Minggu, 04 September 2011

Gila!! Sepasang Remaja Bersetubuh di Altar Gereja di Hadapan Jemaat

OSLO (voa-islam.com) – Ini benar-benar gila. Di tengah keramaian jemaat, sepasang remaja nekad melakukan hubungan seks di depan altar Gereja Katedral Oslo, Norwegia, dibantu oleh jurukamera yang mengabadikan adegan mesum. Mereka terancam penjara hanya 16 hari.
Mereka asyik telanjang sekaligus melakukan adegan seks di tengah aktivitas Katedral yang mulai ramai. Perbuatan bejat ini tertangkap tangan seorang pengunjung gereja. Ia segera melakukan panggilan darurat ke nomor 999.
"Kami menangkap tiga orang yang terlibat aktivitas seks," kata juru bicara polisi yang tidak disebutkan namanya dalam Australian Time, kemarin (15/6/2011).
....Mereka asyik telanjang sekaligus melakukan adegan seks di tengah aktivitas Katedral yang mulai ramai. seorang di antara mereka bertugas mengabadikan seks di depan publik itu...
Ternyata seorang di antara mereka bertugas mengabadikan seks di depan publik itu. Penyelidikan sementara mendapati ketiga tersangka mengaku sebagai aktivis pecinta lingkungan.
Kegiatan bertajuk "Fuck for Forest" ini akan digunakan sebagai penarik perhatian dalam kampanye melawan pembalakan hutan di dunia.
Apapun itu, perbuatan mereka telah melawan hukum. Namun, di Norwegia perbuatan seperti ini hanya diganjar hukuman 16 hari penjara atau membayar uang tebusan. "Kami memilih membayar daripada berlama-lama di penjara tanpa bisa bercinta," kata seorang tersangka.
Persetubuhan Publik di Altar Gereja juga Terjadi di Inggris
Tahun lalu, seorang pria didenda 130 pound  atau setara Rp 1,8 juta karena berhubungan intim dengan pacarnya di halaman sebuah Katedral bersejarah di Inggris pada Oktober 2010.
Stephen Neal, 23 tahun, waktu itu terlihat berada di atas pacarnya yang setengah bugil di luar Ely Cathedral di Cambridgegshire, Inggris. Para jemaah yang tengah mengunjungi katedral tersebut langsung menghubungi polisi dan polisi menemukan Neal serta pacarnya sedang bersetubuh di taman rumput di belakang katedral.
....Stephen Neal, 23 tahun, berhubungan intim dengan pacarnya di halaman sebuah Katedral bersejarah di Inggris pada Oktober 2010....
Berdasarkan pengakuan di Pengadilan Ely, pasangan yang berhubungan intim tersebut langsung mengenakan kembali baju mereka dan meminta maaf. Pasangan itu berdalih mereka tidak sengaja berbuat kelewat batas.
Neal didenda 130 pound setelah mengakui tindakannya telah melecehkan serta membuat anggota masyarakat marah.
Neal membantah berhubungan seks. Tetapi, polisi mengatakan di pengadilan Neal serta pacarnya bersetubuh. Pacar Neal yang tidak disebutkan namanya hanya mendapat peringatan dari polisi. [taz/tin]

Mayoritas Jamaah Gereja di Swedia Tak Percaya Yesus

Sebuah survei bertajuk "Member 2010" menunjukkan bahwa 75 persen responden dari kalangan anggota gereja di Swedia ternyata tidak percaya soal Yesus, dan 15 persen responden mengaku atheis.
Survei melibatkan 10.000 jamaah gereja, yang dilakukan sepanjang tahun 2010 lalu. Ditanya soal prosentase jamaah gereja yang tidak percaya Yesus, pengamat gereja di Swedia, Jonas Bromander menyatakan, angka 75 persen dari hasil studi itu, menurutnya tidak terlalu tinggi.
"Ini bukan masalah besar. Ketidakpercayaan pada Yesus adalah produk dari sekularisasi di kalangan masyarakat Swedia yang sudah berlangsung selama bertahun-tahun," kata Bromander.
Ia menambahkan, orang yang datang ke gereja tidak harus memercayai sosok agamawan tertentu. "Banyak jamaah yang ke gereja bukan karena alasan religius, tapi karena peran yang dimainkan gereka bagi masyarakat, atau karena gereja menjadi lembaga yang menjaga tradisi bangsa Swedia," ujar Bromander.
"Faktanya, banyak jamaah gereja yang cenderung lebih memfokuskan diri pada kegiatan sosial gereja, dan bukan fokus pada misa-misa yang digelar gereka," sambungnya.
Sementara dari hasil survei menunjukkan bahwa kebanyakan responden mengatakan, mereka menjadi anggota sebuah gereja karena gereja melakukan kegiatan yang bermanfaat untuk masyarakarat dan menjaga tradisi bangsa Swedia yang dianggap penting, jadi bukan karena mereka orang yang taat pada agama. (kw/theLocal)

