Kamis, 14 Juli 2011

Menjawab Tudingan “Al-Qur’an Tidak Sesuai Dg Ilmu Pengetahuan Karena Mengatakan Matahari Bersujud?”

Hadis riwayat Abu Zar ra.:
“Bahwa pada suatu hari Nabi saw. bersabda: Tahukah kalian ke mana matahari pergi? Para sahabat menjawab Allah dan Rasul-Nya lebih tahu. Rasulullah saw. bersabda lagi: Matahari berjalan hingga berakhir sampai ke tempat menetapnya di bawah Arsy, lalu menjatuhkan diri bersujud. Dia (matahari) terus dalam keadaan begitu hingga difirmankan kepadanya: Naiklah, kembalilah dari mana engkau datang. Matahari pun kembali, sehingga di waktu pagi terbit lagi dari tempat terbitnya. Kemudian berjalan, hingga berakhir pada tempat menetapnya di bawah Arsy, lalu bersujud dan tetap dalam keadaan begitu, sampai difirmankan kepadanya: Naiklah, kembalilah dari mana engkau datang. Matahari kembali, sehingga di waktu pagi muncul dari tempat terbitnya. Kemudian ia kembali berjalan tanpa sedikit pun manusia menyadarinya, hingga berakhir pada tempat menetapnya itu di bawah Arsy, lalu difirmankan kepadanya: Naiklah, terbitlah dari Barat. Maka pagi berikutnya, matahari terbit dari sebelah Barat. Rasulullah saw. melanjutkan: Tahukah kalian kapan itu terjadi? Itu terjadi saat: Tidaklah bermanfaat lagi iman seseorang bagi dirinya sendiri yang belum beriman sebelum itu atau ia belum mengusahakan kebaikan dalam masa imannya itu.”
Hadist ini sama sekali tidak bertentangan dengan ilmu pengetahuan, seperti yang penuding kira. Apakah hadist ini berbicara tentang sesuatu yang berbeda dengan penciptaan matahari? Atau dengan unsur-unsurnya? Atau dengan pergerakannya? Dan lain sebagainya. Hadist ini menyebutkan bahwa matahari itu bergulir, dan ini tentu sesuai dengan ilmu pengetahuan. Adapun mengenai bersujudnya matahari dibawah Arsy, dan dikatakan kepadanya:“Kembalilah ke tempat asalmu”, ini merupakan hal gaib yang harus umat Islam imani, karena kita semua tidak ada yang mengetahuibagaimana cara pelaksanaannya.
Apakah ada yang tau letak dimana Arsy itu berada, hingga dapat memungkiri hadist ini? seperti kita ketahui bahwa pada setiap detik matahari memiliki tempat terbit dan tempat terbenam di seluruh muka bumi, dan jika di kaitkan dengan hadist diatas maka maknanya adalah: matahari selalu bersujud kepada Allah. Dan memang seperti itulah yang disebutkan di dalam Al-Qur’an pada firman-Nya:“Apakah kamu tiada mengetahui, bahwa kepada Allah bersujud apa yang ada di langit, di bumi, matahari, bulan, bintang, gunung, pohon-pohonan, binatang-binatang yang melata dan sebagian besar daripada manusia? Dan banyak di antara manusia yang telah ditetapkan azab atasnya. Dan barangsiapa yang dihinakan Allah maka tidak seorangpun yang memuliakannya. Sesungguhnya Allah berbuat apa yang Dia kehendaki.”(Al-Hajj:18)
Didalam Bible (Alkitab) malah disebutkan hal yang jauh lebih aneh dari itu, terutama pada kisah Yohanes, diantara keanehan itu adalah:
Wahyu_12:
(1) Maka tampaklah suatu tanda besar di langit: Seorang perempuan berselubungkan matahari, dengan bulan di bawah kakinya dan sebuah mahkota dari dua belas bintang di atas kepalanya.
(2) Ia sedang mengandung dan dalam keluhan dan penderitaannya hendak melahirkan ia berteriak kesakitan.
(3) Maka tampaklah suatu tanda yang lain di langit; dan lihatlah, seekor naga merah padam yang besar, berkepala tujuh dan bertanduk sepuluh, dan di atas kepalanya ada tujuh mahkota.
(4) Dan ekornya menyeret sepertiga dari bintang-bintang di langit dan melemparkannya ke atas bumi. Dan naga itu berdiri di hadapan perempuan yang hendak melahirkan itu, untuk menelan Anaknya, segera sesudah perempuan itu melahirkan-Nya.
(5) Maka ia melahirkan seorang Anak laki-laki, yang akan menggembalakan semua bangsa dengan gada besi; tiba-tiba Anaknya itu dirampas dan dibawa lari kepada Allah dan ke takhta-Nya.
(6) Perempuan itu lari ke padang gurun, di mana telah disediakan suatu tempat baginya oleh Allah, supaya ia dipelihara di situ seribu dua ratus enam puluh hari lamanya.
(7) Maka timbullah peperangan di sorga. Mikhael dan malaikat-malaikatnya berperang melawan naga itu, dan naga itu dibantu oleh malaikat-malaikatnya,
(8) tetapi mereka tidak dapat bertahan; mereka tidak mendapat tempat lagi di sorga.
(9) Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
(10) Dan aku mendengar suara yang nyaring di sorga berkata: “Sekarang telah tiba keselamatan dan kuasa dan pemerintahan Allah kita, dan kekuasaan Dia yang diurapi-Nya, karena telah dilemparkan ke bawah pendakwa saudara-saudara kita, yang mendakwa mereka siang dan malam di hadapan Allah kita.
(11) Dan mereka mengalahkan dia oleh darah Anak Domba, dan oleh perkataan kesaksian mereka. Karena mereka tidak mengasihi nyawa mereka sampai ke dalam maut.
(12) Karena itu bersukacitalah, hai sorga dan hai kamu sekalian yang diam di dalamnya, celakalah kamu, hai bumi dan laut! karena Iblis telah turun kepadamu, dalam geramnya yang dahsyat, karena ia tahu, bahwa waktunya sudah singkat.”
(13) Dan ketika naga itu sadar, bahwa ia telah dilemparkan di atas bumi, ia memburu perempuan yang melahirkan Anak laki-laki itu.
(14) Kepada perempuan itu diberikan kedua sayap dari burung nasar yang besar, supaya ia terbang ke tempatnya di padang gurun, di mana ia dipelihara jauh dari tempat ular itu selama satu masa dan dua masa dan setengah masa.
(15) Lalu ular itu menyemburkan dari mulutnya air, sebesar sungai, ke arah perempuan itu, supaya ia dihanyutkan sungai itu.
(16) Tetapi bumi datang menolong perempuan itu. Ia membuka mulutnya, dan menelan sungai yang disemburkan naga itu dari mulutnya.
(17) Maka marahlah naga itu kepada perempuan itu, lalu pergi memerangi keturunannya yang lain, yang menuruti hukum-hukum Allah dan memiliki kesaksian Yesus.

Mazmur_78:
(65) Lalu terjagalah Tuhan, seperti orang yang tertidur, seperti pahlawan yang siuman dari mabuk anggur;
Ulangan_23:
(13) Di antara perlengkapanmu haruslah ada padamu sekop kecil dan apabila engkau jongkok kada hajat, haruslah engkau menggali lobang dengan itu dan menimbuni kotoranmu.
(14) Sebab TUHAN, Allahmu, berjalan dari tengah-tengah perkemahanmu untuk melepaskan engkau dan menyerahkan musuhmu kepadamu; sebab itu haruslah perkemahanmu itu kudus, supaya jangan Ia melihat sesuatu yang tidak senonoh di antaramu, lalu berbalik dari padamu.”
Yesaya_6:
(1) Dalam tahun matinya raja Uzia aku melihat Tuhan duduk di atas takhta yang tinggi dan menjulang, dan ujung jubah-Nya memenuhi Bait Suci.
Yesaya_42:
(13) TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya.
(14) Aku membisu dari sejak dahulu kala, Aku berdiam diri, Aku menahan hati-Ku; sekarang Aku mau mengerang seperti perempuan yang melahirkan, Aku mau mengah-mengah dan megap-megap.
(15) Aku mau membuat tandus gunung-gunung dan bukit-bukit, dan mau membuat layu segala tumbuh-tumbuhannya; Aku mau membuat sungai-sungai menjadi tanah kering dan mau membuat kering telaga-telaga.
2_Samuel_22:
(7) Ketika aku dalam kesesakan, aku berseru kepada TUHAN, kepada Allahku aku berseru. Dan Ia mendengar suaraku dari bait-Nya, teriakku minta tolong masuk ke telinga-Nya.
(8) Lalu bergoyang dan bergoncanglah bumi, dasar-dasar langit gemetar dan bergoyang, oleh karena bernyala-nyala murka-Nya.
(9) Asap membubung dari hidung-Nya, api menjilat keluar dari mulut-Nya, bara menyala keluar dari pada-Nya.
(10) Ia menekukkan langit, lalu turun, kekelaman ada di bawah kaki-Nya.
(11) Ia mengendarai kerub, lalu terbang, dan tampak di atas sayap angin.
Yesaya_30:
(27) TUHAN datang menyatakan diri-Nya dari tempat-Nya yang jauh–murka-Nya menyala-nyala, Ia datang dalam awan gelap yang bergumpal-gumpal, bibir-Nya penuh dengan amarah, dan lidah-Nya seperti api yang memakan habis;
(28) hembusan nafas-Nya seperti sungai yang menghanyutkan, yang airnya sampai ke leher–Ia datang untuk mengayak bangsa-bangsa dengan ayak kebinasaan dan untuk memasang suatu kekang yang menyesatkan di mulut suku-suku bangsa.
(29) Kamu akan menyanyikan suatu nyanyian seperti pada waktu malam ketika orang menguduskan diri untuk perayaan, dan kamu akan bersuka hati seperti pada waktu orang berjalan diiringi suling hendak naik ke gunung TUHAN, ke Gunung Batu Israel.
(30) Dan TUHAN akan memperdengarkan suara-Nya yang mulia, akan memperlihatkan tangan-Nya yang turun menimpa dengan murka yang hebat dan nyala api yang memakan habis, dengan hujan lebat, angin ribut dan hujan batu.
(31) Sebab Asyur akan terkejut oleh suara TUHAN, pada waktu Ia memukul mereka dengan gada.
(32) Sebab setiap pukulan dengan tongkat penghajar yang ditimpakan TUHAN ke atasnya, akan diiringi rebana dan kecapi, dan Ia akan berperang melawan Asyur dengan tangan yang diayunkan untuk peperangan.
(33) Sebab dari dahulu sudah diatur tempat pembakaran–bukankah itu untuk raja–dasarnya dibuat dalam dan lapang, pancakanya penuh api dan kayu; nafas TUHAN menghanguskannya seperti sungai belerang.
Wallahu a’lam.

Menjawab Tudingan “Di Dalam Al-Qur’an Madu dapat menyembuhkan Segala Macam Penyakit?”

“Kemudian makanlah dari tiap-tiap (macam) buah-buahan dan tempuhlah jalan Tuhanmu yang telah dimudahkan (bagimu). Dari perut lebah itu keluar minuman (madu) yang bermacam-macam warnanya, di dalamnya terdapat obat yang menyembuhkan bagi manusia. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda (kebesaran Tuhan) bagi orang-orang yang memikirkan.” (QS. An-Nahl (16):69)
Ada tudingan yg menyatakan bahwa ayat ini bertentangan dengan kenyataan yang ada bahwa banyak sekali penyakit yang tidak dapat disembuhkan oleh madu. Mereka menuduh bahwa jika ayat ini benar Kalam Ilahi, maka tentulah madu akan mengobati seluruh penyakit, dan manusia tidak perlu lagi adanya obat ataupun operasi.
Jawabannya: Ayat diatas tidak mengatakan:” fiiha asy-syifaa linnaas” (dengan bentuk ma’rifat dengan kata syifaa), karena jika demikian maka maknanya madu itu mengobati segala penyakit manusia. namun tidak demikian, yang dikatakan adalah:”fiiha syifaa’un linnaas”, dengan bentuk nakirah, yang artinya bahwa madu itu memiliki faktor yang dapat menyembuhkan penyakit manusia, bukan semua penyakit. Penelitian ilmiah telah membuktikan bahwa didalam unsur madu terdapat obat yang dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Pembahasannya tentu akan melebar jika seluruh penyakit yang dapat diobati dengan madu disebutkan semuanya.
Dan telah terbukti madu itu dapat memperkuat sistem imun pada manusia. Dan sistem imun itu dapat membuat manusia tidak rentan terhadap penyakit, atau jika seseorang sudah terserang penyakit maka sistem imun itu akan menjadi penangkal yang tangguh untuk menyembuhkannya.
Sementara itu, sepertinya penuding itu tidak berkaca pada Kitab Suci mereka, yang mana terdapat ucapan yang lebih aneh lagi, yang mengatakan:
Markus_16: !6-18
(16) Siapa yang percaya dan dibaptis akan diselamatkan, tetapi siapa yang tidak percaya akan dihukum.
(17) Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya: mereka akan mengusir setan-setan demi nama-Ku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka,
(18) mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.”
Apakah ada yang dapat membuktikan hal tersebut? Dengan meletakkan tangan diatas orang sakit lalu penyakitnya akan sembuh? Apabila benar seperti itu, maka manusia tentunya tidak butuh lagi obat-obatan ataupun operasi.

