakkan di bumi dan anak Adam mati. Dosa yang telah diperbuat oleh Adam itu terus dipikul oleh keturunannya (Roma 5:12-18; 1 Korintus 15:21-26).
4. Penyaliban dan Penebusan
Menurut Paulus, Yesus menyerahkan dirinya untuk berkorban hingga mati ditiang salib (1 Korintus 1:18-23; Roma 5:8; 1 Timotius 1:15). Pengorbanan Yesus adalah untuk menebus dosa manusia. Oleh kerana itu setiap orang harus beriman kepada penyaliban dan penebusan dosa ini, agar memperoleh hidup kekal dan kembali pada hari kemudian (Roma 5:18; 6:10-11; 2 Korintus 5:14; 1 Timotius 2:6).
5. Konsep Kebangkitan
Yesus bangkit dari kematian setelah dikubur selama tiga hari. Maka dari itu semua orang harus percaya bahwa Yesus telah bangkit dan hidup kekal. Siapa yang percaya akan memperoleh hidup yang kekal pula (Roma 6:4-18; 1 Korintus 15:17-20; 15:4; 2 Timotius 2:8).<
6. Tuhan Yesus
Setiap orang harus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9). Dengan adanya dasar dogma seperti ini, pada gilirannya melahirkan doktrin Trinitas yang menetapkan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus.
Dari semua konsep dogma agama yang telah diajarkan Paulus itu, ternyata hanya kebohongan belaka. Sebagaimana yang dikatakannya sendiri dalam suratnya kepada jemaat di Roma 3:7 seperti berikut:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)
Demikianlah Saul yang berganti nama menjadi Paulus setelah dia berhasil mengambil peranan dalam ajaran Yesus. Dia tidak pernah melihat Yesus dan tidak pernah bertemu dengan Yesus secara langsung, sebagaimana para murid (pengikut Yesus) yang lainnya, tapi dia mengatakan bahwa ia mempunyai hubungan langsung dengan Yesus, dengan demikian maka tidak ada hak bagi siapa saja untuk menentangnya terhadap ajaran-ajaran yang dikatakannya langsung diterima dari Almasih.
Kehadiran Paulus di tengah-tengah para Rasul adalah berkat jasa Barnabas, dan ini boleh kita pastikan bahawa Barnabas memiliki pengaruh yang sangat penting di kalangan para murid Yesus yang lainnya sehingga mereka mahu patuh terhadap keputusannya. Barangkali kerana alasan inilah dengan adanya kehidupan Barnabas dicatat dengan terperinci pada kitab Kisah Para Rasul. Sifat hubungan antara Barnabas dan Paulus ditunjukkan dalam Kisah 13:1-2 sebagai:
“Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada uhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang Kutentukan bagi mereka’.”
Dalam daftar para pengikut Yesus, Lukas menyebut Barnabas dalam urutan pertama dan Saul/Paulus dalam urutan terakhir.Kerana telah terpilih untuk bekerjasama, maka para rasul menyebar, dan Barnabas serta Paulus berangkat bersama Markus untuk menyebarkan ajaran Yesus di Yunani. Sementara James, putera Maria dari suami Yusuf, ditinggal sebagai ketua para pengikut Yesus, Peter juga tetap tinggal.
Dalam kitab kisah Rasul diceritakan, di samping mereka kadang-kadang dilempari batu d ibeberapa tempat, dua orang penyebar agama tersebut sangat berhasil. Reputasi mereka sebagai manusia-manusia pelayan Tuhan tersebar luas.
