Sabtu, 06 Agustus 2011

Tembok Yajuz dan Majuz

http://b.cdn.tendaweb.com/fckfiles/image/ustadz%20menjawab/kaukasus_1.jpeg

Mereka berkata; “Hai Dzulkarnain, sesungguhnya Ya-juj dan Ma-juj itu orang-orang yang membuat kerusakan di muka bumi, maka dapatkah kami memberikan sesuatu pembayaran kepadamu, supaya kamu membuat dinding antara kami dan mereka ?”

QS. Al-Anbiya: 96 “Hingga apabila dibukakan (tembok) Ya-juj dan Ma-juj, dan mereka turun dengan cepat dari seluruh tempat yang tinggi. Dan telah dekatlah kedatangan janji yang benar (Hari berbangkit), maka tiba-tiba terbelalaklah mata orang-orang yang kafir. (Mereka berkata); “Aduhai celakalah kami, sesungguhnya kami adalah dalam kelalaian tentang ini, bahkan kami adalah orang-orang yang zhalim.”

Ya-juj dan Ma-juj dalam Hadits Dari Zainab Binti Jahsh -isteri Nabi SAW, berkata; “Nabi SAW bangun dari tidurnya dengan wajah memerah, kemudian bersabda; “Tiada Tuhan selain Allah, celakalah bagi Arab dari kejahatan yang telah dekat pada hari kiamat, (yaitu) Telah dibukanya penutup Ya-juj dan Ma-juj seperti ini !” beliau melingkarkan jari tangannya. (Dalam riwayat lain tangannya membentuk isyarat 70 atau 90), Aku bertanya; “Ya Rasulullah SAW, apakah kita akan dihancurkan walaupun ada orang-orang shalih ?” Beliau menjawab; “Ya, Jika banyak kejelekan.” (HR. Ahmad, Al-Bukhari dan Muslim)

Jenis dan Asal Usul Ya-juj dan Ma-juj dalam QS. Al-Kahfi : 94 Ya-juj dan Ma-juj menurut ahli lughah ada yang menyebut isim musytaq (memiliki akar kata dari bhs. Arab) berasal dari AJAJA AN-NAR artinya jilatan api. Atau dari AL-AJJAH (bercampur/sangat panas), al-Ajju (cepat bermusuhan), Al-Ijajah (air yang memancar keras) dengan wazan MAF’UL dan YAF’UL / FA’UL. Menurut Abu Hatim, Ma-juj berasal dari MAJA yaitu kekacauan. Ma-juj berasal dari Mu-juj yaitu Malaja. Namun, menurut pendapat yang shahih, Ya-juj dan Ma-juj bukan isim musytaq tapi merupakan isim ‘Ajam dan Laqab (julukan). Para ulama sepakat, bahwa Ya-juj dan Ma-juj termasuk spesies manusia.

Mereka berbeda dalam menentukan siapa nenek moyangnya. Ada yang menyebutkan dari sulbi Adam AS dan Hawa atau dari Adam AS saja. Ada pula yang menyebut dari sulbi Nabi Nuh AS dari keturunan Syis/At-Turk menurut hadits Ibnu Katsir. Sebagaimana dijelaskan dalam tarikh, Nabi Nuh AS mempunyai tiga anak, Sam, Ham, Syis/At-Turk. Ada lagi yang menyebut keturunan dari Yafuts Bin Nuh. Menurut Al-Maraghi, Ya-juj dan Ma-juj berasal dari satu ayah yaitu Turk, Ya-juj adalah At-Tatar (Tartar) dan Ma-juj adalah Al-Maghul (Mongol), namun keterangan ini tidak kuat. Mereka tinggal di Asia bagian Timur dan menguasai dari Tibet, China sampai Turkistan Barat dan Tamujin. Mereka dikenal sebagai Jengis Khan (berarti Raja Dunia) pada abad ke-7 H di Asia Tengah dan menaklukan Cina Timur. Ditaklukan oleh Quthbuddin Bin Armilan dari Raja Khuwarizmi yang diteruskan oleh anaknya Aqthay. “Batu” anak saudaranya menukar dengan negara Rusia tahun 723 H dan menghancurkan Babilon dan Hongaria. Kemudian digantikan Jaluk dan dijajah Romawi dengan menggantikan anak saudaranya Manju, diganti saudaranya Kilay yang menaklukan Cina.

Saudaranya Hulako menundukan negara Islam dan menjatuhkan Bagdad pada masa daulah Abasia ketika dipimpin Khalifah Al-Mu’tashim Billah pertengahan abad ke-7 H / 656 H. Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang banyak keturunannya.Menurut mitos, mereka tidak mati sebelum melihat seribu anak lelakinya membawa senjata. Mereka taat pada peraturan masyarakat, adab dan pemimpinnya. Ada yang menyebut mereka berperawakan sangat tinggi sampai beberapa meter dan ada yang sangat pendek sampai beberapa centimeter. Konon, telinga mereka panjang, tapi ini tidak berdasar. Pada QS. Al-Kahfi:94, Ya-juj dan Ma-juj adalah kaum yang kasar dan biadab.

Jika mereka melewati perkampungan, membabad semua yang menghalangi dan merusak atau bila perlu membunuh penduduk. Karenya, ketika Dzulkarnain datang, mereka minta dibuatkan benteng agar mereka tidak dapat menembus dan mengusik ketenangan penduduk. Siapakah Dzulkarnain ? Menurut versi Barat, Dzulkarnain adalah Iskandar Bin Philips Al-Maqduny Al-Yunany (orang Mecedonia, Yunani). Ia berkuasa selama 330 tahun. Membangun Iskandariah dan murid Aristoteles. Memerangi Persia dan menikahi puterinya. Mengadakan ekspansi ke India dan menaklukan Mesir.

Menurut Asy-Syaukany, pendapat di atas sulit diterima, karena hal ini mengisyaratkan ia seorang kafir dan filosof. Sedangkan al-Quran menyebutkan; “Kami (Allah) mengokohkannya di bumi dan Kami memberikan kepadanya sebab segala sesuatu.” Menurut sejarawan muslim Dzulkarnain adalah julukan Abu Karb Al-Himyari atau Abu Bakar Bin Ifraiqisy dari daulah Al-Jumairiyah (115 SM – 552 M.).

Kerajaannya disebut At-Tababi’ah. Dijuluki Dzulkarnain (Pemilik dua tanduk), karena kekuasaannya yang sangat luas, mulai ujung tanduk matahari di Barat sampai Timur. Menurut Ibnu Abbas, ia adalah seorang raja yang shalih.

Ia seorang pengembara dan ketika sampai di antara dua gunung antara Armenia dan Azzarbaijan. Atas permintaan penduduk, Dzulkarnain membangun benteng. Para arkeolog menemukan benteng tersebut pada awal abad ke-15 M, di belakang Jeihun dalam ekspedisi Balkh dan disebut sebagai “Babul Hadid” (Pintu Besi) di dekat Tarmidz. Timurleng pernah melewatinya, juga Syah Rukh dan ilmuwan German Slade Verger. Arkeolog Spanyol Klapigeo pada tahun 1403 H. Pernah diutus oleh Raja Qisythalah di Andalus ke sana dan bertamu pada Timurleng. “Babul Hadid” adalah jalan penghubung antara Samarqindi dan India.

BENARKAH TEMBOK CINA ADALAH TEMBOK Zulkarnain ?
Banyak orang menyangka itulah tembok yang dibuat oleh Zulkarnain dalam surat Al Kahfi. Dan yang disebut Ya’juj dan Ma’juj adalah bangsa Mongol dari Utara yang merusak dan menghancurkan negeri-negeri yang mereka taklukkan. Mari kita cermati kelanjutan surat Al Kahfi ayat 95-98 tentang itu.
Zulkarnain memenuhi permintaan penduduk setempat untuk membuatkan tembok pembatas. Dia meminta bijih besi dicurahkan ke lembah antara dua bukit. Lalu minta api dinyalakan sampai besi mencair. Maka jadilah tembok logam yang licin tidak bisa dipanjat.
Ada tiga hal yang berbeda antara Tembok Cina dan Tembok Zulkarnain. Pertama, tembok Cina terbuat dari batu-batu besar yang disusun, bukan dari besi. Kedua, tembok itu dibangun bertahap selama ratusan tahun oleh raja-raja Dinasti Han, Ming, dst. Sambung-menyambung. Ketiga, dalam Al Kahfi ayat 86, ketika bertemu dengan suatu kaum di Barat, Allah berfirman,
“Wahai Zulkarnain, terserah padamu apakah akan engkau siksa kaum itu atau engkau berikan kebaikan pada mereka.” Artinya, Zulkarnain mendapat wahyu langsung dari Tuhan, sedangkan raja-raja Cina itu tidak. Maka jelaslah bahwa tembok Cina bukan yang dimaksud dalam surat Al Kahfi. Jadi di manakan tembok Zulkarnain?

BEBERAPA PENELITIAN TEMBOK YA’JUJ
Abdullah Yusuf Ali dalam tafsir The Holy Qur’an menulis bahwa di distrik Hissar, Uzbekistan, 240 km di sebelah tenggara Bukhara, ada celah sempit di antara gunung-gunung batu. Letaknya di jalur utama antara Turkestan ke India dengan ordinat 38oN dan 67oE. Tempat itu kini bernama buzghol-khana dalam bahasa Turki, tetapi dulu nama Arabnya adalah bab al hadid. Orang Persia menyebutnya dar-i-ahani. Orang Cina menamakannya tie-men-kuan. Semuanya bermakna pintu gerbang besi.

Hiouen Tsiang, seorang pengembara Cina pernah melewati pintu berlapis besi itu dalam perjalanannya ke India di abad ke-7. Tidak jauh dari sana ada danau yang dinamakan Iskandar Kul. Di tahun 842 Khalifah Bani Abbasiyah, al-Watsiq, mengutus sebuah tim ekspedisi ke gerbang besi tadi. Mereka masih mendapati gerbang di antara gunung selebar 137 m dengan kolom besar di kiri kanan terbuat dari balok-balok besi yang dicor dengan cairan tembaga, tempat bergantung daun pintu raksasa. Persis seperti bunyi surat Al Kahfi. Pada Perang Dunia II, konon Winston Churchill, pemimpin Inggris, mengenali gerbang besi itu.

Letak Perkiraan Tembok Besi Berada

Apa pun tentang keberadaan dinding penutup tersebut, ia memang terbukti ada sampai sekarang di Azerbaijan dan Armenia. Tepatnya ada di perunungan yang sangat tinggi dan sangat keras. Ia berdiri tegak seolah-olah diapit oleh dua buah tembok yang sangat tinggi. Tempat itu tercantum pada peta-peta Islam mahupun Rusia, terletak di republik Georgia.
Al-Syarif al-Idrisi menegaskan hal itu melalui riwayat penelitian yang dilakukan Sallam, staf peneliti pada masa Khalifah al-Watsiq Billah (Abbasiah). Konon, Al-Watsiq pernah bermimpi tembok penghalang yang dibangun Iskandar Dzul Qarnain untuk memenjarakan Ya’juj-Ma’juj terbuka.

Mimpi itu mendorong Khalifah untuk mengetahui perihal tembok itu saat itu, juga lokasi pastinya. Al-Watsiq menginstruksikan kepada Sallam untuk mencari tahu tentang tembok itu. Saat itu sallam ditemani 50 orang. Penelitian tersebut memakan biaya besar. Tersebut dalam Nuzhat al-Musytaq, buku geografi, karya al-Idrisi, Al-Watsiq mengeluarkan biaya 5000 dinar untuk penelitian ini.

Rombongan Sallam berangkat ke Armenia. Di situ ia menemui Ishaq bin Ismail, penguasa Armenia. Dari Armenia ia berangkat lagi ke arah utara ke daerah-daerah Rusia. Ia membawa surat dari Ishaq ke penguasa Sarir, lalu ke Raja Lan, lalu ke penguasa Faylan (nama-nama daerah ini tidak dikenal sekarang). Penguasa Faylan mengutus lima penunjuk jalan untuk membantu Sallam sampai ke pegunungan Ya’juj-Ma’juj.

27 hari Sallam mengarungi puing-puing daerah Basjarat. Ia kemudian tiba di sebuah daerah luas bertanah hitam berbau tidak enak. Selama 10 hari, Sallam melewati daerah yang menyesakkan itu. Ia kemudian tiba di wilayah berantakan, tak berpenghuni. Penunjuk jalan mengatakan kepada Sallam bahwa daerah itu adalah daerah yang dihancurkan oleh Ya’juj-Ma’juj tempo dulu. Selama 6 hari, berjalan menuju daerah benteng. Daerah itu berpenghuni dan berada di balik gunung tempat Ya’juj-Ma’juj berada.
Sallam kemudian pergi menuju pegunungan Ya’juj-Ma’juj. Di situ ia melihat pegunungan yang terpisah lembah. Luas lembah sekitar 150 meter. Lembah ini ditutup tembok berpintu besi sekitar 50 meter.

Dalam Nuzhat al-Musytaq, gambaran Sallam tentang tembok dan pintu besi itu disebutkan dengan sangat detail (Anda yang ingin tahu bentuk detailnya, silakan baca: Muzhat al-Musytaq fi Ikhtiraq al-Afaq, karya al-Syarif al-Idrisi, hal. 934 -938).

Al-Idrisi juga menceritakan bahwa menurut cerita Sallam penduduk di sekitar pegunungan biasanya memukul kunci pintu besi 3 kali dalam sehari. Setelah itu mereka menempelkan telinganya ke pintu untuk mendengarkan reaksi dari dalam pintu. Ternyata, mereka mendengar gema teriakan dari dalam. Hal itu menunjukkan bahwa di dalam pintu betul-betul ada makhluk jenis manusia yang konon Ya’juj-Ma’juj itu.

Ya’juj-Ma’juj sendiri, menurut penuturan al-Syarif al-Idrisi dalam Nuzhat al-Musytaq, adalah dua suku keturunan Sam bin Nuh. Mereka sering mengganggu, menyerbu, membunuh, suku-suku lain. Mereka pembuat onar, dan sering menghancurkan suatu daerah. Masyarakat mengadukan kelakuan suku Ya’juj dan Ma’juj kepada Iskandar Dzul Qarnain, Raja Macedonia. Iskandar kemudian menggiring (mengusir) mereka ke sebuah pegunungan, lalu menutupnya dengan tembok dan pintu besi.

Menjelang Kiamat nanti, pintu itu akan jebol. Mereka keluar dan membuat onar dunia, sampai turunnya Nabi Isa al-Masih.

Dalam Nuzhat al-Musytaq, al-Syarif al-Idrisi juga menuturkan bahwa Sallam pernah bertanya kepada penduduk sekitar pegunungan, apakah ada yang pernah melihat Ya’juj-Ma’juj. Mereka mengaku pernah melihat gerombolan orang di atas tembok penutup. Lalu angin badai bertiup melemparkan mereka. Penduduk di situ melihat tubuh mereka sangat kecil. Setelah itu, Sallam pulang melalui Taraz (Kazakhtan), kemudian Samarkand (Uzbekistan), lalu kota Ray (Iran), dan kembali ke istana al-Watsiq di Surra Man Ra’a, Iraq. Ia kemudian menceritakan dengan detail hasil penelitiannya kepada Khalifah.
Kalau menurut penuturan Ibnu Bathuthah dalam kitab Rahlat Ibn Bathuthah pegunungan Ya’juj-Ma’juj berada sekitar perjalanan 6 hari dari Cina. Penuturan ini tidak bertentangan dengan al-Syarif al-Idrisi. Soalnya di sebelah Barat Laut Cina adalah daerah-daerah Rusia.

Subhanallah...... ternyata otak itu seperti orang yang sedang sujud

Gan, udah pada tau belum kalau ternyata bentuk otak kita menyerupai orang
yang lagi sujud.



Coba deh agan-agan perhatiin gambarnya. Mirip kan gan? Ane nggak tau ini
kebetulan atau bukan, menurut ane ciptaan Tuhan itu nggak ada yang
kebetulan.

Itulah hebatnya Tuhan. Otak yang selama ini kita bangga-banggakan ternyata

bersujud kepada Tuhan, lantas kenapa kita masih bisa menyombongkan diri
dihadapan Tuhan seperti orang-orang atheis yang menolak keberadaan Tuhan.
Buat agan-agan yang muslim coba simak ayat Al-Qur'an dibawah ini
"Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada
di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan,
binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia?"
[QS. Al-Hajj (22): 18]

markas rahasia

Kompleks bangunan besar itu memiliki lukisan-lukisan aneh dan patung-patung misterius di dalamnya. Bahkan di salah satu ruangannya terdapat sebuah prasasti yang mengandung simbol Freemason. Wajar kalau banyak yang menduga bangunan ini sebenarnya adalah markas rahasia New World Order. Selamat datang di Denver International Airport.


Denver International Airport yang memiliki luas 142 kilometer persegi ini memegang rekor sebagai bandara terbesar di Amerika Serikat dan bandara nomor tiga terbesar di dunia. Ada misteri besar di tempat ini. Menurut para penganut teori konspirasi, bandara ini sebenarnya adalah markas rahasia New World Order.

Mungkin kalian yang membacanya akan tertawa geli. Tetapi tunggu dulu, pernahkah kalian mendengar pepatah: tidak mungkin ada asap tanpa adanya api?

Ya, para penganut teori konspirasi memiliki alasannya sendiri dan saya akan memberikan beberapa contohnya.

Denver International Airport (DIA) mulai beroperasi secara penuh pada tahun 1995. Sebelum bandara ini dioperasikan, di Denver ada satu bandara yang sudah memenuhi standar internasional, yaitu bandara Stapleton. Ketika DIA dioperasikan secara penuh, bandara Stapleton ditutup untuk mencegah persaingan.

Padahal, DIA memiliki gerbang dan jalur penerbangan yang lebih sedikit dibanding bandara Stapleton. Manajemen pelayanan dan fasilitas di DIA malah jauh di bawah standar Stapleton. Satu-satunya kelebihan DIA dibanding Stapleton hanyalah luas lahannya. Saking luasnya, banyak orang yang menuding kalau ini adalah sebuah pemborosan.

Tetapi manajemen bandara mengatakan kalau lahan kosong itu diperlukan untuk perluasan fasilitas di masa datang.


Selain itu, DIA dibuat di wilayah yang banyak angin. Ini menyebabkan sering ditundanya penerbangan karena masalah ini. Herannya, bandara Stapleton justru malah berdiri di wilayah yang tidak memiliki masalah ini.

