Jumat, 05 Agustus 2011

Janji Kedatangan Muhammad dalam Bible BAG 2

"TAFSIR KITAB JESAYA"

Pengantar kepada Perjanjian Terakhir

Sebelum kita membahasnya, mari sejenak kita renungkan terlebih dahulu dua firman Allah yang terdapat didalam al-Qur'an akan pribadi Nabi Muhammad Saw al-Amin.
"Orang-orang yang telah Kami beri Kitab itu (khususnya Yahudi dan Nasrani), mengenalnya (yaitu mengenal Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Tetapi ada sebahagian diantara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui." (QS. Al-Baqarah 2:146) "Orang-orang yang telah Kami berikan kitab kepadanya (khususnya Yahudi dan Nasrani), yang merugikan diri sendiri itu, mengenalnya (Muhammad) seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri." (QS. Al-An'am 6:20)
Nah, kita semua umat Islam, memiliki kewajiban untuk menyingkapkan kebenaran yang telah disembunyikan oleh orang-orang fasik dalam kalangan Yahudi dan Nasrani untuk kita beritakan kepada seluruh dunia, agar mereka tersadar dan kembali kedalam kasih Tuhan yang sebenarnya, yaitu melalui petunjuk sang Kalky Authar, Ruh Kebenaran yang dijanjikan, Rasulullah Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw al-Amin, dilahirkan pada hari Senin 12 Rabi'ul awal tahun gajah atau bertepatan dengan tahun 570 Masehi. Terlahir dari Ibu bernama Siti Aminah Binti Wahab dan ayahnya Abdullah Bin Abdul Muthalib, keturunan Bani Ismail, putra Nabi besar Ibrahim as yang dijanjikan oleh Allah, dan sekaligus merupakan kakak dari Nabi Ishak, putra Nabi Ibrahim dari Siti Sarah yang menurunkan Nabi-nabi besar untuk umat Israel.
Pada suatu malam tanggal 17 Ramadhan, bersamaan dengan 06 Agustus 610 Masehi 203 tahun 41 dari kelahirannya atau ketika usia manusia yang mulia yang digelari orang sebagai al-Amin itu mencapai 40 tahun 6 bulan 8 hari (tahun Qamariyah/Bulan) atau berusia 39 tahun 3 bulan 8 hari (tahun Syamsiah/Matahari), turunlah Malaikat Jibril kepadanya yang sedang bertahanuts didalam Gua Hira untuk menyampaikan wahyu yang telah ditetapkan oleh Tuhan, dan menyatakan Kalimah Allah bahwa pada malam itu juga beliau diangkat menjadi Nabi dan Rasul Allah, menjadi penerus risalah para Nabi sebelumnya.
Dalam salah satu hadist yang menceritakan mengenai turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad Saw disebutkan, "Telah datang malaikat Jibril as kepada Muhammad sambil berkata, "Bacalah!", dengan terkejut dan penuh ketakutan Muhammad menjawab, "Aku tiada bisa membaca.", Ia berkata lagi, "Bacalah!", Muhammad kembali menjawab, "Aku tiada bisa membaca", lalu malaikat memegang tubuh Muhammad dan berseru kembali: "Bacalah !", Muhammad menjawab : "Apa yang akan saya baca ?", kemudian malaikat Jibril berkata:
"Bacalah dengan nama Tuhanmu yang telah menciptakan.
Dia telah menjadikan manusia dari segumpal darah ('alaq)
Bacalah ! Karena Tuhanmu Yang Maha Mulia !
Yang mengajar dengan Qalam (ilmu pengetahuan)
Mengajar manusia apa yang tiada ia ketahui."
(al-Qur'an Surah Al-Alaq 96 ayat 1-5)
Kejadian Nabi Muhammad Saw mendapatkan wahyu ini telah ternubuat dalam Kitab Yesaya pasal 29:12 :
Dan kitab itu diberikan kepada seorang yang tiada tahu membaca dengan mengatakan: "Bacalah ini," maka ia akan menjawab: "Aku tiada dapat membaca." (Yesaya 29:12)
Dalam satu riwayat yang lain, ketika Nabi Muhammad pertama kali mendapatkan wahyu dari Allah melalui perantaraan malaikat Jibril dalam pengasingannya di Gua Hira, dimana pada waktu itu beliau mengadukan hal ini pada istrinya, Khadijjah yang lantas oleh istri beliau ini mengkonfirmasikan pula kepada saudara sepupunya yang sebagai seorang penganut ajaran 'Isa al-masih, Waroqah bin Naufal. Disana diriwayatkan Waroqah bin Naufal menyatakan bahwa sesungguhnya Muhammad telah menerima Namus besar sebagaimana yang pernah diterima oleh Musa, dan dia merupakan seorang Nabi Allah.
Kata "Namus besar" (an-namus'l-akbar) oleh beberapa penulis dijaman-jaman berikutnya diberi anotasi, bahwa kata namus berartikan Jibril. Sementara salah seorang orientalis bernama Montagomey Watt memberikan catatan bahwa kata namus ini diambil dari bahasa Yunani yaitu "noms" yang berarti undang-undang atau kitab suci yang diwahyukan.
Waroqah bin Naufal sendiri mengimani akan kenabian Muhammad meski tidak dalam waktu yang lama karena beliau wafat sebelum Muhammad memulai seruannya kepada manusia sehingga mendapatkan tantangan, pengusiran, penyiksaan hingga upaya pembunuhan. (Dikutip dari buku "Sejarah Hidup Muhammad" oleh Muhammad Husain Haekal)
Dipasalnya yang lain, yaitu pasal 42, Jesaya menubuatkan kedatangan laki-laki suci pilihan Tuhan ini sebagai berikut:
"Lihatlah, hamba-Ku yang Kupapah, pilihan-Ku, yang kepadanya Aku berkenan. Aku telah menaruh Roh-Ku ke atasnya, supaya ia menyatakan hukum kepada orang-orang kafir. Ia tidak akan berteriak atau menyaringkan suara atau memperdengarkan suaranya di jalan. Buluh yang patah terkulai tidak akan diputuskannya, dan sumbu yang pudar nyalanya tidak akan dipadamkannya, ia pun akan menyatakan hukum dengan kebenaran. Ia sendiri tiada akan gagal dan tidak akan patah semangat, sampai sudah tetapkannya hukum diatas bumi; segala pulau pun akan mengharapkan pengajarannya." (ayat 1 s.d. 3 dari Jesaya 42)
Tafsirnya :
Bahwa Allah menyeru Muhammad selaku seorang hamba pilihan sebagaimana juga dalam Surah al-Israa' (17) ayat 1 Allah menyeru Nabi Muhammad Saw dengan sebutan hamba dan al-Qur'an surah .al-Baqarah (2) ayat 143 sebagai pilihan-Nya dimana Allah berkenan kepadanya dalam pengertian memutuskan untuk memilihnya selaku Rasul yang menyeru kebenaran terhadap orang-orang kafir.
"Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan".
(QS. al-Ahqaaf 46:9) "Muhammad itu tidak lain hanyalah seorang Rasul, sungguh telah berlalu sebelumnya para Rasul."
(QS. Ali Imran 3:144)
Allah telah memilih Muhammad dan membimbingnya kejalan kebenaran yang diinginkan oleh-Nya, menjauhinya dari segala bentuk peribadatan jahiliyah, sejak kecil beliau telah disebut oleh masyarakatnya sebagai al-Amin (orang yang terpercaya, orang yang jujur, orang yang benar - dalam Bible disebut juga sebagai Ruh Kebenaran). Allah telah mengabulkan permintaan Nabi Ibrahim pada kitab Kejadian 17:18 agar Ismail sajalah yang hidup dihadapan-Nya. Dengan benih dari Ismail ini Allah akan membersihkan nama-Nya, membesarkan agama-Nya, melimpahkan karunia dan nikmat-Nya serta seluruh kerajaan-Nya sebagaimana yang termaktub dalam Matius 21:43 dan Ulangan 32:21.
Sementara Jesus menurut anggapan orang Nasrani adalah anak Allah bahkan Allah itu sendiri, dan mereka akan gusar apabila kita katakan bahwa Jesus hanyalah seorang hamba sebagaimana hamba-hamba Allah yang lainnya.
Adapun Allah memberikan roh-Nya kepada sang hamba pilihan pada ayat diatas adalah sama halnya seperti yang diberikan-Nya kepada seluruh makhluk ciptaan-Nya sebagaimana terdapat didalam ayat ke-5 dari pasal yang sama serta yang terdapat pada Kitab Yoel 2:28 :

