Inilah poin terakhir dari booklet yang ditulis oleh penulisnya. Dia mengaku bahwa tulisannya ini bukan bertujuan untuk “kristenisasi”. Dia menulis:
“Sekali lagi, tulisan ini tidak bertujuan kristenisasi. Di seluruh buku ini tidak ada ajaran agar Saudara berpindah Agama. Penulis sekedar menyerukan untuk mengembalikan kemuliaan TUHAN, tidak lagi terbelenggu, lalu umat agar menyembah TUHAN, Yang Maha Tinggi, Yang sebagian RohNYa pernah hadir di dalam diri Yesus—Anak—Manusia.”[64]
Apapun pengakuan sang penulis, yang jelas booklet yang ditulisnya sangat menyesatkan. Meskipun tidak mengaku melakukan kristenisasi, tapi isinya tentang Kristen tidak dapat dibiarkan. Minimal, sang penulis sudah merusak konsep “Allah” dan konsep “Agama”.
Tentang Mengusir Setan!
Dalam foot-note ke-27, sang penulis mencatat:
“Pengalaman mengusir setan adalah perkara biasa bagi umat beragama Kristen yang menataati Injil Yesus! Betapa pedih hati ini memirsa peristiwa demi peristiwa di mana puluhan siswa/siswi Sekolah Lanjutan dirasuk setan, tidak dapat cepat ditolong. Padahal ada kuasa yang tersembunyi dalam Surat An Naas, mutiara di penghujung Quraan!.”[65]
Ada satu peristiwa bersejarah bagi para pendeta di seluruh dunia. Tepatnya di Green Area, Colorado, Amerika Serikat pada tahun 1978. Pada tahun itu, seluruh pendeta di dunia berkumpul untuk membicarakan satu hal penting: bagaimana cara mengkristenkan umat Islam di dunia. Salah satu cara Kristenisasi yang disepakati ketika itu adalah: pengiriman roh jahat kepada umat Islam. Inilah yang sekarang banyak gencar dilakukan oleh seluruh penginjil (Evangelist), disamping Germil(Gerakan Hamilisasi). Umat Islam tidak heran dengan ulah seperti itu. Ternyata umat Kristen sudah putus asa untuk mengkristenkan umat Islam. Karena saat ini, umat Islam tidak mungkin dikristenkan lewat 2 kg beras, 1 kg ikan asin, 1 kg minyak sayurplus 2 bungkus Indomie.
Ketika umat Islam kerasukan, umat Kristen akan memasukan jurus liciknya. Dengan menggunakan nama Yesus, seolah mereka dapat mengusir Jin dan roh jahat. Karena, menurut mereka, roh jahat, seperti yang diberitakan oleh Injil dapat diusir oleh Yesus Kristus. Seolah menyindir, sang penulis booklet ini menyatakan bahwa orang Kristen sudah terbiasa mengusir roh jahat itu. Dalam Islam pun ada yang disebut ruqyah syar‘iyyah dengan menggunakan ayat-ayat Al-Qur’an. Bahkan dalam Islam lebih luar biasa. Tidak perlu menyebut nama Yesus, asal ikhlas membacakan ayat-ayat Allah, insya Allah segala roh jahat akan menjauh. Ini tantangan bagi umat Islam, agar berhati-hati. Karena umat Kristen sudah merusak ayat-ayat Al-Qur’an dan sunnah Rasul s.a.w. demi tujuan busuk mereka.
Penutup
Setelah penulis membaca lembaran booklet dan 3 brosur yang ditulis, penulis melihat bahwa tujuan sang penulis adalah:
Pertama, merusak konsep Allah Yang Maha Esa. Dia banyak memutarbalikkan ayat-ayat Al-Qur’an. Ini tentu tidak dapat dibiarkan. Orang-orang awam yang membacabooklet ini bisa tersesat.