Bukan cuma itu, keanehan bandara ini bisa dilacak ke belakang ketika proses konstruksinya dimulai. Jika pada umumnya para pekerja atau kontraktor mengerjakan sebuah bangunan dari sejak awal proses konstruksi hingga selesainya bangunan, tidak demikian dengan bandara ini.

Para pekerja atau kontraktor disewa untuk mengerjakan bagian-bagian kecil dari konstruksinya. Ketika bagian itu sudah selesai, mereka akan menyewa kontraktor lain untuk mengerjakan bagian lainnya. Dengan metode ini, tentu saja tidak ada satu pekerja pun yang mengetahui gambaran besar konstruksi bandara ini.

Seakan-akan, ada sesuatu yang disembunyikan. Tidak ada yang bisa tahu dengan pasti, tetapi ada satu yang dicurigai.

Pada saat konstruksi berlangsung, lima bangunan besar telah selesai dibuat. Lalu, suatu hari, lima bangunan ini dianggap "salah konstruksi". Jadi, mereka mengubur bangunan-bangunan itu dan membuat bangunan baru di atasnya. Dalam proses konstruksi itu, mereka juga memindahkan 84 juta meter kubik tanah. Jumlah ini sangat besar dan tidak biasa sehingga banyak yang percaya kalau sebuah fasilitas bawah tanah sedang dibuat.
Selain faktor pembangunan yang misterius, kecurigaan lain juga timbul akibat pembengkakan biaya konstruksi dari 1,7 miliar dolar menjadi 4,8 miliar dolar. Ini selisih yang cukup luar biasa. Jika kalian pernah mengerjakan sebuah proyek, kalian pasti mengerti kalau pembengkakan biaya sebesar itu bisa menyebabkan kalian dipecat atau dipenjara.
Banyak yang mengatakan kalau pembangunan DIA adalah sebuah manajemen yang buruk. Sistem jalur bagasinya begitu buruk sehingga banyak orang menjulukinya sebagai "Industry Joke". Namun ini tidak mencegah pemerintah menggunakannya sebagai bandara utama.

Karena keanehan-keanehan ini, banyak yang percaya kalau bandara ini sebenarnya merupakan sebuah markas rahasia. Kecurigaan ini dikonfirmasikan oleh seorang mantan ahli geologi pemerintah bernama Phil Schneider yang mengatakan kalau di bawah DIA terdapat sebuah bangunan sedalam delapan lantai. Ia juga mengatakan kalau di bandara ini terdapat level elektromagnetik tinggi yang tidak biasa untuk sebuah bandara.
Tetapi pertanyaannya adalah, markas rahasia apakah yang tersembunyi di dalam bandara itu?

Banyak yang percaya kalau bandara itu sebenarnya berisi markas bawah tanah milik New World Order. Yang lain mengatakan kalau kompleks bandara itu mungkin adalah markas rahasia militer Amerika Serikat.

Kecurigaan-kecurigaan ini kemudian menjadi semakin kuat ketika terjadi kecelakaan-kecelakaan yang cukup aneh terhadap pesawat-pesawat di bandara.

Misalnya, pada Februari 2007, kaca 14 pesawat retak dengan kondisi yang cukup misterius. Otoritas penyelidikan mengatakan kalau kerusakan itu diakibatkan oleh benda-benda kecil yang beterbangan. Tetapi, tidak semua orang percaya dengan penjelasan resmi ini.

Pada Desember 2008, sebuah pesawat tergelincir di jalur penerbangan, lalu entah mengapa, api tiba-tiba muncul dari pesawat dan membakar pesawat dengan cepat. Untungnya tidak ada korban jiwa selain 14 penumpang yang terluka.

Kecelakaan-kecelakaan ini kemudian dihubung-hubungkan dengan kemungkinan eksperimen rahasia yang dilakukan di markas tersembunyi di bandara itu. Tentu saja teori ini tidak bisa dikonfirmasi kebenarannya.

Selain masalah luas kompleks yang mencurigakan, fasilitas-fasilitas di bandara ini juga cukup menimbulkan tanda tanya.

Coba bayangkan, bandara ini memiliki kabel komunikasi fiber optik sepanjang 5.300 mil. Ini setara jarak antara New York dan Argentina. Lalu, sistem pengisian bahan bakarnya bisa menyalurkan 1.000 galon bahan bakar jet per menit lewat pipa sepanjang 28 mil. Kemudian ada 6 tangki bahan bakar yang masing-masingnya berisi 2,73 juta galon bahan bakar jet. Kapasitas ini terlalu besar untuk lalu lintas sehari-hari bandara ini. Bahkan di seluruh dunia tidak ada bandara yang memiliki kapasitas penyimpanan bahan bakar sebesar ini.

Tetapi, jika ada markas rahasia tersembunyi di bandara itu, maka wajar saja fasilitas dengan kapasitas raksasa itu diperlukan.

Bandara ini juga boleh dibilang terlalu mewah untuk ukuran sebuah bandara. Ornamen-ornamen, patung dan lukisan-lukisannya lebih mengingatkan kita pada museum Louvre dibanding sebuah bandara di negara bagian yang lebih terkenal karena pegunungannya.

Untuk menghiasi bangunan bandara, mereka mengimpor batu granit dari seluruh dunia yang kemudian digunakan untuk membuat lantai di terminal utama, seakan-akan para pengunjung peduli dengan asal granit tersebut.

Terminal utama di bandara itu bernama Jeppesen Terminal. Luasnya sangat menakjubkan, 140.000 meter persegi. Ukuran ini adalah yang paling besar di seluruh dunia. Nama lain terminal ini adalah Great Hall, sebuah nama yang mengingatkan orang dengan freemasonry.


Lalu, kalian mungkin akan berkata kalau itu cuma sebuah kebetulan. Tetapi, ternyata itu bukan cuma kebetulan karena di dalam terminal ini terdapat sebuah prasasti berisi kapsul waktu yang di permukaannya terdapat lambang Freemasonry yang terkenal.



Tidak heran karena peletakan prasasti ini dilakukan oleh anggota Freemasonry.

Lalu, Di bawah simbol itu, kita bisa menemukan tulisan "New World Airport Commission".


New World Airport Commission?

Apakah tidak ada nama lain yang tidak menggunakan kata "New World"?

Mungkin para Mason memang suka menggunakan istilah itu. Tidak salah, tetapi, dua kata ini bisa memberi bahan bakar yang cukup besar bagi para penganut teori konspirasi.

Kemudian, di lantai Great Hall ini juga terdapat tanda-tanda lain yang tidak biasa. Salah satunya adalah tulisan "DZIT DIT GAII". Kalimat misterius ini adalah sebuah kalimat dari bahasa asli suku Navajo yang berarti "The Mountain that is white" atau "Gunung berwarna putih".


Lalu, Di lantai bagian lain, tertera tulisan "Mt.Blanca".


Mt.Blanca adalah sebuah gunung yang terletak di Colorado dan merupakan salah satu dari empat tempat suci kaum Navajo. Ini konsisten dengan prasasti sebelumnya yang juga ada hubungan dengan Navajo.

Tetapi, ada tafsiran lain. Di Perancis, Mt.Blanca atau Mont Blanc ternyata merupakan nama gunung tertinggi di Alpen. Nama Mont Blanc ini berarti Gunung putih dalam bahasa Perancis yang artinya sama dengan DZIT DIT GAII.

Menariknya, di kaki gunung ini, lebih dari seribu tahun yang lalu, para leluhur Knight Templar membuat dan menandatangani pakta perjanjian Templar.

Knight Templar memang sering dikaitkan dengan Freemasonry.
Selain ukiran-ukiran misterius di Great Hall, hiasan misterius lainnya juga bisa ditemukan di tempat lain di kompleks bandara ini.

Di halaman bandara ini ada sebuah patung kuda. Jika saya adalah seorang seniman dan disuruh membuat sebuah patung kuda, maka percayalah kalau saya akan membuat sebuah patung kuda yang gagah dan indah sehingga setiap yang melihatnya pun akan merasa senang. Namun, seniman pembuat patung kuda di bandara ini yang bernama Luis Jimenez memutuskan untuk membuat sebuah patung kuda yang aneh.

Patung ini memiliki wajah cukup menakutkan. Tidak cukup sampai disitu, Jimenez memutuskan untuk menambahkan lampu merah di kedua matanya. Kedua mata merah ini cukup untuk membuat seorang anak kecil mengalami mimpi buruk di tidurnya.

Tidak heran, orang-orang menyebut kuda ini "Blue Devil Horse" atau "Bluecifer".

Apa motivasi Jimenez membuatnya?

Entahlah, kita sudah tidak bisa bertanya lagi kepadanya karena ketika sedang mengerjakan patung kuda ini, sebuah potongan dari patung ini jatuh dan menimpanya. Jimenez Tewas oleh kuda ciptaannya.


Kemudian, dari prasasti yang saya singgung sebelumnya, kita tahu kalau bandara ini memang dibangun atas partisipasi para Mason. Tetapi anehnya, bandara ini juga dikaitkan dengan musuh Freemasonry, yaitu NAZI. Kecurigaan pertama muncul jika kita melihat bandara ini dari langit.


Apa yang segera terlintas di pikiran kalian?

Ya, lambang NAZI. Walaupun tidak terlalu mirip, Namun, struktur bangunan yang cukup unik ini membuat para penganut teori konspirasi semakin percaya kalau bandara ini memang dibangun untuk suatu tujuan rahasia.
Selain itu, lukisan-lukisan dinding di dalam bandara sepertinya juga menunjukkan adanya selera yang aneh dan juga memiliki hubungan dengan NAZI.

Salah satu lukisan dinding di tempat itu menggambarkan kota yang terbakar. Lalu di bawahnya terlukis seorang wanita Afrika dengan pakaian tradisional, wanita indian Amerika dan seorang wanita pirang dengan simbol bintang Daud di dadanya dengan sebuah alkitab di tangannya.

Masing-masing wanita itu terbaring tak bernyawa di dalam sebuah peti mati.


Lalu, di lukisan lainnya, terlihat seorang figur alien atau malaikat maut yang menggunakan pakaian militer NAZI dengan masker gas serta memegang pedang dan senapan mesin di tangannya. Ujung pedangnya menusuk ke arah seekor merpati putih (yang biasanya melambangkan perdamaian dunia).

Figur ini dikelilingi oleh wanita yang sedang menggendong bayi-bayi yang sudah mati.


Di kanan bawah lukisan terlihat adanya sebuah lembaran kertas.


Kalimat-kalimat yang tertulis di atas kertas itu sesungguhnya adalah tulisan Hama Herchenberg, seorang bocah Yahudi berusia 14 tahun yang tewas pada tanggal 18 Desember 1943 di kamp konsentrasi Auschwitz. Sekali lagi, kita melihat adanya hubungan bandara ini dengan NAZI.


Memang, biasanya para seniman suka dengan hal-hal yang tidak biasa, namun siapakah yang pernah berpikir untuk melukis hal-hal semacam ini di sebuah bandara internasional. Dan yang paling membingungkan adalah, mengapa otoritas bandara mengijinkan lukisan-lukisan ini dibuat di bandara mereka?

Lukisan-lukisan itu dibuat oleh seniman bernama Leo Tanguma. Pada sebuah wawancara Mr.Tanguma mengaku kalau ia diberikan petunjuk mengenai detail gambar yang harus dilukis. Namun anehnya, pada wawancara berikutnya, Mr.Tanguma menyangkal pernyataannya dan mengatakan kalau isi lukisan itu adalah murni inspirasinya.

Maksud apakah yang tergambar pada lukisan-lukisan itu? banyak yang percaya kalau lukisan-lukisan itu sebenarnya menggambarkan maksud New World Order bagi dunia, yaitu kekacauan dan pengurangan populasi.

Namun, jika kita berusaha menghubungkan ornamen-ornamen bandara ini dengan teori konspirasi, mungkin kita akan mengalami kesulitan untuk memikirkan adanya kerjasama antara Freemasonry dengan NAZI. Kita tahu kalau NAZI adalah pihak yang paling memusuhi Freemasonry.

Jadi mungkin memang tidak ada konspirasi dan jawaban yang lebih masuk akal adalah bandara ini dibangun dengan dana dan campur tangan Freemasonry, namun dihiasi oleh seniman yang punya karya dan ideologi yang tidak biasa. Dengan kata lain, tidak ada markas rahasia.

Tetapi, jika bandara ini memang dibangun untuk menampung markas rahasia New World Order, maka saya rasa, saya perlu mengacungkan jempol karena mereka telah berani membangun sebuah markas rahasia tepat di bawah hidung jutaan pengunjung bandara.

Ancaman global freemasonry (BAG VII)

Kesimpulan

Masonry telah menjadi salah satu fenomena paling menarik pada dua abad terakhir. Dengan mudah, Masonry menarik peminat karena karakternya yang tertutup, eksklusif, dan mistis. Sementara itu, timbul antipati terhadapnya; saat Masonry berupaya mengiklankan dirinya sebagai sebuah ”lembaga amal yang tidak berbahaya”, oposisi yang gigih pun tumbuh sebagai akibat berbagai klaimnya yang kontradiktif.
Namun, yang semestinya dilakukan untuk menghadapi Masonry bukanlah dengan menjalankan agenda anti-Masonik yang membuta, namun dengan mengkaji dan menunjukkan ketidaksahihan dari filosofi jahat yang dianut dan dipaksakan organisasi ini kepada umat manusia.
Sarjana Islam yang terkemuka, Bediuzzaman Said Nursi menguraikan dalam sebuah alinea kerangka utama tugas ini:

Kelahiran arus tiranik filosofi naturalis dan materialis secara bertahap akan menjadi kuat dan menyebar pada akhir zaman, melalui filosofi materialis yang mencapai derajat pengingkaran akan Tuhan.... Cukup jelaslah kiranya betapa bodoh lawakan dari manusia yang lemah, yang dapat dikalahkan oleh seekor lalat dan tidak dapat menciptakan walaupun sebuah sayap lalat, untuk mengklaim posisi ketuhanan. 141
Dengan kata lain, arus gagasan materialis yang akan muncul pada akhir zaman akan bertindak sampai sejauh menolak keberadaan Tuhan. Sebagai jawaban, harus ditunjukkan betapa ini merupakan ”lawakan bodoh”, dan bukti-bukti keberadaan Tuhan sebagaimana diungkapkan di dalam Al Quran harus ditunjukkan.
Inilah cara untuk mendekati pertarungan melawan Masonry. Yang penting untuk dilakukan adalah menggugurkan dan mengatasi filosofi Masonik. Perlu dihancurkan pengaruh pemikiran organisasi ini, yang secara diam-diam dan dari jarak jauh melakukan kampanye propaganda massa, dan menjauhkan manusia dari keimanan mereka dan membawa mereka meninggalkan agama mereka kepada mitos-mitos materialis, humanis, dan Darwinis. Apalagi, aliran ini perlu dibalikkan, dan orang-orang perlu diinformasikan tengan keberadaan Tuhan, keesaan-Nya, dan kebenaran agama. Dan, ini harus dilakukan setidaknya setenang dan sesabar para Mason.
Seberarnya, ini bukanlah pertarungan melawan Masonry karena sasarannya juga untuk menyelamatkan para Mason yang juga tertipu. Perintah di dalam Al Quran kepada kaum 'Ad dan Tsamud berlaku bagi para Mason: ”Dan syaitan menjadikan mereka memandang baik perbuatan-perbuatan mereka, lalu ia menghalangi mereka dari jalan, sedangkan mereka adalah orang-orang berpandangan tajam.” (QS. Al Ankabuut, 29: 38)
Sasarannya adalah untuk menunjukkan kebenaran kepada semua orang, termasuk para Mason, dan menyelamatkan mereka dari kesalahan.
Sebuah ciri dari akhir zaman adalah mudahnya pertarungan ini bagi orang yang beriman. Ini karena sains, yang telah digunakan kaum Mason untuk mendukung filosofi mereka selama dua ratus tahun terakhir, sekarang telah berbalik menentang mereka. Teori evolusi, yang telah memberikan dukungan bagi materialisme dan humanisme, telah berada dalam kemerosotan tajam semenjak tahun 1970-an. Catatan fosil dengan jelas menyangkal klaim-klaim teori ini, dengan mengungkapkan bahwa spesies muncul secara seketika dan sudah terbentuk sempurna, tanpa ”nenek moyang evolusioner”. Biokimia, yang mengkaji aspek-aspek halus dari makhluk hidup, telah menunjukkan contoh-contoh menakjubkan dari perancangan yang tidak dapat dijelaskan dengan kerangka sebab alamiah. Perbandingan genetik telah mengungkapkan bahwa spesies yang dianggap kerabat dekat menurut ”pohon kehidupan” Darwinis, pada kenyataannya sangat berbeda dalam susunan genetik. Sains telah memberontak melawan teori evolusi, sebuah fakta yang tidak dapat disembunyikan lebih jauh lagi oleh para evolusionis. Penting untuk menggunakan bukti-bukti yang diajukan sains dan menginformasikan kepada masyarakat ketidaksahihan filosofi materialis-humanis.
Masonry dengan berbagai metode propaganda yang efektif telah mampu sekian lama membuat masyarakat menerima sebuah pemikiran keliru. Menjelaskan kebenaran dan menolong manusia menerimanya jauh lebih mudah.
Ketika orang Muslim mengambil alih tugas ini, dengan izin Allah, pernyataan berikut ini akan terwujud: ” Sebenarnya Kami melontarkan yang hak kepada yang batil lalu yang hak itu menghancurkannya, maka dengan serta merta yang batil itu lenyap. Dan kecelakaanlah bagimu disebabkan kamu menyifati.” (QS. Al Anbiyaa’, 21: 18)
Maka, abad kedua puluh satu tidak akan menjadi abad ”Freemasonry Global” sebagaimana diharapkan oleh para Mason, namun menjadi abad moralitas Islam.

