DI ANTARA jutaan gereja di dunia, Gereja Jemaat Allah Global Indonesia (JAGI) di Semarang, adalah yang paling tidak jelas bentuknya. Komunitas gereja ini menamakan diri sebagai Kristen Unitarian Indonesia (Indonesia Unitarian Christian). Dalam doktrinnya, mereka banyak mengutip ayat-ayat Bibel dan Al-Qur’an.
Bagaimana pandangan Islam dan Kristen tentang Kristen Tauhid alias Kristen Unitarian? Benarkah mereka bertauhid kepada Allah?
Dasar kepercayaan mereka adalah sbb: (1) Percaya kepada satu-satunya Allah yang benar yang disebut Bapa. (2) Percaya kepada Yesus Kristus, sebagai anak Allah, permulaan ciptaan, malaikat perjanjian, yang lahir dari perawan Maria, hidup tanpa dosa, mati disalib, dikuburkan dan dibangkitkan Allah, yang ditinggikan Bapa menjadi Tuan, Kristus dan Juruselamat, naik ke Surga dan akan datang kembali dalam kemuliaan.(3) Percaya kepada Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, dst.
Perbedaan mendasar Kristen Tauhid dibandingkan gereja Kristen umumnya adalah penentangan mereka terhadap doktrin tuhan Trinitas —Allah Bapa, Allah Anak, dan Roh Kudus. Ciri khas lainnya, mereka kebaktian bukan pada hari Minggu tapi Sabtu layaknya tradisi Kristen Adventis.
Ditilik dari penentangannya terhadap doktrin Trinitas, nampak jelas persamaan mereka dengan Kristen aliran Saksi Yehovah (Yehova’s Witnesses). Hampir seluruh argumen mereka bisa ditemukan dalam buku-buku Saksi Yehova, misalnya buku “Should You Believe in the Trinity” terbitan Wath Tower Bible and Tract Society.
Perseteruan antara Kristen Tauhid dengan Kristen yang lain begitu panas, karena Kristen Tauhid dalam situs resminya menantang dengan kalimat provokatif, “Tampaknya abad ini adalah masa “Runtuhnya” doktrin tua yang bernama “Trinitas (Tritunggal Maha Kudus)”. Wahai Trinitas, di mana sengatmu?! Wahai Trinitas di mana taring dan cakarmu?!
Padahal, di mata Kristen yang lain, Frans Donald dan para tokoh Kristen Tauhid lainnya dinilai terlalu awam untuk bicara teologi. Terbukti, dalam beberapa debat internal mereka, Frans Donald mati kutu tak berkutik. Keawaman teologi Kristen Tauhid itu pun mendapat kecaman yang keras dari para pendeta, penginjil, pengkhotbah, dosen dan para jemaat. Dalam polemik di berbagai diskusi, seminar maupun di media massa, Kristen Tauhid dicap dengan berbagai julukan sarkasme: orang bodoh, goblok, sok pintar, omong kosong, gila, tanpa otak, ngawur, tidak becus, tolol, dsb. Terhadap polemik Kristen lawan Kristen itu, kita umat Islam cukup menjadi penonton saja, tidak perlu berkomentar. Biarlah pertikaian itu jadi bagian dari perjalanan teologi mereka.
Satu hal membedakan Kristen Tauhid dengan Kristen Katolik, Protestan, Adventis maupun Saksi Yehovah adalah sikapnya terhadap Islam dan Al-Qur’an. Alih-alih mencari titik temu Islam dan Kristen supaya tidak berselisih lagi, mereka banyak memperalat ayat-ayat Al-Qur’an untuk mendukung doktrin agama baru mereka. Karenanya, dalam buku “Allah dalam Alkitab & Al Quran” dan buku “Kasus Besar Yang Keliru Ternyata Yesus Malaikat,” Frans Donald banyak mengutip ayat-ayat Al-Qur’an.