Kedua, sang penulis juga merusak konsep “agama”. Menurut Yesus tidak menyampaikan agama apapun. Yang ia sampaikan hanya Injil saja. Tapi di setiap lembar tulisannya, dia banyak mengutip ayat-ayat Injil, terutama yang mendukung tujuan busuknya. Dia lupa bahwa ketika dia mengatakan satu agama tidak penting, dia telah “merusak” ajaran setiap nabi yang diutus oleh Allah, khususnya nabi Musa a.s. yang membawa agama Yahudi, nabi ‘Isa a.s. yang meneruskan agama Yahudi dan nabi Muhammad s.a.w. yang membawa Islam. Semestinya sang penulis memeluk Islam, karena itu agama terakhir. Agama yang paling mulia di sisi Allah. Karena Islam adalah mata rantai emas: sejak zaman Adam a.s. – Yesus Kristus dan disempurnakan oleh rasulullah Muhammad s.a.w. Dan satu-satunya agama yang ditetapkan langsung oleh Allah s.w.t. adalah “Islam”[66], tidak ada yang lain. Seorang muallaf, Ibrahim Musa Daud Isa Muhammad Alwi Chow Cin Wi/Mhd Awi Cheng Ho/Ibnu Cini, mengakui hal ini:
“Pemberian nama Din/Ajaran/Agama Islam jelas dan resmi tertulis di dalam Al-Qur’an yakni di dalam surat Ali Imran ayat 19 & serta surat Al-Ma’idah ayat 3, dan itu saya katakan Stempel Emas Tuhan yang resmi dalam kitab suci-Nya, tidak seperti yang lainnya, tidak jelas dan hanya mengikuti hawa nafsu dan tidak mendasar seperti contoh: Agama Yahudi berasal dari kata suku Yehuda (salah satu dari 12 suku Bani Israel), Agama Hindu berasal dari negeri Hindustan/Hindu, Agama Buddha berasal dari status yaitu (Nabi, bahasa Arab), Agama Kong Hu Cu berasal dari nama si pembawa sendiri yaitu Nabi Kong Hu Cu, Agama Nasrani karenaNabi Isa a.s. dari nama daerah Nazareth (ini sama kejadiannya dengan panggilan lain untuk Sidarta Gautama yaitu Sakya Muni yang artinya Orang Suci dari Sakya / dalam bahasa Mandarin selalu disebut Sek Cia Moni), Katholik pengertiannya Sah dalam bahasa Yunani (karena disahkan oleh Kaisar Konstantin pada konsili Nicea pada abad 4), Kristen Protestan / Budak Pembangkang ini diucapkan oleh pihak Gereja Katolik kepada kelompok Martin Luther dkk yang memprotes kebijakan Gereja pada waktu itu (pada abad 16). Sedangkan bagi Ummat Muslim pembagiannya jelas yaituAgamanya Islam, Tuhannya Allah, kitab sucinya Al-Qur’an,dibawa oleh seorang Nabi / Rasul, bernama Muhammad, dari sukuQurais, yang lahir di kota Mekkah, dari neger/tanah Arab, dengan julukan Al Amin/Terpercaya. Jadi sangat berbeda pemberian nama Agama Islam dibandingkan dengan pemberian nama ajaran kafir lainnya, oleh karena, oleh karena itu sangat disayangkan kalau ada yang menyatakan “Agama-Agama” lain. Kesimpulannya “Agama Islam” adalah syariat Agama yang paling sempurna, lengkap, gampang, sederhana, adil, yang dapat diamalkan saat ini dan menjawab setiap tantangan zaman serta paling mengangkat / menjunjung tinggi harkat martabat kaum wanita; sebab sebelum datang syariat Islam kaum wanita sanga tidak berharga/tertindas, jumlah istri tidak terbatas, lahir bayi wanita dibunuh karena dianggap pembawa sial dsb. Jadi Ummat Muslim adalah ummat yang paling menjaga ajaran para nabi.”[67]
Ketiga, sang penulis tidak konsisten dan pragmatis dalam menyampaikan ide dan pemikirannya. Tentu saja ini merusak citra pribadinya. Hal ini disebabkan oleh niatnya yang tidak baik dan tujuannya yang tendensius.