"Maka kemudian daripada itu akan jadi, bahwa Aku mencurahkan roh-Ku kepada segala manusia." (Yoel 2:28)
Dan seruan sang hamba pilihan terhadap orang-orang kafir adalah menyeluruh tanpa dibatasi oleh tempat dan daerah, sesuai dengan misi kenabian Muhammad Saw selaku Nabi yang universal. Nabi Muhammad Saw tidak pernah berteriak didalam berdoa kepada Allah dan juga tidak pernah menyaringkan suaranya didalam memberikan pengajaran kepada umatnya, bahkan beliau melarang tegas perbuatan semacam itu sebab hanya akan mengganggu/mengusik orang lain yang mungkin sedang membutuhkan ketenangan atau konsentrasi terhadap sesuatu hal lainnya, dan ini bersesuaian dengan ayat ke-2.
"Serulah Tuhanmu dengan berendah diri dan dengan suara yang lembut. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang melampaui batas." (QS. 7:55) "Dan sebutlah Tuhanmu dalam hatimu dengan merendahkan diri dan takut. Dan janganlah mengeraskan suara pada waktu pagi dan petang." (QS. 7:205)
"Dan sederhanalah kamu didalam berjalan serta rendahkanlah suaramu. Seburuk-buruknya suara adalah suara keledai." (QS. 31:19)
Dan beberapa ayat-ayat lainnya yang memiliki arti serupa sebagaimana misalnya termaktub dalam al-Qur'an surah 49/2, 49/3 dan sebagainya. Dalam nubuatan ini, sama sekali Jesus bukanlah tokoh yang tepat untuk disertakan sebab dalam banyak pasal dan ayat Bible menceritakan betapa Jesus berulangkali menyaringkan suaranya, baik ketika beliau berseru kepada Allah maupun juga didalam pengajarannya kepada manusia.

Yohanes 7:28 :
"Maka berserulah Jesus dengan suara nyaring didalam Bait Allah ketika ia mengajar ..." Matius 27:46
"Kira-kira jam tiga berserulah Jesus dengan suara nyaring..."
Matius 27:50
"Jesus berseru pula dengan suara nyaring..."
Serta banyak lagi ayat-ayat lainnya yang menggambarkan bahwa Jesus sudah menyaringkan suaranya dan bahkan berteriak kepada Allah dan manusia didalam berdoa dan berfatwa, bahkan beliau juga tidak melarang orang yang melakukannya bersama dia sebagaimana didapati dalam riwayat Lukas 19:37 :
"Ketika Ia dekat Yerusalem, di tempat jalan menurun dari Bukit Zaitun, mulailah semua murid yang mengiringinya bergembira dan memuji Allah dengan suara nyaring..."
Ayat diatas selain bertentangan dengan kitab Jesaya pasal 42 ayat 2, juga bertentangan dengan ayat al-Qur'an surah al-Hujuraat dibawah ini :
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu meninggikan suaramu lebih dari suara Nabi, dan janganlah kamu berkata padanya dengan suara keras ...." (QS. al-Hujuraat 49:2) "Sesungguhnya orang-orang yang merendahkan suaranya di sisi Rasulullah mereka itulah orang-orang yang telah diuji hati mereka oleh Allah untuk bertaqwa." (QS. al-Hujuraat 49:3)
Lalu sebagaimana nubuatan Jesaya diatas, perjuangan sang hamba pilihan didalam menyampaikan risalah Allah kepada manusia tidak akan digagalkan dan patah semangatnya sampai kebenaran Allah tertegakkan diatas bumi ini. Jelas merefer pada diri Nabi Muhammad Saw, beliau telah berhasil dengan sukses menyampaikan misi kenabiannya kepada manusia, menegakkan suatu ummat yang adil, beradab serta berTuhan hingga beliau wafat dengan tenangnya pada hari Senin, 12 Rabi'ul awal tahun ke-11 Hijriah.
Nama besarnya tetap abadi sampai sekarang, bahkan musuh-musuhnya pun telah menyanjungnya, mengaguminya sebagai orang yang paling sukses dalam sejarah para Nabi.
"Jika kita mengukur kebesaran dengan pengaruh, dia seorang raksasa sejarah. Dia berjuang meningkatkan tahap rohaniah dan moral suatu bangsa yang tenggelam dalam kebiadaban karena panas dan kegersangan gurun. Dia berhasil lebih sempurna dari pembaharu manapun; belum pernah ada orang yang begitu berhasil mewujudkan mimpi-mimpinya seperti dia," tulis Will Durant dalam the Story of Civilization terhadap diri Nabi Muhammad Saw.
"Dia datang seperti sepercik sinar dari langit, jatuh kepadang pasir yang tandus, kemudian meledakkan butir-butir debu menjadi mesiu yang membakar angkasa sejak Delhi sampai ke Granada." Tambah Thomas Carlyle dalam On Heroes and Hero Worship.
Dengan sejumlah informasi yang mereka miliki, Durant dan Carlyle berusaha melukiskan kebesaran Rasulullah Saw. Mereka tidak pernah berjumpa dengan Nabi yang mulia. Mereka tidak pernah melihat wajah atau mendengar suaranya. Mereka bahkan tidak beriman kepada apa yang dibawa oleh Nabi Saw. Mereka hanya menyaksikan lewat lembaran-lembaran sejarah yang mereka teliti.
Muhammad Saw, sebagaimana Nabi-nabi Allah yang lain, datang bukan hanya sekedar mengajarkan shalat dan doa. Dia adalah tokoh revolusioner yang memimpin kelompok tertindas melawan kezaliman sistem yang berlaku. Dia tampil membimbing kaum Mustadh'afin untuk mengubah nasibnya dan menentang kaum Mustakbirin supaya menghentikan keserakahannya. Karena itu, dia didukung rakyat kecil dan dibenci kebanyakan penguasa.
Pengakuan terhadap kebesaran dan kesuksesan Nabi Muhammad Saw ini bukan saja timbul Dikalangan para orientalis, bahkan secara jujur, Prof. K.S. Rama Krishna Rao, seorang Kepala jurusan Filsafat pada Akademi Kesenian Maharani, Mysore-India yang beragama Hindhu, didalam bukunya Muhammed The Prophet of Islam telah menyatakan kekagumannya. (http://www.usc.edu/dept/MSA/fundamentals/prophet/lifeofprophet.html)
Michael H. Hart pengarang buku "Seratus Tokoh yang paling berpengaruh dalam sejarah" yang menganut paham Nasrani Trinitas-pun mengakui kesuksesan Rasulullah Saw dan menempatkannya dalam daftar urutan pertama tokoh-tokohnya, bahkan melebihi tokoh pujaannya sendiri, Jesus.
Jelas Michael H. Hart bukanlah seorang yang bodoh yang begitu saja menentukan pilihannya ini. Beliau memiliki gelar DR dalam empat cabang ilmu, yaitu bidang Matematika (Cornell University 1952), bidang Hukum (New York University 1958), bidang Kimia (Edelvi University 1968) dan bidang Angkasa Luar (Princeton University 1972).
Namun apa komentarnya dalam uraian pertama bukunya tersebut ?
"Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar seratus tokoh yang berpengaruh didunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tetapi saya berpegang kepada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad, satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa, baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi."