Menjawab Tuduhan “Rasulullah telah melanggar Al Baqarah 2: 222 yg malarang mendekati wanita yang sedang Menstruasi”

Mereka bertanya kepadamu tentang haidh. Katakanlah: “Haidh itu adalah suatu kotoran.” Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari wanita di waktu haidh; dan janganlah kamu mendekati mereka, sebelum mereka suci . Apabila mereka telah suci, maka campurilah mereka itu di tempat yang diperintahkan Allah kepadamu. Sesungguhnya Allah menyukai orang-orang yang bertaubat dan menyukai orang-orang yang mensucikan diri. Al-baqarah:222
Al Bukhari. Volume 1, Book 6, Number 295: Narrated ‘Urwa: A person asked me, “Can a woman in menses serve me? And can a Junub woman come close to me?” I replied, “All this is easy for me. All of them can serve me, and there is no harm for any other person to do the same. ‘Aisha told me that she used to comb the hair of Allah’s Apostle while she was in her menses, and he was in Itikaf (in the mosque). He would bring his head near her in her room and she would comb his hair, while she used to be in her menses.”
Tuduhan>>
Muhammad berkata bahwa SEMUA ISTRI2NYA DAPAT MELAYANI MUHAMMAD, WALAUPUN MEREKA SEDANG MENS. Dengan kata lain, tidak pandang siapa istri2 Muhammad, semua istri2 Muhammad dapat melayani Muhammad walaupun mereka sedang mens, jadi semua orang pun dapat melakukan seperti apa yang Muhammad lakukan (meniduri istrinya yang sedang mengalami datang bulan).
Berarti Muhammad, bukan nabi suci, melainkan nabi yang tidak dapat menahan nafsu sexnya sehingga istri2-nya yang sedang mens dapat disetubuhinya, walaupun itu dilarang oleh Quran (Albaqarah 2: 222)
Jawaban>>>
terjemahan hadits yang dikutip si fulan ini kedalam bahasa Indonesia : Cerita dari ‘Urwah bahwa dia ditanya orang : “Bolehkah wanita haid melayaniku, dan bolehkah wanita junub mendekatiku?” Jawab ‘Urwah, Semuanya boleh bagiku. Semuanya boleh melayaniku dan tiada celanya. “Aisyah menceritakan kepadaku, dia pernah meyisir rambut Rasulullah SAW, ketika sedang haid. Padahal ketika itu Rasulullah sedang i’tikaf di masjid. Maka didekatkannya kepalanya kepada ‘Aisyah yang sedang berada dikamarnya, lalu ‘Aisyah menyisir rambut Rasulullah, padahal dia sedang haid” {Hr. Bukhari 187}
hadist yang di ‘kutip’ untuk menghujat rasulullah adl menggambarkan bahwa ketika haid ‘Aisyah MENYISIR rambut beliau dan tidak melakukan persetubuhan.
Ayat yang dia katakan bertentangan dengan al Baqarah 222 menceritakan bahwa : Dan mereka bertanya kepadamu (wahai Muhammad), mengenai (hukum) haid. Katakanlah: Darah haid itu satu benda yang mendatangkan mudarat. Oleh sebab itu hendaklah kamu menjauhkan diri dari perempuan (jangan bersetubuh dengan isteri kamu) dalam masa datang darah haid itu, dan janganlah kamu hampiri mereka (untuk bersetubuh) sebelum mereka suci. Kemudian apabila mereka sudah bersuci maka datangilah mereka menurut jalan yang diperintahkan oleh Allah kepada kamu. SesungguhNya Allah mengasihi orang-orang yang banyak bertaubat, dan mengasihi orang-orang yang sentiasa mensucikan diri.
Surat Al Baqarah tsb diturunkan atas jawaban dari pertanyaan yang ditujukan kepada Nabi Muhammad kala itu bagaimanakah sekiranya memperlakukan wanita yang sedang haid, karena kala itu pada zaman Jahiliyah orang yahudi / Majusi terlalu berlebih-lebihan dalam menjauhi isterinya ketika datang bulan, mereka sama sekali tidak mau makan, minum, duduk-duduk dan tinggal serumah dengan isterinya yang kebetulan datang bulan. Sementara orang Nasrani melakukan / menyetubuhi wanita yang sedang haid..
oleh karena itu Nabi Muhammad s.a.w. kemudian menjelaskan kepada mereka maksud daripada ayat tersebut, dengan sabdanya sebagai berikut.
Saya hanya perintahkan kepadamu supaya kamu tidak menyetubuhi mereka ketika mereka itu dalam keadaan haidh; dan saya tidak menyuruh kamu untuk mengusir mereka dari rumah seperti yang dilakukan oleh orang ajam.
sumber :note Phoenix menjawab

Menjawab Tuduhan : “Allah itu lemah karena minta pertolongan?”

By :P honix menjawab
“Sesungguhnya Allah pasti menolong orang yang menolong-Nya, Sesungguhnya Allah benar-benar Maha Kuat lagi Maha Perkasa. (QS. Al-Hajj: 40)
Yang dimaksud dengan istilah ”menolong Allah” tentu bukan berarti Allah SWT itu lemah. Jelas kalimat ini bukan kalimat yang menunjukkan kelemahan Allah. Dan Maha Suci Allah SWT dari segala sifat kelemahan dan kekurangan.
Kalimat ini adalah sebuah bentuk pengungkapan yang indah dan amat puitis serta menyentuh kalbu kita. Dan Allah SWT memang sengaja memilih ungkapan ”menolong Allah”, meski hakikatnya bukan demikian.
Pada hakikatnya, yang dimaksud dengan menolong Allah adalah membela keberlangsungan agama Islam dan syariat yang telah Allah turunkan, dari usikan dan tekanan orang yang kafir yang membangkang. Maka maknanya adalah membela agama yang Allah tetapkan.
Ayat ini sama sekali tidak bertentangan dengan ayat lainnya. Sebab siapa pun tahu bahwaungkapan ”menolong Allah” maksudnya adalah menolong agama Allah, bukan berarti Allah lemah. Bentuknya adalah memperjuangkan agama Islam dengan sekuat tenaga, kalau perlu dengan mengucurkan keringat, air matabahkan darah kalau memang dibutuhkan.
Hanya para juhala” (orang bodoh) yang memahami dengan cara terbalik-balik demikian. Atau memang orang-orang hatinya diliputi oleh kegelapan, sehingga tidan bisa membedakan mana yang haq dan mana yang batil.
Argumentasi yang seperti ini sebenarnya terlalu lemah untuk digunakan sebagai hujatan kepada Allah, karena jauh dari ilmiyah, apalagi logis. Justru argumentasi seperti ini malah memalukan diri mereka sendiri.
Orang-orang itu harus belajar lebih banyak lagi dari para orientalis kafir, agar punya argumentasi yang lebih masuk akal. Bukan yang asal jadi sehingga malah membuat semakin menampakkan kebodohan mereka.
Namun mereka semua harus berhadapan dengan kehendak dan kekuasaan Allah, baik orientalis kafir yang sesat atau pun para pengikutnya yang masih amatiran itu yang menuliskan keraguan lewat situs itu.
Tentunya semuanya tidak akan merusak apapun dari kekuasaan Allah. Bahkan meski seorang orang menjadi kafir dan menghina Allah, tetap saja kekuasaan dan kesempurnaan Allah tidak terusik.
Kesesatan adalah kesesatan, tetapi Allah SWT akan meruntuhkan kesesatan itu, karena kesesatan adalah sesuatu yang harus runtuh.
Wallahu a”lam bishshawab

menjawab Tuduhan ::Ada ayat Setan di dalam Al Quran ?