arah, Gereja Anglikan Akan Mengizinkan Pastor Gay Menjadi Uskup

Gereja Anglikan pada Senin ini (20/6) akan menetapkan untuk menyetujui pedoman kontroversial yang memungkinkan pendeta homoseksual secara terbuka untuk menjadi uskup.
Dalam sebuah makalah yang akan diterbitkan Senin ini, Gereja akan berusaha untuk bergerak sejalan dengan UU Kesetaraan dengan memperbarui peraturan untuk mengizinkan laki-laki homoseksual untuk dipromosikan menjadi uskup.
Makalah yang berjudul "Memilih Uskup - UU Kesetaraan 2010", memberikan pedoman hukum bagi para kandidat yang dipertimbangkan untuk dipromosikan menjadi uskup meski memiliki penyimpangan seksualitas di mana faktor ini tidak akan lagi menjadi kendala dalam keputusan akhir penunjukkan.
"Orientasi seksual seseorang itu sendiri tidak relevan dengan kemampuan mereka untuk jabatan uskup atau pelayanan lain yang memang ditahbiskan," kata makalah tersebut.
Namun, laporan itu menyarankan bahwa para pemimpin gereja dapat memblokir kandidat jika pengangkatan calon akan menyebabkan perpecahan di dalam keuskupan yang bersangkutan.
"Ini jelas merupakan kasus yang sejumlah besar warga Anglikan, atas dasar keyakinan agama yang dipegang teguh, percaya bahwa seorang pemimpin Kristen tidak harus masuk ke dalam kemitraan sipil, bahkan jika hidup selibat, meskipun secara eksklusif seumur hidup 'hidup' dengan seseorang dari jenis kelamin yang sama," tambahnya.
Gereja telah mendesak untuk memperjelas posisinya setelah Jeffrey John, seorang pastor selibat hidup 'serumah' dengan pastor yang lain, terpaksa mundur sebagai uskup delapan tahun lalu.
Pedoman ini akan resmi disajikan sebelum Sinode Umum Gereja pada bulan Juli mendatang.
Gereja Anglikan, yang memisahkan diri dari Roma pada tahun 1534, memiliki 77 juta pengikut di seluruh dunia dan adalah agama yang dominan Inggris. (fq/afp)