"Sesungguhnya telah ada pada Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu."(QS. al-Ahzaab 33:21)
Sejarah juga membuktikan, Jesus memang tidak sukses didalam menyampaikan syiar Allah kepada umatnya, Bani Israil. Bahkan secara mengenaskan didalam Bible digambarkan perjuangan Jesus justru harus tergagalkan diatas kayu salib setelah sekian lama beliau dikejar-kejar dan hendak dibunuh oleh musuh-musuhnya. Jadi sekali lagi jelas bahwa nubuat ini tidak tertuju kepada Jesus namun lebih tepat terhadap diri Nabi Muhammad Saw.

"Beginilah firman Allah, TUHAN, yang menciptakan langit dan membentangkannya, yang menghamparkan bumi dengan segala yang tumbuh di atasnya, yang memberikan nafas kepada umat manusia yang mendudukinya dan nyawa kepada mereka yang hidup di atasnya". (Ayat 5) "Aku inilah TUHAN yang telah memanggil engkau dengan kebenaran, telah memegang tanganmu; Aku memeliharakan engkau dan mengaruniakan engkau perjanjian kepada umat itu sebagai cahaya bagi orang-orang kafir. Untuk membuka mata orang yang buta, untuk mengeluarkan orang yang terbelenggu dalam penjara dan orang yang duduk dalam gelap-pun engkau keluarkan dari kurungan." (Ayat 6 s.d 7)
Bahwa Allah telah memanggil Nabi Muhammad Saw dengan kebenaran, yaitu Allah telah mengirimkan wahyu kepadanya untuk menyatakan segala yang haq dan membatalkan hal yang bathil.
"Aku inilah Allah, itulah nama-Ku; Aku tidak akan memberikan kemuliaan-Ku kepada yang lain atau pujian-Ku kepada berhala. Nubuat-nubuat yang dahulu sekarang sudah menjadi kenyataan, hal-hal yang baru hendak Kuberitahukan. Sebelum hal-hal itu muncul, Aku mengabarkannya kepadamu." (Ayat 8 s.d 9)
Bahwa Nabi Muhammad Saw menyerukan orang agar tidak menyembah kepada Tuhan-tuhan yang lain selain daripada Allah yang berdiri dengan sendiri, tidak beranak dan tidak diperanakkan dalam arti apapun serta tiada yang dapat menandingi-Nya.
"Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN dan pujilah Dia dari ujung bumi! Baiklah laut bergemuruh serta segala isinya dan pulau-pulau dengan segala penduduknya. Hendaklah padang gurun dan segala negrinya menyaringkan suaranya, demikian pula seluruh desa yang didiami orang-orang Kedar" (ayat 10 s.d 11)
Disini disebutkan lagi nama Kedar, yaitu nenek moyang dari Nabi Muhammad Saw yang terlahir sebagai putra kedua Nabi Ibrahim as (lihat artikel : Tafsir Kitab Kejadian). Dan sekali lagi ini tidak dapat diterapkan terhadap diri Jesus atau Nabi-nabi yang lainnya dari Bani Israil. Bahwa Allah melalui Nabi Muhammad Saw akan menyatukan seluruh Tanah Arabia, menyatukan seluruh keturunan Kedar, mempersatukan seluruh generasi Ibrahim as, bersama dengan seluruh umat manusia dari seantero dunia dalam rangkaian ibadah Haji dirumah Allah, Ka'bah, Mekkah al-Mukarromah sebagaimana terdapat dalam nubuat Jesaya pasal 60 ayat ke-7:
"Segala domba Kedar dikumpulkan kepadamu, segala domba jantan Nebayot dihantar akan gunamu, sekalian itu naik keatas mezbah-Ku, dipersembahkan dengan keridhoan hati, maka rumah-Ku yang mulia itu (Ka'bah) akan Ku permuliakan pula."
Penafsiran Ka'bah sebagai rumah Allah yang terdapat dalam Jesaya 60:7 diatas kita sandarkan sendiri terhadap ayat Bible ke-11 dalam pasal yang sama :
"Maka segala pintu gerbangmu pun akan terbuka selalu, baik siang malam tiada ia itu ditutup, supaya dibawa masuk kepadamu akan tentara orang-orang kafir dan segala rajanya pun diantar."
Ayat ke-11 ini kita tafsirkan sesuai kenyataan yang berlaku dihadapan kita, bahwa kota Mekkah al-Mukarromah dimana Ka'bah sebagai Rumah Allah senantiasa terbuka untuk orang-orang yang ingin melakukan ibadah kepada Allah, untuk orang-orang yang sadar dari segala kekafirannya, baik tua, muda, besar, kecil, rakyat hingga raja tanpa membedakan ras, suku, golongan maupun pangkat kedudukan duniawiah mereka. Seluruhnya bercampur menjadi satu umat dihadapan Allah, sebab Allah tidak akan menilai semuanya itu kecuali taqwa mereka kepada-Nya.