1. Kata pengantar
Sumber dari klaiman “Ayat-ayat Setan” adalah at-Tabari dan Ibn Sa’d,mereka adalah narasumber Muslim ternama pada masa awal dalam hal uraian Qur’an dan Sejarah Islam .
Nah kurang lebih begitulah kira-kira potongan kalimat yang biasa diucapkan orang Kristen untuk menguatkan argumen mereka bahwa “Ayat-ayat Setan” memang ada.
Lalu pertanyaannya sekarang mana dan dimana pernyataan Ibn Jarir al-Tabari dan Ibn Sa’d yang mengatakan bahwa mereka adalah narasumber atas kasus “Ayat-ayat Setan”? ini adalah sangat bertentangan, yang pada kenyataannya mereka hanya menyambung kisah atas kisah disampaikan kepada mereka.Al-Tabari menyebutkan apa yang dinamakan “Ayat-ayat Setan” dalam kitab Tarikhnya. Beliau menjelaskan dalam pendahuluan kitab Tarikhnya:
Sebab itu,jika saya menyebutkan suatu hal dalam buku ini berkenaan sebuah laporan perihal orang-orang di masa lalu,jika pembaca atau pendengar menemukan celaan yang tidak dapat disetujui dikarenakan mereka mengetahui dan faham tidak ada aspek kebenaran dan tidak pula ada pokok yang faktual didalamnya,maka buku ini tidak seharusnya dihubungkan kepada kami namun kepada orang-orang yang menyampaikannya kepada kami dan kami hanya menyampaikan (dalam buku ini) seperti apa yang disampaikan kepada kami.
Jadi,al-Tabari tepat dalam menunjukkan kejadian-kejadian dalam bukunya menurut etika penyusunan kejadian atas apa yang dia dapat (dari kisah-kisah tsb).Lalu apakah beliau dapat dijadikan pijakan atas klaiman “Satanic Verse “ini?al-Tabari dengan tegas menolak untuk bertanggung jawab atas kritik sejarah yang ditujukan kepada bukunya kelak.Oleh karenanya kisah-kisah palsu didalamnya TIDAK BISA di pertalikan atau dihubungkan padanya.
Perihal “Ayat-ayat Setan” disampaikan oleh al-waqidi kepada Ibn Sa’d,dan Ibn sa’d adalah asisten atau sekretaris al-Waqidi dan juga dianggap HANYA berperan dalam penyampai berita belaka dalam konteks menyebutkan text dan isnadnya. Berkenaan dengan 2 sejarawan ,al-Waqidi dan Ibn Sa’d, sarjana kontemporer, Tarif Khalidi menjelaskan:
Waqidi adalah senior dari Ibn Sa’d.Ibn Sa’d adalah sebagai “Katib al-Waqidi” dan juga sebagai sekretaris dan editor al-Waqidi dan bahan-bahan yang dia kumpulkan dan kemudian dia jelaskan.
Dengan kata lain bahkan al-Waqidi maupun Ibn Sa’d bukan saksi mata atas turunnya wahyu yang di sebut “Satanic Verses”,pada kenyataannya mereka hanyalah sebagai perawi (penyampai berita).
Adalah rahasia umum bahwa:
…Waqidi juga disalahkan atas kesalahannya dalam penempatan dan kehilangan isnad dalam penilaian ketat para praktisi ilmu Hadis…
Sekarang saya akan menuliskan “mengapa Muslim masa sekarang menolak dengan mudah kisah yang di bawa oleh 2 penulis diatas”. Dimulai dengan penjelasan kaum Muslim dimasa lalu yang menolak isu-isu tersebut. Perkara ini didunia Muslim bukan perkara baru. Michale Fischer dan Mehdi Abedi, membahas dan juga mengomentari ayat-ayat setan ini:
Kisah bahwa Muhammad (saw) memakai bisikan setan ditolak hampir oleh semua pakar. Namun fakta bahwa masalah ini tetap bertahan hanya sebagai subjek dari diskusi dan tuduhan para misionaris secara kontinue dari tiap generasi yang membuat isu ini tetap eksis.
Karena isu itu di tolak oleh hampir semua pakar,lalu apakah Muslim tidak dibenarkan dalam menolak kisah yang berhubungan dengan “ayat-ayat setan”?
Dan juga saya akan menulis riset yang dikerjakan seorang orientalis John Burton,yang juga adalah pengekor kedua orientalis ternama Muir dan Watt,mengomentari masalah ini:
Keberadaannya oleh karena didorong motiv teori yang dipaksakan atas penemuan hadis-hadis yang tidak populer ini. Jika ditemukan kesalahan dikarenakan hadis2x ini diangkat kepermukaan, dan tidak perlu pencarian lebih lanjut yang detail bahwa hadis-hadis tersebut tidak punya back-geround historis.
Nah sekarang kita beranjak kepada argumen Kaum Muslim dan penjelasannya mengenai ayat-ayat setan.
2. Ayat-ayat setan dan argumen kaum Muslim.
Pada bagian ini kami akan menguji komplain Missionaris Kristen.
Tapi sepertinya jawaban-jawaban dari cendikiawan Muslim akan hal ini susah untuk ditemukan ,apalagi oleh para Missionaris.
Saya bertanya-tanya apa para Misionaris pernah membaca literatur ,dari Muslim modern maupun klasik atas bahasan ini. Sebelumnya kita telah membaca (diatas) bahwa menurut Michael Fischer dan Mehdi Abedi hampir semua pakar Muslim menolak hadis-hadis ayat-ayat setan. Mereka menolak bukan tanpa alasan atau argumen! Dalam literatur modern, ada sejumlah salinan hasil karya para Muslim yang berkenaan dengan “ayat-ayat Setan”.
Salah satu yang terkenal diantara mereka adalah 2 buku dari Abu A’la Mawdudi yaitu Tahfim al-Qur’an (1972) dan Sirat-i Sarwar-i‘Alam (1979).yang secara kritis menguji semua aspek dari riwayat dan mengevaluasi tulisan-tulisan cendikiawan Muslim generasi awal atas kasus ini secara detail dan eksplisit. Dan juga hasil karya Sayyid Qutb (Fi Zilal al-Qur’an) dan M.H.Haykal (The Life of Muhammad). Zakaria Bashier dalam bukunya The Makkan Crucible, juga membahas masalah ini secara komprehensif dan faktual.
Juga disebutkan dalam Appendix (tambahan) 2 dalam bukunya Zakaria Bashier sebuah artikel “The Satanic Verses and The Orientalists” (A Note on The Authenticity Of The So-Called Satanic Verses), di bawah ini adalah versi yang telah di revisi dari artikelnya yang pernah di terbitkan dalam surat kabar Hamdard Islamicus:
Al-Tabari, Ibn Sa’d dan beberapa penulis Muslim telah menulis bahwa Nabi Muhammad saw di bawah inspirasi Setan ketika menambahkan 2 ayat dalam Surah an-Najm (53):
Nabi didduga keras mengumandangkan ini bersamaan dengan ayat-ayat dari surah an-Najm dalam doanya. Kaum Musryikin Mekah yang berada disekitar Ka’bah saat itu bergabung bersamanya (saw) dalam doa tsb karena Nabi memuja tuhan-tuhan mereka untuk memenangkan hati mereka. Kejadian tersebut akhirnya mencapai Abyssina (Dinasti Kristen kuno/Etiopia) tempat di mana sebagian kaum Muslim mengungsi akibat penyiksaan kaum Musrikin dan akhirnya sebagian dari mereka kembali ke Mekah di bawah penahanan kaum Musrikin setelah diyakini bahwa kaum Musrikin tidak akan lagi menyusahkan Nabi saw dan pergerakan Islam.
Rasullah saw pada hari yang sama dan memperingatkan atas kesalahan yang beliau lakukan dengan melantunkan ayat-ayat yang sekalipun tidak pernah di wahyukan kepadanya. Dan hal tersebut sangat mengkhawatirkan nabi saw dan membuatnya risau. sebagai “peneguran” kepada Nabi saw, Allah SWT mewahyukan ayat-ayat berikut dari surah al-Isra yaitu (Qs 17:73)
Dan sesungguhnya mereka hampir mamalingkan kamu dari apa yang telah Kami wahyukan kepadamu, agar kamu membuat yang lain secara bohong terhadap Kami; dan kalau sudah begitu tentulah mereka mengambil kamu jadi sahabat yang setia. (QS. 17:73)
Dan kalau Kami tidak memperkuat (hati) mu, niscaya kamu hampir-hampir condong sedikit kepada mereka. (QS. 17:74)
kalau terjadi demikian, benar-benarlah, Kami akan rasakan kepadamu (siksaan) berlipat ganda di dunia ini dan begitu (pula siksaan) berlipat ganda sesudah mati, dan kamu tidak akan mendapat seorang penolongpun terhadap Kami. (QS. 17:75)
Hal itu membuat Rasullah saw merasa sangat bersalah sampai akhirnya Allah swt mewahyukan ayat dari Surah al-Hajj yang menghibur dan sebagai penghibur: [Qur’an 22:52]
Hal diatas adalah intisari dari riwayat yang di tulis oleh al-Tabari dan beberapa penulis Muslim lain yang sering di gunakan oleh missionaris Kristen. Kisah tersebut menyatakan secara langsung dan tidak langsung bahwa Rasullah saw dan sahabat-sahabat radiyallahu anhumma memakai dan menempatkan “ayat-ayat setan” sebagai wahyu resmi dari Allah SWT, jika tidak maka tidak seorangpun yang menerimanya.
Mari sekarang kita menguji riwayat dan isinya, dipandang dari bukti internal dan eksternal dan mengevalusinya pada kriteria basik atas kritirisasi historik. Oleh karena itu saya harus melihat urutan kronologis dari riwayat tersebut dan menetapkan apakah atau tidak sama sekali perincian dari kisah itu terhubung dalam satu periode dan saling berhubungan. Diperlukan perhatian khusus untuk menentukan periode-periode dari pem-wahyuan dari 3 ayat-ayat yang di sebutkan diatas, yang nantinya malah akan mensyahkan atau memberatkan riwayat tersebut.
Dengan mudah dapat dikumpulkan dari riwayat atas insiden pengumandangan “Satanic Verses” dan kelemahan dari konsekuensi para kuffar di sekitar Ka’bah setelah sejumlah kaum Muslim pindah ke Abyssinia. Perpindahan, menurut sumber yang dapat dipercaya, terjadi dibulan Rajab tahun ke-5 setelah panggilan kenabian di gua Hirah atau sekitar 8 tahun sebelum Hijrah ke Madinah. Oleh karena itu insiden tersebut pasti terjadi mendekati hari tersebut atau jauh setelah migrasi ke Abyssinia.
Ayat-ayat dari surah al-Isra (17:73-75) yang di wahyukan, menurut riwayat diatas sebagai “teguran” kepada Rasullah saw yang diduga keras mengumandangkan ayat-ayat setan, namun pada kenyataannya tidak di wahyukan SAMPAI SETELAH KEJADIAN MI’RAJ ATAU PERJALANAN ISRA’ MIJRAJ, menurut sumber-sumber historis terjadi tahun ke-10 atau ke-11 dari peristiwa gua Hirah (penugasan ke-Nabian) sekitar 2 atau 3 tahun sebelum Hijrah keYastrib (Madinah).
Jika begitu ,maka secara tidak langsung riwayat diatas mengatakan “ayat-ayat setan” tidak terdeteksi atau tidak di gubris sama sekali selama 5 atau 6 tahun sampai akhirnya turun ayat “teguran” yaitu al-Isra (17:73-75) jika hal itu adalah sebuah kesalahan fatal yang menyebabkan tersebarnya ayat-ayat dari inspirasi setan selama tahunan? Yang padahal teguran atas kesalahan yang lebih ringan dari Rasullah saw mendapat respon hanya dalam hitungan hari (dalam kasus Insya Allah) dan juga menimbang betapa responsifnya Allah SWT atas masalah-masalah yang terjadi dikalangan umatNya.
Apakah orang yang berfikiran sehat akan percaya penyisipan terjadi hari ini dan peneguran baru di buat 5 atau 6 tahun kemudian dan pengganti baru atas ayat setan yang diduga disisipkan baru di umumkan secara publik setelah 9 tahun kemudian?
Ayat yang relefan atas surah al-Hajj (22:52) menurut komentator Quran diwahyukan ini ditahun pertama Hijriah, sekitar 8 atau 9 tahun setelah insiden itu dan sekitar 2.5 tahun setelah surat 17:73-75 (yang di kenal ayat “peneguran”). Mungkinkah orang yang faham Quran baik dari sisi sejarah dan pemwahyuannya ,dapat mengerti dan menjelaskan bagaimana ayat sisipan atas insiden satanic verse di “izinkan” dan dibiarkan selama 5 tahun dan juga ayat tandingan tidak men-nasakh-nya sampai 9 tahun kemudian?
Implikasi dari argumen ini dikarenakan ayat-ayat nasakh di turunkan setelah 9 tahun kejadian tersebut., jadi berarti selama 9 tahun Muslim ditanyai mengenai perantaraan Lat, Manat dan Uzza! Dengan kata lain hasil kemusrykan sekaligus/secara ikhlas/sama sekali palsu dari kepercayaan monoteis yang dikompromikan. Oleh karenanya mewah untuk mengusulkan bagaimana bisa mungkin Muslim di tanyai ketelibatan Lat, Uzza dan Manat selama hampir 1 dekade (masa 10 tahun).
Sekarang mari kita melihat bukti internal. Dikatakan riwayat penyisipan bisikan Setan terjadi dalam surat an-Najm (53-19) yang menyejukkan penyembah berhala dan sebagai langkah persahabatan dan niat baik. Mereka semua membungkuk hormat pada Rasullah saw. Untuk mengomentari riawayat tersebut adalah penting untuk membaca ayat-ayat dalam Qur’an, menjawab apa yang diduga keras sebagai “ayat-ayat Setan”, dan menemukan apa sebenarnya yang dimaksudkan atau disampaikan ayat tersebut:
Maka apakah patut kamu (hai orang-orang musyrik) menganggap Al-Lata dan Al-Uzza, dan Mana yang ketiga, yang paling terkemudian (sebagai anak perempuan Allah)? Apakah (patut) untuk kamu (anak) laki-laki dan untuk Allah (anak) perempuan? Yang demikian itu tentulah suatu pembagian yang tidak adil. Itu tidak lain hanyalah nama-nama yang kamu dan bapak-bapak kamu mengada-adakannya; Allah tidak menurunkan suatu keteranganpun untuk (menyembah)nya. Mereka tidak lain hanyalah mengikuti sangkaan-sangkaan, dan apa yang diingini oleh hawa nafsu mereka, dan sesungguhnya telah datang petunjuk kepada mereka dari Rabb mereka. (QS. 53:19-23)
Jika membaca ayat yang diduga sebagai “ayat-ayat setan” diatas. Sulit dimengerti bagaimana Allah SWT sekaligus memberi pujian dan diayat kemudian mencelanya. Juga sangat sulit dicerna bagaimana para pemimpin-pemimpin Quraisy menyimpulkan bahwa Muhammad saw membuat langkah damai atau berkompromi dan sedang mengadopsi kebijaksanaan memberi dan menerima dengan kaum Musrykin.
Menarik kesimpulan dari ragam laporan berhubungan dengan riawayat tersebut, Watt menyarankan bahwa:”
…pada suatu waktu Muhammad mengumandangkan secara umum ayat-ayat Setan sebagai bagian dari Qur’an; adalah tidak mungkin riwayat tersebut ditemukan kemudian oleh Muslim atau de selinapkan kepada mereka oleh NonMuslim. Dan kedua, kemudian Muhammad mengumumkan bahwa ayat-ayat ini bukan bagian Qur’an.
3. kesimpulan
Jelas sudah bahwa riwayat diatas adalah konyol dan tidak lulus seleksi dari bukti dan kritik eksternal maupun internal. Dan lebih jelas lagi didalam Qur’an adalah MUSTAHIL bagi nabi saw untuk menerima apapupun didalam Qur’an dari sumber selain Allah SWT.
Dan sangat disayangkan ahli sejarah terkemuka seperti al-Tabari mengisahkan riwayat ini dalam Tarikh al-Umam wal-Muluk tanpa mencantumkan komentar apapun mengenai ke-otentikannya atau ulasan yang kritis selain HANYA menyebutkan bahwa dia tak lain hanya sebagai penyampai dari apa yang dia dengar. Walaupun begitu ada keuntungan yang dapat di ambil dalam hal metodologi (lihat bahasan di bawah) juga resiko. Para Misionaris Kristen mendapat keuntungan besar dalam hal ini dan mencoba membuat “sesuatu” suprais dengan membuat riwayat ini menjadi heboh dengan mentitlekan sebagai “Ayat-ayat Setan”.
Yang pada kenyataannya baik al-Tabari maupun Ibn Sa’d dan lain-lain mencatat riwayat ini dalam karyanya dan mereka sama sekali tidak membuktikan bahwa riwayat ini benar, dan para Muslim ditantang oleh para Misionaris yang kegirangan:
Muslim masa sekarang yang menolak riwayat dari penulis-penulis ini sebagai riwayat palsu dan tidak punya dasar historik setidaknya harus menjawab pertanyaan :”mengapa orang-orang yang bereputasi spt al-Tabari dan Ibn Sa’d memalsukannya?”,
Masalah ini bukanlah hal baru jauh sebelum Missionaris masa sekarang membuka mulut2x mereka mengajukan pertanyaan tsb mulut-mulut para ahli kitab (pra Nabi) jauh sebelum mereka juga mempertanyakan hal yang sama. Namun masalahnya jawaban-jawaban dari para Muslim klasik susah didapat sacara umum.
Saya sudah memaparkan melalui artikel ini secara historis, kronologi maupun kredibilitas pengakuan al-tabari dan Ibn Sa’d sendiri.
Ayat-ayat Setan didalam Quran hanyalah sebuah tuduhan palsu.
Wassallam.

Menjawab tuduhan adanya ayat rajam yang hilang

oleh :Phoenix menjawab
Dasar tuduhan: Diriwayatkan oleh Ibn ‘Abbas:
…….
Ibn Abbas menambahkan: Ketika kami tiba di Medina paa akhir bulan Dhul-Hijja, dan tiba hari Jumat, kami cepat-cepat pergi ke mesjid begitu matahar tenggelam, dan aku melihat Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail duduk di pojok dekat mimbar, dan aku pun duduk dekat dengannya hingga lututku menyentuh lututnya, dan setelah beberapa saat hingga Umat bin Al-Khattab keluar dan aku melihat dia menghampiri kami, aku berkata kepada Sa’id bin Zaid bin ‘Amr bin Nufail, “Hari ini Umar akan mengatakan sesuatu yang belum pernah dikatakannya sejak dia terpilih menjadi Kalifah.” Said membantah pernyataaku dengan terkejut dan berkata, “Apa yang kau harap akan dikatakan Umar yang belum pernah dikatakannya sebelumnya?”
Sementara itu, Umar duduk di membar dan ketika pemanggil solat telah menyelesaikan panggilan mereka Umar berdiri, dan setelah memuja Allah sepantasnya, dia berkata, “Sekarang aku akan memberitahu kalian sesuatu yang (Allah) tulis untuk aku katakan. Aku tidak tahu, mungkin ini mengisyaratkan kematianku, jadi siapapun yang mengerti dan mengingatnya harus meriwayatkannya kepada orang lain ke mana pun mulutnya pergi; tetapi jika seseorang takut dia tidak mengerti, maka tidak sah baginya untuk berbohong mengenai kau. Allah mengirim Kebenaran kepada Muhamamd dan menurunkan Buku Suci padanya, dan di antara apa yang diwahyukan Allah, ada ayat tentang Rajam (melempari batu kepada orang yang telah menikah yang melakukan hubungan seks melawan hukum) dan kami membaca ayat ini dan mengerti dan menghafalkannya. Rasul Allah telah menghukum rajam dan kami juga melakukannya setelah dia.
Aku takut setelah waktu yang lama berlalu, seseorang akan berkata, “Demi Allah, kami tidak menemukan ayat Rajam dalam buku Allah” dan karena itu kita akan tersesat dengan meninggalkan kewajiban yang telah diwahyukan Allah.

