Jumat, 16 Desember 2011

DISTORSI MATIUS 19 : TANAH KUBURAN ORANG - ORANG MISKIN

Matius melaporkan bahwa Yudas Iskariot, salah seorang dari 12 murid, menghianati Yesus untuk para penguasa Yahudi demi 30 keping perak. Kemudian, Yudas konon bertobat, kembali pada para pengausa Yahudi, menyerahkan 30 keping perak itu di Kuil, kemudian pergi dan menggantungkan dirinya. Karena 30 keping perak adalah "uang darah [baca uang haram]", maka uang tersebut tidak bisa disimpan dalam pebendaharaan umum milik Kuil.1
Kutipan dari Matius berikut mengisahkan perosalan ini, dan memasukkan contoh lain mengenai dugaan pemenuhan nubuat.
Setelah diberikan semuanya, mereka mengunakan kepingan-kepingan perak untuk membeli tanah kuburan orang-orang miskin untuk mengubur orang-orang asing. Karena alasan inilah maka tempat itu disebut Ladang Darah (Field of Blood) hingga hari ini. Kemudian terpenuhilah apa yang telah disabdakan melalu nabi Yeremia: "dan mereka mengambil tiga puluh keping perak, kepingan dari seorang yang harganya telah ditentukan oleh bangsa Israel, dan mereka memberikan kepingan-kepingan itu untuk membeli tanah kuburan orang-orang miskin, sebagaimana diperintahkan Tuhan kepadaku."2
Sejauh ini ayat di atas merupakan nubuat paling rinci dan spesifik yang digunakan oleh Matius. Yang termasuk dalam hal-hal spesifik adalah: tiga puluh keping perak yang menjadi uang darah atau harga hadiah, yaitu "harga dari seseorang yang harganya telah ditentukan"; pembelian tanah; dan nama tanah itu. Rincian apa lagi yang mungkin kita inginkan? Bagaimanakah rincian yang kita inginkan agar bisa cocok dengan peristiwa-peristiwa yang digambarkan di atas? Akan tetapi, yang mengejutkan, seaneh kedengarannya, nubuat tersebut tidak ada sama sekali di seluruh Perjanjian Lama!3
Bahkan mustahil untuk memikirkan apa yang dicapai Matius dalam Perjanjian Lama. Teks-teks Matius yang paling umum secara khusus menisbahkan dugaan nubuat kepada Yeremia. Namun, teks yang terdekat dengan teks Yeremia ini harus dikumpulkan bersama ayat-ayat berikut yang sangat terpisah.
"Datanglah, turunlah ke rumah pembuat barang-barang tembikar itu, dan di sana aku akan mengizinkanmu mendengarkan sabda-sabdaku". Demikianlah aku pergi ke rumah pembuat barang-barang tembikar, dan di sana ia tengah bekerja dengan jenteranya … Maka bersabdalah Tuhan: Pergi dan belilah kendi tembikar dari seorang pembuat tembikar … Yeremia berkata, Sabda Tuhan itu datang kepdaku: Hanamel putra pamanmu Shallun akan menemuimu dan mengatakan, "Belilah tanahku yang ada di Anathoh, karena hak penebusan dengan pembelian adalah milikmu".4
Sebagaimana bisa kita lihat, bahkan dengan pekerjaan masif yang tambal-sulam, kita tidak bisa mendekati perkiraan dugaan keterangan Perjanjian Lama yang dirujuk oleh Matius. Namun, dengan sejujurnya harus diingat bahwa sebagian versi Matius menisbahkan keterangan Perjanjian Lama pada Yesaya, dan sebagian pada Zakaria. Tidak ada keterangan dalam Yesaya yang bisa dinisbahkan pada rujukan Matius,5 dan satu-satunya keterangan terdekat yang bisa ditemukan dalam Zakaria untuk kutipan Matius adalah ayat berikut.