"Wahai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa-bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia di antara kamu di sisi Allah ialah orang yang paling bertaqwa di antara kamu."
(QS. al-Hujuraat 49:13)
"Dan ketika Kami menjadikan rumah itu (yaitu Ka'bah) tempat berkumpul bagi manusia ..."
(QS. Al-Baqarah 2:125)

"Allah telah menjadikan Ka'bah, rumah suci itu sebagai pusat (peribadatan dan urusan dunia) bagi manusia..."
(QS. Al-Ma'idah 5:97)
"Dan berserulah kepada manusia untuk mengerjakan haji, niscaya mereka akan datang kepadamu dengan berjalan kaki, dan berkendaraan yang datang dari segenap penjuru yang jauh."
(QS. 22:27)
Kemudian pada awal pasal Jesaya 42:10 disebutkan "Nyanyikanlah nyanyian baru bagi TUHAN..." Suatu lagu baru adalah merupakan senandung doa pujian kepada Allah dalam bentuknya yang lain. Dalam hal ini "bentuk yang lain" yang dimaksudkan merefer pada kitab Jesaya pasal 28: 11 serta kitab Zefania pasal 3:9
"Maka sebab itu Dia pun akan berfirman kepada bangsa ini dengan logat yang asing dan dengan bahasa yang lain." (Jesaya 28:11) "Tetapi pada masa itu Aku akan mengaruniakan kepada semua bangsa lidah yang suci; supaya mereka itu sekalian menyebut nama Tuhan. Melayani-Nya dalam satu persamaan." (Zefania 3:9)
Dengan demikian, "Nyanyian baru bagi Tuhan" yang dimaksud oleh Jesaya 42:10 ini adalah doa dan pujian yang berasal dengan logat dan bahasa yang lain daripada sebelumnya yaitu diluar dari bahasa Arami maupun Ibrani yaitu bahasa Arab, pada saat umat Islam diseluruh dunia berseru kepada Tuhan, pada saat sholat, berhaji dan pada saat mereka saling mengucapkan salam sebagai satu bahasa kesatuan dan persatuan hidup dan kehidupan beragama sebagaimana isi ayat terakhir dari Zefania pasal 3:9 "... melayani-Nya dalam satu persamaan."
"Hendaklah semua orang yang duduk dibukit batu itu bernyanyi, biarkanlah mereka berseru-seru dari puncak bukit. Biarkanlah mereka memberikan pujian kepada TUHAN, dan memberitakan pujian yang kepada-Nya di pulau-pulau. TUHAN keluar berperang seperti pahlawan, seperti orang perang Ia membangkitkan semangat-Nya untuk bertempur; Ia bertempik sorak, ya, Ia memekik, terhadap musuh-musuh-Nya Ia membuktikan kepahlawanan-Nya." (Ayat 12 s.d. 13)
Dari bukit Arafah dekat kota Mekkah, para Jemaah Haji dari seluruh pulau didunia ini setiap tahunnya datang berkumpul bersama dan berseru:
Labbaykallahumma Labbayk
Labbayka laa syariikalaka labbayk
Innal hamda wan ni'mata laka walmulk
La syariikalaka Yang artinya :
Aku sambut panggilanmu, Ya Allah; Aku sambut panggilan-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu;
Aku sambut panggilan-Mu; Sesungguhnya segala puji dan kenikmatan serta segenap kekuatan adalah milik-Mu, Tiada sekutu bagi-Mu."
Allah telah menunjukkan kekuasaan-Nya, mengalahkan semua dakwah keberhalaan manusia, memenangkan risalah para Nabi-Nya dari seluruh kejahatan, membuktikan kebesaran-Nya dihadapan para musuh-Nya.
"Karena sesungguhnya kegelapan menudungi bumi dan dalam kelam kabut menudungi segala bangsa, sementara Tuhan telah terbit atas kamu dan kemuliaan-Nya pun bersinar kepadamu. Maka segala orang kafir pun akan datang kepada terangmu dan segala raja-raja pun kepada cahaya yang sudah terbit bagi kamu" (Jesaya 60:2-3)
Begitulah Tafsir dari satu nubuat yang sangat jelas sekali dalam Kitab Jesaya akan kehadiran Rasulullah Muhammad Saw. Dan Sebagai akhir dari pemaparan Tafsir Kitab Jesaya ini, perkenankan pula saya mengambil persamaan akan satu ayat dalam Kitab Jesaya dengan satu ayat dari al-Qur'an : "Bangunlah engkau, nyatakanlah cahayamu, karena terangmu ada datang dan kemuliaan Tuhan terbitlah atas kamu."
(Jesaya 60:1) "Wahai orang yang berselimut, bangunlah, lalu berilah peringatan, dan Tuhanmu, agungkanlah."
(QS. al-Mudattsir 74:1-3)
"Kebenaran itu adalah dari Tuhan-mu, sebab itu jangan sekali-kali kamu termasuk orang-orang yang ragu."
(QS. Al-Baqarah 2:147)


"TAFSIR KITAB JOHANES"

Pengantar kepada Perjanjian Terakhir

Beberapa waktu yang lalu kita sudah membahas Tafsir Kitab Kejadian, Tafsir Kitab Ulangan dan Tafsir Kitab Yesaya yang telah menubuatkan kedatangan Nabi Muhammad Saw. Dan sekarang, sampailah kita pada Tafsir Kitab Yohanes, baik itu dari pemenuhan ramalan 'Isa al-masih yang diriwayatkan dalam Injil-nya, maupun juga dalam pemenuhan nubuat yang disebutkan sebagai wahyu kepadanya. Pada Tafsir Kitab Yohanes ini, saya akan mencoba memakai gaya penjabaran atau pendekatan penafsiran dengan menggunakan bahasa Islami didalam memaparkan ayat-ayat yang terdapat dalam Bible.
"Dan tatkala 'Isa putra Maryam berkata: hai Bani Israil, sesungguhnya aku adalah Rasul Allah kepada kamu, membenarkan Taurat yang turun sebelumku dan memberikan kabar gembira mengenai seorang Rasul sesudahku yang namanya Ahmad." (QS. ash-Shaff 61:6)
Kita semua tahu, pengutusan 'Isa al-Masih terhadap umat Bani Israil adalah sebagai pelanjut risalah Taurat yang telah diturunkan melalui Nabi Musa as lebih kurang 1300 tahun sebelumnya. Dalam satu kalimat lain yang panjang telah diriwayatkan oleh Matius dalam Injil karangannya pada pasal ke-5 ayat 17 hingga 18 bahwa 'Isa pernah bersabda :