Jawaban:
Ayat rajam yang dimaksudkan Umar bin Al-Khatab adalah ayat yg telah dinasakh bacaannya (sebagaimana sudah dibahas di Menjawab Fitnah FFI “kenapa sampai ayat al-quran di NASAKH ?”)> rasulullah sendiri mengamalkan ayat ini, begitu juga juga para khalifah ar-rasyidin setelah beliau dan salafus shalih setelah mereka.
Umar mengatakan perkataannya ini karena takut hukum dalam ayat tersebut tidak diamalkan. Oleh karena itu dia ingin menulisnya dibagian sisi mushaf untuk mengingatkan manusia. Dia tidak bermaksud menulisnya didalam nash-nash Al-Qur’an karena dia tau bahwa ayat itu telah dinasakh. Jika tidak, kenapa Umar tidak mengisyaratkan kepada Zaid bin Tsabit untuk menulisnya didalam Mushaf, padahal dialah orang yang mengisyaratkan kepada Abu Bakar untuk membukukan Al-Qur’an dalam satu mushaf, ketika sejumlah tujuh puluh sahabat yang hafal Al-Qur’an tewas dalam perang melawan pemurtadan, yang pada mulanya Abu Bakar menolak pemikiran itu karena Rasulullah tidak pernah melakukannya. Akan tetapi karena keseriusan Umar, Abu Bakar pun menerimanya dan memerintahkan Zaid bin Tsabit untuk mengumpulkan Al-Qur’an dan menjadikannya dalam satu mushaf. Zaid sendiri tidak akan menerima satu ayatpun kecuali disaksikan paling sedikit paling sedikit dua orang sahabat. Tidak pernah dibuktikan bahwa Umar bin Al-Khatab mengajukan ayat ini kepada Zaid.
Anggap saja benar kambing telah memakan lembaran yang didalamnya terdapat ayat rajam, apakah ini berarti bahwa hanya itulah satu-satunya dan tidak ada di dalam rumah-rumah sahabat Rasulullah lembaran yang memuat ayat itu?
Al-Qur’an ada di dalam dada para para Sahabat Rasulullah dan tertulis di atas tulang,kulit kayu, kulit binatang, pelepah kurma dan batu pipih. Dengan demikian, Al-Qur’an terpelihara di dalam dada dan tulisan, namun di dalam dada lebih kuat dari yang didalam tulisan. Apakah Umar satu-satunya orang yang mengetahui ayat itu? Mereka mengetahuinya, akan tetapi mereka mengetahui di nasakhnya ayat tersebut dan masih berlakunya hukum ayat itu.
Wallaahu a’lam