Ketika mereka sampai ke Lucaonia dan menyembuhkan seorang yang pincang, terdapat desas-desus bahwa dewa-dewa telah diturunkan kepada mereka dalam bentuk manusia. Mereka memanggil Barnabas dengan sebutan Jupiter dan Paulus dengan sebutan Mercuries. Kemudian para pendeta (penyembah) Jupiter membawa binatang ternak dan karangan bunga kepintu-pintu gerbang, dan akan melakukan pengorbanan bersama orang-orang banyak. Maka ketika para rasul tersebut, Barnabas dan Paulus, mendengar tentang hal tersebut, mereka mengoyakkan pakaian dan lari ke kumpulan orang yang sedang berteriak-teriak:
“Dan mereka berdua berkata :’Tuan-tuan, mengapa anda melakukan semua ini? Kami berdua juga manusia yang ingin membagi kasih dengan saudara, dan mengajarkan kepada anda tentang Tuhan Yang Maha Hidup yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu yang ada didalamnya’” (Kisah 14:15)
Jika reaksi dari penduduk Yunani adalah seperti ini (yang menganggap Barnabas dan Paulus sebagai dewa berupa manusia), maka hal ini menandakan bahwa kedua-duanya mengalami masalah dalam menyebarkan ajarannya. Seorang yang mengenali Yesus akan sangat mudah mengenali bahwa ajarannya merupakan sambungan dari ajaran Musa. Tetapi bagi kebanyakan penyembah berhala, ajaran ini dipandang baru dan aneh. Semua penyembah berhala, yang mengakui banyak dewa tetap mempercayai bahwa Tuhan itu beragam.
Bagi orang-orang Yunani, penggambaran tentang Yesus, sesuai dengan salah satu dewa mereka, dan mungkin sekali mereka siap untuk menerima ajaran Yesus dalam penggambaran seperti ini. Sebab bagi pemahaman mereka, tetap ada ruang untuk lebih dari satu.
Ajaran Yesus mengenai konsep tauhid adalah suatu bentuk penghapusan semua dewa-dewa yang berbagai-bagai itu. Ajaran inilah yang tidak dapat diterima oleh mereka. Bagi orang yang setulus dan seteguh Barnabas, tugas menciptakan cara hidup yang diajarkan Yesus di Yunani tanpa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pastilah sangat berat.
Bagi Paulus, yang telah memperlihatkan kecenderungannya merubah ajaran yang diketahuinya, melihat kesempatan untuk berdakwa dengan terlebih dahulu menggunakan kepercayaan orang-orang Yunani tersebut dan ditamsilkan ke dalam Yesus.
Saat itu Yunani telah menjadi sebahagian dari kekaisaran Romawi. Dewa-dewa Romawi banyak memiliki kemiripan dengan dewa-dewa yang dianut oleh orang Yunani.
Dan Paulus adalah orang yang sangat pandai memanfaatkan situasi, dia menyadari sepenuhnya keteguhan kepercayaan dalam agama Greeco-Roman (campuran Yunani dan Romawi) dari rakyat awam didalam kekaisaran Romawi tersebut. Jelas terlihat bahwa ia merasa tidak mungkin merubah cara ibadah mereka tanpa merubah ajaran Yesus.
Barnabas, di sisi lain sebagaimana tercatat dalam Matius 5:18, bahwa Yesus mengetahui bahwa penciptaanya/kelahirannya tidak menginginkan hukumnya dikurangi dan diubah sekecil mana pun. Untuk itu dia tetap berpegang teguh pada ajaran yang pernah diterima langsung olehnya. Akhirnya mereka berdua, Barnabas dan Paulus lebih banyak bersilang pendapat.
Tercatat dalam Kisah Rasul 15:39-40: “Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus.”
Sangat menarik untuk dikaji apabila Barnabas tercatat pada kisah Rasul, bahwa dia telah dipilih oleh Roh Kudus untuk menyebarkan ajaran Yesus, tetapi perkara ini ditolak oleh Paulus. Kedudukannya telah cukup kuat dan dia tidak perlu lagi bergantung pada Barnabas. Lebih jelas lagi, Paulus adalah warga negara Romawi dan boleh berbahasa Romawi, juga boleh berbahasa Yunani sebagai bahasa rasmi daerah kelahirannya, Tarsus. Surat-surat yang ditulisnya pada masa berikutnya kepada komuniti-komuniti Kristen di Yunani pastilah ditulis dalam bahasa ibundaya. Ini jelas apabila Paulus dapat pergi ke Yunani dan Itali tanpa mengalami kesulitan dalam bahasa. Barnabas pada masa yang sama, tidak pandai berbicara dalam kedua-dua bahasa tersebut. Markus yang boleh berbahasa Yunani, harus menyertainya pada perjalanan misi pertamanya ke Yunani sebagai penterjemah. Jika Barnabas pergi bersendirian, maka ia tidak akan boleh difahami. Oleh sebab itu penolakan Paulus untuk bepergian bersama Markus kerana khuatir akan terbongkar penyimpangan Paulus pada saat berdakwah, sehingga Barnabas akan mencegahnya.