"Janganlah engkau menganggap bahwa aku datang untuk menghapus hukum Musa dan ajaran para Nabi. Aku datang bukan untuk menghapuskannya melainkan untuk menggenapkannya. Karena aku berkata kepadamu, selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu noktahpun tidak akan dihapuskan dari hukum Taurat sebelum semuanya terjadi."
(Matius 5:17-18)
Apakah yang dimaksud oleh putra Maryam ini bahwa kedatangannya untuk menggenapkan ?
Menggenapi berarti menutupi sesuatu sehingga tidak menjadi ganjil atau bisa juga kita artikan sebagai menyelesaikan sesuatu. Jika 'Isa bersabda bahwa beliau hadir untuk menggenapi hukum Musa maka disini berarti bahwa 'Isa datang untuk menyelesaikan hukum Musa, menyelesaikan dalam makna menutupi, menuntaskan namun tidak dalam makna meniadakan atau menghapuskan.
Bahwa 'Isa telah hadir ketengah-tengah umatnya, Bani Israil tidak dengan membawa hukum-hukum baru, beliau mengikuti syariat Nabi sebelumnya sebagaimana juga Daud, Sulaiman dan para Nabi setelah Musa yang lain, mereka berkiblat terhadap syariat Taurat.
'Isa dengan wahyu yang beliau terima dari Allah yang disebut sebagai Injil berfungsi sebagai penggenapan hukum-hukum Taurat terhadap Bani Israil, sebab setelah masa kenabiannya ini, tiada akan ada lagi Nabi lain yang diutuskan bagi umat Israil yang berasal dari benih Ya'kub, kerajaan Allah selanjutnya akan diangkat dari mereka oleh sebab keingkaran yang senantiasa mereka perlihatkan.
Untuk hal ini Nabi 'Isa al-Masih telah bersabda dalam salah satu hadistnya yang diriwayatkan oleh Matius pada pasal 21:43 :
"Aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil darimu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu."
(Matius 21:43)
Hadist ini memiliki kaitan yang erat dengan apa yang telah disabdakan oleh Nabi Musa as sebelumnya kepada umat Bani Israil yang tercatat dalam Kitab Hadist Ulangan pasal 9:12 dan pasal 31:27-28 :
"Bahkan kamu menentang Tuhan sejak aku mengenal kamu."
(Ulangan 9:12) "Sebab aku mengenal kedegilan dan tegar tengkukmu. Sedang sekarang, selagi aku hidup bersama-sama dengan kamu, kamu sudah menunjukkan kedegilanmu terhadap Tuhan, terlebih lagi nanti sesudah aku wafat."
(Ulangan 31:27-28)
Dalam salah satu Hadist qudsi yang tercatat pada Kitab Ulangan pasal 32:21, Allah berfirman :
"Mereka membangkitkan cemburu-Ku dengan yang bukan Tuhan, mereka menimbulkan murka-Ku dengan berhala mereka. Sebab itu Aku akan membangkitkan cemburu mereka dengan yang bukan kaumnya dan akan menerbitkan amarahnya dengan satu kaum yang hina." (Ulangan 32:21)
Perjalanan hidup Nabi 'Isa putra Maryam didalam menyampaikan risalah Allah kepada Bani Israil telah mendapatkan tantangan yang hebat dari beberapa pihak, beliau selalu dikejar dan diburu oleh para musuhnya yang telah menganggap kehadiran 'Isa sebagai ancaman bagi kekuasaan dan kehendak mereka. Yang lebih menyakitkan lagi bagi diri putra Maryam ini, saudara-saudaranya pun tidak memiliki kepercayaan terhadap dirinya sebagaimana yang diriwayatkan oleh Yohanes pada pasal 7:5
"Saudara-saudaranya sendiripun tidak mempercayainya."
(Yohanes 7:5)
Bahkan dalam riwayat Markus pasal 3:21 dinyatakan juga, para keluarga-nya sendiri sudah menganggapnya gila.
"Waktu kaum keluarganya mendengar hal tersebut, mereka datang hendak mengambil dia, sebab kata mereka, dia itu tidak waras lagi."
(Markus 7:5)
Kepedihan yang ditanggung 'Isa al-Masih ditambah pula dengan kekecewaannya terhadap para sahabat utamanya yang berjumlah dua belas orang (dalam teologi Nasrani disebut sebagai murid pilihan). Karena mereka semua sama sekali tidak ada satupun yang benar-benar mempercayainya, hingga bahkan pada saat-saat terakhir penangkapan 'Isa al-Masih mereka semua melarikan diri, menyelamatkan dirinya masing-masing dengan meninggalkan putra Maryam seorang diri menghadapi marabahaya.
"'Isa berkata kepada mereka, Mengapa kamu takut, kamu yang kurang percaya ?"
(Matius 8:26) "...dan 'Isa berkata kepada Petrus: wahai orang yang kurang percaya ..."
(Matius 14:31)
"...'Isa berkata kepada para muridnya: Kamu yang kurang percaya, mengapa kamu memperbincangkannya ?"
(Matius 16:8)
"Lalu kata 'Isa kepada mereka, dimanakah kepercayaanmu ?"
(Lukas 8:25)
"Lalu semua murid itu meninggalkan dia dan melarikan diri."
(Matius 26:56)
Bisa kita rasakan betapa kecewanya 'Isa al-Masih, dan sebagai satu ungkapan rasa kecewanya ini, 'Isa bersabda dalam hadist yang diriwayatkan oleh Yohanes dalam pasal 16:32 :
"Lihat, saatnya datang, bahkan sudah datang, bahwa kamu dicerai-beraikan masing-masing ke tempatnya sendiri dan kamu meninggalkan aku seorang diri. Namun aku tidak seorang diri, sebab Allah menyertaiku."
(Yohanes 16:32)
Dan ungkapan rasa kecewanya ini diadukannya kepada Allah yang telah mengutus dirinya sebagai Nabi ketengah-tengah Bani Israil yang senantiasa ingkar dan keterlaluan, tampaknya disini 'Isa al-Masih merasa putus asa untuk memberikan pengajaran kepada umatnya dan mengharapkan Allah memberikan seorang "pembimbing" yang lain kepada mereka karena ia sudah tidak sanggup lagi menghadapi umatnya yang bandel itu. Diriwayatkan oleh Yohanes dalam pasal 14:16 s.d 14:17
And I will ask the Father, and he shall give you another Paraclete, that he may abide with you for ever. The spirit of truth, whom the world cannot receive, because it seeth him not, nor knoweth him: but you shall know him; because he shall abide with you, and shall be in you." (John 14:16-17 from Douay) "Dan aku akan memohon kepada Allah, dan Dia akan memberikan kepadamu seorang "Paraclete" yang lain, yang akan dapat menyertai kamu selamanya, "The Spirit of Truth", yang tidak akan diterima oleh dunia sebab dunia tidak melihat dan tidak mengetahuinya tapi kamu mengenalnya. Karena dia akan menyertai dan bersama kamu."
(Yohanes 14:16-17)
Pada pasalnya yang ke 16:7 hingga 16:9, Yohanes meriwayatkan sabda 'Isa selanjutnya :
"Tetapi aku mengatakan ini yang benar kepadamu, bahwa berfaedahlah bagi kamu jikalau aku ini pergi, karena jikalau aku tidak pergi, tiadalah "Paraclete" itu akan datang kepadamu; tetapi jika aku pergi, aku akan memintakannya untukmu. Dan bilamana dia sudah datang, dia akan menerangkan kepada isi dunia ini mengenai dosa dan keadilan serta hukuman dari dosa, sebab mereka tidak mempercayaiku."
(Yohanes 16:7-9)
Dalam pasal 16:12 s.d. 16:15 ditambahkan :
"I have many more things to say to you, but you cannot bear them now. But when He, the Spirit of truth, comes, He will guide you into all the truth; for He will not speak on His own initiative, but whatever He hears, He will speak; and He will disclose to you what is to come. He shall glorify Me; for He shall take of Mine, and shall disclose it to you. All things that the Father has are Mine; therefore I said, that He takes of Mine, and will disclose it to you."
(John 16:12-15 from New American Standard Bible (NASB))
"Sebenarnya, masih banyak perkara yang hendak kukatakan kepadamu, namun kamu tidak bisa menerimanya sekarang. Tetapi apabila dia, "The Spirit of Truth" telah datang, dia akan mengajarkanmu seluruh hal tentang kebenaran, sebab dia tidak akan berkata-kata menurut kehendaknya sendiri, tetapi apasaja yang akan dia dengar itulah yang akan dikatakannya. Dia akan mengabarkan kepadamu semua perkara yang akan datang."
"Maka ia akan memuliakan aku, karena ia akan mengambil daripada hakku, lalu mengabarkannya kepadamu, segala sesuatu yang hak Allah itu juga hakku, oleh sebab itu aku berkata, bahwa diambilnya daripada hakku, lalu dikabarkannya kepadamu."(Yohanes 16:12-15)
Pada pasal 14:26 juga diriwayatkan :
"Tetapi sang "Paraclete", "The Holy Spirit" yang akan diutus Allah karenaku, dia akan mengajarkan kepadamu seluruh perkara dan akan mengingatkan kepadamu apa yang telah kusabdakan padamu."
(Yohanes 14:26)
Dan juga pasal 15:25 s.d. 15:26