Mereka menjawab: "Maha Suci Engkau,
tidak ada yang kami ketahui selain apa yang
telah Engkau ajarkan kepada kami;
sesungguhnya Engkaulah Yang Maha
Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
(QS. Al Baqarah, 2: 32)

Ancaman global freemasonry (BAG V - VI)

Mengkaji Ulang Teori Evolusi

TAHUN 1832

Teori evolusi bukanlah penemuan asli Darwin. Dia tidak lebih dari memakai ulang sebuah
filosofi lama.
HMS Beagle melintasi Lautan Atlantik yang luas. Kapal itu tampak seperti kapal barang atau penumpang biasa saja, namun perjalanannya adalah perjalanan untuk melakukan penemuan, yang akan berlangsung bertahun-tahun. Dari Inggris, ia akan menyeberangi lautan dan mencapai pantai Amerika Selatan.
Beagle, sebuah kapal dengan kepentingan yang sedikit diketahui hingga saat itu, berangkat untuk perjalanan lima tahun lamanya.
Yang pada akhirnya akan membuat kapal itu terkenal adalah penumpangnya, Charles Robert Darwin, seorang penyelidik alam berusia 22 tahun. Dia tidak benar-benar mempelajari biologi namun menjadi mahasiswa teologi di Universitas Cambridge.
Walaupun anak muda ini mendalami teologi secara luas, zamannya kuat dipengaruhi oleh pemikiran materialis. Memang, setahun sebelum memulai perjalanannya dengan Beagle, ia telah menolak sejumlah ajaran dasar agama Kristen.
Darwin muda menafsirkan
semua penemuan yang diperoleh selama perjalanannya dalam kerangka pemikiran materialis, dan berusaha menjelaskan makhluk hidup yang diselidikinya tanpa merujuk kepada penciptaan oleh Tuhan. Selama tahun-tahun selanjutnya, ia mengembangkan, memperhalus, dan akhirnya menerbitkan gagasan-gagasan ini. Teorinya diajukan tahun 1859, di dalam sebuah buku berjudul Origin of Species (Asal Usul Spesies), yang tidak diterima secara baik di dunia intelektual abad kesembilan belas, walaupun akhirnya akan menyediakan basis yang seolah ilmiah yang telah dicari-cari ateisme selama berabad-abad.
Apakah teori evolusi penemuan asli Darwin? Apakah ia sendiri mengembangkan sebuah teori yang membuka jalan kepada salah satu penipuan terbesar dalam sejarah dunia?
Sebenarnya, Darwin tidak melakukan apa-apa selain mengubah gagasan yang landasannya telah dibangun sebelumnya.

MITOS EVOLUSI, DARI YUNANI KUNO KE EROPA MODERN

Teori evolusi materialis dikembangkan oleh para filsuf pagan di Yunani Kuno.
Intisari dari teori evolusi Darwin adalah klaim bahwa di bawah kondisi alamiah murni, materi tak hidup secara spontan memunculkan makhluk hidup pertama, dan bahwa dari mereka, lagi-lagi di bawah kondisi serupa, semua spesies lain berkembang oleh kebetulan belaka. Dengan kata lain, teori evolusi mengajukan keberadaan sebentuk sistem yang swakelola, yang telah mengorganisasi dirinya sendiri tanpa pencipta, dan secara spontan menciptakan makhluk hidup. Gagasan bahwa alam mengorganisasi dirinya sendiri tanpa pencipta ini disebut “naturalisme”.
Teori naturalisme sama absurdnya dengan gagasan bahwa sebuah perpustakaan dapat menciptakan dirinya sendiri tanpa para pengarang. Namun, semenjak abad-abad awal sejarah, gagasan ini telah dipertahankan oleh banyak pemikir dengan dilandaskan semata pada dorongan filosofis dan ideologis mereka, dan telah diadopsi oleh sejumlah peradaban.
Naturalisme lahir dan tumbuh subur di dalam masyarakat pagan seperti Mesir Kuno dan Yunani Kuno. Namun, dengan tersebarnya agama Kristen, filosofi pagan ini banyak ditinggalkan, dan gagasan bahwa Tuhan menciptakan seluruh alam dan semesta mulai mendominasi. Begitu pula, begitu Islam tersebar di Timur, gagasan naturalis dan berbagai kepercayaan pagan, seperti Zoroasterianisme dan persihiran tersingkir, dan fakta penciptaan diterima.
Walaupun demikian, filosofi naturalis tetap bertahan di bawah tanah. Filosofi ini dipelihara oleh masyarakat-masyarakat rahasia dan bangkit kembali di bawah keadaan yang lebih sesuai. Pada dunia Kristen, sebagaimana disebutkan di awal buku ini, naturalisme dipelihara oleh kaum Mason, dan masyarakat-masyarakat rahasia lainnya yang mengikuti mereka. Sebuah majalah Turki bernama Mason, yang diterbitkan untuk anggota ordo, memberikan informasi menarik berikut ini:
Mereka yang sampai pada berbagai penemuan baru di dunia peristiwa dan fenomena alam tanpa memperhitungkan Tuhan terpaksa menyimpan penemuan mereka untuk diri sendiri. Riset yang dilakukan secara rahasia dan bahkan mereka yang terlibat di riset serupa harus menyembunyikan hubungan mereka. Kerahasiaan ini membutuhkan pemakaian beberapa tanda dan simbol sepanjang proyek yang dilaksanakan. 94

Yang pertama kali memajukan teori evolusi di Eropa modern adalah para anggota masyarakat Masonik yang dikenal sebagai Mawar Salib (Rosicrucian). Atas: Simbol dari Rosicrucian.
Apa yang dimaksud dengan “penemuan baru” di sini adalah pemahaman sains yang bersekutu dengan naturalisme, sebuah teori yang tidak menerima keberadaan Tuhan. Pendekatan kajian sains yang menyimpang ini dikembangkan secara rahasia di dalam masyarakat bawah tanah yang perlu menggunakan tanda-tanda dan simbol-simbol untuk tujuan ini dan begitulah akar Masonry dibentuk.
Salah satu dari yang disebut masyarakat rahasia ini, yang bertanggung jawab atas penanaman akar Masonry adalah ordo Mawar-Salib (Rosicrucian), sebentuk titik temu antara Templar dan Mason. Ordo ini, pertama kali terdengar di abad kelima belas, menciptakan gelombang minat akan alkimia, khususnya di Eropa, yang para anggotanya dikatakan memiliki pengetahuan rahasia. Namun warisan terpenting dari ordo Mawar Salib adalah filosofi naturalis, dan gagasan tentang evolusi, yang menjadi bagiannya. Majalah Mason menyatakan bahwa akar Masonry merentang kepada para Templar dan Rosicrucian, yang menekankan filosofi evolusionis:
Masonry Spekulatif atau organisasi Masonry kontemporer didirikan di serikat-serikat pekerja bangunan Abad Pertengahan yang kita sebut sebagai Masonry Operatif. Namun, mereka yang membawa unsur-unsur spekulatif utama ke pondasi ini adalah anggota dari organisasi-organisasi tertentu yang mempelajari sistem-sistem bawah tanah masa prasejarah dan pengetahuan mereka. Di antara organisasi ini yang terpenting adalah Templar dan Rosicrucian….
Tidak diketahui di mana dan bagaimana ordo Rosicrucian didirikan. Jejak pertamanya terdapat di Eropa abad kelima belas, tapi jelas bahwa ordo itu lebih tua lagi. Jauh dari para Templar, minat utama Rosicrucian bersifat ilmiah. Anggotanya secara luas melibatkan diri dalam alkimia…. Karakteristik terpenting anggota-anggotanya adalah fakta bahwa mereka memercayai bahwa setiap tahap perkembangan adalah tahapan dalam proses evolusi. Oleh karena itu, mereka menempatkan naturalisme sebagai dasar filosofi mereka sehingga dikenal sebagai “kaum naturalis.” 95
Organisasi Masonik lainnya yang mengembangkan gagasan evolusi tidak berada di Barat tetapi dibangun di Timur. Imam Besar Selami Isindag menyebutkan informasi berikut ini di dalam sebuah artikel berjudul “Masonry dan Kita: Dari Pembentukannya hingga Hari Ini”:
Di dalam dunia Islam terdapat padanan Masonry yang disebut Ikhwan as-Safa' (Persaudaraan Suci). Perkumpulan ini didirikan di Basrah pada zaman Abbasiyah dan menerbitkan sebuah ensiklopedia yang terdiri dari 54 jilid besar. Tujuh belas di antaranya berhubungan dengan ilmu pengetahuan alam dan berisi penjelasan ilmiah yang sangat mirip dengan penjelasan Darwin. Pemikiran ini bahkan berkembang hingga ke Spanyol dan memengaruhi pemikiran Barat.96

Simbol yang tampak di atas digunakan di loge Masonik, dan merupakan simbol Rosikrusian (bunga mawar dan salib) yang digabungkan dengan simbol Masonik (kompas dan jangka).
Walaupun berkembang di dunia Islam, perkumpulan ini menjauhkan diri dari ajaran-ajaran Islam yang utama. Ia dipengaruhi oleh filosofi Yunani Kuno, yang diungkapkannya melalui simbolisme rahasia. Selami Isindag melanjutkan:
Perkumpulan ini berasal dari sekte Ismailiyah dan tujuan utamanya adalah membuat dogma-dogma agama dapat diterima dengan berbagai penjelasan alegoris dan simbolik. Filosofinya dipengaruhi oleh Pythagoras dan Plato. Untuk memasuki perkumpulan ini, pertama seseorang dipikat dengan petunjuk mistik dan kemudian dibersihkan dari berbagai kepercayaan dan dogma agama yang sia-sia. Selanjutnya ia dibiasakan dengan metoda-metoda filosofis dan simbolik. Calon anggota yang melewati masa penerimaan ini kadang-kadang diajarkan tentang pemikiran neo-Platonik, dan kemudian kimia, astrologi, dan numerology, ilmu tentang makna angka-angka. Tetapi semua pengetahuan ini dirahasiakan dan diberikan hanya kepada mereka dianggap layak menerimanya. Sebagian dari arti simbolik dari unsur-unsur ini tidak berlawanan dengan ilmu pengetahuan dan logika sehingga dapat bertahan pada berbagai ritual kita saat ini. 97
Kata-kata yang dikutip di atas, “dibersihkan dari berbagai kepercayaan dan dogma agama yang sia-sia” berarti bahwa calon anggota dibuat menolak agama sama sekali. Begitulah Isindag sang Mason mendefinisikan agama. Namun, sebagaimana dikaji pada bagian sebelumnya, “kepercayaan dan dogma yang sia-sia” adalah eufemisme khusus dari filosofi Masonik. Harus dipahami bahwa Masonry, atau kelompok materialis lainnya, mengungkapkan gagasan antiagama semacam itu tanpa pembenaran logis; mereka hanya bersandar pada propaganda dan sugesti. Karena mereka tidak dapat mencela agama secara rasional, mereka menggunakan cara sugesti dan kata-kata pilihan ini untuk menciptakan efek psikologis tertentu.
Dari kutipan di atas, kita memahami bahwa Ikhwan as-Safa', sebuah padanan masyarakat Masonry dalam dunia Islam, melakukan berbagai aktivitas yang menyerupai kaum Masonry modern. Metoda mereka adalah mendukung filosofi pagan yang bertolak belakang dengan agama sejati, mengungkapkannya dengan simbol-simbol, dan memperkenalkan filosofi rahasia ini kepada anggotanya sedikit demi sedikit.
Di dalam sejarah Islam terdapat beragam pemikir yang dengan cara ini menjauhkan diri dari Islam, dan dipengaruhi oleh mitos-mitos materialis dan evolusionis Yunani Kuno. Fakta bahwa aliran pemikiran ini, yang begitu dibenci dan disangkal oleh imam besar Islam Al Ghazali di dalam karya-karyanya, memunyai karakter Masonik sudah tentu memperjelas sebagian masalah ini. Di dalam karyanya Al Munqidh min al-Dalal (Membebaskan Diri dari Kesesatan), Ghazali secara langsung mengkritik perkumpulan Ikhwan as-Safa, menjelaskan bahwa perkumpulan itu mendukung filosofi sesat yang dipengaruhi oleh pemikiran Yunani Kuno. Dan, di dalam karyanya Fadaidh al Bathiniyyah, ia menunjukkan penyimpangan ajaran sekte Ismailiyah, di mana Ikhwan as-Safa tergabung.

ZAMAN PENCERAHAN DAN KEBANGKITAN MITOS EVOLUSI

Revolusi: Prancis berubah menjadi lautan darah.
Gagasan materialis dan evolusionis dari organisasi Masonik semacam Rosicrucian atau Ikhwan as-Safa yang diungkapkan secara rahasia, namun paling sering secara simbolis, menjadi lebih terbuka begitu kekuatan sosial Gereja Katolik melemah di Eropa. Akibatnya, ajaran-ajaran pagan ini, yang berada di bawah tanah selama 1000 tahun oleh karena dominasi politis dan intelektual agama Kristen, menjadi mode lagi di tengah-tengah para pemikir Eropa abad ketujuh belas dan delapan belas.
Periode ketika pemikiran materialis dan evolusionis mendapatkan penerimaan luas di masyarakat Eropa, dan memengaruhinya agar menjauhkan diri dari agama dikenal sebagai Zaman Pencerahan. Sudah barang tentu, mereka yang memilih kata ini (yakni mereka yang menganggap positif perubahan pemikiran ini bagaikan perpindahan menuju cahaya) adalah para pemimpin penyimpangan ini. Mereka menggambarkan periode sebelumnya sebagai “Abad Kegelapan” dan menyalahkan agama sebagai penyebabnya. Mereka mengklaim Eropa menjadi tercerahkan ketika dilakukan sekularisasi dan dijauhkan dari agama. Sudut pandang yang bias dan palsu ini sampai hari ini masih menjadi salah satu mekanisme propaganda utama bagi mereka yang menentang agama.

Di dalam bukunya, Refleksi atas Revolusi di Prancis, Edmund Burke menunjukkan dampak-dampak destruktif dari Revolusi Prancis dan Pencerahan.
Memang benar bahwa agama Kristen abad pertengahan sebagiannya “gelap” dengan takhyul dan kefanatikan, dan hampir semuanya telah dibersihkan pada pascaabad pertengahan. Nyatanya, Zaman Pencerahan pun tidak membawa banyak hasil positif bagi Barat. Hasil terpenting dari Zaman Pencerahan, yang terjadi di Prancis, adalah Revolusi Prancis, yang mengubah negara itu menjadi lautan darah. Hari ini literatur yang dipengaruhi Pencerahan memuji Revolusi Prancis; namun, Revolusi banyak membebani Prancis dan ikut berperan atas terjadinya konflik sosial yang berlanjut hingga ke abad kedua puluh. Analisis tentang Revolusi Prancis dan Pencerahan oleh pemikir Inggris terkenal, Edmund Burke, sangat informatif. Dalam bukunya yang terkenal, Reflection on the Revolution in France, yang terbit pada tahun 1790, ia mengkritik baik gagasan Pencerahan maupun buahnya, Revolusi Prancis. Menurutnya, gerakan itu menghancurkan nilai-nilai dasar yang menyatukan masyarakat, seperti agama, moralitas, dan struktur keluarga, serta melempangkan jalan menuju teror dan anarki. Akhirnya, dia memandang Pencerahan, sebagaimana disitir seorang penafsir, sebagai sebuah “gerakan destruktif kecerdasan manusia.” 98

Voltaire, Diderot, dan "para Ensiklopedis": Para pemimpin Pencerahan Masonik dan penentang agama yang sengit.
Para pemimpin gerakan destruktif ini adalah pengikut Masonry. Voltaire, Diderot, Montesquieu, dan pemikir-pemikir antiagama lain yang mempersiapkan jalan ke Revolusi, semuanya pengikut Masonry. Kaum Mason akrab dengan para Jacobin yang memimpin Revolusi. Hal ini membuat sebagian sejarawan berpendapat bahwa sulit untuk membedakan antara ajaran Jacobin dan Masonry pada periode ini. (Lihat Ordo Masonik Baru karya Harun Yahya)
Selama Revolusi Prancis, banyak kekerasan yang ditujukan terhadap agama. Banyak pastor dikirim ke guillotine, banyak gereja dihancurkan, dan lebih jauh lagi, ada sejumlah orang yang hendak menghapuskan agama Kristen sama sekali dan menggantikannya dengan sebuah agama yang bersifat simbolik, pagan, dan menyimpang yang disebut “Agama Akal Budi”. Para pemimpin Revolusi juga menjadi korban dari kegilaan ini, satu per satu dari mereka akhirnya terpenggal kepalanya di bawah pisau guillotine, yang telah mereka sendiri gunakan untuk menghukum begitu banyak orang. Bahkan hari ini, banyak orang Prancis yang terus mempertanyakan apakah revolusi itu baik atau tidak.
Sentimen antiagama pada Revolusi Prancis menyebar ke seluruh Eropa dan, sebagai hasilnya, abad kesembilan belas menjadi salah satu periode propaganda antiagama yang paling berani dan paling agresif.
Oleh karena itu, proses ini memungkinkan munculnya gagasan-gagasan materialis dan evolusionis ke permukaan , setelah bergerak di bawah tanah selama berabad-abad dengan menggunakan berbagai simbol. Para materialis seperti Diderot dan Baron d'Holbach mengangkat bendera antiagama, sementara mitos evolusi dari mitos Yunani Kuno diperkenalkan kepada kalangan ilmiah.
ERASMUS DARWIN
Mereka yang secara umum dianggap sebagai pendiri teori evolusi adalah ahli biologi Prancis Jean Lamarc dan ahli biologi Inggris Charles Darwin. Menurut kisah klasik, Lamarc pertama kali mengajukan teori evolusi, namun ia melakukan kesalahan dengan melandaskannya pada pewarisan sifat-sifat yang dibutuhkan. Di kemudian hari, Darwin mengajukan teori kedua yang berlandaskan pada ahli teori yang berperan penting dalam asal usul teori evolusi, yakni kakeknya sendiri, Erasmus Darwin.
Erasmus Darwin dan Lamarc sama-sama hidup di abad kedelapan belas. Sebagai seorang ahli ilmu fisika, ahli ilmu jiwa, dan penyair, ia diakui sebagai seorang yang memiliki otoritas. Penulis biografinya, Desmond King-Hele bahkan menyebutnya orang Inggris terbesar di abad kedelapan belas.99 Namun Erasmus Darwin memunyai kehidupan pribadi yang sangat gelap. 100
Erasmus Darwin utamanya dicatat sebagai salah satu naturalis paling terkemuka di Inggris. Sebagaimana disebutkan di bagian awal, naturalisme adalah pandangan yang tidak menerima bahwa Tuhanlah yang menciptakan makhluk hidup. Sesungguhnya, pandangan ini, yang dekat dengan materialisme, adalah titik tolak dari teori evolusi Erasmus Darwin.
Pada tahun 1780-an dan 90-an, Erasmus Darwin mengembangkan kerangka dasar teori evolusi, yang menyebutkan bahwa semua makhluk hidup berasal dari satu nenek moyang tunggal secara kebetulan dan mengikuti hukum-hukum alam. Ia melakukan risetnya di sebuah taman botani seluas delapan akre yang telah ia siapkan, dan berusaha membuktikan idenya. Dia menjelaskan teorinya pada dua bukunya, Temple of Nature (Kuil Alam) dan Zoonomia. Lebih jauh lagi, pada tahun 1784 ia mendirikan sebuah komunitas untuk menyebarkan gagasannya, yang dikenal sebagai Masyarakat Filosofis.

