Sejak awal Allah menunjuk dua kelompok manusia di dunia, yaitu Yahudi dan Nashrani sebagai dua golongan manusia paganis. Menentang tuhan. Yahudi hidup didunia dengan dogma bahwa mereka adalah anak anak Tuhan. Demikian pula Nahsrani membedakan diri dari dengan konsep trinitariana, suatu keyakian berujung pangkal pada 3 oknum tuhan.
Apa sebabnya kemudian Allah menyebut Yahudi dan Nashrani itu musuh Islam. Padahal Islam Lahir jauh sesudah nabi nabi bani Israel. Ataukah Allah sudah tidak percaya lagi dengan bani Israel, karena selalu melanggar perintahnya. Dalam hal ini Yahudi dan Nashrani menjadi bagia dalam kehidupan Israel dengan fundamental pemikiran yang berbeda. Sehingga pada akhirnya jatuh pilihan pada Muhammad, seorang anak manusia bangsa Quraisy, bangsa dari keturunan Ismael.
Sebut saja itu suatu takdir tuhan, menghendaki manusia lain selain Israel yang dianggap lebih bijak, lebih patut memimpin dunia, membawa dan membangun dunia atas dasar keimanan dan keselarasan sebagai manusia tanpa ras. Kendati kalau ditanya alasannya, mengapa harus nabi dari luar Israel yang harus datang membawa misi Tuhan, bukankah sejarah awal kenabian itu dari bani Israel, begitu sorang kompasioner melemparkan pertanyaan dibenaknya. Padahal kalau ditanya ulang, apakah nabi sebelum Yakub juga disebut Israel. Fakta menyatakan, bahwa kata Israel muncul setelah Yakub ada. Artinya argument yang menyatakan bahwa hanya Israel yang jadi nabi tidaklah benar adanya. Karena nabi Ibrahim sendiri tidak berkebangsaan Israel, tetapi seorang bapak manusia yang menjadi mata rantai lairnya Israel.
Pada Intinya manusia sepakat, bahwa manusia adalah keturunan Adam, lalu mengapa ada kalangan yang mempersoalkan keturunan Nabi Muhammad, bukankah sama sama keturunan dari satu sumber. Kalau bukan Rasisme yang menjadi alasan apalagi ?
Tetapi Al-Quran menerangkan Yahudi dan Nashrani itu adalah cikal bakal munculnya masalah dunia. Dalam sejarah perjalanan kedua kelompok umat tersebut selalu berhadapan dengan gugatan dan keinginan saling mengkalim, bahwa mereka lebih terhormat, pantas dan layak memimpin umat. Pernyataan pernyatan itu tertangkap isyratnya dalam bahasa wahyu.
Add caption |
Dan orang-orang Yahudi berkata: “Orang-orang Nasrani itu tidak mempunyai suatu pegangan”, dan orang-orang Nasrani berkata: “Orang-orang Yahudi tidak mempunyai sesuatu pegangan,” padahal mereka (sama-sama) membaca Al Kitab. Demikian pula orang-orang yang tidak mengetahui, mengatakan seperti ucapan mereka itu. Maka Allah akan mengadili diantara mereka pada hari Kiamat, tentang apa-apa yang mereka berselisih padanya.( Al Baqarah : 113).
Sampai sekarang tidak seorang kaum rabbi di Israel yang mengakui pegangan Nashrani, bahkan Israel dengan membabi buta membunuh kaum nashrani yang bergabung dengan Palestin. Ini menunjukkan bahwa Israel tetap ngotot berpegang pada haluan keyakinannya yang tertuang di kitab Talmud dan Taurat, selain tidak mau menerima kehadiran keyakinan lain kecuali peninggalan agama nenek moyangnya.
Demikian Nashrani berpegangan pada suatu keputusan bahwa hanya mereka yang layak disebut benar atas keimanannya pada Trinitarian yang dituduhkan pada seorang Nabi Bani Israel, yesus. Ini menyimpulkan adanya rebutan pengaruh didunia sebelum Islam. Kalau tidak Yahudi, pasti nashrani yang didasarkan pada para patriot Yunaniisme.
Kita lihat ayat selanjutnya.
