TUHAN MERASA CAPEK BEKERJA,MAKANYA DIA MELIBURKAN DIRI
Selama 6 hari tuhan bekerja ( sama seperti kita),tapi saya tidak tahu apakah tuhan bekerja sendirian ataukah gotong royong dalam melakukan pekerjaannya itu? Sebab tuhan berhenti bekerja pada hari ketujuh (sabtu),ketika dirinya sudah merasa lelah dalam bekerja selama 6 hari.Tuhan berhenti bekerja pada hari ketujuh (sabtu),apakah dirinya akan bercinta ataukah akan melakukan aktivitas lain dalam weekend tersebut?
Yang namanya tuhan tidak pernah berhenti beraktivitas,apalagi merasa lelah.Sebab tuhan itu maha aktif,jika tuhan itu berhenti dari mengurus alam semesta termasuk kita,bisakah kamu membayangkan akibatnya? Maka dari itu,mari kita cari tahu lewat alkitab yang tidak lain adalahbuku porno dan hasil jiplakan ini.
Yang namanya tuhan tidak pernah berhenti beraktivitas,apalagi merasa lelah.Sebab tuhan itu maha aktif,jika tuhan itu berhenti dari mengurus alam semesta termasuk kita,bisakah kamu membayangkan akibatnya? Maka dari itu,mari kita cari tahu lewat alkitab yang tidak lain adalahbuku porno dan hasil jiplakan ini.
HARI TUHAN DALAM ALKITAB
Sebelum menguraikan lebih lanjut mengenai konsep “hari” di sisi Tuhan menurut Alkitab, maka ayat-ayat Alkitab yang berkenaan dengan “hari” Tuhan disuguhkan di bawah ini:
Keluaran 20 : 8 – 11
Ingatlah dan kuduskanlah hari Sabat:enam hari lamanya engkau akan bekerja dan melakukan segala pekerjaanmu,tetapi hari ketujuh adalah hari Sabat TUHAN, Allahmu; maka jangan melakukan sesuatu pekerjaan, engkau atau anakmu laki-laki, atau anakmu perempuan, atau hambamu laki-laki, atau hambamu perempuan, atau hewanmu atau orang asing yang di tempat kediamanmu.Sebab enam hari lamanya TUHAN menjadikan langit dan bumi, laut dan segala isinya, dan Ia berhenti pada hari ketujuh; itulah sebabnya TUHAN memberkati hari Sabat dan menguduskannya.
baca juga Kitab Keluaran 31:12-18 !
Menurut catatan Alkitab dalam Kitab Keluaran 20:11 di atas, dinyatakan bahwa “enam hari lamanya Tuhan menjadikan langit dan bumi dan segala isinya dan Tuhan berhenti bekerja pada hari ketujuh”. Karena itulah “Tuhan memberkati hari Sabat (Sabtu) dan menguduskannya”.Tak bisa dibantah lagi, menurut Kitab Keluaran di atas, Tuhan menciptakan langit dan bumi dan segala isinya selama enam “hari” yang lamanya sama persis seperti “hari” menurut perhitungan manusia, yakni 12 jam.Dijelaskan dalam ayat-ayat Kitab Keluaran di atas, bahwa “Tuhan berhenti pada hari ketujuh”, yakni pada hari Sabat atau hari Sabtu. Sehingga, “enam hari penciptaan langit dan bumi dan segala isinya” adalahMinggu, Senin, Selasa, Rabu, Kamis, dan Jumat.
Jadi, sekali lagi, konsep “hari” di sisi Tuhan menurut Alkitab adalah sama dengan konsep “hari” menurut perhitungan manusia, yakni selama 12 jam saja.
KEMUSTAHILAN HARI TUHAN DALAM ALKITAB
Sebagaimana sudah dijelaskan di atas, bahwa satu “hari” di sisi Tuhan menurut Alkitab adalah sama dengan satu “hari” menurut perhitungan manusia, maka ayat-ayat Alkitab di bawah ini yang menunjukkan kemustahilan “hari” Tuhan harus disuguhkan berikut ini:
Kitab Kejadian:
1:3. Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.