Kanan: Erasmus Darwin, kakek Charles Darwin adalah seorang
"Imam Mason".
Kiri: Buku Erasmus Darwin Zoonomia, di mana ia meletakkan pondasi untuk teori evolusi.
Bertahun-tahun kemudian, Charles Darwin mewarisi gagasan-gagasan kakeknya dan kerangka dasar dari pengajuannya tentang teori evolusi. Teori evolusi Charles Darwin dikembangkan dari struktur yang dikembangkan kakeknya, sementara Masyarakat Filosofis menjadi salah satu pendukung teorinya yang terbesar dan paling bersemangat. 101
Singkatnya, Erasmus Darwin adalah pelopor sebenarnya dari teori yang kita kenal sebagai teori evolusi yang telah dipropagandakan di seluruh penjuru dunia selama 150 tahun terakhir.
Dari mana Erasmus Darwin mendapatkan gagasan tentang evolusi? Dari mana minatnya akan subjek ini datang?
Setelah pencarian saksama akan jawaban pertanyaan ini, kami menemukan fakta penting bahwa Erasmus Darwin adalah seorang Mason. Namun, ia pun bukan sekadar Mason biasa, ia adalah salah seorang Imam tertinggi di organisasi ini.
Ia adalah Imam dari loge Canongate yang terkenal di Edinburg, Skotlandia.102 Lebih jauh lagi, ia memiliki hubungan erat dengan kaum Mason Jacobin yang menjadi pengorganisir revolusi di Prancis saat itu, dan dengan ‘Illuminati’, yang tujuan utamanya adalah membantu pengembangan kebencian terhadap agama.103 Artinya, Erasmus Darwin adalah nama penting dalam organisasi-organisasi antiagama di Masonik Eropa.
Erasmus mendidik anaknya Robert (ayah Charles Darwin), yang juga menjadi anggota loge Masonik. 104 Oleh karena itu, Charles Darwin menerima pewarisan ajaran Masonik dari ayah dan kakeknya.
Erasmus Darwin berharap anaknya Robert mengembangkan dan menerbitkan teorinya, namun ternyata cucunya Charles yang meneruskan kegiatan tersebut. Walaupun baru setelah beberapa lama, karya Erasmus Darwin, Temple of Nature akhirnya direvisi oleh Charles Darwin. Pandangan-pandangan Darwin tidak memiliki bobot teori ilmiah; namun lebih berupa ungkapan doktrin naturalis yang memandang alam memiliki daya penciptaan.

KAUM MASON DAN FILOSOFI NATURALIS
Adapun teori seleksi alam yang dianggap sebagai satu kontribusi khusus Darwin, juga semata merupakan teori yang telah diajukan sebelumnya oleh sejumlah ilmuwan. Namun, para ilmuwan sebelum era Darwin tidak menjadikan teori seleksi alam sebagai argumen terhadap penciptaan; sebaliknya, mereka memandangnya sebagai mekanisme yang dirancang oleh sang Pencipta untuk melindungi spesies dari distorsi yang turun-temurun. Seperti Karl Marx mengambil konsep idealis Hegel tentang “dialektika”, dan membengkokkannya agar sesuai dengan filosofinya sendiri, begitu pula Darwin mengambil teori seleksi alam dari ilmuwan kreasionis dan menggunakannya sedemikian rupa hingga memenuhi gagasan naturalisme.
Oleh karenanya, kontribusi pribadi Darwin dalam formulasi Darwinisme hendaknya tidak berlebihan. Konsep-konsep filosofis yang ia gunakan ditemukan oleh para filosof naturalisme sebelumnya. Jika Darwin tidak mengajukan teori evolusi, akan ada orang lain yang melakukannya. Pada kenyataannya, sebuah teori yang mirip dengan ini diajukan pada periode yang sama oleh ilmuwan natural Inggris lainnya yang bernama Alfred Russel Wallace; itulah sebabnya Darwin bergegas menerbitkan Origin of the Species.
Akhirnya, Darwin muncul di panggung ketika perjuangan panjang telah dimulai di Eropa untuk menghancurkan keimanan akan Tuhan dan agama, menggantinya dengan filosofi naturalis dan sebuah model humanis untuk kehidupan manusia. Kekuatan yang paling signifikan di balik perjuangan ini bukanlah pemikir yang ini atau yang itu, melainkan organisasi Masonik, yang memunyai begitu banyak anggota dari pemikir, ideolog, dan pemimpin politik.

Alfred Russel dan Charles Darwin.
Fakta ini diakui dan diungkapkan oleh sejumlah tokoh Kristen masa itu. Paus Leo XIII, pemimpin Katolik dunia, mengeluarkan sebuah dekrit yang terkenal pada tahun 1884, berjudul Humanus Genus di mana ia menyampaikan banyak pernyataan penting tentang Masonry dan aktivitas-aktivitasnya. Ia menulis:
Pada periode ini para pendukung setia setan tampaknya sedang menggabungkan diri, dan berjuang dengan gelora yang padu, dipimpin atau dibantu oleh asosiasi yang tersebar luas dan terorganisasi kuat yang disebut Freemason. Tidak lagi merahasiakan tujuan-tujuan mereka, mereka sekarang sedang bangkit dengan berani melawan Tuhan sendiri.
… Karena, dari yang ditunjukkan dengan jelas oleh apa telah kami sebutkan di atas, apa yang merupakan tujuan utama mereka mendesakkan diri ke depan mata yakni, penggulingan total keseluruhan tatanan politik dan agama di dunia yang dihasilkan ajaran Kristen, dan penggantian dengan sebuah tatanan baru sesuai dengan gagasan mereka “di mana pondasi dan hukum akan diambil dari naturalisme saja.” 105

Paus Leo XIII
Fakta penting yang dinyatakan oleh Leo XIII pada kutipan di atas adalah upaya untuk menghancurkan sama sekali nilai-nilai moral yang diajarkan oleh agama. Apa yang coba dilakukan oleh Masonry dengan bantuan Darwinisme adalah menghasilkan masyarakat yang bobrok secara moral dan tidak mengakui hukum ketuhanan, tidak takut akan Tuhan, dan mudah terbujuk untuk melakukan segala macam kejahatan. Apa yang dimaksud di atas dengan “sebuah tatanan baru sesuai dengan gagasan mereka di mana pondasi dan hukum akan diambil dari naturalisme saja” adalah sejenis model sosial.
Kaum Mason, karena menganggap Darwinisme dapat memenuhi tujuan-tujuan mereka, berperan penting dalam penyebarannya ke tengah massa. Segera setelah teori Darwin diterbitkan, sekelompok propagandis sukarela terbentuk di sekitarnya; yang paling terkenal adalah Thomas Huxley yang disebut ”bulldog” Darwin. Huxley, “dengan pembelaannya yang berapi-api adalah faktor tunggal yang paling bertanggung jawab akan penerimaan yang pesat terhadap Darwinisme”106 menggiring perhatian dunia kepada teori evolusi pada debat di Museum Universitas Oxford yang dimasukinya pada tanggal 30 Juni 1860 dengan bishop Oxford, Samuel Wilberforce.
Dedikasi Huxley yang luar biasa dalam menyebarkan gagasan evolusi, serta koneksinya yang kuat, semakin nyata dengan fakta berikut: Huxley adalah anggota Royal Society, salah satu lembaga ilmiah paling bergengsi di Inggris dan, seperti hampir semua anggota lembaga ini, adalah Mason senior.107 Anggota lain Royal Society memberi Darwin dukungan yang signifikan, baik sebelum maupun sesudah bukunya diterbitkan.108 Penerimaan masyarakat Masonik ini akan Darwin dan Darwinisme sampai ke wujud penganugerahan medali Darwin, seperti halnya Hadiah Nobel, setiap tahun untuk ilmuwan yang dianggap berhak menerimanya.
Pendeknya, Darwin tidak berjalan sendirian; sejak saat teorinya diajukan, dia menerima dukungan dari kelas-kelas dan kelompok-kelompok sosial yang kalangan intinya adalah kaum Mason. Dalam bukunya, Marxisme dan Darwinisme, pemikir Marxis Anton Pannekoek menuliskan tentang fakta penting ini dan menggambarkan dukungan yang diberikan kepada Darwin oleh “kaum borjuis”, yaitu kelas kapitalis Eropa yang kaya-raya:
Bahwa Marxis meraih posisi penting semata berkat peranannya dalam perjuangan kelas proletarian, diketahui semua orang…. Namun sulit memahami kenyataan bahwa Darwinisme telah mengalami pengalaman yang serupa dengan Marxisme. Darwinisme bukan sekadar teori abstrak yang diadopsi oleh dunia ilmiah setelah mendiskusikan dan mengujinya dengan sikap objektif semata. Tidak, segera setelah Darwinisme menampakkan diri, ia mendapatkan para pembela yang antusias dan penentang yang berapi-api…. Darwinisme juga memainkan peran dalam perjuangan kelas, dan berkat peranannya ini ia menyebar begitu pesatnya dan mendapatkan pembela yang antusias dan penentang yang tajam.
Darwinisme bertindak sebagai sarana bagi kaum borjuis dalam pertarungannya melawan kelas feodal, melawan para bangsawan, pemegang hak kepasturan, dan tuan-tuan tanah feodal…. Yang diinginkan oleh kaum borjuis adalah menyingkirkan kekuatan lama yang berkuasa yang menghadang jalan mereka…. Dengan bantuan agama, para pendeta menguasai massa ramai dan siap menentang tuntutan kaum borjuis….
Ilmu alam menjadi senjata melawan kepercayaan dan tradisi; sains dan hukum-hukum alam yang baru ditemukan diajukan; dengan senjata-senjata inilah kaum borjuis berjuang….
Darwinisme datang pada saat dibutuhkan; teori Darwin bahwa manusia adalah keturunan dari hewan yang lebih rendah menghancurkan seluruh landasan dogma Kristen. Karena itulah, segera setelah Darwinisme menunjukkan diri, kaum borjuis menyambarnya dengan penuh semangat.
…Di bawah kondisi-kondisi ini, bahkan diskusi-diskusi ilmiah diselenggarakan dengan semangat dan gairah pertarungan kelas. Karenanya, tulisan-tulisan yang tampak pro dan kontra terhadap Darwin berkarakter polemik sosial, walaupun pada kenyataannya membawa nama para penulis ilmiah…. 109
Walaupun Anton Pannekoek, yang berpikir dengan kerangka analisa kelas Marxis, mendefinisikan kekuatan yang menyebarkan Darwinisme dan menciptakan sebuah pertarungan terorganisasi melawan agama sebagai “borjuis”, jika kita kaji masalahnya di bawah terangnya bukti-bukti historis, akan tampak bahwa ada organisasi di dalam kaum borjuis yang memanfaatkan Darwinisme untuk mengusung perang mereka melawan agama. Organisasi itu tak lain tak bukan adalah Masonry.

Teori Darwin tampak masuk akal bagi sebagian orang karena tingkat ilmu pengetahuan yang masih primitif dan bukti yang amat kurang di abad kesembilan belas.
Fakta ini jelas baik dari bukti historis maupun sumber-sumber Masonik. Salah satu sumber ini adalah sebuah artikel karya Imam Mason Selami Isindag yang berjudul "Hambatan bagi Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Masonry", yang muncul pada Buletin Tahunan Loge Besar Mason Turki yang Bebas dan Disetujui pada tahun 1962. Pada awal artikel ini, Isindag mengulangi klaim klasik Masonik bahwa agama adalah mitos yang diciptakan oleh manusia, dan monoteisme bertentangan dengan logika dan sains. Selanjutnya, ia menguraikan penghasut sebenarnya dari perang melawan agama yang dilakukan di bawah kedok “sains”:
Akan teramati bahwa di dalam perjuangan untuk menyebarkan ilmu pengetahuan ini kaum Mason dikenal telah berpartisipasi dalam setiap tingkatan. Alasannya adalah karena Masonry di dalam setiap periode senantiasa dituntun oleh logika, ilmu pengetahuan, dan kedewasaan, artinya, oleh kebijaksanaan. Sejak berdirinya, ia telah berperang melawan takhyul dan mitos. 110
Namun faktanya, yang merupakan “takhyul dan mitos” itu bukanlah agama, sebagaimana diklaim kaum Mason; melainkan landasan dari kepercayaan materialis, naturalis, dan evolusionis yang mereka dukung. Bukti terjelas dari fakta ini adalah gagasan-gagasan mereka yang ketinggalan zaman, pengulangan-pengulangan mereka tentang berbagai keyakinan kosong dari peradaban pagan Mesir dan Yunani, yang telah digugurkan oleh penemuan-penemuan sains modern.
Perbandingan dari fakta-fakta ilmiah yang sesuai dengan asal usul kehidupan dan keyakinan Masonik tentangnya akan memadai bagi kita untuk menarik kesimpulan akan hal ini.

TEORI MASONIK TENTANG ASAL USUL KEHIDUPAN
Sebagaimana dinyatakan di awal, teori evolusi bersandar pada klaim bahwa makhluk hidup tidak diciptakan, tetapi muncul dan berkembang karena kebetulan dan hukum-hukum alam. Untuk menguji teori ini secara ilmiah, perlu diperhatikan setiap tahapan dari proses yang direka ini, dan mengkaji dapat tidaknya proses semacam itu terjadi di masa lampau dan apakah proses demikian itu mungkin.
Langkah pertama dari proses ini adalah kondisi hipotetis di mana materi tak hidup dapat memunculkan organisme hidup.
Sebelum mengamati kondisi ini, kita harus mengingat hukum yang telah diakui di dalam biologi sejak masa Pasteur: “Kehidupan berasal dari kehidupan”. Artinya, organisme hidup hanya dapat dimunculkan dari organisme hidup lainnya. Misalnya, mamalia lahir dari induknya. Spesies-spesies hewan lainnya menetas dari telur yang dierami induknya. Tumbuhan berkembang dari biji. Organisme bersel tunggal seperti bakteri membelah diri dan berkembang biak.
Tidak pernah sekali pun terjadi sebaliknya. Sepanjang sejarah dunia, tidak seorang pun pernah menyaksikan materi tak hidup melahirkan makhluk hidup. Tentu saja, ada sebagian dari mereka yang hidup di Mesir dan Yunani Kuno, serta pada Abad Pertengahan yang mengira telah mengamati hasil seperti itu: orang Mesir percaya bahwa katak melompat keluar dari lumpur Nil, kepercayaan yang juga didukung oleh para filsuf Yunani Kuno seperti Aristoteles. Di Abad Pertengahan, diyakini bahwa tikus lahir dari gandum di lumbung. Namun, semua keyakinan ini terbukti sebagai hasil dari kebodohan, dan akhirnya, dalam percobaannya yang terkenal di tahun 1860, Pasteur membuktikan bahwa bahkan bakteri, bentuk kehidupan yang paling dasar, tidak muncul tanpa pendahulu, artinya, mustahil benda tak bernyawa menghasilkan kehidupan.
Namun, teori evolusi tergantung pada kemustahilan ini karena klaimnya bahwa makhluk-makhluk hidup lahir dan berkembang tanpa keterlibatan sebentuk pencipta, dan ini mensyaratkan bahwa pada tahap-tahap awal skenario rekaan ini, makhluk hidup muncul dari kebetulan.