Di dalam buku “History of Christianity in the Apostolic Age” (hal. 216, 231, 424-25), A.G Mc Giffert berkata:
“Barnabas … yang haknya untuk bekerja (menyebarkan agama) dikalangan orang-orang zuhud telah diakui di Yerusalem …(kemudian) ia harus kembali dan memisahkan dirinya dari mereka (orang-orang zuhud) sangatlah aneh. Barnabas tidak menyetujui doktrin Paulus tentang kebebasan orang-orang Kristen dari segala bentuk hukum (sebelumnya; agama Musa)… perpisahan Paulus dan Barnabas dinyatakan oleh penulis kitab kisah Rasul sebagai akibat dari pertikaian mereka yang menyangkut Markus.
Tetapi alasan sebenarnya jauh lebih dalam daripada alasan tersebut… orang yang paling dekat dengan Paulus dan sangat intim bergaul dengannya pada masa-masa awal karirnya sebagai orang Kristen adalah Barnabas, …yang merupakan seorang anggota dari gereja di yerusalem pada masa permulaan… persahabatannya sangat berarti bagi Paulus dan pasti memiliki andil dan pengaruh yang tidak kecil terhadap orang-orang Kristen. Barnabas bertindak sebagai pendukung Paulus dimasa awal. Padahal sebelumnya, Paulus adalah penyiksa orang-orang Kristen yang tak pernah terlupakan.
Perubahan sikap Barnabas terhadap Paulus hanya boleh terjadi sebagai akibat pengalaman-pengalamannya selama dia bersama dengan Paulus. Segala harapannya agar Paulus mengubah pandangannya dan benar-benar menjadi pengikut Yesus telah sirna. Barnabas telah menyedari kesalahan dalam tindakannya, maka dia pergi meninggalkan Paulus. Sebelum dia mencuba menyebarkan suatu ajaran, yang sebenarnya hanya ditujukan kepada orang-orang Zuhud tampaknya ia melihatnya sebagai suatu tujuan yang tepat. Tetapi setelah mencubanya, pengalaman membuktikan bahwa hal itu tidak mungkin.
Tampaknya pengalamannya di Antiokia jauh lebih berhasil kerana terdapat orang-orang zuhud yang datang kepada para pengikut Yesus dan meminta untuk diterima sebagai orang-orang Kristen. Tetapi ketika Barnabas dan Paulus datang ke Yunani, justru mereka berdua yang meminta orang-orang untuk menjadi Kristen. Tidak terdapat catatan tentang apa yang terjadi setelah Barnabas kembali ke Cyprus. Tetapi diketahui bahawa dia mati sebagai seorang syahid yang memegang teguh kepada ajaran Yesus.
Sekalipun terdapat bukti bahwa Barnabas diasingkan oleh sebahagian besar halaman-halaman Alkitab, tapi jelas terlihat bahwa dia telah menjadi bahagian tidak terpisahkan dalam sejarah Kristen dan jelas tidak boleh diabaikan begitu sahaja. Secara terang-terangan ia ingin menegaskan dan mengajarkan apa yang telah didengarnya dari yesus pada masa-masa awal sejarah gereja, pada saat sebagian orang yang paling dekat dengan yesus. Kesetiaan Barnabas terhadap Yesus diakui oleh teman-temannya maupun lawan-lawannya. Di rumah saudara perempuannya, Yesus melaksanakan jamuan paskah, dan tentunya rumah tersebut tetap menjadi tempat pertemuan bagi para pengikut Yesus setelah baginda menghilang.