MENJAWAB TUDUHAN AL QUR’AN MENJIPLAK BIBLE

oleh Id Amor
Seringkali Penghujat Islam menuduh Al Qur’an merupakan Jiplakan dari Alkitab, dan salah satu tuduhan tersebut dasar argumentasinya Karena adanya kesamaan Nama nama yang dikisahkan didalam Al Qur’an terdapat didalam Bible.
Logika tersebut sekilas ‘masuk akal’ bagi orang orang yang malas melakukan penelitian dan pengkajian lebih lanjut , bahkan bagi orang orang yang terkuasai oleh Kebencian mereka anggap itu sebagai ‘senjata Ampuh’ menyerang Islam.
Bahkan mereka berargumentasi sesuatu yang bukan Jiplakan maka tidak boleh ada kesamaan nama yang diceritakan dengan Kitab yang sebelumnya sudah ada.
Logika tersebut lebih pada logika orang yang sangat Picik,karena menceritakan seorang Tokoh sama disimpulkan sebagai jiplakan ,bahkan sangat wajar kalau kemudian ada yang menggunakan nama yang sama dengan sebelumnya yang sudah pernah ada.. justru menjadi konyol kalau menuntut bukti bukan sebuah Jiplakan harus tidak ada kesamaannya.
dalam hal ini untuk membuktikan lebih lanjut kita coba melakukan Pengkajian terhadap sebuah Kisah didalam Alkitab dan Al Qur’an yang didalamnya Banyak Kesamaannya, tetapi ada perbedaan perbedaan Mendasar didalamnya.
dan Contoh yang Amor ajukan ini adalah Kisah Adam As Menurut Alkitab dan Al Qur’an , yang sebagian tulisan ini sudah saya postingkan dibeberapa Forum diskus.
tetapi Tentu saja didalam Note ini tidak saya buat sama persis dengan tulisan tulisan sebelumnya tetapi perlu saya tambahkan dengan memperhatikan perkembangan Aktual di FB yang diketahui Penulis .
kisah Adam didalam alkitab maka kita bisa memperhatikan di Kejadian Kejadian 2:7- kejadian 3:24
2:7 Kemudian TUHAN Allah mengambil sedikit tanah, membentuknya menjadi seorang manusia, lalu menghembuskan napas yang memberi hidup ke dalam lubang hidungnya; maka hiduplah manusia itu.
2:8 Selanjutnya TUHAN Allah membuat taman di Eden, di sebelah timur, dan ditempatkan-Nya di situ manusia yang sudah dibentuk-Nya itu.
2:9 TUHAN Allah menumbuhkan segala macam pohon yang indah, yang menghasilkan buah-buahan yang baik. Di tengah-tengah taman tumbuhlah pohon yang memberi hidup, dan pohon yang memberi pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.
2:10 Sebuah sungai mengalir dari Eden, membasahi taman itu; dan di luar Eden sungai itu terbagi menjadi empat cabang.
2:11 Yang pertama bernama Pison; sungai itu mengalir mengelilingi tanah Hawila.
2:12 Di situ terdapat emas murni dan juga wangi-wangian yang sulit diperoleh, serta batu-batu permata.
2:13 Sungai yang kedua bernama Gihon; airnya mengalir mengelilingi tanah Kus.
2:14 Sungai yang ketiga bernama Tigris dan mengalir di sebelah timur Asyur. Sungai yang keempat bernama Efrat.
2:15 Kemudian TUHAN Allah menempatkan manusia itu di taman Eden untuk mengerjakan dan memelihara taman itu.
2:16 TUHAN berkata kepada manusia itu, “Engkau boleh makan buah-buahan dari semua pohon di taman ini,
2:17 kecuali dari pohon yang memberi pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Buahnya tidak boleh engkau makan; jika engkau memakannya, engkau pasti akan mati pada hari itu juga.”
2:18 Lalu TUHAN Allah berkata, “Tidak baik manusia hidup sendirian. Aku akan membuat teman yang cocok untuk membantunya.”
2:19 Maka Ia mengambil sedikit tanah dan membentuk segala macam binatang darat dan binatang udara. Semuanya dibawa Allah kepada manusia itu untuk melihat nama apa yang akan diberikannya kepada binatang-binatang itu. Itulah asal mulanya binatang di darat dan di udara mendapat namanya masing-masing.
2:20 Demikianlah manusia itu memberi nama kepada semua binatang di darat dan di udara. Tetapi tidak satu pun di antaranya bisa menjadi teman yang cocok untuk membantunya.
2:21 Lalu TUHAN Allah membuat manusia tidur nyenyak, dan selagi ia tidur, TUHAN Allah mengeluarkan salah satu rusuk dari tubuh manusia itu, lalu menutup bekasnya dengan daging.
2:22 Dari rusuk itu TUHAN membentuk seorang perempuan, lalu membawanya kepada manusia itu.
2:23 Maka berkatalah manusia itu, “Ini dia, orang yang sama dengan aku–tulang dari tulangku, dan daging dari dagingku. Kunamakan dia perempuan, karena ia diambil dari laki-laki.”
2:24 Itulah sebabnya orang laki-laki meninggalkan ayah dan ibunya, dan bersatu dengan istrinya, lalu keduanya menjadi satu.
2:25 Laki-laki dan perempuan itu telanjang, tetapi mereka tidak merasa malu.
3:1 Ular adalah binatang yang paling licik dari segala binatang yang dibuat oleh TUHAN Allah. Ular itu bertanya kepada perempuan itu, “Apakah Allah benar-benar melarang kalian makan buah-buahan dari segala pohon di taman ini?”
3:2 “Kami boleh makan buah-buahan dari setiap pohon di dalam taman ini,” jawab perempuan itu,
3:3 “kecuali dari pohon yang ada di tengah-tengah taman. Allah melarang kami makan buah dari pohon itu ataupun menyentuhnya; jika kami melakukannya, kami akan mati.”
3:4 Ular itu menjawab, “Itu tidak benar; kalian tidak akan mati.
3:5 Allah mengatakan itu karena dia tahu jika kalian makan buah itu, pikiran kalian akan terbuka; kalian akan menjadi seperti Allah dan mengetahui apa yang baik dan apa yang jahat.”
3:6 Perempuan itu melihat bahwa pohon itu indah, dan buahnya nampaknya enak untuk dimakan. Dan ia berpikir alangkah baiknya jika dia menjadi arif. Sebab itu ia memetik buah pohon itu, lalu memakannya, dan memberi juga kepada suaminya, dan suaminya pun memakannya.
3:7 Segera sesudah makan buah itu, pikiran mereka terbuka dan mereka sadar bahwa mereka telanjang. Sebab itu mereka menutupi tubuh mereka dengan daun ara yang mereka rangkaikan.
3:8 Petang itu mereka mendengar TUHAN Allah berjalan di dalam taman, lalu mereka berdua bersembunyi di antara pohon-pohon supaya tidak dilihat oleh TUHAN.
3:9 Tetapi TUHAN Allah berseru kepada laki-laki itu, “Di manakah engkau?”3:10 Laki-laki itu menjawab, “Saya mendengar Engkau di taman; saya takut, jadi saya bersembunyi karena telanjang.”
3:11 “Siapa yang mengatakan kepadamu bahwa engkau telanjang?” Allah bertanya. “Apakah engkau makan buah yang Kularang engkau makan itu?”
3:12 Laki-laki itu menjawab, “Perempuan yang Engkau berikan untuk menemani saya, telah memberi buah itu kepada saya, lalu saya memakannya.”
3:13 TUHAN Allah bertanya kepada perempuan itu, “Mengapa kaulakukan itu?” Jawabnya, “Saya ditipu ular, sehingga saya makan buah itu.”
3:14 Sesudah itu TUHAN Allah berkata kepada ular itu, “Engkau akan dihukum karena perbuatanmu itu; dari segala binatang hanya engkau saja yang harus menanggung kutukan ini: Mulai sekarang engkau akan menjalar dengan perutmu, dan makan debu seumur hidupmu.
3:15 Engkau dan perempuan itu akan saling membenci, keturunannya dan keturunanmu akan selalu bermusuhan. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan menggigit tumit mereka.”
3:16 Lalu kata TUHAN kepada perempuan itu, “Aku akan menambah kesakitanmu selagi engkau hamil dan pada waktu engkau melahirkan. Tetapi meskipun demikian, engkau masih tetap berahi kepada suamimu, namun engkau akan tunduk kepadanya.”
3:17 Lalu kata TUHAN kepada laki-laki itu, “Engkau mendengarkan kata-kata istrimu lalu makan buah yang telah Kularang engkau makan. Karena perbuatanmu itu, terkutuklah tanah. Engkau harus bekerja keras seumur hidupmu agar tanah ini bisa menghasilkan cukup makanan bagimu.
3:18 Semak dan duri akan dihasilkan tanah ini bagimu, dan tumbuh-tumbuhan liar akan menjadi makananmu.
3:19 Engkau akan bekerja dengan susah payah dan berkeringat untuk membuat tanah ini menghasilkan sesuatu, sampai engkau kembali kepada tanah, sebab dari tanahlah engkau dibentuk. Engkau dijadikan dari tanah, dan akan kembali ke tanah.”
3:20 Adam menamakan istrinya Hawa, karena perempuan itu menjadi ibu seluruh umat manusia.
3:21 Maka TUHAN Allah membuat pakaian dari kulit binatang untuk Adam dan istrinya, lalu mengenakan-Nya kepada mereka.
3:22 TUHAN Allah berkata, “Sekarang manusia telah menjadi seperti Kita dan mempunyai pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Jadi perlu dicegah dia makan buah pohon yang memberi hidup, supaya dia jangan hidup untuk selama-lamanya.”
3:23 Maka TUHAN Allah mengusir manusia dari taman Eden dan menyuruhnya mengusahakan tanah yang menjadi asalnya itu.
3:24 Kemudian, di sebelah timur taman itu di depan pintu masuk, TUHAN Allah menempatkan kerub-kerub, dan sebilah pedang berapi yang berputar ke segala arah, untuk menjaga jalan ke pohon yang memberi hidup itu. Dengan demikian tak seorang pun dapat masuk dan mendekati pohon itu
dan kita bandingkan dengan kisah Adam di dalam al-Qur’an
Qs al Baqarah 30-38[30] Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”. Mereka berkata: “Mengapa Engkau hendak menjadikan (khalifah) di bumi itu orang yang akan membuat kerusakan padanya dan menumpahkan darah, padahal kami senantiasa bertasbih dengan memuji Engkau dan menyucikan Engkau?” Tuhan berfirman: “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang tidak kamu ketahui”.
[31] Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama (benda-benda) seluruhnya, kemudian mengemukakannya kepada para Malaikat lalu berfirman: “Sebutkanlah kepada-Ku nama benda-benda itu jika kamu memang orang-orang yang benar!”
[32] Mereka menjawab: “Maha Suci Engkau, tidak ada yang kami ketahui selain dari apa yang telah Engkau ajarkan kepada kami; sesungguhnya Engkaulah Yang Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.
[33] Allah berfirman: “Hai Adam, beritahukanlah kepada mereka nama-nama benda ini”. Maka setelah diberitahukannya kepada mereka nama-nama benda itu, Allah berfirman: “Bukankah sudah Ku katakan kepadamu, bahwa sesungguhnya Aku mengetahui rahasia langit dan bumi dan mengetahui apa yang kamu lahirkan dan apa yang kamu sembunyikan?”
[34] Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.
[35] Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.
[36] Lalu keduanya digelincirkan oleh setan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”.
[37] Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
[37] Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
[38] Kami berfirman: “Turunlah kamu semua dari surga itu! Kemudian jika datang petunjuk-Ku kepadamu, maka barang siapa yang mengikuti petunjuk-Ku, niscaya tidak ada kekhawatiran atas mereka, dan tidak (pula) mereka bersedih hati”.
Membandingkan keduanya maka kita akan lihat, ada beberapa persamaan
1. tokoh yang diceritakan,yaitu Adam.sebagai manusia yang pertama diciptakan
2. diberinya kebebasan makan apa saja kecuali hanya satu jenis yang dilarang
3. tipu daya kepada adam agar melanggar perintah dari Allah(makan buah khuldi)
4. pelanggaran yang dilakukan adam.
5. diusirnya adam dari tempat tersebut!
apakah karena kesamaan-kesamaan ini bisa menjadi pembenar kalau Al-Qur’an menjiplak alkitab?
sebaiknya para penuduh tersebut jangan hanya melihat persamaanya tetapi harus mencermati perbedaan-perbedaan kedua kisah tersebut
Pertama didalam Versi Alkitab :
1. tempat terjadinya peristiwa tersebut!
kalau kita perhatikan secara kronologis(ayat-ayat sebelumnya) kisah didalam alkitab. kisah tersebut terjadi di bumi
2.apa yang terjadi sekarang, adalah akibat perbuatan adam dan hawa=karena kena “kutuk”.
  • A. seorang wanita melahirkan dengan rasa sakit tapi masih birahi juga pada suaminya
3:16 Lalu kata TUHAN kepada perempuan itu, “Aku akan menambah kesakitanmu selagi engkau hamil dan pada waktu engkau melahirkan. Tetapi meskipun demikian, engkau masih tetap berahi kepada suamimu, namun engkau akan tunduk kepadanya.”
  • B. harus repot-repot/bersusah payah sampai mengeluarkan keringat(buat melangsungkan kehidupan sehari-hari)kejadian
3:17 Lalu kata TUHAN kepada laki-laki itu, “Engkau mendengarkan kata-kata istrimu lalu makan buah yang telah Kularang engkau makan. Karena perbuatanmu itu, terkutuklah tanah. Engkau harus bekerja keras seumur hidupmu agar tanah ini bisa menghasilkan cukup makanan bagimu.kejadian
3:19 Engkau akan bekerja dengan susah payah dan berkeringat untuk membuat tanah ini menghasilkan sesuatu, sampai engkau kembali kepada tanah, sebab dari tanahlah engkau dibentuk. Engkau dijadikan dari tanah, dan akan kembali ke tanah.”b. mengalami kematian
3:22 TUHAN Allah berkata, “Sekarang manusia telah menjadi seperti Kita dan mempunyai pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat. Jadi perlu dicegah dia makan buah pohon yang memberi hidup, supaya dia jangan hidup untuk selama-lamanya.”ayat-ayat yang termasuk
2 bahwa apa yang terjadi sekarang karena kutukan= sebagai akibat dari perbuatan / kesalahan Adam
Inilah yang menjadikan dasar konsep Dosa Waris ,persoalan “dosa waris disini” justru memunculkan banyak pertanyaan-pertanyaan
A. Apakah semua makhluk/ciptaan Tuhan juga mewarisi dosa yang dilakukan Adam??= bahwa semua makhluk/ciptaan tuhan mendapat kutukan / mengalami kematian dan berbuat kejahatan.
Kemungkinannya:
a. Kalau dijawab ya,berarti Yesus juga mendapat kutukan=mewarisi dosa Adam.
b. Kalau dijawab tidak, apakah orang Kristen bisa memberi bukti bahwa ada mahkluk lain yang tidak merasakan kematian?
Kalau mereka menjawab ada, yaitu Iblis dan Malaikat.
jawaban ini lebih aneh lagi karena bukankah Adam melakukan kesalahan tersebut karena Adam dan Hawa terbujuk / tertipu oleh bujukan ular
Dengan kata lain penyebab utamanya adalah ular!!! = kenapa yang dihukum berat korban penipuan bukan pelaku penipuan??
Kenapa yang dikutuk Adam dan anak keturunannya,bukannya ular yang menjadi penyebab???
Apakah Tuhan tak mampu mengutuk Ular yang lebih berat???kenapa hanya sekedar dikutuk berjalan dengan perutnya saja?
3:14 Sesudah itu TUHAN Allah berkata kepada ular itu, “Engkau akan dihukum karena perbuatanmu itu; dari segala binatang hanya engkau saja yang harus menanggung kutukan ini: Mulai sekarang engkau akan menjalar dengan perutmu, dan makan debu seumur hidupmu.
dan kutukan ini juga memunculkan pertanyaan baru,apakah benar Ular makanannya debu?
Sehingga perlu membuat pertarungan dari jaman Adam hingga sekarang??Dan manusia sebagai obyek sasaran perebutan antar keduanya??antara kekuasaan/kekuaatan Tuhan/sang pencipta dengan kekuatan lain.
Kemudian membuat cerita /keyakinan lanjutan bahwa Tuhan menjelma sebagai manusia dan Iblispun menjelma manusia. Untuk bersaing memperebutkan pengaruhnya pada manusia lain???
Dan di akhir jaman terjadi pertempuran antara dua kelompok tersebut yaitu para pendukung Iblis dan pendukung Tuhan!!
Kalau kita perhatikan dan perbandingkan dengan keyakinan-keyakinan primitive para penyembah pagan/berhala banyak sekali pemahaman mereka sama,bahkan akan kita dapati cerita-cerita yang semakna dengan cerita kutukan dan pembebas kutukan!
Ada Dewa baik dan dewa jahat saling berebut pengaruh!Ada dewa gelap dan dewa terang saling adu kekuatan!!Kemudian kedua dewa tersebut menitis ke tubuh manusia sebagai perantara persaingan mereka?..
3. Dosa adam belum di ampuni=justru anak cucunya yang ikut menanggung deriata/kutukan tersebut!
ternyata yang menanggung bukan saja korban penipuan saja.. tetapi anak cucunya harus mewarisi hukuman ???
4 pohon yang dilarang dimakan buahnya adalah “pohon yang memberi pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat
5. yang melakukan penipuan /membujuk adalah Ular dari sekawanan binatang
3:1 Ular adalah binatang yang paling licik dari segala binatang yang dibuat oleh TUHAN Allah. Ular itu bertanya kepada perempuan itu, “Apakah Allah benar-benar melarang kalian makan buah-buahan dari segala pohon di taman ini?”
3:14 Sesudah itu TUHAN Allah berkata kepada ular itu, “Engkau akan dihukum karena perbuatanmu itu; dari segala binatang hanya engkau saja yang harus menanggung kutukan ini: Mulai sekarang engkau akan menjalar dengan perutmu, dan makan debu seumur hidupmu
dan orang Kristen bisa saja berapologi
tetapi soal ular tersebut dianggap sebagai simbol, Lambang ular dipilih, karena ular itu binatang jang berbahaja bagi manusia
http://sabdaweb.sabda.org/biblical/note/?b=1&c=3&v=1%3Fe%3Dendefn〈=indonesia&theme=clearsky
tetapi muncul pertanyaan:
apakah hanya binatang Ular yang paling berbahaya bagi manusia?
fakta yang ada banyak manusia sekarang yang memelihara ular,sebagai binatang piaraan!bahkan tidak sekedar menjadi binatang piaraan namun juga menjadi “teman menari”
kejadian3:15 Engkau dan perempuan itu akan saling membenci, keturunannya dan keturunanmu akan selalu bermusuhan. Keturunannya akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan menggigit tumit mereka.”
bukankah para penari Ular kebanyakan adalah keturunan dari perempuan tersebut?
lagi-lagi soal ini apa yang tercatat di dalam alkitab tidak terbukti dengan apa yang terjadi di fakta lapangan.
atau juga mereka bisa berapologi dengan catatan alkitab lain
Wahyu 112:9 Dan naga besar itu, si ular tua, yang disebut Iblis atau Satan, yang menyesatkan seluruh dunia, dilemparkan ke bawah; ia dilemparkan ke bumi, bersama-sama dengan malaikat-malaikatnya.
Wahyu 20:2 ia menangkap naga, si ular tua itu, yaitu Iblis dan Satan. Dan ia mengikatnya seribu tahun lamanya,
maka menghadapi apologi semacam ini kita bisa melemparkan pertanyaan
apakah kitab wahyu penulisannya dengan kitab Kejadian tidak jauh berbeda waktunya? atau berbeda ratusan tahun??
KEDUA VERSI Al QUR”AN
1. kisah tersebut terjadi di Syurga
[35] Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan istrimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.