Karena pemahaman ilmiah yang masih belum sempurna pada zamannya, Aristoteles mengajukan beberapa penjelasan mistis yang masih diterima saat ini di dalam literatur Masonik.
Darwin berusaha menjelaskan asal usul kehidupan, yang hanya sedikit diketahuinya, dalam sebuah kalimat pendek, di mana ia menyatakan bahwa kehidupan pertama kali mestilah berupa “semacam kolam kecil yang hangat”, 111 namun para evolusionis setelahnya merasa khawatir untuk memperdalam masalah ini. Walau demikian, berbagai upaya yang dilakukan sepanjang abad kedua puluh untuk memberikan penjelasan evolusionis tentang asal usul kehidupan hanya kian memperdalam kebuntuan yang menjebak para evolusionis. Selain tidak mampu memberikan bukti ilmiah sedikit pun bahwa kehidupan dapat bermula dari materi tak hidup, para evolusionis juga tidak mampu memberikan satu pun penjelasan teoretis. Ini karena struktur organisme hidup bersel tunggal yang paling dasar pun teramat kompleks. Secara matematis bahkan mustahil bahwa unsur pokok sel protein, DNA atau RNA dapat muncul secara kebetulan, apalagi sel itu sendiri.
Fakta tentang mustahilnya kehidupan muncul melalui peristiwa kebetulan sendiri membuktikan adanya rancangan, dan ini pada gilirannya membuktikan fakta penciptaan. Tentang masalah ini, ahli astronomi dan matematika terkenal dari Inggris, Fred Hoyle, berkomentar:
Tentu saja, teori semacam itu (bahwa kehidupan disusun oleh sebentuk kecerdasan) begitu jelas sehingga siapa pun akan bertanya-tanya mengapa tidak diterima sebagai terbukti dengan sendirinya. Alasannya lebih bersifat psikologis daripada ilmiah. 112
“Alasan psikologis” yang disebutkan Hoyle ini adalah watak para evolusionis, di mana mereka berkeras menolak sejak awal, setiap hasil yang akan membuat mereka menerima keberadaan Tuhan dan mengondisikan diri mereka dengan ini.
Pada buku lain yang berfokus pada ketidaksahihan teori evolusi, kami mengutip banyak pengakuan para evolusionis tentang fakta ini dan mengkaji hipotesis tidak masuk akal yang diajukan para evolusionis secara membuta semata untuk menolak keberadaan Tuhan. Namun pada titik ini, kita akan memfokuskan perhatian kepada loge Masonik untuk memahami pandangan mereka akan hal ini. Walau demikian jelas bahwa “kehidupan diciptakan oleh Pencipta yang cerdas”, bagaimana pendapat para Mason?
Imam Mason, Selami Isindag, dalam bukunya yang ditujukan untuk kalangan Mason berjudul Evrim Yolu (Jalan Evolusi) menjelaskan sebagai berikut:
Karakteristik terpenting dari ajaran moralitas kita adalah tidak memisahkan diri dari prinsip-prinsip logika dan tidak memasuki teisme (ketuhanan), makna-makna rahasia, atau dogma yang tidak diketahui. Dengan landasan ini kita menegaskan bahwa penampakan kehidupan pertama bermula di dalam kristal-kristal pada kondisi-kondisi yang tidak dapat kita ketahui atau temukan saat ini. Makhluk hidup lahir sesuai dengan hukum evolusi dan perlahan-lahan menyebar di seluruh dunia. Sebagai hasil dari evolusi, manusia sekarang ini muncul dan berkembang melampaui hewan baik dalam kesadaran maupun kecerdasan. 113
Penting kita perhatikan hubungan sebab akibat yang diajukan dalam kutipan di atas: Isindag menekankan bahwa karakteristik Masonry yang terpenting adalah menolak teisme, yakni kepercayaan akan Tuhan. Dan segera setelahnya, dia mengklaim “berlandaskan ini” bahwa kehidupan muncul secara spontan dari materi tak hidup, dan kemudian mengalami evolusi yang menghasilkan kemunculan manusia.
Kita akan amati bahwa Isindag tidak mengajukan bukti ilmiah apa pun untuk mendukung teori evolusi. (Fakta tiadanya bukti ilmiah diisyaratkan dengan kata-kata tumpul bahwa ini adalah fakta “yang tidak dapat kita ketahui atau temukan saat ini”). Satu-satunya penyokong yang diberikan Isindag untuk teori evolusi adalah penolakan Masonik akan teisme.
Dengan kata lain, kaum Mason adalah evolusionis karena mereka tidak mengakui keberadaan Tuhan. Inilah satu-satunya alasan mereka menjadi evolusionis.
Di dalam konstitusi “Konsili Agung Turki” yang diselenggarakan oleh Mason Turki tingkat ke-33, skenario evolusionis sekali lagi disebutkan, dan penolakan kaum Mason akan penjelasan kreasionis terungkap dalam kata-kata berikut ini:
Pada masa yang amat awal dan sesuai dengan proses inorganik, kehidupan organik muncul. Untuk menghasilkan organisme seluler, sel-sel berkumpul. Kemudian, kecerdasan melesat maju dan lahirlah manusia. Tapi dari mana? Kita terus bertanya-tanya. Apakah ia berasal dari tiupan nafas Tuhan kepada lumpur tak berbentuk? Kita menolak penjelasan dari bentuk penciptaan yang abnormal; bentuk penciptaan yang memisahkan manusia. Karena kehidupan dan silsilahnya ada, kita harus mengikuti jalur filogenetis dan merasakan, memahami dan mengakui bahwa ada sebuah roda yang menjelasan perilaku luar biasa ini, yakni aksi “lompatan”. Kita harus meyakini bahwa terdapat sebuah tahapan perkembangan dengan serbuan besar aktivitas yang menyebabkan kehidupan berlanjut pada sebuah momen tertentu dari tahapan itu ke tahapan lainnya. 114
Di sini sangat mungkin kita mengenali fanatisme Masonik. Ketika menyebutkan bahwa mereka “menolak bentuk penciptaan yang mengecualikan manusia”, penulis mengulangi dogma dasar humanisme, bahwa “manusia adalah makhluk tertinggi yang ada,” dan mengumumkan bahwa kaum Mason menolak penjelasan selain itu. Ketika menyebutkan, “bentuk penciptaan yang tidak normal”, yang ia maksud adalah turut campur Tuhan dalam penciptaan makhluk hidup, dengan menolak kemungkinan ini secara apriori. (Namun, yang sesungguhnya tidak normal adalah bagaimana kaum Mason menerima, tanpa observasi maupun eksperimen, keyakinan tidak masuk akal bahwa materi tidak hidup menjadi hidup secara kebetulan dan membentuk kehidupan di muka bumi, termasuk manusia.) Akan tampak bahwa dalam penjelasan Masonik tidak ada lontaran berupa bukti ilmiah. Kaum Mason tidak berkata, “Ada bukti evolusi dan karenanya kami menolak penciptaan.” Mereka semata dibutakan oleh fantisme filosofis.
Publikasi-publikasi Masonik berkeras dengan pendirian ini. Master Mason Selami Isindag mengklaim bahwa, “Selain alam tidak ada kekuatan lain yang membimbing kita, dan bertanggung jawab atas pemikiran dan tindakan kita.” Dia segera melanjutkan, “kehidupan berawal dari satu sel dan mencapai tahapannya saat ini sebagai hasil dari berbagai perubahan dan evolusi.”115 Selanjutnya dia menyimpulkan apa arti teori evolusi bagi kaum Mason:
Dari sudut pandang evolusi, manusia tidak berbeda dengan binatang. Dalam pembentukan manusia dan evolusinya tidak ada kekuatan khusus selain dari yang berlaku pada binatang. 116
Penegasan ini menunjukkan dengan jelas mengapa kaum Mason menganggap teori evolusi begitu penting. Tujuan mereka adalah untuk mempertahankan gagasan bahwa manusia tidak diciptakan dan untuk menunjukkan kebenaran filosofi materialis humanis mereka sendiri.
Jadi, dengan alasan inilah kaum Mason, hingga tingkat apa pun, memercayai teori evolusi dan berusaha menyebarkannya ke seluruh masyarakat.
Ini menunjukkan bahwa kaum Mason, yang tak henti-hentinya menuduh mereka yang memercayai Tuhan sebagai dogmatis, justru bersikap dogmatis.
DUKUNGAN PALSU KAUM MASON TERHADAP HAECKEL
Ketika kita mengamati literatur Masonik, di luar kesetiaan buta mereka akan teori evolusi, kita ditohok oleh kejahilannya yang amat dalam. Misalnya, jika kita mengkaji sumber-sumber Turki, kita temukan bahwa klaim-klaim evolusionis yang terbukti palsu di seperempat pertama abad kedua puluh masih dipertahankan dengan penuh semangat. Salah satunya adalah kisah Haeckel dan teorinya tentang embrio yang disebutkan nyaris di semua terbitan Masonik.
Kisahnya adalah tentang seorang ahli biologi Jerman yang bernama Ernst Haeckel, yang merupakan teman dekat dan pendukung Charles Darwin, dan salah satu pendukung utama teori ini setelah kematian Darwin. Untuk membangun kesahihan teori ini, Haeckel mengkaji embrio dari bermacam-macam makhluk hidup, dan mengutarakan bahwa mereka semua saling menyerupai dan sebelum kelahiran masing-masingnya mengalami proses miniatur dari evolusi. Untuk mendukung klaim ini, dia menggambar sejumlah perbandingan antara embrio-embrio yang berbeda, dengan tujuan untuk meyakinkan banyak orang dari kesahihan teori evolusi di paro pertama abad kedua puluh.
Sebagaimana telah disebutkan, sumber-sumber Masonik memandang tesis embriologi ini luar biasa pentingnya, yang dinamakan “ontogeni merekapitulasi filogeni”. Imam Naki Cevad Akkerman, di dalam sebuah artikel berjudul “Konsep Kebenaran dan Prinsip-Prinsip Masonry” di Mimar Sinan, menyebut tesis ini sebagai sebuah “hukum”, artinya, ia mengangkatnya ke tingkat fakta ilmiah yang tak terbantahkan. Ia menulis:
…Kita akan mengkaji sebuah hukum alam yang sangat penting. Inilah rumusan yang diajukan oleh Haeckel, "ontogeni merekapitulasi filogeni". Jika kita mengambil manusia sebagai contoh, arti hukum ini adalah sebagai berikut: Berbagai perubahan morfologis serta perubahan susunan dan fungsi organ-organ yang dialami manusia, dari pembentukan sel pertama di dalam rahim ibunya, sampai ia lahir dan selama hidupnya, hingga dia mati, tidak lebih dari sebuah rekapitulasi dari perubahan yang telah dialaminya sejak permulaan, dari pembentukan sel awalnya di darat dan di air hingga kini.1
Imam Selami Isindag juga memandang teori Haeckel ini sangat penting. Di dalam sebuah artikel bertajuk "Doktrin-Doktrin Masonik", ia menulis, “Di dalam percobaannya, Darwin membuktikan bahwa beragam spesies hewan pertama kali berkembang dari sebuah sel tunggal dan kemudian dari sebuah spesies tunggal.” Lalu ia menambahkan:
Haeckel melakukan kajian-kajian yang medukung semua penemuan eksperimental ini. Dia percaya bahwa hewan yang paling dasar, Monera, menjadi suatu makhluk hidup organik dari unsur-unsur materi inorganik. Dia menunjukkan bahwa terdapat kesatuan pada dasar segala sesuatunya. Monisme ini adalah kombinasi dari materi dan jiwa. Terdapat dua aspek zat yang membentuk dasar mereka. Apa yang dipercayai Masonry tentang ini bersesuaian dengan penemuan-penemuan ilmiah dan eksperimental ini.2
Di dalam teks Masonik lainnya, Haeckel disebutkan sebagai seorang “sarjana besar”, dan tesisnya bahwa “ontogeni merekapitulasi filogeni”diklaim sebagai bukti dari teori evolusi.3
Akan tetapi, Ernst Haeckel yang diyakini kaum Mason sebagai seorang sarjana besar tak lain dari seorang penipu yang lihai yang dengan sengaja memalsukan penemuan-penemuan ilmiah, dan tesis yang mereka terima sebagai "hukum" (ontogeni merekapitulasi filogeni) adalah salah satu kebohongan terbesar di dalam sejarah ilmu pengetahuan.
Kebohongan ini ditemukan pada gambar-gambar embrio yang dibuat oleh Haeckel. Untuk menunjukkan kesamaan antara embrio manusia, ayam, kelinci, salamander, yang pada kenyataannya tidak punya kemiripan semacam itu, ia memalsukan gambar-gambar tersebut. Pada sebagian kasus ia membuang organ dari embrio, pada yang lainnya ia menambahkan organ. Lebih jauh lagi, ia mengubah ukuran aktual dari embrio-embrio itu dalam upayanya untuk menunjukkan bahwa semuanya berukuran sama. Pendeknya, Haeckel melakukan pemalsuan ini untuk membuat bukti bagi hal yang tidak ada. Ada artikel pada Science, sebuah jurnal ilmiah yang bereputasi, dalam edisi 5 September 1997 menyebutkan: “Pada kenyataannya… bahkan embrio yang berhubungan sangat rapat seperti pada ikan cukup bervariasi dalam tampilan dan tahapan perkembangannya…. (Gambar-gambar Haeckel) tampaknya menjadi salah satu penipuan paling terkenal di dalam biologi.”4
Menariknya, penipuan ini telah diketahui selama bertahun-tahun. Gambar-gambar buatan Haeckel telah ditunjukkan sebagai pemalsuan pada masa hidupnya sendiri (1910), dengan pengakuannya pula. Di dalam sebuah artikel yang diterbitkan dalam American Scientist terbaca, “Sudah jelas hukum biogenetik telah benar-benar mati…. Sebagai topik penyelidikan teoreitis serius, ia telah punah pada tahun dua puluhan….” 5
Walau demikian, para evolusionis terus menggunakan gambar-gambar ini selama berpuluh-puluh tahun dengan tujuan semata untuk memerdayakan massa yang tidak memahami masalah ini.
Hanya ada satu alasan mengapa kaum Mason memandang teori Haeckel sebagai bukti untuk teori evolusi, dan menganggapnya sebagai seorang sarjana besar: dedikasi kaum Mason terhadap teori evolusi tidak dilandaskan pada hasrat mereka akan pengetahuan dan kebenaran, sebagaimana klaim mereka, namun sebaliknya, berasal dari kejahilan.

1 Naki Cevad Akkerman, Mimar Sinan, No. 1, hal.13
2 Selami Isindag, Masonluk Öðretileri, Masonluktan Esinlenmeler (Inspirations from Freemasonry), Istanbul, hal.137
3 Selami Isindag, Din Açýsýndan Mason Öðretisi (Masonic Doctrine According to Religion), Akasya Tekamül Mahfili Publications, hal.10
4 Elizabeth Pennisi, "Haeckel's Embryos: Fraud Rediscovered," Science, September 5, 1997
5 Keith S. Thompson, "Ontogeny and Phylogeny Recaputilated", American Scientist, vol. 76, hal.273


DOGMATISME DAN TRADISIONALISME MASONIK
Dogmatisme artinya secara membuta dan tanpa henti mendukung suatu pandangan yang tanpa bukti kesahihannya, oleh karena kecenderungan psikologis tertentu. Seorang dogmatis tidak menyelidiki atau memikirkan ulang sesuatu yang dipercayainya ada atau tidak ada buktinya. Dia menerima hal itu sepenuhnya dan bersikukuh meyakininya.
Kaum Mason dan kelompok-kelompok antiagama lainnya yang biasa menggunakan istilah “dogmatis” untuk menyebut mereka yang memercayai Tuhan. Kita seringkali menemukan tuduhan ini sekarang. Misalnya, di dalam sebuah debat tentang teori evolusi, pihak evolusionis mungkin akan menuduh mereka yang tidak menerima teori itu sebagai dogmatis, dan menyatakan diri mereka ilmiah dengan mempertahankan bahwa sains tidak punya kepentingan dengan “dogma-dogma”.
Namun, tuduhan ini keliru. Kepercayaan akan keberadaan Tuhan, dan bahwa Dia menciptakan segala sesuatu, adalah keyakinan yang didukung oleh banyak bukti ilmiah dan rasional. Ada keseimbangan, keteraturan, dan desain di alam, dan jelas bahwa ini dibangun secara cerdas dan dengan sengaja.
Karena itulah Al Quran menyeru manusia untuk menemukan tanda-tanda kebesaran Allah, dan mengajak mereka memikirkan keseimbangan, keteraturan, dan desain ini. Pada banyak ayat mereka disuruh untuk memikirkan bukti-bukti keberadaan Allah di langit dan di bumi. Bukti-bukti yang ditunjukkan di dalam Al Quran tersebut tidak hanya keseimbangan dan keteraturan di alam semesta, tetapi juga fenomena semacam kesesuaian dunia untuk kehidupan manusia, desain pada tumbuhan dan hewan, desain pada tubuh manusia, dan kualitas spiritual manusia, yang semuanya telah dibenarkan oleh sains modern. (Untuk perincian, lihat buku-buku Harun Yahya Mengenal Allah Lewat Akal, Penciptaan Alam Raya, Darwinisme Terbantahkan, Menyingkap Rahasia Alam Semesta, Desain di Alam).
Sebaliknya, dogmatisme adalah ciri dari mereka yang menolak untuk mempertimbangkan hal-hal ini, dan menolak Tuhan sembari terus mempertahankan pandangan bahwa alam semesta ada dengan sendirinya dan bahwa makhluk hidup muncul dari peristiwa kebetulan. Kaum Mason adalah contoh nyata dari cara pandang ini. Walaupun bukti-bukti keberadaan Allah begitu jelasnya, mereka lebih suka untuk mengabaikan dan menolaknya demi filosofi humanis dan materialis.
Di dalam Al Quran, Allah menyebutkan mereka yang bermentalitas demikian:
“Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang keesaan Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa kitab yang memberi penerangan.
Dan apabila dikatakan kepada mereka, "Ikutilah apa yang diturunkan Allah." Mereka menjawab, "(Tidak), tapi kami (hanya) mengikuti apa yang kami dapati bapak-bapak kami mengerjakannya." Dan apakah mereka (akan mengikuti bapak-bapak mereka) walaupun setan itu menyeru mereka ke dalam siksa api yang menyala-nyala (neraka)?”
(QS. Luqman, 31: 20-21)

Masonry adalah kelanjutan dari tradisionalisme yang berpikiran sempit. Masonry modern mempertahankan berbagai kepercayaan takhyul serupa yang telah dibela "saudara-saudara" mereka tanpa kekritisan selama berabad-abad.
Ayat-ayat ini menunjukkan bahwa orang-orang tak bertuhan, “memperdebatkan tentang Tuhan” walaupun mereka melihat bukti-bukti tentang-Nya. Artinya, mereka berperang melawan agama-Nya. Penyebabnya adalah orang-orang tak bertuhan ini mengikuti apa mereka dapati dilakukan oleh nenek moyang mereka, artinya, mereka terperosok ke dalam tradisionalisme buta.
Jelaslah, bahwa tradisionalisme dengan tepat mendefinisikan sejarah dan filosofi Masonry sebagaimana telah kita kaji sejak awal buku ini.
Memang, tradisionalisme adalah kata yang pas untuk menggambarkan Masonry karena ia tidak lebih dari sebuah “organisasi tradisi”, yang akarnya merentang hingga ribuan tahun ke masyarakat-masyarakat pagan awal. Masonry dengan membuta mengikuti tradisi-tradisi Mesir Kuno dari para fir’aun dan tukang-tukang sihirnya, para filsuf materialis Yunani Kuno, Hermetisme, Kabbalah, para Templar, Rosicrucian, dan kaum Mason sebelum mereka.

Sebuah ungkapan tradisionalisme Masonry: simbol yang tidak berubah selama berabad-abad.
Tradisionalisme ini penting untuk dikenali. Pada loge Masonik modern masih digunakan berbagai legenda, simbol, dan kata-kata yang telah berumur ribuan tahun. Walau pada kenyataannya hampir semua Mason berpendidikan tinggi, dan menduduki posisi-posisi tertinggi di masyarakat, mereka menyelenggarakan upacara-upacara di mana mereka memegang pedang berkilat dan tengkorak, menggumamkan kata-kata Mesir Kuno, berdiri di hadapan tiang-tiang bermodel kuil-kuil Mesir Kuno dengan mengenakan jubah perak, sarung tangan putih dan bahkan pakaian-pakaian yang lebih aneh lagi, dan mengangkat sumpah. Jika seseorang yang tidak mengetahui apa pun tentang Masonry dibawa ke loge ini, mungkin dia akan mengira sedang mengunjungi sebuah pentas film komedi, dan boleh jadi tidak sanggup menahan tawa menyaksikan kaum Mason di tengah upacara inisiasi, dengan mata tertutup rapat, tali di sekeliling lehernya, dan berjalan dengan satu kaki telanjang. Namun, kaum Masonry, yang hidup di dalam dunia rahasia mereka, menganggap upacara-upacara aneh ini sangat normal, dan mendapatkan kepuasan psikologis dalam suasana mistis loge mereka. Setelah berbagai upacara ini, mereka duduk dan berbincang-bincang sesamanya tentang keyakinan mereka bahwa “atom memiliki jiwa dan berkumpul membentuk makhluk hidup”, bahwa “dunia mencapai keseimbangannya karena kecerdasan yang tersembunyi di dalam magma”, atau bahwa “Ibu Alam telah menciptakan kita dengan begitu sempurna” serta mitos-mitos lainnya. Keseluruhan permainan ini dipanggungkan hanya untuk melestarikan tradisi, dan begitu jelas tanpa logika sama sekali sehingga menakjubkan bahwa sistem semacam itu dapat terus bertahan hidup dan dipertahankan.