Pengaruh Barnabas terhadap para murid Yesus dan pengikut lainnya telah dipastikan oleh Alkitab sendiri. Barnabas dipanggil sebagai seorang nabi, guru dan juga seorang murid Yesus oleh Lukas yang kesetiaannya kepada Paulus tidak diragukan lagi.
Setelah Barnabas kembali ke Cyprus, Paulus meneruskan misinya. Sekalipun ia telah cukup lama bergaul dengan orang-orang Kristen awal yang membuat ia bisa diterima dikalangan mereka, tapi ia menyadari kelemahan posisinya. Dia dipanggil murid Yesus, sekalipun ia mengaku memiliki akses kepada Yesus melalui wahyu, tetapi dia tetap memerlukan seseorang yang pernah hidup bersama Yesus untuk menyertainya dalam perjalanan-perjalanannya di kalangan orang-orang Gentile. Seorang teman yang merupakan saksi langsung kehidupan Yesus, akan memberikan kepadanya dukungan yang sangat bernilai dan bisa mendukung argumen-argumennya dengan kewibawaan tambahan. Untuk itu dia memujuk Petrus untuk bergabung dengannya.
Kedua orang yang dahulunya saling bermusuhan dengan tajam, dan sekarang bisa bersatu adalah suatu hal yang mengejutkan. Tetapi situasi telah berubah. Sekarang Paulus telah diterima oleh orang banyak sebagai seorang Kristian dan tidak lagi dipandang sebagai penyiksa.”
Sudah tepatlah apa yang telah dikatakan oleh Yesus dalam Injil Matius:
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata: ‘Akulah Mesias’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Matius 24:4-5)
Ramalan Yesus itu terbukti, bahwa ada orang mengaku Rasul yang diutus olehnya dengan mendapat bimbingan dari Roh Kudus. Tetapi rasul palsu ini mengajarkan dogma yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Sila anda buka dan teliti pertentangan antara ajaran Yesus dgn Paulus.
Beberapa contoh perbezaan ajaran Yesus dan Paulus:
- Yesus sunat (Lukas 2:21) tetapi Paulus melarang sunat (Roma 2:29; Galatia 5:2).
- Yesus menyuruh agar manusia mnyembah Allah, tetapi Paulus mempertuhankan Yesus.
- Yesus tdk pernah mengajarkn dosa waris pd manusia.Yesus mngajarkan orang untuk brtaubat sendiri, bukan pada dirinya, (Matius 18:1-3 dan Lukas 16:19-29). Di Alkitab tertulis bahawa seseorang itu tdk menaggung dosa orang lain (Matius 16:21 dan Yehezkiel 18:20). Pauluslah yg mngajarkan dosa waris (lihat Surat Paulus di Rum 5:12-15). Maka jelaslah bahwa “dosa waris” tidak prnh diajarkan Yesus tapi pelopornya adalah Paulus
1. Konsep Tuhan Anak
Menurut Paulus, Allah Bapa yang berada di syurga itu mempunya anak yang sudah ada sebelum segala sesuatu ada dan segalanya dicipta melaluinya (1 Korintus 8:6; Kolose 1:5; 1 Timotius 2:5)
2. Inkarnasi
Menurut Paulus, Yesus telah melakukan inkarnasi di bumi melalui benih Daud (Roma 1:3-4; Galatia 4:4-5; Kolose 1:15; dan Ibrani 1:3). Dengan demikian, Paulus telah mendoktrinkan bahwa Yesus adalah anak Yusuf dan Maryam sebagaimana salasilah yang ditulis oleh Matius (Mat. 1:1-16).
Paulus mengatakan bahwa Yesus dalam wujudnya sebagai manusia berasal dari benih Daud (Roma 1:3). Jadi Paulus secara tidak langsung menuduh Yusuf dan Maryam bersetubuh hingga melahirkan Yesus.
3. Dosa Waris
Menurut Paulus, manusia ini sebenarnya hidup kekal di syurga, kerana kesalahan Adam, maka baginda diletakkan di bumi dan anak Adam mati. Dosa yang telah diperbuat oleh Adam itu terus dipikul oleh keturunannya (Roma 5:12-18; 1 Korintus 15:21-26).