Orang-orang Yahudi berkata: “Uzair itu putera Allah” dan orang-orang Nasrani berkata: “Al Masih itu putera Allah”. Demikianlah itu ucapan mereka dengan mulut mereka, mereka meniru perkataan orang-orang kafir yang terdahulu. Dilaknati Allah mereka, bagaimana mereka sampai berpaling? (At Taubah : 30)
Ayat ini mengandung makna; telah terjadi perdebatan sengit antara Yahudi dan nashrani, mereka saling mempertaruhkan keyakinannya dengan argument argument masing masing. Tumpuan yahudi adalah warisan keyakinan nenek moyang dan tumpuan Nashrani bersandar juga pada keyakinan para rahib (pendeta). Sedangkan ketika Islam dibangun diatas sendi sendi monotheis, lalu lahirlah babak pergulatan baru dikalangan Yahudi dan nashrani. Karena mereka merasa, belum selesai masalah pergualatan pemikiran dengan orang Yahudi atau nashrani, muncul lagi masalah kehadiran Islam yang menambah beban mentan kalangan mereka berdua. Meskipun sebelumnya mereka sempat akur di Madina, tetapi kemudian mereka beranjak temperamental, mengusung permusuhan terselubung dengan sejarah hitam mereka berdua di Madina.
Tetapi Islam sangat awas, karena telah membaca akar masalah mereka yang sejak mula tidak pernah damai saling mengeksikusi lawan lawan keyakinannya, dan paling merasa benar dalam mempertahankan keyakinannya. Itulah sebabnya Islam kemudian menerangkan membuka aib “permusuhan” Yahudi dan nashrani dengan kalimat:
Orang-orang Yahudi dan Nasrani tidak akan senang kepada kamu hingga kamu mengikuti agama mereka. Katakanlah: “Sesungguhnya petunjuk Allah itulah petunjuk (yang benar)”. Dan sesungguhnya jika kamu mengikuti kemauan mereka setelah pengetahuan datang kepadamu, maka Allah tidak lagi menjadi pelindung dan penolong bagimu. (Al Baqarah : 120)
Agama dalam pengertian umum, adalah cakupan menyeluruh terhadap kebiasaan mereka. Tidak sekedar tertumpu pada keyakinan tentang tuhan, tetapi penjajahan pemikiran, budaya dan politik yang dipeta dalam rangka menggiring manusia hidup layaknya mereka. Permusuhan yahudi dan nashrani masih akan terus berlanjut hingga detak jantung manusia sudah tidak terdengar lagi didunia. Lantas bagaimana Al-Quran menggambarkan keberadaan mereka ?
Hari Rasul, janganlah hendaknya kamu disedihkan oleh orang-orang yang bersegera (memperlihatkan) kekafirannya, yaitu diantara orang-orang yang mengatakan dengan mulut mereka: “Kami telah beriman”, padahal hati mereka belum beriman; dan (juga) di antara orang-orang Yahudi. (Orang-orang Yahudi itu) amat suka mendengar (berita-berita) bohong dan amat suka mendengar perkataan-perkataan orang lain yang belum pernah datang kepadamu; mereka merubah perkataan-perkataan (Taurat) dari tempat-tempatnya. Mereka mengatakan: “Jika diberikan ini (yang sudah di rubah-rubah oleh mereka) kepada kamu, maka terimalah, dan jika kamu diberi yang bukan ini maka hati-hatilah”. Barangsiapa yang Allah menghendaki kesesatannya, maka sekali-kali kamu tidak akan mampu menolak sesuatupun (yang datang) daripada Allah. Mereka itu adalah orang-orang yang Allah tidak hendak mensucikan hati mereka. Mereka beroleh kehinaan di dunia dan di akhirat mereka beroleh siksaan yang besar. (Al Maidah : 41).
Kesimpulan: Yahudi dan Nashrani akan selalu ada dimuk bumi ini dan aka selalu eksis dengan konsepnya mesias atau imamah dunia. Karena mereka merasa lebih dekat denga sejarah. Padahal manusia adalah satu sejarah dari sejarah manusia. Tak pernah ada tentang manusia dikisahkan, bahwa kaum muslimin bukan keturunan Adam.