Berbagai aturan yang telah diterima sebagai undang-undang Masonry telah dijaga tanpa perubahan selama berabad-abad lamanya.
Keterikatan buta kaum Mason akan tradisi mereka jelas menunjukkan keutamaan yang mereka berikan kepada gagasan tentang “landmark”. Landmark adalah sebuah tempat atau objek yang melambangkan sesuatu yang memiliki arti atau kepentingan historis. Di dalam bahasa Masonik, landmark adalah peraturan-peraturan yang telah diturunkan tanpa perubahan sejak berdirinya organisasi itu. Mengapa tidak berubah? Kaum Mason memberikan penjelasan yang menarik. Sebuah artikel yang terbit di Mimar Sinan pada tahun 1992 menyebutkan:
Landmark Masonry adalah hukum-hukum yang sangat tua yang telah diteruskan dari masa ke masa dan generasi ke generasi. Tidak seorang pun tahu kapan munculnya dan tidak seorang pun berhak mengubah atau membatalkannya. Landmark itu adalah hukum-hukum masyarakat yang tertulis dan tidak tertulis. Hukum-hukum yang tidak tertulis dapat dipelajari hanya dari berbagai ritual dan upacara loge. Ada enam hukum tertulis yang dapat ditemukan dengan nama “Kewajiban Freemason” yang pertama kali diterbitkan dalam Konstitusi Inggris tahun 1723. 117
Mari kita kaji kata-kata di atas lebih saksama: Ada sebuah organisasi bernama Masonry. Anggota organisasi ini selama berabad-abad telah menaati sejumlah hukum yang asal usulnya tidak diketahui. Lebih jauh lagi, mereka bersikeras bahwa tidak seorang pun dapat mengubah hukum-hukum ini. Tidak seorang pun dari mereka yang maju untuk mempertanyakan mengapa mereka mengikutinya!... Dan, demi menaati hukum-hukum ini, mereka siap sedia mengabaikan penemuan-penemuan sains dan kesimpulan logis mereka. Dapatkah masyarakat seperti itu mengikuti jalan "logika" dan "sains"?
Bagian lain dari artikel yang dikutipkan di atas, menyatakan secara harfiah bahwa seorang Mason harus mematuhi hukum-hukum tersebut tanpa bertanya:
Menurut pendapat saya, landmark adalah semacam bagian Masonry masa lalu yang saya tak pernah ingin tahu tentang asal usulnya, baik di loge maupun dalam aktivitas saya sebagai seorang freemason. Saya tidak tahan untuk menganalisa mengapa saya merasa demikian tetapi saya kira jika struktur Freemasonry tidak diubah, maka ia akan bertahan…. Saya menjalaninya tanpa perlu upaya khusus apa pun. 118
Bagaimana mungkin sebuah organisasi memunyai pengikut-pengikut yang memercayai dan mematuhi hukum-hukum yang tidak mereka ingin tahu asal usulnya dapat dipandang masuk akal?...
Sudah tentu, klaim Masonry sebagai masuk akal dan ilmiah adalah kosong belaka. Seperti para materialis lainnya, walaupun senantiasa menggunakan istilah-istilah logika dan sains, mereka pun dengan teguh mempertahankan sebuah filosofi yang tidak punya dukungan logis ataupun ilmiah, dan berpaling dari fakta-fakta yang telah ditemukan sains. Pada dasarnya, yang membawa para Mason ke dalam kesalahan seperti itu, atau mengguna-guna mereka, adalah keterikatan yang membuta akan tradisi mereka.
Ini menunjukkan bahwa ajaran Masonry bersifat memerdayakan. Ia menjauhkan manusia dari kepercayaan akan Tuhan mereka, menjerumuskan mereka ke dalam takhyul dengan mengikuti berbagai hukum, mitos, dan legenda kosong. Apa yang dikatakan Al Quran tentang kaum pagan di Saba, yang mengingkari Allah untuk menundukkan diri kepada Matahari, juga berlaku bagi Masonry: “Setan telah menjadikan mereka memandang indah perbuatan-perbuatan mereka lalu menghalangi mereka dari jalan (Allah), sehingga mereka tidak dapat petunjuk…..” (QS. An-Naml, 27: 24). Kaum Mason mengingkari agama Allah demi sebuah doktrin yang ketinggalan zaman yang mereka kembangkan dengan berbagai simbol dan unsur mistis.
Lebih jauh lagi, tidak cukup hanya dengan mengingkari Tuhan, mereka memerangi agama-Nya, sebuah pertarungan yang telah mereka lakukan sejak lama.

Perang Masonik Melawan Agama

Keberadaan Masonry pertama kali diumumkan di Inggris pada tahun 1717. Sebelumnya, Masonry telah menyebar pertama di Inggris, lalu di Prancis dan seluruh Eropa. Masonry menjadi tempat pertemuan utama para penentang agama. Banyak kaum Mason Eropa bertemu di loge mereka, menyebut diri mereka sebagai “pemikir bebas”, yang bagi mereka berarti tidak mengakui agama-agama ilahiah. Sebuah artikel bertajuk “Periode-Periode Awal Freemasonry” dalam Mimar Sinan menyebutkan, “Tempat di mana kaum Mason berkumpul untuk mencari kebenaran di luar gereja menjadi tempat perlindungan."
Walau demikian,
kelompok yang mencari kebenaran di luar agama ini juga menyembunyikan permusuhan terhadap agama. Oleh karena itu, organisasi tersebut segera menjadi pusat kekuatan yang membuat risau Gereja, khususnya Gereja Katolik. Konflik antara Masonry dan Gereja terus tumbuh, meninggalkan jejak di Eropa abad kedelapan belas dan kesembilan belas. Masonry mulai menyebar ke negara-negara lain di luar Eropa, pada paro kedua abad kesembilan belas, dan ke mana pun perginya, Masonry menjadi pusat filosofi dan aktivitas antiagama.
Sebuah artikel berjudul “Politik dan Freemasonry”, yang muncul di Mimar Sinan, menjelaskan tentang pertarungan melawan agama sebagai berikut:
Sejalan dengan tidak menjadi partai politik, Freemasonry menjadi terorganisir di awal abad kedelapan belas sebagai sebuah lembaga sosial berskala internasional sesuai dengan arus sosial politik. Untuk menyokong sekte-sekte dalam upaya untuk melaksanakan kebebasan beragama, Freemasonry melibatkan diri dalam pertarungan melawan kekuatan dan pengaruh kependetaan dalam upaya untuk menggapai sasaran tunggal mereka meruntuhkan kekuatan dan pengaruh Gereja atas masyarakat. Karena itulah, di tahun 1738 dan 1751 Freemasonry dinyatakan Paus sebagai tak bertuhan….Di negara-negara yang menerapkan prinsip kebebasan beragama itu, Freemasonry merupakan sebuah masyarakat misterius dan rahasia yang hanya dikenal namanya; di negara-negara ini Freemasonry diabaikan tapi juga didorong, mendapatkan anggota di antara kelas menengah dan pejabat-pejabat tinggi yang mempunyai waktu dan sarana, serta memasang pejabat-pejabat negara terkemuka di posisi-posisi kepemimpinan dalam organisasi-organisasinya. Di negara-negara selatan, di mana semua orang harus menganut Katolik, mereka mempertahankan karakter sebagai organisasi rahasia, terlarang, dan revolusioner yang menjadi sasaran pengawasan hukum. Di negara-negara ini, orang-orang muda yang berpikiran bebas dan para pegawai yang tidak puas dengan administrasi pemerintahan mulai memasuki loge-loge Masonik dan dengan demikian dimulailah rencana-rencana revolusioner dan diarahkan kepada rezim Spanyol, Portugal, dan Italia yang berada di bawah dominasi Vatikan.120
Tidak diragukan bahwa di sini para penulis Masonik menggunakan bahasa yang mendukung organisasinya sendiri ketika menyebutkan bahwa Masonry sedang melakukan perlawanan terhadap dominasi Gereja. Namun, jika kita kaji masalah ini lebih dekat, kita akan melihat bahwa di banyak negara, “dominasi” yang sama juga cocok untuk rezim-rezim yang didirikan atau didukung oleh kaum Mason. Oleh karena itu, kita dapat dengan mudah memahami bahwa Masonry mengklaim berjuang melawan “dominasi” adalah kepura-puraan. Di luar fakta bahwa Gereja —karena agama Kristen telah menyimpang — mempertahankan gagasan-gagasan skolastik dan praktik-praktik yang menindas, permusuhan Masonry terhadap Gereja tidaklah didasarkan pada hal ini namun pada kebenciannya terhadap agama-agama monoteisme tradisional.
Cukuplah dengan mengamati struktur Masonry dan berbagai ritual serta upacaranya untuk memahami hal ini.

CONTOH SEBUAH LOGE MASONIK: HELL-FIRE CLUB

Sebuah penggambaran dari upacara aneh di loge Masonik abad kedelapan belas.
Untuk memahami bagaimana Masonry abad kedelapan belas diorganisir, dan apa yang menjadi targetnya, salah satu hal yang harus terus kita lakukan adalah mengkaji berbagai masyarakat Masonik rahasia yang muncul pada periode itu. Salah satunya adalah Klub Api Neraka (“Hell-Fire Club”), yang aktif di Inggris di pertengahan abad kedelapan belas. Struktur Masonik klub ini dan karakter pagan dan antiagama digambarkan oleh penulis Masonik Daniel Willens dalam artikelnya, “Hell-Fire Club: Sex, Politics and Religion in Eighteenth-Century in England”. Inilah sepotong bagian yang menarik dari artikel yang diterbitkan dalam Gnosis, sebuah jurnal tentang tradisi-tradisi dalam di Barat.
Pada malam-malam yang diterangi cahaya bulan selama pemerintahan Raja George III dari Inggris, anggota-anggota Pemerintahan yang sangat berkuasa, para intelektual penting, dan artis-artis yang berpengaruh kadang dapat terlihat melintasi Sungai Thames dengan gondola ke sebuah reruntuhan biara di dekat Wycombe Barat. Di sana, di bawah bunyi nyaring bel biara yang ternoda, mereka mengenakan jubah biarawan dan bersenang-senang dengan segala bentuk kebejatan, yang berpuncak pada Misa Hitam yang diselenggarakan pada tubuh telanjang seorang wanita ningrat yang asusila dengan diketuai oleh bandot tersohor Sir Francis Dashwood. Kebaktian setan berakhir, lingkaran dalam akan berpindah tempat untuk merencanakan perjalanan Kerajaan Inggris.
“Persaudaraan nista” ini, begitu sebutannya, memberi pilihan nama Gotik yang sesuai untuk diri mereka, “Rahib-rahib St. Francis dari Medmenham”, walaupun mereka telah diabadikan dengan julukan populer “Klub Api Neraka” . Pada abad penuh gunjingan itu banyak spekulasi tentang kegiatan-kegiatan buruk masyarakat ini, dan di tahun 1765, Charles Johnstone menerbitkan sebuah roman berjudul Chrysal, or the Adventure of a Guinea, yang secara populer diyakini mengungkap rahasia-rahasia “Para Biarawan Medmenham”.…
… Perintis terpenting Para Biarawan itu adalah Klub Api Neraka yang didirikan sekitar tahun 1719 di London oleh Philip, Duke of Wharton (1698-1731). Wharton adalah seorang politikus Whig yang terkemuka, seorang Freemason, dan ateis yang berupaya memperolok-olok agama dengan memimpin keramaian dengan hiasan-hiasan “satanik” di muka umum.... Dan Wharton selanjutnya menjadi Imam Besar Mason dari Loge Besar London pada tahun 1722....
Menjelang tahun 1739, dalam perjalanan pulang Dashwood mampir di Florence untuk menemui Abbe Nicolini, dan di sana pula ia berjumpa dengan Lady Mary Wortley Montagu… (yang) akhirnya kelak bergabung dengan Dashwood dalam Klub Divan. … Sayang, kondisinya tidak berjalan baik bagi Freemasonry di Italia. Paus Clement XII baru saja mengeluarkan dekrit In Eminenti Apostalatus Specula, yang mengungkapkan Inkuisisi atas Loge. Menjelang awal 1740, Paus meninggal, dan Dashwood pergi ke pertemuan tertutup untuk memilih paus baru di Roma. Di sana ia secara bermain-main memakai identitas Kardinal Ottiboni, salah seorang ketua penentang kaum Mason, dan memperoloknya di muka umum dengan ritual ejekan yang keji….
“Chapter room” adalah kunci untuk memahami kegiatan para Biarawan itu. Perabot isinya masih tidak diketahui, sehingga kegunaannya pun tetap menjadi misteri. Penulis-penulis penggemar sensasi memperkirakannya sebagai tempat persembunyian satanik, walau agaknya lebih masuk akal jika disimpulkan bahwa ruang itu digunakan untuk upacara-upacara Masonik. John Wilkes, seorang mantan anggota penting perkumpulan Medmenham yang tidak menjadi Freemason, mengeluh dalam sebuah artikel yang mencemarkan teman lamanya: “Tidak ada mata biasa yang berani menembus misteri Eleusinian Inggris chapter room. Sementara para biarawan berkumpul dalam semua upacara khidmat, lebih banyak lagi ritus-ritus rahasia dilaksanakan dan korban yang dipersembahkan dalam banyak kemegahan kepada BONA DEA”... Putra Sir Robert Walpole, Horace, salah satu musuh politik Dashwood dan tentu saja seorang yang asing dengan biara, mencemooh: “Apa pun doktrin mereka, praktik-praktik mereka sebenarnya adalah pagan: Bacchus* dan Venus adalah dewa-dewi yang hampir umum diketahui sebagai tujuan pengorbanan mereka; dan para peri serta tong bir yang diletakkan pada perayaan gereja baru ini, cukup menginformasikan para tetangga tentang corak para pertapa itu”….
Daftar nama keanggotaan Biarawan Medmenham sudah tidak ada, jika pun itu pernah ada, namun nama-nama yang paling dipercaya berhubungan dengan kelompok itu adalah saudara Dashwood, John Dashwood-King; John Montagu, Earl of Sandwich; John Wilkes; George Bubb Dodington, Baron Melcombe; Paul Whitehead; dan sekumpulan orang-orang lokal yang tidak terlalu profesional maupun bereputasi baik… sekelompok orang yang di mata publik cukup berkemungkinan membuat skandal.
Keseluruhan pertanyaan tentang agama adalah pokok pesona yang terus dipraktikkan Dashwood.… Penafsiran yang lebih canggih mungkin meliputi rumor tentang ilmu gaib yang bernuansa seksual, kitab kabbalis biara, gambaran Harpokrates yang berulang, koneksi lemah Dashwood dengan Ordo Masonik Kuil, dan tentu saja motto Thelemik di Biara Medmenham untuk menyimpulkan bahwa Klub Api Neraka adalah manifestasi awal dari “Crowleyanitas”. Suatu pendekatan yang lebih berkepala dingin akan memperhatikan kontak-kontak Masonik Dashwood dan menyimpulkan, dengan kemungkinan besar tepat, bahwa “chapter room” adalah sebuah kuil Masonik. 121
Alasan menyertakan kutipan panjang ini adalah untuk mendapatkan gambaran suasana berkembangnya Masonry abad kedelapan belas dan pengaruhnya terhadap masyarakat. Masonry tampil sebagai sebuah organisasi rahasia yang memancing rasa penasaran, dengan oposisinya terhadap keyakinan umum masyarakat memberikan semacam kepuasan psikologis bagi anggota-anggotanya. Karakteristik dasar ritus Masonik, sebagaimana ditekankan dalam kutipan di atas, adalah penyucian simbol dan konsep pagan, alih-alih agama-agama Monoteistik tradisional. Maka, mereka yang menjadi kaum Mason, dan memalingkan wajah dari agama Kristen, terwarnai pagan, walaupun tidak selalu berarti mengambil paganisme sebagai keyakinan, namun paling tidak dengan mengambil simbol-simbolnya.
Namun, Masonry tidak puas hanya untuk mempraktikkan upacara-upacara aneh; ia juga mengikuti sebuah strategi yang dirancang untuk mengasingkan Eropa dari agama-agama ketuhanan, dan memikatnya ke dalam paganisme. Di dalam bagian berikut kita akan mencermati beberapa titik puncak dari sejarah Eropa, negara per negara, dan mengikuti jejak perang Masonik ini melawan agama. Negara pertama yang mesti kita kaji adalah Prancis.