"But they have done this in order that the word may be fulfilled that is written in their Law, 'They hated Me without a cause.' When the Helper comes, whom I will send to you from the Father, that is the Spirit of truth, who proceeds from the Father, He will bear witness of Me." (John 15:25-26 from New American Standard Bible (NASB)) "But that the word may be fulfilled which is written in their law: They hated me without cause. But when the Paraclete cometh, whom I will send you from the Father, the Spirit of truth, who proceedeth from the Father, he shall give testimony of me." (John 14:16-17 from Douay)
"Tetapi telah terpenuhilah nubuat yang tertulis dalam hukum Taurat mereka, mereka membenciku tanpa sebab. Namun ketika sang "Paraclete" yang kupintakan kepada Allah, "The Spirit of Truth", yang akan diberikan oleh Allah telah datang, dia akan memberikan kesaksian tentang aku."
(Yohanes 15:25-26)
Begitulah akhirnya, setelah tantangan demi tantangan dihadapi oleh 'Isa putra Maryam dengan penuh ketabahan dalam menyebarkan risalah Allah, umat Bani Israil tetap tidak mempercayainya. Dan Allah telah memerintahkan kepada 'Isa al-Masih agar segera menyingkir dari tengah-tengah kaumnya dengan terlebih dahulu memberikan satu nubuat, memberikan satu kabar gembira, yaitu akan hadirnya seorang "Paraclete" lain setelah kepergiannya sebagaimana permintaan dari 'Isa al-Masih sendiri.
Kata "Paraclete" sebagaimana yang anda baca diatas saya ambil dari "Bible Douay", yaitu kitab Bible tertua milik orang-orang Katholik Roma (dikenal juga sebagai RCV = Roman Catholic Version) yang diterbitkan di Rheims pada tahun 1582 dari terjemahan Injil berbahasa Latin Jerome dan direproduksi di Douay tahun 1609, untuk meyakinkan anda semuanya, maka anda bisa membaca kata ini pada alamat yang saya berikan berikut : http://www.cybercomm.net/~dcon/NT/john.html
(catatan : Bible "Douay" ini tidak diakui oleh kaum Protestan serta "cults" atau sekte-sekte Nasrani "Bid'ah" lainnya, sebab didalam kitab ini terdapat 7 kitab yang kebenarannya diragukan. Dan mengenai 7 kitab ini bisa anda link pada web site "Noncanonical Homepage" atau juga yang alamat ini http://www.tparents.org/Lib-Bib-Rsv.htm
Sedangkan menurut apa yang tertulis dalam web site bertitle-kan "Adakah Muhammad diramalkan di dalam Injil?" yang merupakan terjemahan dari web site Answering-Islam , "IS THERE A PREDICTION OF MUHAMMAD IN THE INJIL?" telah diterangkan :
"Nashkhah-nashkhah Yunani Mengesahkah 'Parakletos'.
Kalaulah ada apa-apa yang dicurigai bagaimana perkataan ini ditulis, adalah mudah sekali bagi merujuk kepada nashkhah-nashkhah yang sedia ada.
Sesiapa pun boleh memeriksa dokumen-dokumen dan nashkhah-nashkhah (termasuk kedua-dua yang paling tua, 'Codex Siniaticus' dan 'Codex Alexandrinus' yang terdapat di British Museum di London). Terdapat lebih daripada 70 buah nashkhah-nashkhah Yunani bagi Kitab Injil yang bertarikh sebelum kedatangannya Muhammad."
Dan dalam alamat http://www.ridgecrest.ca.us/~immanuel/grow/jwclass/LESSON7.html didapati pengertian dari kata "Paracletos" yaitu sebagai "Helper, Comforter (Greek - parakletos - an intercessor, consoler - advocate, comforter)". Jadi kesimpulannya, yang dimaksudkan dengan Paraclete atau Paracletos adalah seorang Pembela perkara, pengacara, penasehat, penolong serta penghibur. Dalam kitab hadistnya yang bernama Injil, Yohanes, salah seorang Nasrani telah meriwayatkan nubuatan 'Isa al-Masih akan kedatangan seorang "Paraclete" yang lain, kedatangan seorang penolong yang lain atau seorang pembela yang akan datang setelah kepergian dirinya dari tengah-tengah umat Bani Israil.
Sang Paraclete yang lain ini menurut 'Isa al-Masih adalah "The Holy Spirit" dan ini tercantum dalam Yohanes 14:26. Sebelum kita membahas lebih lanjut, ada sedikit catatan yang akan saya tuliskan disini.
Bahwa para Ahli Kitab telah sering membuat kesalahan dalam penterjemahan kalimat Yohanes 14:26 ini, dalam kebanyakan terjemahan Bible, kata "Pneuma" yaitu kata Yunani untuk "Spirit" telah diartikan sebagai "Ghost", sehingga terjemahannya bukan sebagai "The Holy Spirit" (Jiwa atau Roh yang suci), melainkan "The Holy Ghost" (Hantu atau Bayangan Suci).
Anda bisa membuktikan langsung pada Bible yang anda miliki, umpamanya saya refer pada Software Bible Plus (King James Version) yang bisa anda download pada alamat ftp://zdftp.zdnet.com/pub/private/sWlIB/home_hobby/religion/wbib.zip telah mempergunakan kata "Holy Ghost", begitu juga dengan Bible "Douay" alias Roman Catholic Version yang bisa anda baca dialamat http://www.cybercomm.net/~dcon/NT/john.html telah tertulis sebagai "Holy Ghost".
Namun apabila anda memiliki Bible Revised Standard Version, yaitu Bible revisi terbaru, maka anda akan menemukan kalimat tersebut diterjemahkan sebagai "Holy Spirit", atau bila anda tidak ingin membuka-buka kitab Bible anda secara manual anda bisa melakukan rujukan pada <="" a=""> dengan alamat http://www.eliyah.com/Scripture/, disana anda juga akan menemukan kembali terjemahan "The Holy Spirit" sebagaimana terjemahan RSV diatas.
Dalam hal ini, The Revised Standard Version serta The Restored Name King James Version of the Scriptures sudah menterjemahkan secara tepat makna dari kata Yunani Pneuma yang terdapat dalam naskah Bible (manuskrip).
Dan karena itu kita mengatakan dengan simple bahwa makna Paraclete yang disebutkan oleh 'Isa putra Maryam sebagai The Holy Spirit adalah Nabi yang suci.
Kenapa begitu ?
Anda buka kitab 1 Yohanes 4:1 menyebutkan :
"Saudara-saudara sekalian, janganlah percaya kepada setiap "Spirit", tetapi ujilah "The Spirits" tersebut apakah mereka berasal dari Allah. Sebab banyak "The False Prophets" yang telah muncul dan pergi keseluruh dunia."
(1 Johanes 4:1)
Kita lihat disana bahwa kata Spirit yang dipergunakan disini sama dengan Prophet, atau kata "Jiwa/Roh" = "Nabi". Dalam Bible C.I.Scofield's Authorized King James Version" ketika sampai pada kata 'Spirit atau Roh' yang pertama pada ayat 1 Yohanes 4:1 tersebut, diarahkan agar para pembacanya membandingkan dengan yang tertera dalam Matius 7:15.
"Waspadalah terhadap "false prophets" yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas." (Matius 7:15)
Dengan perbandingan ini kita semakin mengetahui bahwa "Nabi yang salah adalah Roh yang salah", jadi kalimat Spirit" = "Prophet" didalam Tafsir Yohanes dan Matius. Dan Yohanes terus memberikan kepada kita petunjuk atau kriteria sebagai Nabi atau Roh mana yang benar dan Nabi atau Roh mana yang salah.
"Demikianlah kita mengenal Roh Allah: setiap roh yang mengaku, bahwa 'Isa al-Masih telah datang sebagai manusia, berasal dari Allah."
(1 Yohanes 4:2)
Berdasarkan penafsiran Yohanes sendiri pada ayat 1 sebelumnya bahwa kata Roh sama dengan kata Nabi.
Jadi ayat 2 "Roh Allah" akan memiliki arti "Nabi Allah" dan "setiap Roh" sama dengan "setiap Nabi".
Maka Paraclete atau Paracletos yang telah dimaksudkan oleh 'Isa al-Masih adalah seorang Nabi Allah yang suci, Nabi yang benar (dalam Yohanes 14:17 juga disebut dengan nama "the Spirit of truth") yang akan datang setelah kepergian dirinya dan menyatakan kesaksian mengenai kemanusiaan 'Isa al-Masih dan memuliakannya sekaligus berfungsi sebagai pembimbing, mewajibkan tegaknya supremasi hukum kepada dunia, baik perihal duniawi (yaitu keadilan) maupun rohani (yaitu perihal dosa).
Sang Paraclete ini suatu gambaran yang tepat bagi diri Nabi Muhammad Saw yang telah datang lebih kurang 600 tahun setelah kepergian 'Isa al-Masih dari kalangan Bani Israil yang memenuhi Nubuatan Nabi Musa pada Kitab Ulangan 18:15 dan 18:18 bahwa Nabi tersebut datang dari saudara Bani Israil sekaligus juga memenuhi nubuat Allah sendiri pada Hadist Qudsi-Nya di Ulangan 32:21 untuk membangkitkan kecemburuan dari satu kaum yang dianggap hina oleh Bani Israil, yaitu Bani Ismail, leluhur Nabi Muhammad Saw.
Parakletos dalam arti 'Pembela perkara, pengacara, advokat' menunjukkan bahwa Nabi Muhammad Saw yang membela seluruh dakwahan mengenai 'Isa al-Masih yang kenabiannya ditolak oleh umat Bani Israil dan menuduhnya sebagai anak haram yang telah terbunuh diatas kayu salib terkutuk sekaligus membela 'Isa al-Masih dari dakwahan sebagian umat Nasrani yang mengatakan bahwa dirinya adalah anak dari Tuhan atau Tuhan yang melakukan inkarnasi kebumi.