4. Penyaliban dan Penebusan
Menurut Paulus, Yesus menyerahkan dirinya untuk berkorban hingga mati ditiang salib (1 Korintus 1:18-23; Roma 5:8; 1 Timotius 1:15). Pengorbanan Yesus adalah untuk menebus dosa manusia. Oleh kerana itu setiap orang harus beriman kepada penyaliban dan penebusan dosa ini, agar memperoleh hidup kekal dan kembali pada hari kemudian (Roma 5:18; 6:10-11; 2 Korintus 5:14; 1 Timotius 2:6).
5. Konsep Kebangkitan
Yesus bangkit dari kematian setelah dikubur selama tiga hari. Maka dari itu semua orang harus percaya bahwa Yesus telah bangkit dan hidup kekal. Siapa yang percaya akan memperoleh hidup yang kekal pula (Roma 6:4-18; 1 Korintus 15:17-20; 15:4; 2 Timotius 2:8).<
6. Tuhan Yesus
Setiap orang harus yakin bahwa Yesus adalah Tuhan (Roma 10:9). Dengan adanya dasar dogma seperti ini, pada gilirannya melahirkan doktrin Trinitas yang menetapkan bahwa Tuhan terdiri dari 3 oknum, Allah Bapa, Allah Anak dan Roh Kudus.
Dari semua konsep dogma agama yang telah diajarkan Paulus itu, ternyata hanya kebohongan belaka. Sebagaimana yang dikatakannya sendiri dalam suratnya kepada jemaat di Roma 3:7 seperti berikut:
“Tetapi jika kebenaran Allah oleh dustaku semakin melimpah bagi kemuliaan-Nya, mengapa aku masih dihakimi lagi sebagai orang berdosa?” (Roma 3:7)
Demikianlah Saul yang berganti nama menjadi Paulus setelah dia berhasil mengambil peranan dalam ajaran Yesus. Dia tidak pernah melihat Yesus dan tidak pernah bertemu dengan Yesus secara langsung, sebagaimana para murid (pengikut Yesus) yang lainnya, tapi dia mengatakan bahwa ia mempunyai hubungan langsung dengan Yesus, dengan demikian maka tidak ada hak bagi siapa saja untuk menentangnya terhadap ajaran-ajaran yang dikatakannya langsung diterima dari Almasih.
Kehadiran Paulus di tengah-tengah para Rasul adalah berkat jasa Barnabas, dan ini boleh kita pastikan bahawa Barnabas memiliki pengaruh yang sangat penting di kalangan para murid Yesus yang lainnya sehingga mereka mahu patuh terhadap keputusannya. Barangkali kerana alasan inilah dengan adanya kehidupan Barnabas dicatat dengan terperinci pada kitab Kisah Para Rasul. Sifat hubungan antara Barnabas dan Paulus ditunjukkan dalam Kisah 13:1-2 sebagai:
“Pada waktu itu dalam jemaat di Antiokhia ada beberapa nabi dan pengajar, yaitu: Barnabas dan Simeon yang disebut Niger, dan Lukius orang Kirene, dan Menahem yang diasuh bersama dengan raja wilayah Herodes, dan Saulus. Pada suatu hari ketika mereka beribadah kepada uhan dan berpuasa, berkatalah Roh Kudus: ‘Khususkanlah Barnabas dan Saulus bagi-Ku untuk tugas yang Kutentukan bagi mereka’.”
Dalam daftar para pengikut Yesus, Lukas menyebut Barnabas dalam urutan pertama dan Saul/Paulus dalam urutan terakhir.Kerana telah terpilih untuk bekerjasama, maka para rasul menyebar, dan Barnabas serta Paulus berangkat bersama Markus untuk menyebarkan ajaran Yesus di Yunani. Sementara James, putera Maria dari suami Yusuf, ditinggal sebagai ketua para pengikut Yesus, Peter juga tetap tinggal.