Dalam daftar doktrin Kristen Tauhid, tercatat bahwa mereka “percaya kepada Alkitab, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru.” Artinya, mereka beriman kepada Alkitab, bukan Al-Qur’an. Maka, apapun dalihnya, pengutipan ayat-ayat Al-Qur’an itu dilakukan sekedar sebagai justifikasi terhadap keyakinan mereka. Kesimpulan ini tidak salah, mengingat ayat-ayat Al-Qur’an yang dikutip hanya ayat-ayat yang dianggap sesuai dengan doktrin mereka saja. Mereka hanya memperhatikan ayat-ayat yang cocok dengan seleranya, dan mengabaikan ayat-ayat yang tidak cocok, bahkan menyelewengkan ayat tersebut.
Ayat-ayat Al-Qur’an yang dianggap cocok dengan selera Kristen Tauhid misalnya, surat Al-Baqarah 5. Frans Donald menyebut ayat ini sebagai sabda Nabi Muhammad SAW. Menyebut Al-Qur’an sebagai sabda nabi, membuktikan bahwa Frans tidak memiliki wawasan Islam sama sekali. Jika Frans seorang peneliti, seharusnya dia bisa membedakan antara Firman Allah yaitu Al-Qur’an dan sabda Nabi Muhammad yaitu hadits.
Upaya Frans Donald untuk mempertemukan teologi Islam dan Kristen dengan cara mensintesakan ajaran Kristen Tauhid dengan ajaran agama Islam yang dianut oleh sebagian besar warga Indonesia, bisa dipastikan akan berujung di jalan buntu. Karena adanya perbedaan kitab suci keduanya, mustahil dipertemukan. Misalnya, doktrin Kristen Tauhid percaya kepada Yesus Kristus sebagai Juruselamat yang mati disalib sesuai dengan ayat-ayat Alkitab. Padahal Al-Qur’an secara tegas menyatakan Nabi Isa (Yesus) sama sekali tidak mati disalib (Qs. An-Nisa 157).
Kontradiksi Al-Qur’an dan Bibel dalam hal penyaliban ini tidak mungkin dipertemukan maupun disintesakan. Secara ilmiah, kita hanya bisa memilih salah satu kitab suci sebagai dasar keyakinan.
Ayat Al-Qur’an yang menyangkal tudingan penyaliban Yesus itu tidak memiliki kontradiksi apapun dengan ayat yang lain. Sementara Bibel yang menyatakan Yesus mati disalib, diwartakan dalam dua ayat saja, yaitu Injil Markus dan Injil Yohanes. Injil Markus 15:25 menyebutkan, Yesus disalib pada jam sembilan pagi, sementara Injil Yohanes 19:14 menyatakan bahwa sampai pada jam dua belas siang Yesus belum disalib.
Perbedaan Al-Qur’an dan Bibel ini tidak perlu dipertemukan, dikawainkan maupun disintesakan, tapi hanya bisa dipilih salah satu yang valid dan tidak kontradiktif.
Praktiknya, sikap Kristen Tauhid para penganut Kristen Tauhid sangat plin-plan, baik kepada umat Kristen maupun kepada umat Islam. Kepada umat Islam mereka mengaku sebagai Islam Hanif, meski mereka sama sekali tidak menjalankan rukun iman dan rukun Islam. Bila berhadapan dengan umat Kristen, mereka mengaku sebagai Kristen Unitarian alias Kristen Tauhid, mereka pun ditolak mentah-mentah dan dituduh bidat oleh Kristen yang lain.
Inovasi sebuah sekte Kristen yang mensintesakan Islam dengan Kristen, melahirkan sekte baru Kristen Tauhid yang tidak jelas aroma keislamannya. Alangkah kreatifnya jika mereka tidak memakai nama lebih inovatif, misalnya, Kristen KKN (Kanan Kiri Nonjok). Ke kanan menghina Islam, ke kiri mencakar Kristen.