PERTARUNGAN MELAWAN AGAMA DI PRANCIS
Pada kajian-kajian sebelumnya kami telah membahas peranan penting Masonry dalam Revolusi Prancis. Sejumlah besar filsuf Pencerahan, terutama mereka yang paling kuat berpandangan antiagama adalah pengikut Mason. Kaum Jacobin, yang membangun panggung revolusi, dan menjadi pemimpinnya, adalah anggota loge. 122
Peran yang dimainkan kaum Mason di dalam revolusi diakui oleh seorang “agen provokator” bernama Count Cagliostro. Cagliostro ditangkap oleh Inkuisisi pada tahun 1789, dan mengakui beberapa hal penting selama interogasi. Dia mengawali dengan menyatakan bahwa kaum Mason di seluruh penjuru Eropa telah merencanakan serangkaian revolusi. Disebutkan bahwa sasaran utama kaum Mason adalah menghancurkan Kepausan atau menguasainya. Dalam pengakuannya, Cagliostro juga menyebutkan bahwa para bankir Yahudi mendukung semua kegiatan revolusioner ini secara finansial, dan bahwa uang Yahudi juga memainkan peran penting di dalam Revolusi Prancis. 123
Revolusi Prancis pada dasarnya adalah sebuah revolusi melawan agama. Dalam upaya mati-matian kaum revolusioner untuk menyingkirkan kependetaan dan aristokrasi, banyak pendeta yang terbunuh, institusi agama yang dihancurkan, dan tempat-tempat ibadah yang diruntuhkan. Kaum Jacobin bahkan ingin menghancurkan sama sekali agama Kristen, dan menggantikannya dengan sebuah kepercayaan pagan yang mereka sebut “agama logika”. Namun, dalam waktu singkat, mereka kehilangan kendali atas revolusi dan Prancis terjerumus ke dalam kekacauan total.
Misi Masonry di negara itu tidak berhenti dengan revolusi. Kekacauan yang tercipta oleh revolusi akhirnya reda ketika Napoleon meraih kekuasaan. Namun, stabilitas ini tidak berlangsung lama; ambisi Napoleon untuk menguasai seluruh Eropa akhirnya mengakhiri pemerintahannya. Setelahnya, konflik di Prancis berlanjut antara kaum monarkis dan revolusionis. Terjadi tiga kali revolusi lagi di tahun 1830, 1848, dan 1871. Di tahun 1848, “Republik Kedua” didirikan; dan di tahun 1871 dibentuk “Republik Ketiga”.
Kaum Mason sangat aktif sepanjang periode agitasi ini. Sasaran utama mereka adalah melemahkan Gereja dan lembaga-lembaga keagamaannya, menghancurkan nilai-nilai agama dan pengaruhnya atas masyarakat, dan menghapuskan pendidikan agama. Kaum Mason memandang “antiklerikalisme” (antikependetaan) sebagai pusat aktivitas sosial dan politik.
The Catholic Encyclopedia memberikan informasi penting tentang misi antiagama dari Timur Raya — begitulah Masonry Prancis dikenal.
Dari dokumen-dokumen resmi Masonry Prancis yang terutama tercakup dalam “Buletin” dan “Compterendu (Ikhtisar)” resmi Timur Raya, terbukti bahwa semua undang-undang antiklerikal yang disahkan di dalam parlemen Prancis telah diputuskan sebelumnya di loge-loge Masonik dan dilaksanakan di bawah arahan dari Timur Raya, dengan sasarannya diakui untuk mengendalikan segala hal dan semua orang di Prancis. “Saya menyatakan di dalam majelis tahun 1898,” ungkap deputi Masse, pembicara resmi Majelis tahun 1898, “bahwa adalah tugas tertinggi Freemasonry untuk semakin hari semakin banyak mencampuri pertarungan politis dan duniawi.” “Keberhasilan (dalam peperangan antiklerikal) dalam Freemasonry berskala luas; karena spiritnya, programnya, metodenyalah yang menang.” “Jika Blok telah terbentuk, ini adalah berkat Freemasonry dan disiplin yang dipelajari di loge-loge”… “Kita membutuhkan kewaspadaan dan, di atas segalanya, kepercayaan timbal balik, jika ingin menuntaskan kerja yang belum selesai. Kerja ini, Anda tahu… pertempuran anti-klerikal, sedang berlangsung. Republik harus membersihkan dirinya dari jemaah agama, menyapu habis mereka dengan sebuah hantaman dahsyat. Di mana saja, sistem yang setengah-setengah adalah berbahaya; musuh harus dihancurkan dengan sebuah pukulan tunggal.” 124
The Catholic Encyclopedia melanjutkan penjelasannya tentang pertarungan Masonry Prancis melawan agama:
Sejatinya, semua reformasi Masonik yang terlaksana di Prancis sejak 1877, seperti sekularisasi pendidikan, undang-undang menentang sekolah-sekolah privat Kristen dan pembinaan amal, penindasan atas ordo-ordo keagamaan, dan pembusukan Gereja, tampak berpuncak pada sebuah reorganisasi masyarakat manusia yang anti-Kristen dan tidak beragama, tidak hanya di Prancis namun di seluruh penjuru dunia. Jadi, Freemasonry Prancis, sebagai tolok ukur bagi seluruh Freemasonry, berpura-pura membuka era keemasan republik universal Masonik, yang mencakup persaudaraan Masonik semua manusia dan semua negara. ”Kemenangan orang Galilea,” kata Presiden Timur Raya, Senator Delpech, pada tanggal 20 September 1902, ”telah berlangsung selama dua puluh abad. Tetapi sekarang gilirannya mati.... Gereja Romawi, yang dibangun atas mitos Galilea, mulai runtuh dengan cepat sejak hari pertama Perkumpulan Masonik didirikan.” 125
Yang dimaksud dengan ”orang Galilea” oleh kaum Mason adalah Almasih, karena menurut injil, Almasih lahir di kota Galilea di Palestina. Oleh karena itu, kebencian kaum Mason terhadap Gereja adalah ekspresi kebencian mereka terhadap Almasih dan semua agama monoteistik. Mereka mengira telah menghancurkan pengaruh agama ketuhanan dengan filosofi materialis, Darwinis, dan humanis yang mereka bangun di abad kesembilan belas, dan mengembalikan Eropa kepada paganisme pra-Kristen.

Sebuah ilustrasi dari loge Masonik Prancis abad kedelapan belas.
Ketika kata-kata ini disampaikan di tahun 1902, serangkaian undang-undang disahkan di Prancis memperluas jangkauan oposisi agama. Tiga ribu sekolah agama ditutup dan pendidikan agama apa pun terlarang untuk diberikan di sekolah-sekolah. Banyak pendeta ditangkapi, sebagian diasingkan dan orang-orang agama mulai dianggap sebagai warga negara kelas dua. Karena itulah, pada tahun 1904 Vatikan memutuskan semua hubungan diplomatik dengan Prancis. Namun ini tidak mengubah sikap negara itu. Setelah kematian ratusan ribu warga Prancis melawan tentara Jerman pada Perang Dunia I barulah kesombongan negara itu jinak dan sekali lagi mengakui pentingnya nilai-nilai religius.
Sebagaimana diyakini The Catholic Encyclopedia, perang melawan agama dari Revolusi Prancis hingga abad kedua puluh dilakukan oleh ”undang-undang antiklerikal yang disahkan oleh Parlemen Prancis” yang telah diputuskan sebelumnya di loge-loge Masonik dan dilaksanakan di bawah arahan Timur Raya.” 126 Fakta ini tampak jelas dari tulisan-tulisan Masonik. Misalnya, kutipan dari terbitan berbahasa Turki bertajuk ”Sebuah Pidato dari Saudara Gambetta pada tanggal 5 Juli 1875 di Loge Clémente Amitié” menyebutkan:
Sementara momok reaksi mengancam Prancis, dan doktrin keagamaan serta ide-ide terbelakang berkembang ofensif terhadap berbagai prinsip dan undang-undang sosial modern, di lingkungan organisasi-organisasi seperti Masonry yang tekun dan berpandangan jauh serta mengabdi kepada prinsip-prinsip persaudaraan, kita menemukan kekuatan dan konsolidasi dalam perjuangan melawan klaim-klaim Gereja yang berlebihan, pernyataannya yang dibesar-besarkan dan menggelikan serta berbagai perbuatannya yang keterlaluan dan menjadi kebiasaan... kita harus terus berjaga-jaga dan melanjutkan perjuangan. Untuk mewujudkan gagasan tentang tatanan manusia dan kemajuan, mari kita tetap bertahan sehingga perisai-perisai kita tidak dapat ditembus. 127
Akan terlihat bahwa literatur Masonik secara konsisten menampilkan gagasan-gagasannya sebagai ”berpandangan jauh” sembari menuduh orang-orang beragama sebagai ”terbelakang”. Namun, ini tak lebih dari permainan kata-kata belaka. Ungkapan ”momok reaksi”, yang disebutkan pada kutipan di atas, adalah sesuatu yang juga ditentang orang-orang beragama yang tulus, namun menjadi eksploitasi sasaran oleh Masonry terhadap agama sejati dalam upaya mereka untuk menjauhkan manusia darinya. Apalagi, harus ditekankan sekali lagi bahwa filosofi materialis-humanis yang dianut kaum Masonlah yang sesungguhnya merupakan sistem pemikiran yang bertakhyul dan terbelakang, sebuah tempat bergantung bagi peradaban pagan Mesir Kuno dan Yunani Kuno.
Oleh karena itu, penggunaan istilah ”berpandangan jauh” dan ”terbelakang” oleh kaum Mason tidak berpijak pada kenyataan. Memang, hal ini tidak berdasar karena konflik antara kaum Mason dan masyarakat beragama tidak lebih daripada pelestarian konflik antara dua pemikiran yang telah ada semenjak abad-abad awal sejarah. Agamalah yang memproklamirkan pertama kali gagasan-gagasan ini: bahwa manusia diciptakan oleh kehendak Tuhan dan manusia bertanggung jawab untuk menyembah-Nya. Inilah kebenaran. Gagasan sebaliknya, bahwa manusia tidak diciptakan namun menjalani hidup yang sia-sia dan tanpa tujuan, diajukan oleh mereka yang menolak keberadaan Tuhan. Jika dipahami dengan tepat, tampaklah bahwa penggunaan istilah-istilah dangkal ”keterbelakangan” dan ”pandangan jauh” tidak memiliki landasan apa-apa.
Dengan menggunakan gagasan ”kemajuan”, kaum Mason berupaya menghancurkan agama. The Catholic Encyclopedia menyatakan:
Yang berikut ini dianggap sebagai cara-cara utama (dari freemasonry):
(1) Menghancurkan secara radikal semua pengaruh sosial Gereja dan agama, yang secara busuk disebut ”klerikalisme”, dengan penyiksaan terbuka terhadap Gereja atau dengan sistem pemisahan antara Negara dan Agama yang bermuka dua dan curang, serta sejauh mungkin menghancurkan Gereja dan semua agama yang benar, yakni yang supramanusia, yang lebih dari sekadar bentuk pemujaan yang samar-samar terhadap tanah air dan umat manusia;
(2) Sekulerisasi, yakni dengan sistem ”non-sektarianisme” yang sama yang bermuka dua dan curang, semua kehidupan publik dan pribadi dan, di atas segalanya, pengajaran dan pendidikan populer. ”Non-sektarianisme” sebagaimana dipahami oleh golongan Timur Raya adalah sektarianisme yang anti-Katolik dan bahkan anti-Kristen, ateistik, positivistik, atau agnotis dalam genggaman non-sektarianisme. Kebebasan berpikir dan hati nurani anak-anak harus dikembangkan secara sistematis pada diri mereka di rumah dan dilindungi, sejauh mungkin, dari semua pengaruh yang mengganggu, tidak hanya dari Gereja dan para pendeta, tetapi juga dari orang tua anak itu sendiri, jika perlu, bahkan melalui cara tekanan moral dan fisik. Golongan Timur Raya menganggapnya sangat diperlukan dan sebuah jalan pasti yang sempurna untuk pewujudan final dari republik sosial universal.... 128
Tampaklah bahwa Masonry telah menggerakkan sebuah program, yang disebut ”pembebasan masyarakat”, dengan tujuan untuk menghapuskan agama, sebuah program yang masih terus diterapkan. Program ini harus dibedakan dari model yang berusaha memberikan kesempatan bagi setiap warga negara, dari keyakinan religius apa pun, untuk mempraktikkan keyakinannya secara bebas. Alih-alih, model yang diimpikan oleh Masonry adalah bentuk cuci otak yang dirancang untuk melenyapkan agama sepenuhnya dari masyarakat dan pikiran individu serta, jika perlu, menyiksa para penganutnya.
Di negara mana saja ia berkembang, Masonry berupaya menggerakkan program ini, walaupun dengan cara menyesuaikan diri dengan budaya dan kondisi yang lazim di negara tersebut.
Salah satu negara itu adalah Jerman.

KAMPANYE ANTI-AGAMA DI JERMAN: “KULTURKAMPF
Seratus lima puluh tahun yang lalu, negara Jerman belum ada. Wilayah yang sekarang disebut Jerman dikuasai oleh sejumlah kerajaan. Yang terluas di antaranya adalah Prussia, yang menempati bagian timur Jerman saat ini dan sebagian besar Polandia. Di tahun 1860, Prussia mulai mencaplok negara-negara kecil Jerman lainnya dan mendirikan Kekaisaran Jerman pada tahun 1871. Penguasa negara baru ini adalah Perdana Menteri Prussia dan Kanselir dari Kekaisaran Jerman baru, Otto van Bismarck.

Otto von Bismarck
Bismarck adalah seorang negarawan yang sukses, terutama di bidang politik luar negeri, tetapi tidak mencapai sukses serupa dalam urusan dalam negeri. Salah satu penyebabnya adalah sekelompok intelektual yang dikenal sebagai ”kaum Liberal Nasional” yang mirip dengan antiklerikal di Prancis, serta menjalankan politik antiagama. Untuk mencapai persatuan Jerman, kaum Liberal Nasional meyakini perlunya menyingkirkan orang-orang yang memiliki bentuk afiliasi apa pun di luar perbatasan mereka, dan menganggap hubungan antara sepertiga populasi dengan Paus Katolik sebagai sandungan terbesar bagi persatuan ini. Karena didorong oleh kaum Liberal Nasional, Bismarck memulai sebuah kampanye anti-Katolik yang dikenal sebagai Kulturkampf, atau ”perang budaya”. Kampanye ini juga digambarkan sebagai suatu perjuangan untuk mengontrol pikiran bangsa Jerman. 129
Selama Kulturkampf, kaum Katolik, terutama di Jerman bagian selatan, mengalami penindasan.
Di tahun 1872, untuk menegakkan sebuah undang-undang yang telah disahkan, semua pendeta Jesuit di negara ini ditahan dalam satu malam dan institusi-institusi mereka disita. Untuk menegakkan ”undang-undang Mei” (meigesetze) yang disahkan pada tahun 1873, semua pendeta yang bekerja kepada pemerintah dipecat, Gereja dilarang terlibat dalam semua hal yang berhubungan dengan pernikahan dan pendidikan, dan topik-topik khotbah dibatasi. Sejumlah uskup besar ditahan dan 1300 gereja akhirnya ditemukan tanpa pendeta.
Namun, karena taktik-taktik ini menimbulkan reaksi keras di kalangan Katolik di negara itu terhadap pemerintah, Kulturkampf dikendurkan. Bismarck mengabaikan usulan-usulan kaum Liberal Nasional, yang telah membawanya ke dalam kampanye ini, dan mengurangi Kulturkampf sedikit demi sedikit sampai akhirnya ia batalkan sepenuhnya. Keseluruhan kampanye ini tidak menghasilkan apa pun selain penindasan atas kaum Katolik Jerman, dan kehancuran rasa kesejahteraan sosial negara itu. Banyak sejarawan hari ini meyakini bahwa hal itu adalah sebuah kegagalan yang merobek-robek rasa keamanan sosial bangsa Jerman. Apalagi, setelah Jerman, gelombang Kulturkampf melanda Austria, Swiss, Belgia, dan Belanda, menimbulkan ketegangan sosial yang luar biasa di negara-negara ini.

Tatkala Nazi berkuasa, dimulailah sebuah kampanye antiagama yang lebih buruk daripada yang dilakukan Bismarck.
Menariknya, para intelektual Masonlah yang memikat Bismarck ke dalam kebijaksaan ini. The Catholic Encyclopedia menyebutkan:
Namun mereka (kaum Mason) tentu saja memajukan gerakan yang oleh Prussia, yang secara bertahap menjadi negara pemimpin di Jerman, dianggap sebagai ”representasi dan pelindung evolusi modern” melawan ”Ultramontanisme”, ”kefanatikan”, dan ”perebutan kuasa kepausan”. Mereka juga menghasut munculnya ”Kulturkampf”. Jurisconsult yang juga Mason tersohor, Imam Besar Bluntschli, adalah salah satu penghasut terdepan dalam konflik ini; dia juga menggerakkan ”Kulturkampf” Swis.... Para Freemason Jerman dengan upaya-upaya tak kenal lelah memaksakan pengaruh yang menentukan atas hidup bangsa secara keseluruhan sejalan dengan prinsip-prinsip Masonik, dan dengan demikian mempertahankan sebuah ”Kulturkampfyang diam-diam dan abadi. Sarana-sarana terpenting yang mereka gunakan adalah aneka perpustakaan, konferensi, afiliasi dari berbagai perkumpulan dan lembaga dengan perhatian yang sama, dan jika perlu, pembentukan lembaga-lembaga baru, sebagai sarana bagi semangat Masonik untuk merasuki bangsa. 130
Artinya, walaupun dihentikan secara resmi oleh Bismarck, Kulturkampf diteruskan oleh kaum Mason, sebagai kampanye propaganda antiagama berkelanjutan yang ditujukan kepada masyarakat luas. Buah paling pahit dari perjuangan ini dituai pada tahun 1920: kaum Nazi, yang bertujuan mengembalikan bangsa Jerman kepada paganisme pra-Kristen mereka, sedikit demi sedikit memperoleh kekuatan dan berkuasa di tahun 1933. Salah satu aksi Nazi yang paling penting adalah memprakarsai sebuah Kulturkampf kedua melawan otoritas agamis. Komentator Amerika Elbridge Colby menjelaskan bahwa ”kaum Nazi membuka sebuah Kulturkampf baru melawan Gereja Katolik, memenjarakan para pendeta dan memecat para uskup; namun berbeda dengan tahun 1874, Hitler juga bergerak menentang kemapanan Protestan.” 131
Singkatnya, aktivitas-aktivitas yang diprakarsai oleh kaum Mason untuk menjauhkan masyarakat dari agama telah membangkitkan salah satu kediktatoran paling brutal dalam sejarah, ”Reich” Nazi, dan menyeret dunia ke dalam Perang Dunia II yang membinasakan 55 juta jiwa.

PERTARUNGAN MELAWAN AGAMA DI ITALIA
Negara lain yang jelas menampakkan aktivitas Masonik adalah Italia.
Hingga tahun 1870, wilayah Italia diduduki oleh beberapa negara kecil sisa-sisa masa feodal. Salah satu yang terpenting adalah Negara Kepausan. Negara ini berpusat di Roma, diperintah oleh Paus, dan mengontrol sebagian besar Italia pusat. Mason di Italia didirikan sebagai perpanjangan dari Mason Prancis, dan mulai berpengaruh di Italia pada awal abad kesembilan belas. Mereka bermaksud menghancurkan Negara Kepausan dan menghapuskan otoritas Gereja di Italia secara keseluruhan. Menurut penulis buku berjudul The Roman Catholic Church and the Craft, Imam Freemason Alec Mellor: ” Di Italia, asal usul loge-loge luar biasa sebagian besar bersifat politis; mereka membingungkan Masonry dengan pertarungan melawan kekuasaan duniawi Paus.” 132
Masonry mengawali pertarungannya melawan agama di Italia melalui masyarakat rahasia lain yang didirikan dan dikendalikannya. Masyarakat ini dikenal sebagai ” Carbonari.”