Kemudian aku berkata kepada mereka, "Jika memang kalian berhak, berikanlah upahku; tetapi jika tidak, simpanlah". Demikianlah mereka memberikan upahku sebanyak tiga puluh keping perak. Kemudian Tuhan bersabda kepadaku, "Berikanlah ia sebagai perbendaharaan", harga ini merupakan harga yang diberikan mereka kepadaku. Maka aku mengambil tiga puluh keping perak itu kemudian memasukkan sebagai perbendaharaan dalam rumah Tuhan. Kemudian aku menghancurkan kesatuan pengikutku, dengan menghapuskan ikatan keluarga antara Yehuda dan Israel.6
Di sini, kita menemukan penyebutan tiga puluh keping perak dan menyerahkan perak tersebut kemudian. Lebih jauh, frasa bahasa Ibrani yang diterjemahkan sebagai "perbendaharaan" sangat mirip dengan frasa bahasa Ibrani yang diterjemahkan sebagai "kepada pembuat barang tembikar".7 Akan tetapi, dalam keterangan ini tidak ada penyebutan tiga puluh keping perak yang menjadi uang darah, alih-alih uang itu hanya merupakan upah pekerja untuk merawat sekawanan domba.8 Sama halnya, tidak ada penyebutkan tentang pembelian tanah. Singkatnya, betapa pun kerasnya kita berusaha menemukan keterangan Perjanjian Lama dalam Matius, tetapi kesimpulan yang tak-terhindarkan adalah bahwa ia memang sama sakali tidak ada! Matius telah mengarang satu nubuat Perjanjian Lama untuk menjelaskan presentasinya mengenai pelbagai peristiwa dalam kehidupan Yesus.
IKHTISAR DAN SIMPULAN
Dalam pembahasan sebelumnya, dua puluh contoh berbeda dari apa yang disebut pemenuhan nubuat telah dianalisis dari Kitab Matius. Analisis tersebut sederhana dan jujur, yang secara khas hanya terdiri atas pemikiran sekilas untuk melihat keterangan Perjanjian Lama yang konon di dalamnya Matius menemukan pemenuhan nubuat dalam kehiduapan dan kerasulan Yesus. Hasil analisis itu sama sekali tidak sesuai! Kita menemukan bahwa Matius secara sistematis bersandar pada ayat-ayat yang demikian umum sehingga ayat-ayat itu bisa dilihat sebagai contoh-contoh utama dari Barnum Effect; sering salah-kutip ayat-ayat lain; mengeluarkan ayat-ayat itu dari konteksnya yang jelas-jelas merujuk pada hal lain, pada peristiwa yang telah terjadi; dan mengadakan banyak keterangan Perjanjian Lama yang telah usang; bahkan peristiwa-peristiwa dalam kehidupan Yesus itu dipilih dan dipresentasikan secara tidak-akurat, dengan tujuan tunggal: menciptakan apa yang disebut pemenuhan nubuat.
Analisis mengenai dugaan pemenuhan nubuat dalam Kitab Matius ini memberikan contoh spesifik mengenai keakuratan pandangan Islam, yang menyatakan bahwa Injil Yesus yang orisinal telah dibuat dan didistorsi oleh sebagian umat Kristen awal.
Dari mereka, juga, yang menyebut dirinya orang-orang Kristen, Kami mengadakan satu perjanjian, tetapi mereka melupakan bagian yang terpenting dari pesan yang telah dikirimkan kepada mereka: demikianlah Kami mengasingkan mereka, dengan permusuhan dan kebencian antara satu dengan yang lain, hingga hari pengadilan. Dan Allah akan segera memberi balasan kepada mereka atas apa yang telah mereka perbuat.9
Keterangan:
1. Matius 26:14-16; 27:3-6.
2. Matius 27:7-10.
3. Kohlenberger III JR (1991).
4. Yeremia 18:2-3; 19:1; 32:6-7.
5. Kohlenberger III JR (1991).
6. Zakaria 11:12-14.
7. Carstensen RN (1971).
8. Zakaria 11:7-14.
9. QS. 5:14.
Dikutip dari buku: "Salib di Bulan Sabit", karya: DR. Jerald F. Dirks, 2003.
Catatan:
Ayat-ayat Bibel yang dipakai merupakan terjemahan dari New Revised Standard Version Bible, karena penulisnya, DR. Jerald F. Dirks, adalah seorang mantan diaken di Gereja Metodis Bersatu, warga negara Amerika Serikat. Mohon maklum.
Wassalaam