Kristen Tauhid Di Mata Islam
Penolakan kelompok Kristen Tauhid (Kristen Unitarian) terhadap doktrin ketuhanan Trinitas, tidak otomatis dibenarkan dalam pandangan Islam. Karena Islam adalah satu-satunya agama yang diturunkan dan diridhai Allah SWT untuk umat manusia. Barangsiapa yang mencari agama selain Islam, niscaya tidak akan diterima oleh Allah SWT. (Qs. Ali Imran 19, Ali Imran 85).
Setiap pemeluk agama Allah yang hidup pada zaman Rasul-rasul terdahulu atau sebelum Nabi Muhammad diutus, jika mereka benar-benar beriman dengan Allah dan Hari Akhir dan mengerjakan amal shaleh sesuai syariat yang berlaku waktu itu, tentu mereka akan mendapatkan ganjarannya, sama seperti ganjaran yang didapat oleh orang-orang yang beriman kepada Nabi Muhammad SAW setelah beliau diutus.
Tetapi, pada masa sesudah kenabian Muhammad SAW, umat Yahudi dan Nasrani memiliki konsekuensi untuk mengimani Muhammadiyah SAW. Andaikata orang-orang Yahudi dan Kristen yang mengaku beriman dengan Allah dan Hari Akhir tidak mau beriman dengan Nabi Muhammad SAW, maka mereka tidak termasuk yang mendapatkan janji Allah untuk mendapatkan pahala dari iman dan amal shalihnya. Klaim keimanan mereka kepada Allah SWT tidak dapat dibenarkan jika mereka menolak kerasulan Nabi Muhammad SAW, karena setiap mukmin wajib beriman kepada Allah dan Rasulullah sekaligus (Qs Al-Anfal 20, An-Nisa 59). Dan mentaati Rasulullah berarti mentaati Allah SWT (Qs An-Nisa 80, Ali Imran 31). Sebaliknya, menentang Rasulullah diancam dengan neraka Jahanam sebagai seburuk-buruk tempat kembali” (Qs An-Nisa 115, Al-Anfal 13, Al-Mujadilah 5). Dalam konteks inilah Nabi bersabda:
“Diriwayatkan dari Abu Hurairah dari Rasulullah SAW bahwasanya beliau bersabda: “Demi Zat Yang diri Muhammad berada dalam genggaman-Nya, tidaklah seorang pun Yahudi dan Nasrani dari umat ini yang mendengar aku kemudian meninggal dunia dan dia belum beriman dengan kerasulanku kecuali dia termasuk penghuni neraka” (HR. Muslim).
Bila dihubungkan dengan ayat-ayat tentang iman dengan segala kriteria dan konsekuensinya, maka keimanan orang-orang Yahudi dan Kristen –termasuk Kristen Tauhid– sekarang ini belum sesuai dengan kriteria keimanan yang dijelaskan dalam banyak sekali ayat-ayat Al-Qur’an. Siapa saja yang tidak beriman dengan kerasulan Nabi Muhammad SAW, termasuk Ahlul Kitab, masuk dalam kategori penghuni neraka sebagaimana yang ditegaskan Allah dalam Surat Al-Bayyinah ayat 6:
“Sesungguhnya orang-orang kafir yakni ahli Kitab dan orang-orang musyrik (akan masuk) ke neraka Jahanam; mereka kekal di dalamnya. Mereka itu adalah seburuk-buruk makhluk.”
Meski aliran Kristen Tauhid menolak ketuhanan Trinitas, tapi jika tidak beriman kepada kerasulan Nabi Muhammad SAW tidaklah yang termasuk golongan yang selamat dari api neraka. (bersambung)
By: A. AHMAD HIZBULLAH MAG (dimuat di Tabloid Suara Islam edisi 78, tanggal 20 November – 4 Desember 2009 M/3–17 Dzulhijjah 1430 H, hlm. 23)