1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
1:14. Berfirmanlah Allah: “Jadilah benda-benda penerang pada cakrawala untuk memisahkan siang dari malam. Biarlah benda-benda penerang itu menjadi tanda yang menunjukkan masa-masa yang tetap dan hari-hari dan tahun-tahun,
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
1:15 dan sebagai penerang pada cakrawala biarlah benda-benda itu menerangi bumi.” Dan jadilah demikian.
1:16 Maka Allah menjadikan kedua benda penerang yang besar itu, yakni yang lebih besar untuk menguasai siang dan yang lebih kecil untuk menguasai malam, dan menjadikan juga bintang-bintang.
1:17 Allah menaruh semuanya itu di cakrawala untuk menerangi bumi,
1:18 dan untuk menguasai siang dan malam, dan untuk memisahkan terang dari gelap. Allah melihat bahwa semuanya itu baik.
1:19 Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari keempat.
2:1. Demikianlah diselesaikan langit dan bumi dan segala isinya.
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuhdari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:2 Ketika Allah pada hari ketujuh telah menyelesaikan pekerjaan yang dibuat-Nya itu, berhentilah Ia pada hari ketujuhdari segala pekerjaan yang telah dibuat-Nya itu.
2:3 Lalu Allah memberkati hari ketujuh itu dan menguduskannya, karena pada hari itulah Ia berhenti dari segala pekerjaan penciptaan yang telah dibuat-Nya itu.
Sebagaimana kita ketahui, bahwa manusia menghitung lamanya “hari” berdasarkan terbit dan terbenamnya matahari terhadap bumi. Terbit dan terbenamnya matahari ini, tidak lain disebabkan oleh perputaran bumi pada porosnya (rotasi) terhadap matahari, sehingga terjadilah apa yang disebut siang dan malam.Sehubungan dengan hal tersebut, catatan Alkitab dalam Kitab Kejadian di atas menunjukkan kemustahilan“hari” Tuhan dalam Alkitab.
Sebagaimana dijelaskan sebelumnya, bahwa satu “hari” di sisi Tuhan dalam Alkitab adalah sama dengan satu “hari” menurut perhitungan manusia, maka Kejadian 1:3-5 menunjukkan kemustahilan “hari” Tuhan.Menurut Kejadian 1:5, Tuhan menciptakan siang dan malam pada “hari” pertama, yakni Minggu. Padahal, menurut Kejadian 1:16, matahari, yang menjadi penyebab terjadinya siang dan malam, baru diciptakan pada “hari” keempat atau Rabu. Lebih jauh, bagaimanakah Alkitab menetapkan “hari” pertama (Minggu), kedua (Senin), dan ketiga (Selasa) pada tahapan penciptaan langit dan bumi, sementara matahari baru diciptakan pada “hari” keempat (Rabu)?
Lebih jauh lagi, Tuhan tidak bertempat tinggal di bumi, tetapi di suatu tempat yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Kita bisa membayangkan, betapa luasnya jagat raya ini, ada milyaran bahkan trilyunan bintang atau “matahari” di jagat raya ini.Bagaimana mungkin satu “hari” di sisi Tuhan sama dengan 12 jam seperti perhitungan manusia? Memangnya Tuhan bertempat tinggal di bumi sampai hari kiamat? Menurut banyak ayat dalam Alkitab (al. Matius 5:16), Tuhan bertempat tinggal di sorga. Pertanyaannya, apakah di sorga ada matahari sehingga lamanya “hari” Tuhan sama dengan lamanya “hari” manusia di bumi?
Lebih jauh lagi, Tuhan tidak bertempat tinggal di bumi, tetapi di suatu tempat yang tidak dapat dijangkau oleh manusia. Kita bisa membayangkan, betapa luasnya jagat raya ini, ada milyaran bahkan trilyunan bintang atau “matahari” di jagat raya ini.Bagaimana mungkin satu “hari” di sisi Tuhan sama dengan 12 jam seperti perhitungan manusia? Memangnya Tuhan bertempat tinggal di bumi sampai hari kiamat? Menurut banyak ayat dalam Alkitab (al. Matius 5:16), Tuhan bertempat tinggal di sorga. Pertanyaannya, apakah di sorga ada matahari sehingga lamanya “hari” Tuhan sama dengan lamanya “hari” manusia di bumi?