"If I alone bear witness of Myself, My testimony is not true. There is another who bears witness of Me, and I know that the testimony which He bears of Me is true. You have sent to John, and he has borne witness to the truth. But the witness which I receive is not from man, but I say these things that you may be saved. He was the lamp that was burning and was shining and you were willing to rejoice for a while in his light. But the witness which I have is greater than that of John; for the works which the Father has given Me to accomplish, the very works that I do, bear witness of Me, that the Father has sent Me."
(John 5:31-36 from New American Standard Bible (NASB))
"Seandainya aku bersaksi akan diriku maka kesaksianku itu tidak akan diterima, akan ada orang lain yang akan memberikan kesaksian mengenaiku dan aku tahu kesaksiannya tentang diriku adalah benar."
(Yohanes 5:31-32)
Nabi Muhammad Saw telah datang dan mengadakan persaksian terhadap kebenaran risalah 'Isa al-Masih, Nabi Muhammad Saw sebagaimana sabda 'Isa diatas, tidak akan membuat persaksian terhadap diri 'Isa berdasarkan kehendak dirinya sendiri, sebab kesaksian itu bukan berasal dari manusia, melainkan berasal dari Allah, yaitu wahyu yang diberikan oleh Allah untuk memberi penjelasan kepada manusia perihal kejadian yang sebenarnya melalui Nabi-Nya, Muhammad Saw. Nabi Muhammad Saw merupakan Nabi yang memiliki kebesaran diatas Nabi Yahya as; seperti yang juga digambarkan oleh 'Isa dalam kalimat diatas "But the witness which I have is greater than that of John, pernyataan 'Isa ini serupa pula dengan pernyataan dari Nabi Yahya as yang termaktub dalam riwayat Matius 3:11 :
"I indeed baptize you with water unto repentance: but he that cometh after me is mightier than I, whose shoes I am not worthy to bear: he shall baptize you with the Holy Spirit, and with fire."
(Matthew 3:11)
Jika perkataan Nabi Yahya as diatas kita tujukan pada diri 'Isa al-Masih, itu kurang tepat, sebab 'Isa sudah sendiri datang kepadanya dan minta dibaptiskan yang berarti bahwa Nabi 'Isa al-Masih mengakui kebesaran yang dimiliki oleh Nabi Yahya as dibandingkan dirinya sendiri. Selain itu, periode kenabian Yahya dan 'Isa al-Masih putra Maryam adalah sejaman, sedangkan menurut penuturan dari Nabi Yahya diatas, bahwa orang yang kebesarannya atau keagungannya itu telah melebihi dirinya akan datang setelah periode kenabiannya, yang berarti orang tersebut tidak sejaman dengan Nabi Yahya itu sendiri.