2. apa yang terjadi pada manusi sekarang,bukanlah sebuah kutukan
tetapi memang sebelumnya Allah hendak menciptakan manusia sebagai khalifah di bumi ini.QS Al-baqarah
30 Ingatlah ketika Tuhanmu berfirman kepada para malaikat: “Sesungguhnya Aku hendak menjadikan seorang khalifah di muka bumi”.
3. pohon yang di larang dimakan hanya di sebut pohon ini
QS al baqarah 35………dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang lalim.
4. istilah pohon khuldi adalah nama yang diberikan Iblis/ syetan kepadanya!
QS thaha 120″ Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
4. secara jelas dan tegas,yang menipu Adam adalah Iblis/Syetan,
QS thaha 120″ Kemudian setan membisikkan pikiran jahat kepadanya, dengan berkata: “Hai Adam, maukah saya tunjukkan kepada kamu pohon khuldi dan kerajaan yang tidak akan binasa?”
5. ada kisah pembangkangan Iblis
[34] Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan yang kafir.didalam Al kitab soal ini sama sekali tidak diceritakan!
6. kesalahan Adam sudah di ampuni
QS al baqarah 37
[37] Kemudian Adam menerima beberapa kalimat dari Tuhannya, maka Allah menerima tobatnya. Sesungguhnya Allah Maha Penerima tobat lagi Maha Penyayang.
7. bahwa kematian bukanlah akibat sebuah kutukan
atau karena kesalahan adam pada waktu itu,tetapi kematian adalah keharusan bagi makhuk yang bernyawa,karena setiap yang bernyawa akan mengalami kematian!
Qs 3:185 Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati…..
Qs 21:35″Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kami akan menguji kamu dengan keburukan dan kebaikan sebagai cobaan (yang sebenar-benarnya). Dan hanya kepada Kami lah kamu dikembalikan. “
QS 29:57Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati. Kemudian hanyalah kepada Kami kamu dikembalikan.
maka kisah pelanggaran Adam bukanlah sebuah kejadian penyebab segala kesusahan buat manusia namun kisah Adam dan kesalahan dalam melanggar perintah Allah adalah sebagai pelajaran buat Adam dan anak cucunya!
pelajaran yang sangat luar biasa,
kalau boleh di ilustrasikan maka kejadian tersebut adalah “masa training” persiapan untuk menjalani kehidupan di bumi!bagaimana luarbiasanya tipu daya syetan dan Iblis,permusuhan anak keturunan dan syetan tidak bisa hanya terbatas pada permusuhan fisik(seperti ular dengan manusia), tetapi yang paling penting adalah menjauhkan diri dari perilaku-perilaku yang bermental seperti Iblis!
tentang kisah pembangkangan Iblis tersebut diceritakan setidaknya 6x didalam AlQur’an,demikian pentingnya kisah tersebut sehingga diulang-ulang sampai 6 x,dan sebelum kita membahas kisah pembangkangan Iblis,
sebaiknya apa sich tujuan kisah-kisah didalam Al Qur’an?
Al Qur’an 12:111
[111] Sesungguhnya pada kisah-kisah mereka itu terdapat pengajaran bagi orang-orang yang mempunyai akal. Al Qur’an itu bukanlah cerita yang dibuat-buat, akan tetapi membenarkan (kitab-kitab) yang sebelumnya dan menjelaskan segala sesuatu, dan sebagai petunjuk dan rahmat bagi kaum yang beriman.
jadi setiap kisah didalam Al Qur’an bukan sekedar cerita biasa atau dongeng,tetapi ada pelajaran yang penting didalamnya,orang yang mampu menangkap pelajaran tersebut adalah orang-orang yang senantiasa menggunakan akalnya dengan sebaik-baiknya(ingat perintah tentang baca)dan akallah sebuah anugerah yang sangat penting buat manusia dari Allah swt,dan karena akallah yang pembeda yang sangat penting dibanding mahkluk lainnya!sekarang coba kita perhatikan tentang kisah nabi Adam & pembangkangan Iblis dalam Al Qur’an!dari sekian kisah yang diulang-ulang,saya akan kutip satu kisah yaitu pada
Qs 7:11 Sesungguhnya Kami telah menciptakan kamu (Adam), lalu Kami bentuk tubuhmu, kemudian Kami katakan kepada para malaikat: “Bersujudlah kamu kepada Adam”; maka mereka pun bersujud kecuali iblis. Dia tidak termasuk mereka yang bersujud.
[12] Allah berfirman: “Apakah yang menghalangimu untuk bersujud (kepada Adam) di waktu Aku menyuruhmu?” Menjawab iblis: “Saya lebih baik daripadanya: Engkau ciptakan saya dari api sedang dia Engkau ciptakan dari tanah”.
13] Allah berfirman: “Turunlah kamu dari surga itu; karena kamu tidak sepatutnya menyombongkan diri di dalamnya, maka ke luarlah, sesungguhnya kamu termasuk orang-orang yang hina”.
[14] Iblis menjawab: “Beri tangguhlah saya sampai waktu mereka dibangkitkan”.
[15] Allah berfirman: “Sesungguhnya kamu termasuk mereka yang diberi tangguh.”
[16] Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
[16] Iblis menjawab: “Karena Engkau telah menghukum saya tersesat, saya benar-benar akan (menghalang-halangi) mereka dari jalan Engkau yang lurus,
[17] kemudian saya akan mendatangi mereka dari muka dan dari belakang mereka, dari kanan dan dari kiri mereka. Dan Engkau tidak akan mendapati kebanyakan mereka bersyukur (taat).
[18] Allah berfirman: “Keluarlah kamu dari surga itu sebagai orang terhina lagi terusir. Sesungguhnya barang siapa di antara mereka mengikuti kamu, benar-benar Aku akan mengisi neraka Jahanam dengan kamu semuanya”.
[19] (Dan Allah berfirman): “Hai Adam bertempat tinggallah kamu dan istrimu di surga serta makanlah olehmu berdua (buah-buahan) di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamuberdua mendekati pohon ini, lalu menjadilah kamu berdua termasuk orang-orang yang lalim”.
[20] Maka setan membisikkan pikiran jahat kepada keduanya untuk menampakkan kepada keduanya apa yang tertutup dari mereka yaitu auratnya dan setan berkata: “Tuhan kamu tidak melarangmu dari mendekati pohon ini, melainkan supaya kamu berdua tidak menjadi malaikat atau tidak menjadi orang yang kekal (dalam surga)”.
[21] Dan dia (setan) bersumpah kepada keduanya. “Sesungguhnya saya adalah termasuk orang yang memberi nasihat kepada kamu berdua”,
[22] maka setan membujuk keduanya (untuk memakan buah itu) dengan tipu daya. Tatkala keduanya telah merasai buah kayu itu, nampaklah bagi keduanya aurat-auratnya, dan mulailah keduanya menutupinya dengan daun-daun surga. Kemudian Tuhan mereka menyeru mereka: “Bukankah Aku telah melarang kamu berdua dari pohon kayu itu dan Aku katakan kepadamu: “Sesungguhnya setan itu adalah musuh yang nyata bagi kamu berdua?”
[23] Keduanya berkata: “Ya Tuhan kami, kami telah menganiaya diri kami sendiri, dan jika Engkau tidak mengampuni kami dan memberi rahmat kepada kami, niscaya pastilah kami termasuk orang-orang yang merugi”.
[24] Allah berfirman: “Turunlah kamu sekalian, sebahagian kamu menjadi musuh bagi sebahagian yang lain. Dan kamu mempunyai tempat kediaman dan kesenangan (tempat mencari kehidupan) di muka bumi sampai waktu yang telah ditentukan”.
[25] Allah berfirman: “Di bumi itu kamu hidup dan di bumi itu kamu mati, dan dari bumi itu (pula) kamu akan dibangkitkan.
[26] Hai anak Adam, sesungguhnya Kami telah menurunkan kepadamu pakaian untuk menutupi auratmu dan pakaian indah untuk perhiasan. Dan pakaian takwa itulah yang paling baik. Yang demikian itu adalah sebahagian dari tanda-tanda kekuasaan Allah, mudah-mudahan mereka selalu ingat.
[27] Hai anak Adam, janganlah sekali-kali kamu dapat ditipu oleh setan sebagaimana ia telah mengeluarkan kedua ibu bapamu dari surga, ia menanggalkan dari keduanya pakaiannya untuk memperlihatkan kepada keduanya `auratnya. Sesungguhnya ia dan pengikut-pengikutnya melihat kamu dari suatu tempat yang kamu tidak bisa melihat mereka. Sesungguhnya Kami telah menjadikan setan-setan itu pemimpin-pemimpin bagi orang-orang yang tidak beriman.
[28] Dan apabila mereka melakukan perbuatan keji, mereka berkata: “Kami mendapati nenek moyang kami mengerjakan yang demikian itu, dan Allah menyuruh kami mengerjakannya. Katakanlah: “Sesungguhnya Allah tidak menyuruh (mengerjakan) perbuatan yang keji.” Mengapa kamu mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui?
[29] Katakanlah: “Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan”. Dan (katakanlah): “Luruskanlah muka (diri) mu di setiap salat dan sembahlah Allah dengan mengikhlaskan ketaatanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya)”.
[31] Hai anak Adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) mesjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan.
[32] Katakanlah: “Siapakah yang mengharamkan perhiasan dari Allah yang telah dikeluarkan-Nya untuk hamba-hamba-Nya dan (siapa pulakah yang mengharamkan) rezeki yang baik?” Katakanlah: “Semuanya itu (disediakan) bagi orang-orang yang beriman dalam kehidupan dunia, khusus (untuk mereka saja) di hari kiamat. Demikianlah Kami menjelaskan ayat-ayat itu bagi orang-orang yang mengetahui.
[33] Katakanlah: “Tuhanku hanya mengharamkan perbuatan yang keji, baik yang nampak atau pun yang tersembunyi, dan perbuatan dosa, melanggar hak manusia tanpa alasan yang benar, (mengharamkan) mempersekutukan Allah dengan sesuatu yang Allah tidak menurunkan hujah untuk itu dan (mengharamkan) mengada-adakan terhadap Allah apa yang tidak kamu ketahui
[34] Tiap-tiap umat mempunyai batas waktu; maka apabila telah datang waktunya mereka tidak dapat mengundurkannya barang sesaat pun dan tidak dapat (pula) memajukannya.
[35] Hai anak-anak Adam, jika datang kepadamu rasul-rasul daripada kamu yang menceritakan kepadamu ayat-ayat-Ku, maka barang siapa yang bertakwa dan mengadakan perbaikan, tidaklah ada kekhawatiran terhadap mereka dan tidak (pula) mereka bersedih hati.
[36] Dan orang-orang yang mendustakan ayat-ayat Kami dan menyombongkan diri terhadapnya, mereka itu penghuni-penghuni neraka; mereka kekal di dalamnya.karena kesombongan dan membanggakan asal-usul maka membuat ia termasuk golongan yang kafir=pembangkang!artinya kisah ini mengajarkan tentang kerendahan hati dan menolak segala bentuk fanatisme!dan masihkah ada orang yang masih berfikir bahwa al Qur’an adalah jiplakan dari Al kitab hanya mengkaji satu kisah pembuka begitu berbedanya isi keduanya!semoga bermanfaat bagi orang-orang yang menggunakan hati dan akalnya sebagaimana semestinya
Beredar Tantangan dari Facebooker Non Muslim, yang mempertanyakan Nama Istri Adam di Al Qur’an
facebooker tersebut membanggakan Alkitabnya yang lebih lengkap isinya karena menunjukan secara jelas nama Istri Adam sedangkan Al Qur’an sama sekali tidak menyebut nama istri Adam.
apa yang dibanggakannya tersebut sesungguhnya menunjukan Pola pikir kekanak kanakan, terbiasa dengan kisah yang berformat Dongeng.
cerita dongeng akan bercerita tentang siapa nama istrinya, anaknya berapa, nama nama anaknya dll tetapi sebuah Kisah yang tujuannya adalah Petunjuk Manusia bahwa kisah tersebut yang paling mendasar adalah bisa dijadikan Pelajaran untuk pembacanya.
Jadi memperbandingkan Al Qur’an dengan Bible sama saja seperti memperbandingkan Kitab Petunjukan Manusia dengan KItab Dongeng, dan contoh kongkritnya adalah uraian perbandingan ayat ayat diatas
dan ini bisa juga dilihat dari susunannya…
dan untuk mempermudah saya akan coba memberikan contoh beberapa pembuka surat didalam Al-qur’an
1 Qs Al baqarah 1:1-5الم
alif-laam-miim
[2:1] Alif laam miin.10
ذَلِكَ الْكِتَابُ لاَ رَيْبَ فِيهِ هُدًى لِّلْمُتَّقِينَ
dzaalika alkitaabu laa rayba fiihi hudan lilmuttaqiina
[2:2] Kitab11 (Al Quraan) ini tidak ada keraguan padanya; petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,12
الَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِالْغَيْبِ وَيُقِيمُونَ الصَّلاةَ وَمِمَّا رَزَقْنَاهُمْ يُنفِقُونَ
alladziina yu/minuuna bialghaybi wayuqiimuuna alshshalaata wamimmaa razaqnaahum yunfiquuna
[2:3] (yaitu) mereka yang beriman13 kepada yang ghaib,14 yang mendirikan shalat,15 dan menafkahkan sebahagian rezki16 yang Kami anugerahkan kepada mereka.
والَّذِينَ يُؤْمِنُونَ بِمَا أُنزِلَ إِلَيْكَ وَمَا أُنزِلَ مِن قَبْلِكَ وَبِالآخِرَةِ هُمْ يُوقِنُونَ
waalladziina yu/minuuna bimaa unzila ilayka wamaa unzila min qablika wabial-aakhirati hum yuuqinuuna
[2:4] dan mereka yang beriman kepada Kitab (Al Qur’an) yang telah diturunkan kepadamu dan Kitab-kitab yang telah diturunkan sebelummu,17 serta mereka yakin akan adanya (kehidupan) akhirat.18
أُوْلَـئِكَ عَلَى هُدًى مِّن رَّبِّهِمْ وَأُوْلَـئِكَ هُمُ الْمُفْلِحُونَ
ulaa-ika ‘alaa hudan min rabbihim waulaa-ika humu almuflihuuna
[2:5] Mereka itulah yang tetap mendapat petunjuk dari Tuhan mereka, dan merekalah orang-orang yang beruntung.19
2. Qs Ali Imran
الم
alif-laam-miim
[3:1] Alif laam miim.
اللّهُ لا إِلَـهَ إِلاَّ هُوَ الْحَيُّ الْقَيُّومُ
allaahu laa ilaaha illaa huwa alhayyu alqayyuumu
[3:2] Allah, tidak ada Tuhan (yang berhak disembah) melainkan Dia. Yang hidup kekal lagi terus menerus mengurus makhluk-Nya181.
نَزَّلَ عَلَيْكَ الْكِتَابَ بِالْحَقِّ مُصَدِّقاً لِّمَا بَيْنَ يَدَيْهِ وَأَنزَلَ التَّوْرَاةَ وَالإِنجِيلَ
nazzala ‘alayka alkitaaba bialhaqqi mushaddiqan limaa bayna yadayhi wa-anzala alttawraata waal-injiila
[3:3] Dia menurunkan Al Kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan sebenarnya; membenarkan kitab yang telah diturunkan sebelumnya dan menurunkan Taurat dan Injil,
مِن قَبْلُ هُدًى لِّلنَّاسِ وَأَنزَلَ الْفُرْقَانَ إِنَّ الَّذِينَ كَفَرُواْ بِآيَاتِ اللّهِ لَهُمْ عَذَابٌ شَدِيدٌ وَاللّهُ عَزِيزٌ ذُو انتِقَامٍ
min qablu hudan lilnnaasi wa-anzala alfurqaana inna alladziina kafaruu bi-aayaati allaahi lahum ‘adzaabun syadiidun waallaahu ‘aziizun dzuu intiqaamin
[3:4] sebelum (Al Qur’an), menjadi petunjuk bagi manusia, dan Dia menurunkan Al Furqaan182. Sesungguhnya orang-orang yang kafir terhadap ayat-ayat Allah akan memperoleh siksa yang berat; dan Allah Maha Perkasa lagi mempunyai balasan (siksa).
3. Qs An nisa
يَا أَيُّهَا النَّاسُ اتَّقُواْ رَبَّكُمُ الَّذِي خَلَقَكُم مِّن نَّفْسٍ وَاحِدَةٍ وَخَلَقَ مِنْهَا زَوْجَهَا وَبَثَّ مِنْهُمَا رِجَالاً كَثِيراً وَنِسَاء وَاتَّقُواْ اللّهَ الَّذِي تَسَاءلُونَ بِهِ وَالأَرْحَامَ إِنَّ اللّهَ كَانَ عَلَيْكُمْ رَقِيباً
yaa ayyuhaa alnnaasu ittaquu rabbakumu alladzii khalaqakum min nafsin waahidatin wakhalaqa minhaa zawjahaa wabatstsa minhumaa rijaalan katsiiran wanisaa-an waittaquu allaaha alladzii tasaa-aluuna bihi waal-arhaama inna allaaha kaana ‘alaykum raqiiban
[4:1] Hai sekalian manusia, bertakwalah kepada Tuhan-mu yang telah menciptakan kamu dari seorang diri, dan dari padanya263 Allah menciptakan isterinya; dan dari pada keduanya Allah memperkembang biakkan laki-laki dan perempuan yang banyak. Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama-Nya kamu saling meminta satu sama lain264, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu.
وَآتُواْ الْيَتَامَى أَمْوَالَهُمْ وَلاَ تَتَبَدَّلُواْ الْخَبِيثَ بِالطَّيِّبِ وَلاَ تَأْكُلُواْ أَمْوَالَهُمْ إِلَى أَمْوَالِكُمْ إِنَّهُ كَانَ حُوباً كَبِيراً
waaatuu alyataamaa amwaalahum walaa tatabaddaluu alkhabiitsa bialththhayyibi walaa ta/kuluu amwaalahum ilaa amwaalikum innahu kaana huuban kabiiraan
[4:2] Dan berikanlah kepada anak-anak yatim (yang sudah balig) harta mereka, jangan kamu menukar yang baik dengan yang buruk dan jangan kamu makan harta mereka bersama hartamu. Sesungguhnya tindakan-tindakan (menukar dan memakan) itu, adalah dosa yang besar.
dan sekarang kita bandingan dengan ayat-ayat alkitab..
1. kitab kejadian 1:1-5
1:1 Pada mulanya Allah menciptakan langit dan bumi.1:2 Bumi belum berbentuk dan kosong; gelap gulita menutupi samudera raya, dan Roh Allah melayang-layang di atas permukaan air.1:3 Berfirmanlah Allah: “Jadilah terang.” Lalu terang itu jadi.1:4 Allah melihat bahwa terang itu baik, lalu dipisahkan-Nyalah terang itu dari gelap.1:5 Dan Allah menamai terang itu siang, dan gelap itu malam. Jadilah petang dan jadilah pagi, itulah hari pertama.
2. kitab keluaran 1: 1-6
1:1 Inilah nama para anak Israel yang datang ke Mesir bersama-sama dengan Yakub; mereka datang dengan keluarganya masing-masing:1:2 Ruben, Simeon, Lewi dan Yehuda;1:3 Isakhar, Zebulon dan Benyamin;1:4 Dan serta Naftali, Gad dan Asyer.1:5 Seluruh keturunan yang diperoleh Yakub berjumlah tujuh puluh jiwa. Tetapi Yusuf telah ada di Mesir.1:6 Kemudian matilah Yusuf, serta semua saudara-saudaranya dan semua orang yang seangkatan dengan dia.
3. mat :1-1
1:1 Inilah silsilah Yesus Kristus, anak Daud, anak Abraham.1:2 Abraham memperanakkan Ishak, Ishak memperanakkan Yakub, Yakub memperanakkan Yehuda dan saudara-saudaranya,1:3 Yehuda memperanakkan Peres dan Zerah dari Tamar, Peres memperanakkan Hezron, Hezron memperanakkan Ram,
atau juga bisa lihat lukas 1 (kebetulan ada netter kristen yang coba membandingkan kisah alkitab dan al qur’an) ia menyodorkan ayat-ayat ini..
1:1 Teofilus yang mulia, Banyak orang telah berusaha menyusun suatu berita tentang peristiwa-peristiwa yang telah terjadi di antara kita,1:2 seperti yang disampaikan kepada kita oleh mereka, yang dari semula adalah saksi mata dan pelayan Firman.1:3 Karena itu, setelah aku menyelidiki segala peristiwa itu dengan seksama dari asal mulanya, aku mengambil keputusan untuk membukukannya dengan teratur bagimu,1:4 supaya engkau dapat mengetahui, bahwa segala sesuatu yang diajarkan kepadamu sungguh benar.1:5 Pada zaman Herodes, raja Yudea, adalah seorang imam yang bernama Zakharia dari rombongan Abia. Isterinya juga berasal dari keturunan Harun, namanya Elisabet.
maka sangat jelas sekali format alkitab dan Al-qur’an sangat berbeda sekali…
maka dengan melihat sekilas saja, maka mana kitab cerita / dongeng dan mana kitab petunjuk / pengajaran bagi manusia sudah begitu mudah dibedakannya..
maka mana yang akan anda pilih?