Apa yang penulis lakukan tentu semuanya berasal dari tanggungjawab moral bagi para pembaca. Seluruh kebenaran yang tercecer dalam lembaran sanggahan ini berasal dari Allah s.w.t.: Tuhanku dan Tuhan kita yang Maha Esa, Maha Suci, dan Maha Kuasa. Segala kesalahan sekecil apapun adalah ketergelinciran hamba yang dha’if: lemah, tiada daya dan upaya kecuali karena kasih-sayang dan kurnia Ilahi Rabbi Yang Maha Sempurna.
Atas kesalahan itu hamba mohon ampun kepada Allah s.w.t. Sang Maha Pengampun.Ighfir li ya ghaffar, ighfir li ya ghafur. Dan kepada para pembaca saya mohon maaf. Semoga kita tetap berjuang dengan istiqamah dalam membawa agama kita, Islam yang mulia ini. Wallahu a‘lamu bi al-shawab. [Q]
(Pagi yang cerah di Pondok Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Paya Bundung, 23 Mei 2007).
Riwayat Penulis
Nama: Qosim Nursheha Dzulhadi. Lahir di Jakarta, 26 Juni 1980. Anak pertama dari lima bersaudara. Pada tahun 1983 ‘hijrah’ ke Aceh Selatan, di Simpang Kiri, bersama orangtua. Pada 1987 ‘hijrah’ kembali ke Tanah Karo, kecamatan Tiga Binanga hingga sekarang. Menamatkan SD di SD Bersubsidi Sirajul Huda, Tiga Binanga (1993); Mts Sirajul Huda (1996); Madrasah Aliyah Sirajul Huda (1998, tidak selesai, karena masalah finansial); Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah, Medan (1998-2002); Universitas Al-Azhar, Kairo (2002-2006). Sekarang aktif sebagai staff pengajar di Pesantren Ar-Raudhatul Hasanah. Aktif menulis sejak menjadi santri. Aktif menulis di Majalah Suara Hidayatullah. Karya tulisan yang sudah dipublikasikan adalah: (1) Sejarak Kodifikasi Sunnah: Sejak Masa Nabi s.a.w. hingga Isu-isu Kontemporer (kontributor sekaligus editor), (HMM Press, 2006); (2) Revitalisasi Turat (kontributor), (PCIM (Pengurus Cabang Istimewat Muhammadiyah, Mesir) Press bekerjasama dengan KBRI Mesir, 2006); dan (3) Penelitian Turats: Acuan Umum dalam Meneliti Turats Arab (editor). Buku terakhir ini adalah karya terjemahan, karangan Prof. ‘Isham Muhammad El Shanti, penerjemah: Arwin Juli Rakhmat Butar-Butar, SHI, Dipl. (Al-Majdi Press, Kairo, 2007). Hingga sekarang menjadi peminat Qur’anic-Hadith Studies & Christology.
[1] Judul booklet tersebut adalah “Siapa Membelenggu TUHAN?” dan ketiga brosur itu adalah: (1) Bencana, Malapetaka, Kecelakaan; (2) Mutiara Al-Qur’an memberi petunjuk bagi penderita sakit-parah; dan (3) Putusan Hakim: BEBAS! Penulisnya tidak memberikan alamat instansi tempat mereka melakukan “pengaburan akidah” tersebut. Dia hanya meninggalkan nomor handphone: 081314530520 dan e-mail: autor06hj@yahoo.com. Tapi dalam bookletnya, sang penulis meninggalkan alamat e-mail yang berbeda:zilomdo07@yahoo.com.
[2] Lihat, Frans Donald, Allah dalam Alkitab dan Al-Qur’an: Sesembahan yang SAMA atau BERBEDA? (Semarang : Sadar Publications bekerjasama dengan Borobudur Indonesia Publishing, cet. VIII, 2007), hlm. 87.
[3] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 2
[4] Ibid.
[5] Lihat, Siapa Membelenggu TUHAN, hlm. 4.
[6] Ibid.
[7] Ibid.
