Keberadaan sisipan pada teks terjemahan Quran biasanya digunakan untuk membantu penguatan makna. Berhubung ada sekian banyak pola kalimat dalam bahasa Arab yang kalau diterjemahkan secara harfiyah, masih meninggalkan ketidak-jelasan, atau bahkan malah tambah membingungkan.
Misalnya terjemahan dari kata qul yang berarti katakanlah, seringkali disisipi penjelasan di dalam tanda kurung: (wahai Muhammad). Berarti perintah untuk nabi Muhammas SAW untuk mengatakan sesuatu.
Misalnya terjemahan dari kata qul yang berarti katakanlah, seringkali disisipi penjelasan di dalam tanda kurung: (wahai Muhammad). Berarti perintah untuk nabi Muhammas SAW untuk mengatakan sesuatu.
Memang rasanya jadi agak aneh dengan adanya sisipan itu,
Seringkali sisipan dalam tanda kurung itu dimasukkan karenakata yang berada di dalam kurung itu tidak ada dalam teks arab aslinya, sehingga karena bukan terjemahan dari kata aslinya. Namun karena keberadaan kata di dalam kurung itu cukup penting keberadaannya cukup penting, maka untuk membedakannya di letakkan di dalam kurung.
Tidak Merusak Al-Quran
Yang menarik, meski penerjemahan Al-Quran ini sering berubah dan berbeda antara satu versi dengan versi lainnya, namun keaslian Al-Quran tidak akan menjadi korban.Karena teks Al-Quran yang asli yaitu yang berbahasa arab sama sekali tidak mengalami perubahan, walau satu huruf sekalipun.
Yang berubah atau mengalami sisipan dan lainnya hanyalah terjemahannya saja. Danterjemahan bukan termasuk Al-Quran. Sehingga membaca terjemahan Al-Quran dibolehkan meski dalam keadaan junub. Juga menyentuh tulisannya saja tidak mengapa bagi yang berhadats kecil.
Jadisebenarnya kita tidak perlu terlalu khawatir dari segi kesucian dan keaslian Al-Quran
Kendala Terjemahan
Semua orang pasti mengakui bahwa adanya penerjemahan Al-Quran sangat membantu banyak orang yang tidak bisa bahasa arab untuk sedikit lebih mengerti dan mengenal Al-Quran.
Namun juga harus dipahami dengan baik bahwa penerjemahan itu tetap memiliki kelemahan di banyak sisi, terutama kalau kita sudah mulai serius mengkaji isi dan makna tiap ayat secara lebih mendalam.
Karena pada hakikatnya sebuah terjemahan tidak pernah bisa menjelaskan makna yang terkandung pada suatu ayat dengan tepat 100 persen. Pasti ada bias di sana sini karena ketebatasan bahasa.
Jadi yang lebih ideal adalah membuka kitab tafsir yang memang sangat banyak itu. Para mufassir telah mengurai kata demi kata, ayat demi ayat dan kumpulan ayat demi kumpulan ayat secara sangat rinci dan detail.
Apa yang selama ini hanya mampu kita baca secara selintas kilas, begitu kita buka kitab tafsir, maka semua akan segera terkuak. Apa yang selama ini hanya kita dengar dari bacaan Al-Quran, akan bisa kita perdalam secara luas dengan membuka kitab tafsir.
Wallahu a''lam bishshawab
Seringkali sisipan dalam tanda kurung itu dimasukkan karenakata yang berada di dalam kurung itu tidak ada dalam teks arab aslinya, sehingga karena bukan terjemahan dari kata aslinya. Namun karena keberadaan kata di dalam kurung itu cukup penting keberadaannya cukup penting, maka untuk membedakannya di letakkan di dalam kurung.
Tidak Merusak Al-Quran
Yang menarik, meski penerjemahan Al-Quran ini sering berubah dan berbeda antara satu versi dengan versi lainnya, namun keaslian Al-Quran tidak akan menjadi korban.Karena teks Al-Quran yang asli yaitu yang berbahasa arab sama sekali tidak mengalami perubahan, walau satu huruf sekalipun.
Yang berubah atau mengalami sisipan dan lainnya hanyalah terjemahannya saja. Danterjemahan bukan termasuk Al-Quran. Sehingga membaca terjemahan Al-Quran dibolehkan meski dalam keadaan junub. Juga menyentuh tulisannya saja tidak mengapa bagi yang berhadats kecil.
Jadisebenarnya kita tidak perlu terlalu khawatir dari segi kesucian dan keaslian Al-Quran
Kendala Terjemahan
Semua orang pasti mengakui bahwa adanya penerjemahan Al-Quran sangat membantu banyak orang yang tidak bisa bahasa arab untuk sedikit lebih mengerti dan mengenal Al-Quran.
Namun juga harus dipahami dengan baik bahwa penerjemahan itu tetap memiliki kelemahan di banyak sisi, terutama kalau kita sudah mulai serius mengkaji isi dan makna tiap ayat secara lebih mendalam.
Karena pada hakikatnya sebuah terjemahan tidak pernah bisa menjelaskan makna yang terkandung pada suatu ayat dengan tepat 100 persen. Pasti ada bias di sana sini karena ketebatasan bahasa.
Jadi yang lebih ideal adalah membuka kitab tafsir yang memang sangat banyak itu. Para mufassir telah mengurai kata demi kata, ayat demi ayat dan kumpulan ayat demi kumpulan ayat secara sangat rinci dan detail.
Apa yang selama ini hanya mampu kita baca secara selintas kilas, begitu kita buka kitab tafsir, maka semua akan segera terkuak. Apa yang selama ini hanya kita dengar dari bacaan Al-Quran, akan bisa kita perdalam secara luas dengan membuka kitab tafsir.
Wallahu a''lam bishshawab