Dalam kitab kisah Rasul diceritakan, di samping mereka kadang-kadang dilempari batu d ibeberapa tempat, dua orang penyebar agama tersebut sangat berhasil. Reputasi mereka sebagai manusia-manusia pelayan Tuhan tersebar luas.
Ketika mereka sampai ke Lucaonia dan menyembuhkan seorang yang pincang, terdapat desas-desus bahwa dewa-dewa telah diturunkan kepada mereka dalam bentuk manusia. Mereka memanggil Barnabas dengan sebutan Jupiter dan Paulus dengan sebutan Mercuries. Kemudian para pendeta (penyembah) Jupiter membawa binatang ternak dan karangan bunga kepintu-pintu gerbang, dan akan melakukan pengorbanan bersama orang-orang banyak. Maka ketika para rasul tersebut, Barnabas dan Paulus, mendengar tentang hal tersebut, mereka mengoyakkan pakaian dan lari ke kumpulan orang yang sedang berteriak-teriak:
“Dan mereka berdua berkata :’Tuan-tuan, mengapa anda melakukan semua ini? Kami berdua juga manusia yang ingin membagi kasih dengan saudara, dan mengajarkan kepada anda tentang Tuhan Yang Maha Hidup yang telah menciptakan langit dan bumi, laut dan segala sesuatu yang ada didalamnya’” (Kisah 14:15)
Jika reaksi dari penduduk Yunani adalah seperti ini (yang menganggap Barnabas dan Paulus sebagai dewa berupa manusia), maka hal ini menandakan bahwa kedua-duanya mengalami masalah dalam menyebarkan ajarannya. Seorang yang mengenali Yesus akan sangat mudah mengenali bahwa ajarannya merupakan sambungan dari ajaran Musa. Tetapi bagi kebanyakan penyembah berhala, ajaran ini dipandang baru dan aneh. Semua penyembah berhala, yang mengakui banyak dewa tetap mempercayai bahwa Tuhan itu beragam.
Bagi orang-orang Yunani, penggambaran tentang Yesus, sesuai dengan salah satu dewa mereka, dan mungkin sekali mereka siap untuk menerima ajaran Yesus dalam penggambaran seperti ini. Sebab bagi pemahaman mereka, tetap ada ruang untuk lebih dari satu.
Ajaran Yesus mengenai konsep tauhid adalah suatu bentuk penghapusan semua dewa-dewa yang berbagai-bagai itu. Ajaran inilah yang tidak dapat diterima oleh mereka. Bagi orang yang setulus dan seteguh Barnabas, tugas menciptakan cara hidup yang diajarkan Yesus di Yunani tanpa menyesuaikan diri dengan lingkungannya, pastilah sangat berat.
Bagi Paulus, yang telah memperlihatkan kecenderungannya merubah ajaran yang diketahuinya, melihat kesempatan untuk berdakwa dengan terlebih dahulu menggunakan kepercayaan orang-orang Yunani tersebut dan ditamsilkan ke dalam Yesus.
Saat itu Yunani telah menjadi sebahagian dari kekaisaran Romawi. Dewa-dewa Romawi banyak memiliki kemiripan dengan dewa-dewa yang dianut oleh orang Yunani.
Dan Paulus adalah orang yang sangat pandai memanfaatkan situasi, dia menyadari sepenuhnya keteguhan kepercayaan dalam agama Greeco-Roman (campuran Yunani dan Romawi) dari rakyat awam didalam kekaisaran Romawi tersebut. Jelas terlihat bahwa ia merasa tidak mungkin merubah cara ibadah mereka tanpa merubah ajaran Yesus.
Barnabas, di sisi lain sebagaimana tercatat dalam Matius 5:18, bahwa Yesus mengetahui bahwa penciptaanya/kelahirannya tidak menginginkan hukumnya dikurangi dan diubah sekecil mana pun. Untuk itu dia tetap berpegang teguh pada ajaran yang pernah diterima langsung olehnya. Akhirnya mereka berdua, Barnabas dan Paulus lebih banyak bersilang pendapat.
