Mengkritisi Buku Penodaan Islam di Gramedia (4)
Berbahagialah umat Islam yang bisa menjalankan ibadah shaum sesuai petunjuk Ilahi, karena Rasulullah SAW menjelaskan kaifiyatnya secara detil. Dengan demikian umat Islam bisa meraih kenikmatan surgawi melalui ibadah puasa. Karena puasa adalah amal ibadah yang diridhai Allah SWT dengan ampunan dan pahala yang besar (Qs Al-Ahzab 35).
“Barangsiapa yang berpuasa di bulan Ramadhan dengan penuh keimanan dan hanya mengharapkan pahala, maka Allah akan mengampuni dosa-dosa yang terdahulu” (HR Bukhari dan Muslim).
Allah mengistimewakan shaum dengan menyiapkan pintu sorga khusus untuk ahli shaum:
“Sesungguhnya di surga itu ada satu pintu yang dinamakan Ar-Royyan. Ahli shaum akan memasukinya melalui pintu itu pada hari kiamat, tidak seorang pun selain mereka memasuki melalui pintu tersebut, tidak ada orang selain mereka yang memasukinya” (HR Al-Bukhari dan Muslim).
Betapa ruginya umat Kristen pengikut Evangelis Curt Fletemier, Yusuf dan Tanti yang dengan congkaknya menolak syariat puasa. Bahkan dalam buku “Christianity and Islam: The Son and The Moon” (edisi Indonesia: Sang Putera dan Sang Bulan) yang dijual bebas di Gramedia, gank penghujat Islam ini melecehkan puasa sebagai ritual kaum penyembah berhala.
….Umat kristiani yang ingin memasuki surga melalui pintu Ar-Royyan ini akan menemui jalan buntu, karena mereka tidak memiliki juklak yang jelas mengenai ibadah puasa…
Umat kristiani yang ingin memasuki surga melalui pintu Ar-Royyan ini akan menemui jalan buntu, karena mereka tidak memiliki juklak yang jelas mengenai ibadah puasa. Yesus hanya menekankan bahwa orang berpuasa tidak boleh riyak. Berpuasa tak boleh bermuka muram, dan harus membasuh muka agar tidak terlihat kalau sedang berpuasa (Matius 6:16-18). Karena tidak ada juklak yang jelas, maka ritual puasa mereka berkreasi sendiri-sendiri menyusun syariat puasa, sehingga tiap gereja berbeda-beda amalan puasanya.
Kristen Ortodoks Syria (KOS) berpuasa “shaumil kabir” selama 40 hari berturut-turut pada tiap tahun sekitar bulan April, tanpa makan sahur. Puasa KOS lainnya adalah puasa Rabu dan Jum’at dalam rangka mengenang kesengsaraan Kristus.
Puasa menurut Katolik adalah makan kenyang hanya satu kali sehari (dalam waktu 24 jam) dan dua kali sedikit, tapi minum tidak termasuk aturan puasa. Waktu puasa hanya Rabu Abu dan Jum’at Suci, diwajibkan bagi semua yang telah berusia 21 tahun sampai dengan 59 tahun. (Ensiklopedi Populer Gereja, hlm. 228).
….Mustahil mereka memasuki surga Ar-Royyan yang disediakan bagi orang yang berpuasa…
Sementara peraturan yang dibuat Katolik dari keuskupan Surabaya tahun 2004 yang ditandatangani oleh Romo Julius Haryanto CM, berdasarkan Kitab Hukum Kanonik (Kanon No. 1249-1253) dan Statuta Keuskupan Regio Jawa No. 111, maka ditetapkan: Semua orang Katolik yang berusia 18 tahun sampai awal tahun ke-60 wajib berpuasa pada hari Rabu Abu dan Jumat Agung. Dalam arti yuridis, puasa orang Katolik ini berarti makan kenyang hanya sekali sehari.
Sayangnya, bermacam-macam puasa umat kristiani itu tidak pernah diajarkan Yesus dalam Bibel. Mustahil mereka memasuki surga Ar-Royyan yang disediakan bagi orang yang berpuasa. bersambung