Sebuah terbitan Masonry Italia.
Masyarakat ini, yang pertama kali terdengar di Naples pada awal abad kesembilan belas, mengambil namanya dari para pembakar arang. Sebagaimana para Mason memakai lambang pembangun dinding dan mengekspresikan pemikiran mereka dengan simbol-simbol, maka Carbonari mengambil lambang dari para pembakar arang. Namun, masyarakat tersebut punya tujuan-tujuan tersembunyi. Anggota-anggota masyarakat tersebut berupaya mengawali sebuah program politik, pertama di Italia, dan kemudian di Prancis, untuk menghancurkan pengaruh Gereja, membangun sebuah pemerintahan baru dan menyekulerkan semua lembaga sosial.
Koneksi antara Masonry dan Carbonari begitu nyata. Kaum Mason secara otomatis menjadi anggota masyarakat Carbonari; bahkan, sejak saat memasuki masyarakat itu mereka meraih derajat imam. (Sementara, anggota-anggota Carbonari lainnya harus melewati proses kenaikan yang panjang sebelum mencapai derajat ini). Dua kardinal bernama Consalvi dan Pacca mengeluarkan sebuah maklumat pada tanggal 15 Agustus 1814 yang menuduh kaum Mason dan Carbonari diorganisir untuk campur tangan sosiopolitik dan penggalangan permusuhan terhadap agama.
Tuduhan ini terbukti karena anggota-anggota Carbonari telah mengorganisir tipu muslihat politis dan pemberontakan bersenjata. Pemberontakan bersenjata yang berlangsung di Macerata pada 25 Juni 1817 diorganisir oleh Carbonari, namun diberangus oleh aparat keamanan Negara Kepausan. Pada tahun 1820, di Spanyol dan Naples, dan pada tahun 1821 di Piedmont, pemberontakan revolusioner diorganisir oleh Carbonari terhadap Gereja dan ketenteraman publik.
Sudah menjadi rahasia umum bahwa Carbonari didirikan oleh kaum Mason yang terlibat bersama mereka dalam kegiatan-kegiatan revolusioner. Seusai Revolusi Juli di Prancis pada tahun 1930, organisasi tersebut kehilangan pengaruhnya dan secara bertahap menghilang. Di Italia, Carbonari bersatu dengan gerakan ”Italia Muda” yang didirikan oleh Guiseppe Mazzini.

Guiseppe Mazzini dan Count di Cavour: dua Imam Mason yang mengakhiri Negara Kepausan.


Propaganda Masonik yang menggambarkan Garibaldi sebagai seorang pahlawan besar.
Mazzini, seorang ateis tersohor, selama bertahun-tahun telah bertarung melawan Negara Kepausan dan Gereja dan pada akhirnya menjadi seorang Mason ranking atas yang akan menjadi pendiri Persatuan Italia. Dengan dukungan dua orang Mason terkemuka lain, Guiseppe Garibaldi dan Count di Cavour, ia mendirikan Persatuan Italia pada tahun 1870, serta menggariskan perbatasan Negara Kepausan di belakang batas-batasnya yang telah ada. Setelahnya, Italia memasuki sebuah proses yang membuatnya kian menjauh dari agama, dan mempersiapkan pondasi bagi kediktatoran fasis Mussolini di tahun 1920-an.
Singkatnya, dapat kita katakan bahwa Mazzini, Garibaldi, dan Cavour merupakan tiga pemimpin terkemuka yang meakukan fungsi penting dalam pertarungan melawan agama di Eropa. Mazzini bukan saja sekadar pemimpin politik dalam pertarungan melawan agama, ia juga memegang peranan sebagai ideolog. Slogannya ”setiap bangsa sebuah negara” adalah percikan yang memicu pemberontakan kaum minoritas, yang menjadi penyebab keruntuhan kekaisaran-kekaisaran multietnis, seperti Austo-Hungaria dan Kesultanan Utsmani. Slogan Mazzini ini menjauhkan orang dari rasa persaudaraan keagamaan mereka; merupakan sebuah seruan yang mendorong mereka ke dalam konflik etnik antar sesamanya dan menginspirasikan mereka dengan ” kesombongan jahiliyah.” (QS. Al Fath, 48: 26)
Fakta bahwa seruan ini datang dari kaum Mason, tepatnya, para Mason ranking atas, tentu saja sangat signifikan. Menurut informasi dari publikasi loge 10.000 Freemason Terkenal, Mazzini tumbuh di dalam loge Masonik, dan bertahun-tahun kemudian, pada 1867, terpilih sebagai Imam Mason Timur Raya Italia. Pada tahun 1949, pada sebuah upacara untuk menandai pembukaan selubung patung Mazzini di Roma, 3.000 orang Mason dengan penuh terima kasih mengenang Imam Besar mereka. Garibaldi, tangan kanan Mazzini, mencapai tingkat ke-33 Dewan Tertinggi Italia di tahun 1863, dan di tahun 1864 terpilih sebagai Imam Mason Italia. Untuk mengenang Imam Mason ini, sebuah loge dinamai Garibaldi, yang diberikan kepada ”lembah” New York dengan nomor 542.

AGENDA REVOLUSIONER MASONIK DI RUSIA
Selain di Italia, jejak-jejak kegiatan revolusioner Masonik juga dapat ditemui di banyak negara lain di Eropa. The Catholic Encyclopedia menyebutkan: ” Di dalam... gerakan-gerakan revolusioner setelahnya di Prancis, Italia, Spanyol, Portugal, Amerika Tengah dan Selatan, badan-badan Masonik diklaim berperanan kurang lebih aktif... Di Rusia, Freemasonry pun akhirnya muncul sebagai ‘konspirasi politis’ dari klub-klub di wilayah itu yang terorganisir secara Masonik.” 133
Persekongkolan Masonik di Rusia khususnya, menarik untuk dikaji.

Penulis terkenal Pushkin adalah salah seorang yang mengorganisir upaya kudeta yang dilakukan kaum Mason
di Rusia.
Masonry memasuki negara ini pada paro kedua abad kedelapan belas dan menyebar luas di kalangan intelektual. Walaupun di luar tampak sebagai klub budaya semata, di dalam loge-loge ini didiskusikan gagasan-gagasan antiagama dan antipemerintah dari bagian-bagian Eropa lainnya. Yang pertama kali menaruh perhatian adalah pendeta-pendeta dari Gereja Ortodoks. Para pendeta mengirimkan informasi yang telah mereka peroleh kepada Tsar Alexander I, yang berhubungan baik dengan Gereja, membeberkan persekongkolan Masonik untuk menggulingkan rezim Tsar. Menanggapi itu, Tsar mengeluarkan undang-undang di tahun 1822 untuk menutup seluruh loge Masonik di negara itu dan menetapkannya sebagai organisasi terlarang. Walau demikian, tindakan ini tidak dapat menyingkirkan kaum Mason; mereka terus saja bergerak di bawah tanah.
Tiga tahun setelah memberangus loge-loge tersebut, Tsar Alexander I sakit dan mangkat. Penggantinya adalah Tsar Nicholas I. Namun, pergantian Tsar Nicholas diwarnai serangkaian perselisihan dan intrik, serta menimbulkan situasi kacau di negara itu. Orang-orang tertentu yang ingin mengembalikan stabilitas dengan menumbangkan rejim tersebut berencana mengkudeta sang Tsar baru. Mereka mempunyai banyak pendukung di kalangan tentara. Merasa percaya diri dengan dukungan ini, sejumlah serdadu revolusioner bersama sejumlah orang sipil bergerak ke istana Tsar di ibukota St. Petersburg pada tanggal 14 Desember 1825. Dalam kontak senjata melawan tentara Tsar, kelompok revolusioner itu dikalahkan. Mereka dinamai ”kelompok Desember” sesuai dengan bulan terjadinya upaya revolusi mereka. Para pemimpin kelompok ini dibekuk dan lima orang digantung.
Kelompok Desember tak lain daripada para Mason.... Para perwira, intelektual, dan penulis yang membentuk kelompok tersebut adalah anggota dari loge-loge yang dilarang oleh Tsar Alexander tiga tahun sebelumnya. Salah satu dari Mason yang revolusioner ini adalah penulis terkemuka Count Pushkin. 134
Meski usaha Kelompok Desember berakhir dengan kegagalan, para Mason tidak menghentikan niat mereka untuk menggulingkan Tsar. Mereka senantiasa memainkan peran penting dalam kelompok-kelompok penentang rezim Tsar. Pada Revolusi Pebruari 1917, pemimpinnya, Alexander Karensky, dan hampir semua pendukung dekatnya adalah Mason. 135 Begitu pula, pemerintahan yang baru mayoritas terdiri dari orang-orang Mason. 136 Satu-satunya kontribusi historis Pemerintahan Kerensky di usianya yang pendek itu adalah menyerahkan negara ke tangan Lenin dan kaum Bolsheviks pimpinannya.

MASONRY ABAD KEDUA PULUH: DIAM-DIAM DAN DARI KEJAUHAN
Tentunya tampak bahwa sejauh yang telah kita kaji, aktivitas kaum Mason di negara seperti Prancis, Jerman, Italia, dan Rusia, jelas-jelas menunjukkan sasaran Masonry berupa revolusi sosiopolitis. Masonry hendak membangun sebuah tatanan baru di mana lembaga-lembaga keagamaan dan keyakinan religius dihapuskan, dan untuk mencapai tujuan ini mereka telah berupaya menggulingkan monarki-monarki pendukung agama. Pada banyak negara Eropa, loge-loge Masonik menjadi pusat berkumpulnya para penentang agama, di sana disusun konspirasi untuk berbagai kudeta, pemberontakan, pembunuhan, plot politis dan politik antiagama. Di balik aneka aktivitas tersebut, baik berskala kecil atau besar, yang telah berlangsung sejak Revolusi Prancis di tahun 1789 hingga abad kedua puluh, ditemukan pengaruh Masonry.
RITUS ANEH DI KUIL HUMANISME
Kaum Mason ingin menjadikan seluruh dunia sebagai sebuah “kuil”. Namun, kuil yang mereka mimpikan bukan kuil agama sejati melainkan kuil humanisme. Mereka mengimpikan sebuah dunia tempat humanitas diberhalakan, dan manusia telah sepenuhnya mengingkari agama sejati, serta filosofi evolusionis dianggap sebagai satu-satunya filosofi yang benar.
Di dalam teks Masonik, sebuah upacara aneh yang diselenggarakan untuk maksud ini dijelaskan:
Saat ini, sebuah agama universal sedang mewujud, seperlahan-lahan mungkin, sehingga dapat memuaskan kesadaran akan artinya yang sepenuhnya…. Bersamaan dengan agama universal ini, sebuah moralitas akan terbangun sepadan dengan pandangan akan dunia…. Agama seperti ini akan menyatukan umat manusia di alam semesta. Itulah MASONRY. Agama ini akan diteruskan dari hati ke hati. Kuil agama ini kelak adalah kuil humanitas. Di antara himne yang dinyanyikan di dalam kuil ini barangkali Simfoni ke-9 Beethoven, komposisi musik paling mulia yang pernah muncul dari jiwa manusia….
Alih-alih daging dan darah banteng sebagaimana pada upacara-upacara Mithra, kita merayakan kelahiran ini dengan memakan roti dan meminum anggur merah. Di sini kita bersatu di dalam kepercayaan bersama yang mempunyai karakter sebuah komuni. Di sebuah tahun baru, Saya ingin membaptiskan perjuangan suci kita ini dan mengakhirinya: Makanlah sepotong roti lagi, saudara-saudaraku, kalian adalah misionaris agama ini, biarlah semua orang suci yang berbagi roti ini menjadi teman. Saudara-saudaraku, untuk menjadi saudara sedarah, minumlah seteguk nyala lagi dari gelas anggur kalian. ( Mason, Tahun, 29, No. 40-41, 1981, hal. 105-107)
Menurut sejarawan Inggris Michael Howard, loge-loge Masonik memfokuskan upaya mereka pada paro kedua abad kesembilan belas untuk menumbangkan dua Kekaisaran penting yang tersisa: Kekaisaran Austro-Hungaria dan Rusia, dan dapat mencapai sasaran mereka sebagai akibat Perang Dunia I.
Dengan kata lain, pada awal abad kedua puluh, dalam skala luas, Masonry telah mencapai sasaran revolusi sosiopolitiknya.

Dogma materialis-humanis yang didukung oleh kaum Mason telah membawa penderitaan yang sangat terhadap kemanusiaan di abad kedua puluh. Perang Dunia II menewaskan 55 juta manusia. Foto tentara yang gugur dengan wajah hancur oleh bom di dekat Stalingrad, hanyalah satu contoh dari penderitaan besar manusia yang diciptakan oleh ideologi “humanis”.
Oleh karena itu, abad kedua puluh bukanlah sasaran revolusi Masonik. Karena beranggapan tidak menghadapi halangan lagi, alih-alih merencanakan plot-plot politik, kaum Mason lebih suka menyebarkan filosofi mereka. Mereka menebarkan filosofi materialis dan humanis kepada massa dengan kedok sains, atau melalui seni, media, sastra, musik dan semua wahana budaya populer. Dengan propaganda ini kaum Mason tidak bermaksud menghapuskan agama-agama ilahiah melalui sebuah revolusi seketika; mereka hendak mencapainya melalui jangka panjang, dan memperkenalkan filosofi mereka kepada semua orang sedikit demi sedikit.
Seorang Mason berkebangsaan Amerika menyimpulkan metode ini sebagai berikut:
Freemasonry bekerja dengan diam-diam, namun ini adalah kerja bagaikan sebuah sungai yang dalam, yang diam-diam mendorong menuju lautan. .137
Pendeta tinggi J.W. Taylor, dari negara bagian Georgia di AS, membuat komentar menarik ini tentang hal yang sama:
Pengalihan tema-tema lama dan pembentukan yang baru tidak selalu timbul dari penyebab yang segera tampak yang ditetapkan dunia, namun merupakan kulminasi dari prinsip-prinsip yang telah bekerja selama bertahun-tahun dalam pikiran manusia, sampai akhirnya waktu yang tepat dan lingkungan yang sesuai menghidupkan kebenaran laten itu... menggairahkan semua dengan sebuah penyebab umum yang kuat dan menggerakkan bangsa-bangsa laksana satu diri menuju pewujudan akhir yang agung. Dengan prinsip inilah Lembaga Freemasonry menyebarkan pengaruhnya ke dunia manusia. Freemasonry bekerja secara diam-diam dan rahasia, namun menerobos semua celah masyarakat dalam banyak relasinya, dan mereka yang menerima banyak kebaikannya terpesona akan pencapaiannya yang luar biasa, tetapi tidak dapat menduga dari mana datangnya. 138
Menurut majalah Voice yang diterbitkan oleh Loge Besar di Chicago, ” Maka, secara diam-diam namun pasti dan berkesinambungan, Masonry mengisi struktur besar masyarakat manusia139 ”Pengisian struktur besar” ini akan terwujud ketika dasar-dasar filosofi Masonik materialisme, humanisme, dan Darwinisme diterima masyarakat.
Aspek paling menarik dari strategi diam-diam dan jauh ini adalah bahwa para Mason yang melaksanakannya hampir tidak pernah mengungkapkan bahwa hal itu dilaksanakan atas nama Masonry. Mereka melakukan pekerjaannya di bawah berbagai identitas, judul, posisi kekuatan yang berbeda, namun mereka menyebarkan filosofi yang mereka ambil melalui Masonry kepada masyarakat. Seorang Imam Mason Turki, Halil Mulkus, menjelaskan ini dalam sebuah wawancara beberapa tahun yang lalu:
Masonry sebagai Masonry tidak melakukan sesuatu pun. Masonry menuntun pribadi-pribadi; dan pribadi-pribadi yang terlatih di sini, serta para Mason yang berkontribusi bagi produksi perkembangan intelektual berada pada berbagai tingkat dalam karir mereka di tempat tinggal mereka di dunia. Mereka adalah rektor-rektor universitas, profesor, menteri negara, dokter, kepala administrasi di rumah sakit, pengacara, dan sebagainya. Di mana pun mereka hidup, mereka bertekad keras untuk menyebarkan ide-ide Masonik yang telah membentuk mereka ke tengah masyarakat. 140
Namun, ide-ide ini, yang dengan gigih dikaji dan coba diindoktrinasikan kepada masyarakat, sebagaimana telah kita pahami pada bagian-bagian sebelumnya, tidak lebih dari kebohongan. Filosofi Masonry berakar dari berbagai sumber seperti mitos-mitos Mesir Kuno, Yunani Kuno, dan Kabbalah. Dalam hasrat mereka untuk menyampaikan mitos-mitos ini kepada masyarakat, terkemas dalam paket sains dan logika, Mason menipu baik diri mereka maupun orang lain. Dalam era globalisasi, inilah peran ”Freemasonry Global”.
Hasil dari kebohongan ini sangat merusak. Program menjauhkan masyarakat dari agama yang dijalankan oleh Masonry di abad kedelapan belas dan kesembilan belas, membangkitkan berbagai ideologi neo-pagan seperti rasisme dan fasisme, serta ideologi sekuler dan kejam seperti komunisme. Penyebaran Darwinisme sosial mengubah manusia menjadi hewan yang berjuang untuk keberadaannya, yang hasil brutalnya muncul di paro kedua abad kesembilan belas dan kedua puluh. Perang Dunia I adalah hasil karya para pemimpin Eropa yang, atas anjuran Darwin, memandang perang dan pertumpahan darah sebagai kebutuhan biologis. Selama perang, sepuluh juta orang mati sia-sia. Perang Dunia II yang mengikutinya, yang menyebabkan kematian 55 juta orang, juga merupakan hasil karya totalitarianisme, seperti fasisme dan komunisme, yang merupakan hasil dari benih sekularisme militan yang ditaburkan oleh kaum Mason. Di seluruh penjuru dunia, selama abad kedua puluh, semua perang, konflik, kekejaman, kesewenang-wenangan, eksploitasi, kelaparan, dan kemerosotan moral yang destruktif, pada dasarnya adalah produk dari berbagai filosofi dan ideologi tak beragama. (Untuk rinciannya, lihat karya Harun Yahya, Bencana Kemanusiaan Akibat Darwinisme).
Singkatnya, filosofi Masonry telah berbuah kepahitan. Kejadiannya tidak bisa sebaliknya sebagaimana pada hukum ilahiyah. Secara historis, orang-orang pagan yang menolak agama Tuhan itu, dengan merujuk pada berbagai mitologi tradisional dan agama nenek moyang mereka, menempuh jalan menuju kehancuran. Freemasonry, sebuah pewujudan masa kini dari paganisme ini, sedang menyeret diri mereka, dan seluruh dunia kepada jurang kebinasaan.
Oleh karena itulah umat manusia harus melindungi diri dari potensi malapetaka ini, dengan mengatasi intimidasi dari apa dirujuk oleh Bediuzzaman Said Nursi, seorang sarjana Islam, sebagai ”penyakit yang bernama materialisme dan naturalisme”, dan dengan begitu mempertahankan keimanan masyarakat.