Dua paku yang digunakan untuk menyalib Yesus ditemukan di sebuah makam berusia 2.000 tahun. Hal tersebut terungkap dalam sebuah film baru berjudul "The Nails of the Cross" karya sutradara keturunan Israel-Kanada, Simcha Jacobovici.
Film itu merupakan hasil penelitian tiga tahun yang dilakukan Jacobovici. Kesimpulan itu dibuahkan Jacobovici berdasarkan data-data empiris dan imajinasi serta kepercayaannya.
Jacobovici mengklaim penemuan tersebut sebagai sesuatu yang bersejarah. Namun sebagian ilmuwan menepis klaim Jacobovici. Beberapa ilmuwan bahkan menganggap itu hanya upaya mencari popularitas.
Berbagai benda bersejarah termasuk paku-paku yang diklaim berasal dari penyaliban Yesus muncul dalam beberapa dekade terakhir. Paku-paku tersebut diduga memiliki keterkaitan dengan Yesus. Namun, beberapa dianggap tipuan, sementara sebagian lainnya dianggap sebagai penemuan suci.
Jacobovici adalah juga pembawa acara serial "Naked Archaeologist" dan pernah berkolaborasi dengan sutradara James Cameron membuat sebuah film dokumenter kontroversial, "The Lost Tomb of Jesus".
Kini, Jacobovici mengatakan penemuan paku yang dipakai untuk menyalib Yesus berbeda dengan paku-paku sebelumnya karena konteks sejarah dan arkeologis yang ada di dalamnya.
“Yang kami ungkapkan ke dunia adalah argumen arkeologi terbaik yang disuguhkan bahwa dua dari paku-paku salib Yesus telah ditemukan,” ujarnya.
Film itu sendiri diawali dengan kisah kunjungan ke sebuah makam purba di Yerusalem pada 1990. Para ilmuwan menilai itu merupakan makam imam besar Kayafas, yang dalam Perjanjian Baru mendahului persidangan Yesus.
Makam itu beserta kotak tulang ditemukan saat sebuah proyek konstruksi di dekat bukit beberapa mil sebelah selatan Kota Lama. Makam itu kini sudah ditutup kembali.
Kayafas adalah yang menyerahkan Yesus ke tentara Romawi, yang berakhir ke penyaliban. Inilah yang jadi dasar argumen Jacobovici. "Ada konsensus umum yang mengatakan, makam di mana paku itu ditemukan adalah milik Kayafas. Kala itu ada lusinan paku yang ada, namun menemukannya di dalam makam adalah hal yang jarang terjadi," kata dia di Kota Lama, di mana Yesus menghabiskan hari-hari terakhirnya, seperti dimuat Huffington Post, Selasa, 12 April 2011.
Dua paku besi ditemukan di dalam makam itu. Satu paku ditemukan di dasar dan satu lagi di dalam sebuah kuburan yang hilang secara misterius. Jacobovici mengaku melacak paku itu sampai ke sebuah laboratorium di Tel Aviv.
Jacobovici juga menunjukkan mengapa paku tersebut digunakan dalam salib, yang memang lazim 2.000 tahun lalu. Jacobovici mengajukan teori mengenai penyebab paku-paku itu digunakan di penyaliban Yesus.
“Jika Anda melihat seluruh ceritanya, secara historis, tekstual, arkeologis, semua menunjuk kedua paku ini dipakai dalam penyaliban,” ujar Jacobovici. “Dan karena Kayafas merupakan satu-satunya yang diasosiasikan dengan penyaliban Yesus, Anda menaruh dua (paku) dan dua (paku) bersama, itu menunjukkan paku-paku itu adalah paku yang digunakan untuk menyalib Yesus.”
Menanggapi film itu, Otoritas Benda Antik Israel mengatakan belum ada pembuktian yang sahih bahwa makam itu merupakan tempat mengubur Caiaphas. Mereka juga mengatakan paku-paku biasa ditemukan di makam.
“Tidak dapat diragukan lagi bahwa sutradara berbakat Simcha Jacobovici membuat film menarik dengan penemuan arkeolog sebagai pusat cerita. Tetapi tafsiran yang disuguhkan tidak memiliki dasar dalam penemuan atau penelitian arkeologi,” ujar Otoritas Benda Antik Israel. (Telegraph/Tempo/Vivanews)