Menjawab Tuduhan Allah Menciptakan Bumi Datar : Quran & SAINS

Para kafir harby sering kali menuduh Ayat Alqur’an tidak ilmiah berkaitan dengan anggapan bahwa menurut Alqur’an bumi itu datar. Berikut ini dalil Alqur’an yang biasa mereka pakai:
DALIL PERTAMA:
firman Allah Subhanahu Wa Ta’ala dalam Al-Qur’an surat Al-Hijr: 19, “Dan Kami (Allah) telah menghamparkan bumi….”. Nah lihatlah, kata mereka, bukankah ayat ini dengan gamblang telah menjelaskan bahwa bumi itu terhampar, dan tidak dikatakan bulat…! Kemudian mereka pun dengan enteng mengkafirkan semua orang yang berseberangan faham dengan mereka.
DALIL KEDUA:
adalah firman Allah pada surat Al-Baqarah: 22, “Dialah (Allah) yang telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan (firasy) bagimu.”
DALIL KETIGA:
adalah firman Allah pada surat Qaf:7, “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata…”
DALIL KEEMPAT:
adalah firman Allah pada surat An-Naba 78: 6-7,  “Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak?
DALIL KELIMA
adalah firman Allah pada surat Al-Ghasyiyah : 20, “Dan bumi bagaimana dihamparkan ?”
Memang secara tekstual, bunyi ayat-ayat di atas mengatakan bahwa bumi ini terhampar, seumpama firasy, karpet, atau tempat tidur. Namun, apakah sesederhana itu sajakah memahamkan ayat Al-Qur’an….? Apakah memahamkan al-Qur’an yang agung cukup secara tekstual saja, kemudian mengabaikan arti kontekstualnya…? Kalau demikian, yakni Al-Qur’an hanya difahamkan secara tekstual saja, maka pasti akan hilanglah kehebatan dan keagungan Al-Qur’an itu. Padahal ada banyak ayat suci Al-Qur’an dan hadis yang mendudukkan derajat orang-orang berpengetahuan berada beberapa tingkat di atas orang awam. Dalam hal ini, pemahaman kontekstual jelas memerlukan daya nalar yang lebih tinggi dibandingkan sekedar pemahaman tekstual saja. Dengan demikian, pantaslah kiranya jika Allah dalam Al-Qur’an dan Nabi dalam banyak hadis beliau, memuji dan menyatakan bahwa orang yang berilmu pengetahuan, yang memakai akal dan nalar, memiliki derajat yang tinggi jauh berbeda dengan orang awam.
PEMBAHASAN MASALAH
Pada surat Al-Hijr ayat 19 dikatakan bahwa Allah telah menghamparkan bumi. Disitu tidak ada dikatakan bagian yang dihamparkan adalah bagian bumi tertentu, tetapi yang terhampar adalah bumi secara mutlak. Sehingga dengan demikian, jika kita berada di suatu tempat di bagian manapun dari pada bumi itu (selatan, barat, utara, dan timur), maka kita akan melihat bahwa bumi itu datar saja, SEOLAH-OLAH TERHAMPAR di hadapan kita. Kemudian jika kita berjalan dan terus berjalan dengan mengikuti satu arah yang tetap, maka bumi itu akan terus menerus kita dapati terhampar di hadapan kita sampai suatu saat kita kembali ke tempat semula saat awal berjalan. Hal ini telah jelas membuktikan bahwa justru bumi itu bulat adanya. Sebaliknya, jika saja bumi itu berbentuk kubus, misalnya, maka pasti hamparan itu suatu saat akan terpotong, dan kita akan menuruni suatu bagian yang menjurang, menurun, TIDAK LAGI TERHAMPAR…..!
Selanjutnya, jika bumi itu adalah sebuah hamparan seperti karpet atau tikar, maka jika ada orang yang melakukan perjalanan lurus satu arah secara terus menerus, maka orang itu pada akhir perjalanannya akan sampai pada ujung bumi yang terpotong, dan tidak akan pernah kembali ke tempatnya semula, di mana dia memulai perjalanannya yang pertama dulu. Penelitian dan pengalaman manusia telah membuktikan bahwa perjalanan yang dilakukan secara terus menerus ke satu arah tertentu tidak pernah menemukan ujung dunia yang terpotong, melainkan terus menerus yang ditemukan hanyalah hamparan demi hamparan di tanah yang dilalui, untuk kemudian perjalanan itu berakhir pada tempat semula saat perjalanan pertama dimulai. Hal ini tidak mungkin dapat terjadi jika saja bumi itu tidak bulat keberadaannya.
Penjelasan yang lebih gamblang adalah pada surat Al-Baqarah ayat 22: “ Dia (Allah) yang telah menjadikan bumi itu firasy (hamparan, kapet) BAGIMU ……” Perhatikan kata-kata “bagimu”. Al-Qur’an dalam hal ini, tidak sekedar mengatakan bahwa bumi itu hamparan umpama karpet saja, kemudian berhenti pada kalimat itu, tapi ada kata tambahan lain yaitu “bagimu”. Artinya, bagi kita manusia yang tinggal di atas permukaan bumi ini, bumi terasa datar. Walaupun, bumi itu pada kenyataannya adalah tidak datar. Hanya TERASA DATAR bagi kita manusia. Terasa datar bukan berarti benar-benar datar, bukan….?
Penjelasan kata “karpet (firasy)” bagimu bukankah bisa diartikan sebagai sesuatu yang berfungsi untuk diduduki atau dipakai tidur, dengan aman dan nyaman…?. Kata firasy dalam bahasa Indonesia dapat diartikan karpet, atau ranjang adalah sesuatu yang nyaman dan aman dan dipakai untuk tidur. Nampaknya arti seperti ini dapat dipakai, sebab keberadaan struktur bumi ini memang berlapis-lapis. Bagian intinya sangat panas dengan suhu ribuan derajat celcius yang mematikan. Namun demikian, pada bagian LAPISAN YANG PALING ATAS, ada sebuah lapisan keras setebal 70 kilometer, disebut lapisan kerak bumi yang paling aman dan nyaman, dengan suhu yang aman pula bagi kehidupan. Seolah-olah lapisan bumi bagian atas itu adalah ‘karpet’ atau ‘ranjang’ yang terbentang luas dan melindungi manusia serta seluruh makhluk Allah yang berada di atasnya, aman dari bahaya lapisan bumi bagian dalam yang cair, yang sangat panas lagi mematikan itu.
Kemudian dalam QS.Qaf:7, “Dan Kami hamparkan bumi itu dan Kami letakkan padanya gunung-gunung yang kokoh dan Kami tumbuhkan padanya segala macam tanaman yang indah dipandang mata…”
Perhatikan gambaran bumi dalam ayat lainnya:
waal-ardha ba’da dzaalika dahaahaa
[79:30] Dan bumi sesudah itu dihamparkan-Nya.
tejemahan bahasa Indonesia kembali menyaakan kata ini dengan ‘hamparan’.
Lalu ketika Al-Qur’an menyebut kata ‘al-ardha‘ atau ‘al-ardhi‘ yang diterjemahkan menjadi ‘bumi’, bisa juga merujuk kepada ‘permukaan bumi’ atau lapisan bumi paling luar tempat kita berpijak, lihat ayat ini :
walakum fii al-ardhi mustaqarrun wamataa’un ilaa hiinin
[2:36] dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan.”
wa-idzaa tawallaa sa’aa fii al-ardhi liyufsida fiihaa wayuhlika alhartsa waalnnasla waallaahu laa yuhibbu alfasaada
[2:205] Dan apabila ia berpaling (dari kamu), ia berjalan di bumi untuk mengadakan kerusakan padanya, dan merusak tanam-tanaman dan binatang ternak, dan Allah tidak menyukai kebinasaan
Ayat-ayat tersebut merupakan sinyal-sinyal ilmiah dari Al-Qur’an tentang proses pembentukan kulit bumi, tempat kita berpijak, disitu ada indikasi terjadinya proses yang berangsur-angsur, mulai dari sedikit lalu meluas menjadi seperti permukaan bumi yang ada sekarang, ibarat orang menggelar/menghamparkan permadani..
Kata ‘farsya’ juga diartikan sebagian para ulama dengan ‘alas’ atau ‘tunggangan’. Sebagian ulama tafsir mengartikan sebagai ‘yang disembelih’, dalam hal ini adalah terkait dengan kambing, domba dan sapi (lihat Tafsir Al-Mishbah – Quraish Shihab). Ini menjelaskan bahwa hewan yang diembelih tersebut bisa dimanfaatkan, misalnya kulitnya sebagai alas untuk tempat duduk.
wamina al-an’aami hamuulatan wafarsyan
[6:142] Dan di antara hewan ternak itu ada yang dijadikan untuk pengangkutan dan ada yang untuk disembelih.
Ini dijelaskan dalam ayat Al-Qur’an yang lain :
waallaahu ja’ala lakum min buyuutikum sakanan waja’ala lakum min juluudi al-an’aami buyuutan tastakhiffuunahaa yawma zha’nikum wayawma iqaamatikum wamin ashwaafihaa wa-awbaarihaa wa-asy’aarihaa atsaatsan wamataa’an ilaa hiinin
[16:80] Dan Allah menjadikan bagimu rumah-rumahmu sebagai tempat tinggal dan Dia menjadikan bagi kamu rumah-rumah (kemah-kemah) dari kulit binatang ternak yang kamu merasa ringan (membawa)nya di waktu kamu berjalan dan waktu kamu bermukim dan (dijadikan-Nya pula) dari bulu domba, bulu onta dan bulu kambing, alat-alat rumah tangga dan perhiasan (yang kamu pakai) sampai waktu (tertentu).
Maka lagi-lagi kata ‘farasy’ dalam ayat tersebut tidak mengandung unsur ‘datar’ melainkan ‘alas tempat duduk’. Tentu saja suatu yang dihamparkan/digelar/dibentangkan akan membentuk sesuai tempat dimana dia dihamparkan, hamparan akan berbentuk melengkung kalau dasar tempatnya juga melengkung, hamparan akan berbentuk datar kalau dasar tempatnya juga datar..
Kata tersebut juga dipakai dalam ayat lain :
muttaki-iina ‘alaa furusyin bathaa-inuhaa min istabraqin wajanaa aljannatayni daanin
[55:54] Mereka bertelekan di atas permadani yang sebelah dalamnya dari sutera. Dan buah-buahan di kedua syurga itu dapat (dipetik) dari dekat.
wafurusyin marfuu’atin
[56:34] dan kasur-kasur yang tebal lagi empuk.
Ayat tersebut juga tidak menyinggung tentang suatu bidang yang datar, tapi mengenai suatu benda yang ‘dibentangkan‘ untuk tempat duduk-duduk atau istirahat.
al’farasyi’ dalam ayat ini diartikan sebagai ‘anai-anai/laron’ yang baru lahir sehingga posisi mereka bertumpuk-tumpuk bergerak makin lama makin meluas, maka kata ini diikuti dengan ‘al-mabtsuutsi’ = bertebaran, menyebar makin lama makin luas, dalam kalimat ini juga tidak ada korelasi antara kata ‘faraasyi’ dengan datar, melainkan menjelaskan sesuatu yang berkembang meluas. Bisa dilihat dalam ayat ini :
yawma yakuunu alnnaasu kaalfaraasyi almabtsuutsi
[101:4] Pada hari itu manusia adalah seperti anai-anai yang bertebaran,