Marak Skandal Seks di Gereja, Uskup Irlandia Rapat Khusus dengan Paus


Para uskup Irlandia pada hari Ahad kemarin (14/2) menyatakan bahwa mereka akan segera bertemu dengan Paus Benedictus XVI, untuk membicarakan maraknya kasus skandal seks khususnya persoalan seks terhadap anak-anak (pedhophilia) yang sedang menggoyang publik Irlandia.
Paus sendiri mengakui bahwa peristiwa seks yang menimpa anak-anak yang dilakukan para pastor di gereja-gereja Katolik merupakan sesuatu ketidak adilan yang sangat besar dan tindakan brutal yang di alami para korban.
Rencananya pertemuan para uskup Irlandia dengan Paus Benedictus XVI sebagai otoritas keagamaan tertinggi di agama kristen Katolik akan diadakan pada hari Senin dan Selasa ini, dan rapat "khusus" ini merupakan pertama kali di adakan dalam membahas kasus skandal seks di gereja Katolik sejak delapan tahun.
Peristiwa Pedhophilia di gereja-gereja Katolik Irlandia telah menyebabkan banyak uskup harus mengundurkan diri dari jabatannya sehingga mengakibatkan perubahan dalam struktur kepemimpinan Gereja Katolik Irlandia. Sudah empat orang uskup Irlandia mundur dari posisinya, sebelumnya Paus telah meminta mundur salah seorang dari mereka.
Sekitar 24 orang uskup Irlandia akan mengadakan rapat khusus dengan Paus Benedictus XVI beserta dengan para pejabat senior Vatikan dalam menanggapi gelombang kemarahan warga Irlandia terkait laporan komisi "Murphy", termasuk dakwaan terhadap sejumlah pastor yang melakukan penyimpangan seksual terhadap anak-anak.
Uskup Joseph Duffy, salah seorang uskup yang akan berpartisipasi dalam rapat dengan Paus pada hari Kamis lalu mengatakan dalam sebuah jumpa pers di ibukota Italia Roma: "Ini bukan sekedar lips service, para uskup mengakui kegagalan mereka atas nama kami semua, dan kami sangat berhati-hati atas terjadinya pelanggaran ini, dan kami berkomitmen kepada masyarakat atas ketidak adilan dan kebrutalan yang luar biasa terjadi yang di derita para korban bahwa kami akan mencoba menyelesaikan ini semua.
Vatikan pada bulan Desember lalu telah mengumumkan bahwa Paus akan menulis pesan khusus kepada orang-orang di Irlandia terkait krisis memalukan ini, dan hal ini adalah untuk pertama kalinya Paus mengalokasikan dokumen terbatas pada masalah komisi khusus pelecehan seksual terhadap anak-anak.
Pelanggaran seksual yang dilakukan pastor maupun aktivis gereja Katolik di ibukota Irlandia Dublin berlangsung antara tahun 1975 dan 2004, seorang pastor mengakui bahwa ia pernah berhubungan seks dengan lebih dari 100 anak, sementara pastor yang lain mengatakan bahwa ia telah melakukan pelecehan seksual terhadap anak-anak setiap dua minggu sekali selama lebih dari 25 tahun.
Tidak hanya praktek-praktek penyimpangan seksual seperti itu yang dilakukan oleh beberapa pastor di Irlandia, di Jerman, misalnya baru-baru ini terungkap bahwa para pelajar mengalami pelecehan seksual yang dilakukan oleh seorang pendeta di Berlin di Sekolah Direktorat Canisius High School.
Hal ini lah yang memaksa Paus untuk berbicara untuk pertama kalinya soal terjadinya pelecehan seks terhadap anak-anak, mengikuti penemuan berbagai kasus perlakuan buruk terhadap anak-anak di sekolah Katolik di Jerman, seperti dilaporkan majalah "Der Spiegel" Jerman minggu lalu. (fq/iol)
 Sumber (http://www.eramuslim.com/berita/dunia/maraknya-pedhophilia-di-kalangan-gereja-uskup-irlandia-rapat-khusus-dengan-paus.htm)

Pastur AS bayar ganti rugi Rp2,3 triliun



Pater Jenderal Adolfo Nicolas
Pater Jenderal Adolfo Nicolas, pemimpin tertinggi ke-30 dari Society of Jesus di Amerika Serikat
Sekelompok pastur Katolik AS setuju membayar ganti rugi sebesar $166 juta (Rp2,3 triliun) kepada ratusan warga Native American yang dicabuli oleh para pastur di sekolah-sekolahnya.
Para mantan siswa di sekolah-sekolah Jesuit di lima negara bagian sebelah barat-daya AS mengatakan mereka dicabuli dari tahun 1940-an sampai 1990-an.
Berdasarkan penyelesaian ini, Society of Jesus (Serikat Jesuit) Provinsi Oregon, juga akan meminta maaf kepada para korban.
Kelompok pastur itu mengatakan pembayaran ganti rugi itu akan menyebabkan mereka bangkrut.
"Ini merupakan hari perenungan dan keadilan," ujar Clarita Vargas kepada kantor berita Associated Press (AP).
Dia mengatakan, dia dan dua biarawati dicabuli oleh seorang pastur di sekolah yang dikelola Jesuit untuk anak-anak Native American di negara bagian Washington
"Semangat saya terluka, dan ganti rugi ini membuat perasaan lebih baik."
Provinsi itu menjalankan sekolah-sekolah di negara bagian Alaska, Idaho, Montana, Oregon dan Washington.
Sebagian besar korban adalah dari kalangan Native American atau penduduk asli di Amerika Utara.
Banyak tuduhan pencabulan terjadi di asrama-asrama Native dan di desa-desa terpencil. Ordo gereja Katolik itu dikatakan membuang para pastur bermasalah ke tempat-tempat pencabulan itu terjadi.
"Berapa pun jumlah uang tidak bisa mengembalikan masa kecil kami yang hilang, kultur yang rusak dan keyakinan yang hancur," kata pengacara Blaine Tamaki, yang mewakili sekitar 90 korban dalam kasus ini, dalam satu pernyataan.
Ganti rugi ini merupakan salah satu yang terbesar hingga saat ini dalam serangkaian skandal pencabulan yang melibatkan gereja Katolik.
Sumber (http://www.bbc.co.uk/indonesia/majalah/2011/03/110326_pastur_bayar.shtml)