Tercatat dalam Kisah Rasul 15:39-40: “Hal itu menimbulkan perselisihan yang tajam, sehingga mereka berpisah dan Barnabas membawa Markus berlayar ke Siprus.”
Sangat menarik untuk dikaji apabila Barnabas tercatat pada kisah Rasul, bahwa dia telah dipilih oleh Roh Kudus untuk menyebarkan ajaran Yesus, tetapi perkara ini ditolak oleh Paulus. Kedudukannya telah cukup kuat dan dia tidak perlu lagi bergantung pada Barnabas. Lebih jelas lagi, Paulus adalah warga negara Romawi dan boleh berbahasa Romawi, juga boleh berbahasa Yunani sebagai bahasa rasmi daerah kelahirannya, Tarsus. Surat-surat yang ditulisnya pada masa berikutnya kepada komuniti-komuniti Kristen di Yunani pastilah ditulis dalam bahasa ibundaya. Ini jelas apabila Paulus dapat pergi ke Yunani dan Itali tanpa mengalami kesulitan dalam bahasa. Barnabas pada masa yang sama, tidak pandai berbicara dalam kedua-dua bahasa tersebut. Markus yang boleh berbahasa Yunani, harus menyertainya pada perjalanan misi pertamanya ke Yunani sebagai penterjemah. Jika Barnabas pergi bersendirian, maka ia tidak akan boleh difahami. Oleh sebab itu penolakan Paulus untuk bepergian bersama Markus kerana khuatir akan terbongkar penyimpangan Paulus pada saat berdakwah, sehingga Barnabas akan mencegahnya.
Di dalam buku “History of Christianity in the Apostolic Age” (hal. 216, 231, 424-25), A.G Mc Giffert berkata:
“Barnabas … yang haknya untuk bekerja (menyebarkan agama) dikalangan orang-orang zuhud telah diakui di Yerusalem …(kemudian) ia harus kembali dan memisahkan dirinya dari mereka (orang-orang zuhud) sangatlah aneh. Barnabas tidak menyetujui doktrin Paulus tentang kebebasan orang-orang Kristen dari segala bentuk hukum (sebelumnya; agama Musa)… perpisahan Paulus dan Barnabas dinyatakan oleh penulis kitab kisah Rasul sebagai akibat dari pertikaian mereka yang menyangkut Markus.
Tetapi alasan sebenarnya jauh lebih dalam daripada alasan tersebut… orang yang paling dekat dengan Paulus dan sangat intim bergaul dengannya pada masa-masa awal karirnya sebagai orang Kristen adalah Barnabas, …yang merupakan seorang anggota dari gereja di yerusalem pada masa permulaan… persahabatannya sangat berarti bagi Paulus dan pasti memiliki andil dan pengaruh yang tidak kecil terhadap orang-orang Kristen. Barnabas bertindak sebagai pendukung Paulus dimasa awal. Padahal sebelumnya, Paulus adalah penyiksa orang-orang Kristen yang tak pernah terlupakan.
Perubahan sikap Barnabas terhadap Paulus hanya boleh terjadi sebagai akibat pengalaman-pengalamannya selama dia bersama dengan Paulus. Segala harapannya agar Paulus mengubah pandangannya dan benar-benar menjadi pengikut Yesus telah sirna. Barnabas telah menyedari kesalahan dalam tindakannya, maka dia pergi meninggalkan Paulus. Sebelum dia mencuba menyebarkan suatu ajaran, yang sebenarnya hanya ditujukan kepada orang-orang Zuhud tampaknya ia melihatnya sebagai suatu tujuan yang tepat. Tetapi setelah mencubanya, pengalaman membuktikan bahwa hal itu tidak mungkin.
Tampaknya pengalamannya di Antiokia jauh lebih berhasil kerana terdapat orang-orang zuhud yang datang kepada para pengikut Yesus dan meminta untuk diterima sebagai orang-orang Kristen. Tetapi ketika Barnabas dan Paulus datang ke Yunani, justru mereka berdua yang meminta orang-orang untuk menjadi Kristen. Tidak terdapat catatan tentang apa yang terjadi setelah Barnabas kembali ke Cyprus. Tetapi diketahui bahawa dia mati sebagai seorang syahid yang memegang teguh kepada ajaran Yesus.
