Selasa, 07 Juni 2011

Akhirnya Paus Minta Maaf kepada Korban Pelecehan Seks Pastor di Irlandia

Akhirnya Paus Minta Maaf kepada Korban Pelecehan Seks Pastor di Irlandia

VATIKAN (voa-islam.com) - Akhirnya, Pemimpin Tahta Suci Vatikan, Paus Benediktus, pada Sabtu (20/3/2010) menyampaikan permintaan maaf kepada anak-anak yang jadi korban pelecehan seksual (pedofilia) oleh pastor di Irlandia. Padahal pelecehan seksual terhadap anak-anak (pedofilia) oleh Pastor itu sudah terjadi sejak 36 tahun yang lalu, tepatnya tahun 1975.

Paus juga mengumumkan penyelidikan formal Vatikan terhadap Keuskupan Roma Katolik Irlandia dan seminari tempat skandal pelecehan seksual terhadap anak-anak tersebut.

Dalam beberapa pekan belakangan ini, Vatikan berusaha menahan diri menyangkut meluasnya skandal pelecehan terhadap anak-anak oleh oknum pastor di beberapa negara Eropa mencakup Irlandia, Jerman, Austria dan Belanda.
...Vatikan berusaha menahan diri menyangkut meluasnya skandal pelecehan terhadap anak-anak oleh para pastor di  Eropa mencakup Irlandia, Jerman, Austria dan Belanda...
"Kalian telah menderita secara memalukan dan saya benar-benar meminta maaf. Saya secara terbuka menyatakan sangat merasa malu dan penyesalan yang dalam yang kita semua merasakannya," kata Paus Benediktus dalam surat terbuka kepada rakyat Irlandia mengenai kasus pelecehan seksual terhadap anak-anak oleh uskup di Irlandia.

Surat itu, yang ditujukan kepada rakyat, para uskup, pastor, dan para korban pelecehan di negara yang berpenduduk mayoritas Katolik, tersebut tidak menyinggung tentang pelecehan serupa negara-negara lain, terutama negara asal Paus Benediktus, Jerman.

Pada Rabu lalu, dalam pidatonya di hadapan para peziarah dan wisatawan di Bundaran St. Peter di Vatikan, Paus Benediktus mengatakan ia berharap suratnya itu akan "membantu pertobatan, penyembuhan dan pembersihan diri."

"Sebagaimana Anda tahu, dalam beberapa bulan ini gereja di Irlandia sangat terguncang akibat krisis pelecehan seksual terhadap anak-anak. Sebagai tanda keprihatinan saya yang dalam, saya telah menulis sepucuk surat pastoral yang bakal dapat memulihkan situasi yang menyakitkan ini," katanya.

"Saya minta Anda semua untuk membaca surat itu dengan hati yang lapang dan dengan semangat keyakinan. Harapan saya adalah bahwa hal itu akan membantu proses pertobatan, penyembuhan dan pembersihan diri," ujar Paus Benediktus.

Surat kepada rakyat Irlandia, yang merupakan pertama kali dalam sejarah kepausan itu menitikberatkan pada kasus pedofilia, menyusul laporan-laporan yang menyudutkan pemerintah Irlandia menyangkut pelecehan terhadap anak oleh pendeta di Keuskupan Dublin.

Laporan Murphy, yang dipublikasikan pada November mengungkapkan bahwa gereja di Irlandia "secara jelas" mendiamkan kasus pelecehan anak di Keuskupan Dublin dari tahun 1975 hingga 2004, dan menerapkan kebijakan "jangan bertanya, jangan mengatakan."

Meskipun surat Paus Benediktus ditujukan kepada rakyat Irlandia, namun berdampak pula bagi skandal pedofilia di sejumlah negara Eropa termasuk Jerman.
Permintaan Maaf Paus Tak Bisa Mengobati Luka Korban Pelecehan Seks Pastor

Apakah surat permintaan maaf paus itu mampu memulihkan beban psikologis anak-anak korban pedofilia para Pastor Katolik? Apakah surat permintaan Paus itu sedemikian sakti, sehingga kesucian mental anak-anak yang terkoyak oleh para Pastor gila seks itu bisa disembuhkan seperti sedia kala?
Para korban pelecehan seksual oleh pastur Irlandia mengatakan bahwa surat Paus Benediktus gagal mengobati luka mereka. Meski secara tegas Paus mengaku “malu dan menyesal”.

Surat Paus, oleh para keluarga korban dan pemrotes dianggap tak menjawab permasalahan yang ada. Skandal pelecehan seksual oleh imam di Gereja Katolik Roma terhadap anak-anak itu telah mengobarkan protes di Irlandia dan negara lainnya, termasuk Jerman, Austria dan Belanda.

Sebaliknya, Pastur Katolik Irlandia menyambut surat Paus Benedict XVI. Mereka mengatakan hal itu membuka jalan bagi sebagai "musim kelahiran kembali", tetapi dalam kampanye protes mengatakan bahwa tanggapan atas skandal yang telah mengguncang Gereja di Irlandia itu masih meninggalkan banyak pertanyaan tak terjawab.

Tapi salah satu kelompok kampanye pemrotes, One in Four, mengatakan permintaan maaf untuk tindakan "keji" adalah jalan menghentikan atau membungkam mereka ketika mereka mencoba mengeluhkan perlakuan otoritas Gereja. "Kurangnya permintaan maaf dari mereka (pastur) adalah sangat menyakitkan," kata direktur eksekutif Maeve Lewis.

Dalam lima tahun terakhir, Irlandia telah diguncang tiga peradilan pelecehan seksual dan kekejaman oleh pastur dan upaya otoritas gereja untuk membungkam para korban. [taz/ant, temp]