[8] Michael Keene misalnya, menulis: “Terjemahan kitab suci Yahudi paling awal adalah Septuagint (juga dikenal dengan LXX), yakni terjemahan dari bahasa Ibrani ke Yunani untuk memenuhi kebuTUHAN orang-orang Yahudi yang tersebar di seluruh dunia yang berbicara bahasa Yunani dan sudah tidak dapat berbicara bahasa Ibrani. Terjemahan ini menjadi dasar bagi banyak penerjemahan sesudahnya, termasuk versi Vulgata dari bahasa Latin oleh St. Hieronimus tahun 382 SM yang begitu berpengaruh.” Lihat, Michael Keene, Alkitab: Sejarah, Proses Terbentuk, dan Pengaruhnya, terjemah: Y. Dwi Koratno, (Yogyakarta : Kanisius, cet. II, 2007), hlm. 66.
[9] Ibid., hlm. 5.
[10] Christopher D. Hudson, Carol Smith, Valerie Widemann, Buku Pintar Alkitab: Cara Terlengkap, Termudah, dan Menyenangkan untuk Memahami Firman Allah, terjemah: Michael Wong, (Jakarta : PT. Bethlehem Publisher, 2008), hlm. 103. Jumlah kitab yang ditulis oleh Musa, menurut umat Kristen adalah: (1) Kitab Kejadian, (2) Kitab Keluaran, (3) KitabImamat, (4) Kitab Bilangan, dan (5) Kitab Ulangan.
[11] Baruch Spinoza, Kritik Bibel, terjemah: Salim Rusydi Cahyono, (Bekasi: Fima Rodheta, cet. II, 2006), hlm. 49.
[12] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 7.
[13] Ibid.
[14] Ibid.
[15] Ibid., hlm.7.
[16] Ibid., hlm. 7 (foot-note).
[17] Qs. Al-Syura [42]: 11.
[18] Qs. Al-Ikhlâsh [112]: 4.
[19] Ibid., hlm. 8.
[20] Ibid., hlm. 8.
[21] Qs. Ali ‘Imrân [3]: 102.
[22] Sepuluh Perintah Allah ini termaktub dalam Kitab Ulangan 5: 7-21, yaitu: (1) Jangan ada padamu TUHAN lain di hadapan-Ku; (2) Jangan membuat bagimu patung yang menyerupai apapun yang ada di langit, di atas, atau yang ada di bumi di bawah, atau yang ada di air di bawah bumi. Jangan sujud menyembah kepadanya, atau beribadah kepadanya; (3) Jangan menyebut nama TUHAN, Allahmu, dengan sembarangan; (4) Tetaplah ingan dan kuduskan hari Sabat; (5) Hormatilah ayah dan ibumu; (6) Jangan membunuh; (7) Jangan berzinah; (8) Jangan mencuri; (9) Jangan mengucapkan saksi dusta tentang sesamamu; (10) Jangan mengingini istri sesamamu dan harta-harta mereka.
[23] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 9.
[24] Qs. Al-Mâ’idah [5]: 2.
[25] Qs. Ali ‘Imrân [3]: 75.
[26] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 9.
[27] Ketua Jurusan Ilmu Kebidanan dan Ginekologi dan Prof. Molecular dan Genetika Manusia, Baylor College Medicine, Houston, Amerika Serikat. Dikutip dari buku “Bukti Kebenaran Al-Qur’an” karya Abullah M. Al-Rehaili, terjemah: Purna Sofia Istianati, (YADMA: Yogyakarta, cet. I, 2003).
[28] Ibid., hlm. 10.
[29] Ibid.
[30] Ibid., hlm. 11.
[31] Ibid.
[32] Ibid., 12.
[33] Ibid., 12 dan 13.
[34] Lukas 2: 48.
[35] H. Insan L.S. Mokoginta, 101 Bukti Yesus Bukan TUHAN, (Depok: Birrul Walidaini, ce. II, 2007), hlm. 111-112.
[36] “Kata Yohanes kepada Yesus: “Guru, kami lihat seorang yang bukan pengikut kita mengusir setan demi nama-Mu, lalu kami cegah orang itu.” (Markus 9: 38).