Dialah Yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu dan langit sebagai atap, dan Dia menurunkan air (hujan) dari langit, lalu Dia menghasilkan dengan hujan itu segala buah-buahan sebagai rezeki untukmu; karena itu janganlah kamu mengadakan sekutu-sekutu bagi Allah, padahal kamu mengetahui.
QS 2:22
alladzii ja’ala lakumu al-ardha firaasyan
[2:22] Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan bagimu
Farasya = ‘fa-ra-syin’
Kata tersebut berasal dari kata ‘farasya’ yang berarti : to spread out, extend, stretch forth, furnish = menghampar, mempunyai kata turunan : furusy (berbentuk jamak, bentuk tunggalnya :firasy). Kata ‘firasy’ berarti : hamparan yang biasanya digunakan untuk duduk atau berbaring. Dari situ kata tersebut juga bisa diartikan : permadani, kasur atau ranjang. Dalam kalimat ini tidak ada kaitan sesuatu yang terhampar dengan ‘datar’.
Ketahuilah wahai saudaraku seiman, bahwa bumi yang kita tempati ini berbentuk bulat menurut kesepakatan para ulama. Hal ini mereka nyatakan jauh-jauh hari sebelum para ilmuwan barat menyatakan hal ini. Berkata Imam Ibnu Hazm dalam Al-Fishal fil Milal wan Nihal (2/97) : Pasal penjelasan tentang bulatnya bumi. Tidak ada satupun dari ulama kaum muslimin semoga Allah meridlai mereka- yang mengingkari bahwa bumi itu bulat, dan tidak dijumpai bantahan atau satu kalimat pun dari salah seorang dari mereka, bahkan al-Quran dan as-Sunnah telah menguatkan tentang bulatnya bumi.
Hal senada pernah dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dengan menukil perkataan Imam Abul Husain Ahmad bin Jafar bin Munadi salah seorang ulama Hanabillah yang sangat masyhur di zamannya- berkata : Demikianlah juga para ulama sepakat bahwasanya bumi dengan segala gerakannya, baik di darat maupun di laut itu bulat [Lihat Majmu Fatawa Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah 25/159] Dan Syaikhul Islam pun menukil adanya ijma para ulama mengenai hal ini dari Imam Ibnu Hazm dan Abul Faraj Ibnul Jauzi. [Lihat Majmu Fatawa 6/586]
Berkata Imam Ibnu Hazm : Kita katakan kepada orang yang tidak memahami masalah ini : Bukankah Allah mewajikan kepada kita untuk shalat Dzuhur apabila matahari telah bergeser ke arah barat (zawal)? Pasti dia akan menjawab : Ya. Lalu tanyakan kepadanya tentang makna bergesernya matahari ke arah barat, pasti jawabannya adalah bahwa matahari telah berpindah dari tempat pertengahan jarak antara waktu terbitnya dengan waktu tenggelamnya, dan ini terjadi di semua waktu dan semua tempat. Maka orang yang mengatakan bahwa bumi itu datar dan tidak bulat dia harus mengatakan bahwa orang yang tinggal di daerah bumi paling timur harus shalat Dhuhur saat matahari barusan terbit, juga orang yang tinggal di daerah paling barat tidak menjalankan shalat Dhuhur kecuali di pengunjung siang dan ini adalah sesuatu yang sudah keluar dari ketetapan syariat Islam [Lihat Al-Fishal 2/87 dengan diringkas)
Adapun firman Allah. Artinya : Dan bumi bagaimana dihamparkan? {Al-Ghasyiyah [88] : 20] Ayat ini sama sekali tidak menunjukkan bahwa bumi itu datar, karena sebuah benda yang bulat kalau semakin besar, maka akan semakin tidak kelihatan bulatnya dan akan nampak seperti datar. [Lihat Hidayatul Hairan Fi Masalatid Daurah oleh Syaikh Abdul karim Al-Humaid hal. 56]
Berkata Syaikh Bin Baz : Keberadaan bumi itu bulat tidak bertentangan dengan bahwa permukaan bumi itu datar yang layak untuk dijadikan tempat tinggal, sebagaimana firman Allah Taala. Artinya : Dialah yang menjadikan bumi sebagai hamparan [Al-Baqarah [2] ; 22]
Juga firmanNya. Artinya : Bukankah Kami telah menjadikan bumi itu sebagai hamparan dan gunung-gunung sebagai pasak? [An-Naba [78] : 6-7] Artinya : Dan bumi bagaimana dihamparkan ? [Al-Ghasyiyah [88] : 20]
Kesimpulannya, bumi itu bentuknya bulat namun permukaannya datar agar bisa dijadikan tempat tinggal dan dimanfaatkan oleh manusia. Dan saya tidak menemukan dalil naqli dan hissi yang menentang masalah ini [Lihat Al-Adilah An-Naqliyah wal Hissiyah oleh Syaikh Ibnu Baz hal. 103]
LANGITPUN BULAT
Adapun mengenai keberadaan bahwa langit itu bulat, maka ini pun sesuatu yang telah disepakati oleh para ulama Islam. Berkata Imam Ibnu Katsir : Imam Ibnu Hazm, Ibnul Munadi dan Ibnu Jauzi serta para ulama lainnya telah menukil adanya ijma bahwa langit itu bulat [Lihat Al-bidayah wan Nihayah 1/69 tahqiq DR Abdullah At-Turki, lihat juga Al-Fishal 1/97-100]
Dan ini pula yang dikatakan oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah : Telah kami jelaskan bahwa langit itu bulat menurut para ulama dari kalangan sahabat dan tabiain, bahkan tidak hanya satu orang ulama yang mana mereka adalah orang paling mengetahui tentang riwayat menyatakan bahwa langit itu bulat, seperti Abul Husain bin Munadi, Ibnu Hazm dan Ibnul Jauzi [Majmu Fatawa 25/195]
Dalil mengenai masalah ini sangat banyak, di antaranya adalah firman Allah Artinya : Tidaklah mungkin bagi matahari mendapatkan bulan dan malam pun tidak dapat mendahului siang. Dan masing-masing beredar pada garis edarnya [Yasin [36] : 40] Berkata Hasan Al-Bashri bahwa maksudnya adalah berputar, berkata Ibnu Abbas : Berputar pada falak seperti falkah mighzal Falkah mighzal adalah kayu berbentuk bulat yang digunakan untuk menenun kain. Juga firman Allah. Artinya : Dan Kami jadikan langit itu sebagai atap yang terjaga [Al-Anbiya : [21] : 32]
Keberadaan langit sebagai atap bumi, sedangkan bumi itu bulat maka langit pun bulat. Berkata Syaikhul Islam ibnu Taimiyah : “Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam mengkhabarkan bhawa Arsy itu seperti kubah, dan ini adalah sebuay isyarat bahwa langit itu bulat”. Kemudian setelah ini, pahamilah wahai saudaraku, bahwa bumi kita ini adalah pusat alam semesta. Dia berada persis di tengah-tengah lingkaran langit. Hal ini adalah sesuatu yang disepakati oleh para ulama sebagaimana dinukil oleh Syaikhul Islam Ibnu Taimiyah dalam beberapa tempat dalam Majmu Fatawa beliau. Beliau berkata : “Bahwasanya bumi terletak di tengah bulatan langit. Yang menunjukkan hal ini adalah bahwasanya semua benda langit itu terlihat dari bumi di segala penjuru langit dalam jarak yang sama, ini semua menunjukkan bahwa jauhnya antara bumi dan langit itu sama dari segala sisi, dan ini dengan tegas menunjukkan bahwa bumi itu terletak persis di tengah-tengah” [Lihat Majmu Fatawa 25/195]
Ilmuan Eropa, Galileo Galilei (1546-1642) mengatakan dengan tegas bahwa bumi berbentuk bulat. Pernyataannya ini oleh otoritas Gereja dianggap  menyimpang sehingga dia harus dihadapkan pada hukuman mati.
Seiring dengan perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi, kebenaran pernyataan Galileo tersebut pun semakin jelas. Belakangan, tak sedikit orang yang beranggapan bahwa dialah orang pertama yang menemukan teori bulatnya bumi.

Bagaimana Pendapat Ulama Islam?
Sebenarnya jauh-jauh sebelum Galileo, sudah banyak ulama dan ilmuan yang mengatakan bahwa pelanet bumi ini berbentuk bulat.
Lebih jelasnya mari kita lihat beberapa perkataan ulama Islam berikut ini:Ilmuan Islam, Ibnu Khaldun (1332 – 1406 M / 732H – 808 H): “Ketahuilah, sudah jelas di kitab-kitab para ilmuan dan peneliti tentang alam bahwa bumi berbentuk bumi….” (Muqaddimah Ibnu Khaldun, Kairo).
Ulama Islam, Ibnu Taimiyah (1263-1328 M): “Ketahuilah, bahwa mereka (para ulama) sepakat bahwa bumi berbentuk bulat. Yang ada di bawah bumi hanyalah tengah. Dan paling bawahnya adalah pusat….” (Al-Jawab Ash-Shahih li Man Baddala Din Al-Masih).
Bagi Qazuaini (seorang ilmuan), salah satu bukti bumi berbentuk bulat adalah bintang-bintang dan planet-planet yang berbentuk bulat (Atsar Al-Bilad wa Akhbar Al-Bilad).
Selain mereka, masih banyak ilmuan dan ulama Islam klasik yang menyebutkan di dalam bukunya bahwa bumi berbentuk bulat. Di antara buku tersebut adalah:
1. Muruj Al-Dzahab wa Ma’adin Al-Jauhar, oleh Mas’udi Ali Husain Ali bin Husain (w. 346 H).
2. Ahsan Taqasim fi Ma’rifah Al-Aqalim, oleh Al-Maqdisi (w. 375 H)
3. Kitab Shurah Al-Ardh, oleh Ibnu Hauqal
4. Al-Masalik wa Al-Mamalik, oleh Al-Ishthikhry
5. Ruh Al-Ma’ani, oleh Imam Al-Alusi (ulama tafsir Al-Qur’an)
6. Mafatih Al-Ghaib, oleh Fakhru Ar-Razi (ulama tafsir Al-Qur’an)
Dan lain-lain.
Apakah Pendapat Mereka Bertentangan dengan Al-Qur’an?
Tentu saja tidak. Justru Dr. Hadi bin Mar’i dalam bukunya “Mausu’ah Al-Ilmiyah fi I’jaz Al-Qur’anul Karim” (Penerbit Attawfiqiah, Kairo) mengambil dalil bumi berbentuk bulat dari isyarat Al-Qur’an. Demikian juga para ahli tafsir lainnya.  
Ada satu ayat Al-Qur’an lagi yang patut kita perhatikan sebagai tambahan penjelasan masalah ini, inilah jawaban telak tentang tuduhan bumi itu datar menurut Alqur’an:surat Az-Zumar ayat 5
خَلَقَ السَّمَاوَاتِ وَالْأَرْضَ بِالْحَقِّ يُكَوِّرُ اللَّيْلَ عَلَى النَّهَارِ وَيُكَوِّرُ النَّهَارَ عَلَى اللَّيْلِ وَسَخَّرَ الشَّمْسَ وَالْقَمَرَ كُلٌّ يَجْرِي لِأَجَلٍ مُسَمًّى أَلَا
هُوَ الْعَزِيزُ الْغَفَّارُ 
“Dia (Allah) menciptakan langit dan bumi dengan (tujuan) yang benar. Dia memasukkan malam atas siang dan memasukkan siang atas malam dan menundukan matahari dan bulan, masing-masing berjalan menurut waktu yang ditentukan. Ingatlah! Dialah Yang Maha Mulia, Maha Pengampun.” (QS.Az-Zumar:5)
Kata “at-takwir” artinya adalah menggulung. Pada ayat di atas dengan jelas Allah berfirman bahwa malam menggulung siang dan siang menggulung malam. Kalau malam dan siang dapat saling menggulung, pastilah karena keduanya berada pada satu TEMPAT YANG BULAT secara bersama-sama. Bagaimana keduanya dapat saling menggulung jika berada pada tempat yang datar….? Kalau saja kejadian itu pada tempat yang datar, mestinya akan lebih tepat jika dipakai kata MENIMPA atau MENINDIH.
Dari keterangan ayat di atas juga dapat diperoleh gambaran bahwa pada permukaan bumi ini setiap saat, separuh permukaannya senantiasa malam, dan separuh lagi permukaannya adalah siang hari. Hal ini dapat digambarkan dari keterangan ayat, dimana seolah-olah bagian kepala dari sang malam itu menggulung bagian ekor dari sang siang, namun pada saat yang sama bagian kepala dari sang siang sedang menggulung pula bagian ekor dari sang malam. Sebanyak bagian siang yang digulung malam, maka pada saat yang bersamaan, sebanyak itu pula bagian malam yang sedang digulung oleh sang siang. Sekali lagi, keterangan ini menggambarkan bahwa terjadinya hal menakjubkan tersebut di atas bumi, hanya jika permukaan BUMI ITU BULAT adanya…!
Ajaibnya, keterangan-keterangan ini ditulis dalam ayat-ayat Al-Qur’an pada 14 abad yang lalu, disaat orang-orang Eropa dan Amerika masih primitif, dan masih menganggap bumi ini datar serta menganggapnya sebagai pusat bagi jagad raya ini.
Maha Benar Allah dengan segala firman-Nya….
BUMI BERBENTUK SEGI EMPAT DAN DATAR DALAM ALKITAB KRISTEN
Matius 24:31 Dan Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dengan meniup sangkakala yang dahsyat bunyinya dan mereka akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari KEEMPAT PENJURU BUMI, dari ujung langit yang satu ke ujung langit yang lain
Markus 13:27 Dan pada waktu itupun Ia akan menyuruh keluar malaikat-malaikat-Nya dan akan mengumpulkan orang-orang pilihan-Nya dari dari KEEMPAT PENJURU BUMI, dari ujung bumi sampai ke ujung langit
Wahyu 7:1. Kemudian dari pada itu aku melihat empat malaikat berdiri pada dari KEEMPAT PENJURU BUMI dan mereka menahan keempat angin bumi, supaya jangan ada angin bertiup di darat, atau di laut atau di pohon-pohon
Wahyu 20:8 dan ia akan pergi menyesatkan bangsa-bangsa pada dari KEEMPAT PENJURU BUMI, yaitu Gog dan Magog, dan mengumpulkan mereka untuk berperang dan jumlah mereka sama dengan banyaknya pasir di laut
Matius 12:42 Pada waktu penghakiman, ratu dari Selatan itu akan bangkit bersama angkatan ini dan ia akan menghukumnya juga. Sebab ratu ini datang dari ujung bumi untuk mendengar hikmat Salomo, dan sesungguhnya yang ada di sini lebih dari pada Salomo!
Saudara saudari semua, meski kita naik ke puncak gunung tertinggi di Tibet &  dapat melihat sejauh ribuan mil, tapi tetap lah kita tak dapat melihat seluruh bumi, bagian belakang bumi yg bundar tetap tidak kelihatan. Ini hanya bisa berlaku jika bumi itu datar! Ini ayatnya:
Matius 4:8 Dan Iblis membawa-Nya pula ke atas gunung yang sangat tinggi
dan memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia dengan kemegahannya,
Lukas 4:5 Kemudian ia membawa Yesus ke suatu tempat yang tinggi dan dalam sekejap mata ia memperlihatkan kepada-Nya semua kerajaan dunia.
Daniel 4:10 Adapun penglihatan yang kudapat di tempat tidurku itu, demikian: di tengah-tengah bumi ada sebatang pohon yang sangat tinggi;
11 pohon itu bertambah besar dan kuat, tingginya sampai ke langit, dan dapat dilihat sampai ke ujung seluruh bumi.
Ayat-ayat diatas ini pun bermakna bumi itu datar, bukan bundar, karena mustahil orang dapat melihat pohon setinggi apapun dari bagian belakang bumi yang bundar. Ini cuma berlaku jika bumi datar!
Mungkinkah TUHAN menulis bumi berbentuk segi empat?
Mungkinkah TUHAN keliru?
Mungkinkah TUHAN mengatakan bumi itu datar?
Jelas ini bukan Firman Tuhan!
Masih banyak ayat alkitab yang menyatakan bumi ini datar, bersudut 4, berujung ini masih banyak lagi lainnya:
Matius 12:42, Lukas 11:31, Kisah Rasul 1:8, Kisah Rasul 13:47, Roma 10:18, Yesaya 24:16 , Yesaya 5:26, Amsal 30:4, Amsal 17:24, Mazmur 135:7, Mazmur 98:3 , Mazmur 72:8, Mazmur 67:8, Mazmur 65:9, Mazmur 65:6, Mazmur 61:3, Mazmur 59:14, Mazmur 46:10, Mazmur 22:28, Mazmur 19:5, Mazmur 2:8, Ayub 38:13, Ayub 37:3, Ayub 28:24, Ulangan 33:1, Ulangan 28:6, Ulangan 28:49, Ulangan 13:7.
Silahkan cek sendiri di alkitab, terlalu panjang jika saya harus menuliskan satu persatu! Sekarang silahkan Anda menilai Alqur’an ataukah Bible yang tidak ilmiah?
Wallohu’alam bishowab….