Sekalipun terdapat bukti bahwa Barnabas diasingkan oleh sebahagian besar halaman-halaman Alkitab, tapi jelas terlihat bahwa dia telah menjadi bahagian tidak terpisahkan dalam sejarah Kristen dan jelas tidak boleh diabaikan begitu sahaja. Secara terang-terangan ia ingin menegaskan dan mengajarkan apa yang telah didengarnya dari yesus pada masa-masa awal sejarah gereja, pada saat sebagian orang yang paling dekat dengan yesus. Kesetiaan Barnabas terhadap Yesus diakui oleh teman-temannya maupun lawan-lawannya. Di rumah saudara perempuannya, Yesus melaksanakan jamuan paskah, dan tentunya rumah tersebut tetap menjadi tempat pertemuan bagi para pengikut Yesus setelah baginda menghilang.
Pengaruh Barnabas terhadap para murid Yesus dan pengikut lainnya telah dipastikan oleh Alkitab sendiri. Barnabas dipanggil sebagai seorang nabi, guru dan juga seorang murid Yesus oleh Lukas yang kesetiaannya kepada Paulus tidak diragukan lagi.
Setelah Barnabas kembali ke Cyprus, Paulus meneruskan misinya. Sekalipun ia telah cukup lama bergaul dengan orang-orang Kristen awal yang membuat ia bisa diterima dikalangan mereka, tapi ia menyadari kelemahan posisinya. Dia dipanggil murid Yesus, sekalipun ia mengaku memiliki akses kepada Yesus melalui wahyu, tetapi dia tetap memerlukan seseorang yang pernah hidup bersama Yesus untuk menyertainya dalam perjalanan-perjalanannya di kalangan orang-orang Gentile. Seorang teman yang merupakan saksi langsung kehidupan Yesus, akan memberikan kepadanya dukungan yang sangat bernilai dan bisa mendukung argumen-argumennya dengan kewibawaan tambahan. Untuk itu dia memujuk Petrus untuk bergabung dengannya.
Kedua orang yang dahulunya saling bermusuhan dengan tajam, dan sekarang bisa bersatu adalah suatu hal yang mengejutkan. Tetapi situasi telah berubah. Sekarang Paulus telah diterima oleh orang banyak sebagai seorang Kristian dan tidak lagi dipandang sebagai penyiksa.”
Sudah tepatlah apa yang telah dikatakan oleh Yesus dalam Injil Matius:
“Waspadalah supaya jangan ada orang yang menyesatkan kamu! Sebab banyak orang akan datang dengan memakai namaku dan berkata: ‘Akulah Mesias’ dan mereka akan menyesatkan banyak orang.” (Matius 24:4-5)
Ramalan Yesus itu terbukti, bahwa ada orang mengaku Rasul yang diutus olehnya dengan mendapat bimbingan dari Roh Kudus. Tetapi rasul palsu ini mengajarkan dogma yang bertentangan dengan ajaran Yesus. Sila anda buka dan teliti pertentangan antara ajaran Yesus dgn Paulus.
Beberapa contoh perbezaan ajaran Yesus dan Paulus:
- Yesus sunat (Lukas 2:21) tetapi Paulus melarang sunat (Roma 2:29; Galatia 5:2).
- Yesus menyuruh agar manusia mnyembah Allah, tetapi Paulus mempertuhankan Yesus.
- Yesus tdk pernah mengajarkn dosa waris pd manusia.Yesus mngajarkan orang untuk brtaubat sendiri, bukan pada dirinya, (Matius 18:1-3 dan Lukas 16:19-29). Di Alkitab tertulis bahawa seseorang itu tdk menaggung dosa orang lain (Matius 16:21 dan Yehezkiel 18:20). Pauluslah yg mngajarkan dosa waris (lihat Surat Paulus di Rum 5:12-15). Maka jelaslah bahwa “dosa waris” tidak prnh diajarkan Yesus tapi pelopornya adalah Paulus