[37] “Pada waktu Yesus berangkat meneruskan perjalanan-Nya, datanglah seseorang berlari-berlari mendampatkan Dia dan berlutut di hadapan-Nya, ia bertanya: “Guru yang baik, apa yang harus kuperbuat untuk mendapat hidup yang kekal? Yesus menjawab: “Mengapa kamu katakan Aku baik? Tak seorangpun yang baik selain daripada Allah saja.” (Markus 10: 17-18).
[38] Lihat, ‘Allamah Syeikh ‘Abd al-Rahman Nashir al-Sa‘di, Taysir al-Karim al-Rahman fi Tafsir Kalam al-Mannan, (Beirut-Lebanon: Mu’assasah al-Risalah, cet. I, 2001), hlm. 530.
[39] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 13.
[40] Ibid., hlm. 14.
[41] Markus 16: 19.
[42] Syeikh Al-Sa‘di, Taysir al-Karim al-Rahman, op.cit., hlm. 132.
[43] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 14.
[44] Ibid., hlm. 15.
[45] Ibid.
[46] Ibid.
[47] Di sini sepertinya sang penulis keliru menuliskan resultannya. Penulis berasumsi, tujuan penulis adalah: 1+1+1=1. Karena terlalu ‘semangat’, dia salah menuliskan jumlahnya. Karena dalam dogma Trinitas satu+satu+satu sama dengan “satu”, bukan “tiga”. Inilah dogma paling tidak rasional dalam agama Kristen.
[48] Ibid., hlm. 16-17.
[49] O. Hashem, Keesan TUHAN, (Jakarta : Islamic Center Al-Huda, cet. IV, 2001), hlm. 33.
[50] Ibid., hlm. 109.
[51] Lihat, Qosim Nursheha Dzulhadi, Allah dalam Islam dan Kristen, majalah Suara Hidayatullah (Edisi Mei 2007/Rabi’ul Akhir 1428), hlm. 27.
[52] Untuk foot-note ini, penulis akan mencantumkannya dalam teks tulisan, agar para pembaca dapat melihatnya dengan jelas. Dengan demikian, dapat dilihat bahwa sang penulis booklet ini banyak melakukan manipulasi ayat-ayat Al-Qur’an yang mulia ini.
[53] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 19-20.
[54] Ibid., hlm. 19-20 (dan foot-note).
[55] Ibid., hlm. 20.
[56] Qs. Al-Nisâ’ (4): 172. Berkaitan dengan Qs. 4: 171, Rasulullah s.a.w. bersabda:“Janganlah kalian perlakukan aku sebagaimana umat Nasrani melakukannya terhadap Ibnu Maryam (‘Isa). Aku hanyalah seorang “hamba”. Maka katakanlah (tentang aku): “Hamba Allah dan rasul-Nya” (HR. al-Bukhari). Sungguh, betapa mulia dan rendah hatinya Rasulullah, Muhammad s.aw.
[57] Syeikh al-Sa‘di, Taysir al-Karim al-Rahman, op.cit., hlm. 1300.
[58] “Ketika melihat Dia mereka menyembah-Nya, tetapi beberapa orang ragu-ragu.” (Matius 28: 17).
[59] Syeikh al-Sa‘di, op.cit., hlm. 768.
[60] Dalam Injil Markus 13: 32 juga Yesus mengakui: “Tetapi tentang hari atau saat itu tidak seorangpun yang tahu, malaikat-malaikat di sorga tidak, dan Anak pun tidak, hanya Bapasaja.”
[61] Siapa Membelenggu TUHAN?, hlm. 21.
[62] Ibid., hlm. 21 (dalam foot-note).
[63] Ibid., hlm. 22.
[64] Ibid., hlm. 23.
[65] Ibid., hlm. 23.
[66] Qs. Al-Mâ’idah [5]: 3.
[67] Ibrahim Musa Daud Isa Muhammad Alwi Chow Cin Wi/Mhd Awi Cheng Ho/Ibnu Cina,Dakwah Mu’allaf, hlm. 4. Tulisannya ini dijual bebas di Toko Buku Sembilan Wali (Wali Songo), Medan .