"Then cometh Jesus from Galilee to Jordan unto John to be baptized of him."
(Matthew 3:13)
Jadi kalimat Nabi Yahya tersebut dimaksudkan untuk kedatangan Muhammad Saw selaku Nabi terakhir dalam jajaran kenabian Tuhan, dimana The Holy Spirit alias Ruh suci dan Api yang dengannya ia akan membaptis orang adalah merupakan kebenaran dan ketegasan dari kenabiannya yang diutus oleh Allah dibawah naungan dua kalimah syahadat; Pengakuan mengenai Keesaan Tuhan serta hukum yang diturunkanNya serta pengakuan terhadap Kerasulan Muhammad Saw al-Amin. Nabi Muhammad Saw telah memerintahkan kepada umatnya, apabila mendengar nama seorang Nabi, termasuk Nabi Isa (Jesus) disebut, harus mengiringinya dengan kata-kata "alaihis-salaam" yang berarti "Semoga sejahtera atasnya".
Selain itu juga salah satu bentuk kemuliaan Isa Almasih putra Maryam yang disampaikan oleh Rasulullah Saw adalah, didalam al-Qur'an telah disebut nama 'Isa a.s, lebih dari dua puluh lima kali dan digelarinya dengan berbagai gelar dan sifat, diantaranya : 'Isa putra Maryam', 'Seorang Nabi', 'Seorang shaleh', 'Kalimah Allah', 'Masihullah' dan lain sebagainya.
Semuanya menunjukkan bahwa betapa Nabi Muhammad Saw sangat memuliakan 'Isa al-Masih, putra Maryam Rasul Allah sekaligus memberikan kesaksiannya akan kemanusiaan 'Isa sebagaimana yang dituliskan oleh 1 Yohanes 4:2.
Dalam pembahasan terdahulu kita sudah menguraikan bahwa 'Isa al-Masih didalam Bible selalu mengatakan dirinya sebagai "Anak manusia", dan begitu pula halnya dengan Nabi Muhammad Saw, hampir dalam setiap kali penyebutan atau penulisan nama 'Isa selalu disertai dengan kata "putra Maryam" (son of Marry).
Allah sudah berkehendak untuk mengakhiri penderitaan yang dialami oleh 'Isa al-Masih dari aniaya kaumnya, dan 'Isa tidak bisa menolaknya, sebab dia hanyalah seorang hamba dan bukan khaliq. Sebagai seorang hamba, dia wajib tunduk pada apa yang sudah diperintahkan oleh sang penciptanya seperti apa yang telah disabdakannya sendiri :
"Aku tiada dapat berbuat apapun menurut kehendakku; sebab apa yang kudengar, kuputuskan dan ku hukumkan tidak atas keinginanku tetapi atas kehendak Allah yang telah mengutusku."
(Yohanes 5:30)
Muhammad Saw disebutkan oleh 'Isa dalam Yohanes 16:14 s.d. 15 akan mengambil daripada hak 'Isa al-Masih adalah merefer pada kenabian Muhammad Saw yang bersifat universal yang juga akan menggantikan posisi kenabian 'Isa al-Masih ditengah umat Yahudi yang akan memberikan bimbingan kepada mereka, memberikan pengajaran, menunjukkan kebenaran. Kalimat ini juga dikeluarkan oleh 'Isa al-Masih sebagai konsekwensi dari ucapannya pada Yohanes pasal 16:12 bahwa kaum Bani Israel belumlah sanggup menerima beban berupa perintah Allah yang disampaikan melalui 'Isa masa itu, karenanya dikatakan bahwa dengan kedatangan sang utusan berikutnyalah Bani Israil akan mendapati petunjuk yang seharusnya mereka terima dan mereka dengarkan serta mereka ikuti.
Dan ini tertepati, dimana Nabi Muhammad Saw sebagai Paraclete yang juga bergelar The Spirit of Truth alias al-Amin, mengabarkan kedatangannya untuk memberi pengajaran kepada seluruh manusia, termasuk Bani Israil mengenai Tauhid, hukum, keadilan, perundang-undangan, pola hidup bermasyarakat dan berketuhanan, masalah kebenaran hingga pada masalah hari kiamat yang akan datang, yang kesemuanya itu merupakan refleksi dari nubuatan 'Isa al-Masih bahwa Roh kebenaran itu akan memberitakan segala kebenaran, menyangkut hukum dan perundang-undangan Tuhan serta mengabarkan hal-hal yang akan datang.
Hal-hal yang akan datang ini bila kita merujuk kepada al-Qur'an, adalah berupa mukjizatnya yang berisikan petunjuk-petunjuk kepada manusia dalam bidang ilmu pengetahuan seperti kedokteran, geologi, antariksa, kelautan dan sebagainya hingga pada permasalahan kiamat yang akan terjadi.
Dan seluruhnya ini disebutkan lagi oleh 'Isa al-Masih tidak akan dikatakannya berdasarkan kehendaknya sendiri melainkan segala sesuatu yang didengarnya dari Tuhan itulah yang akan dikatakannya (lihat kembali Yohanes ayat ke-13 dari pasal 16), dan ini sesuai pula dengan pernyataan al-Qur'an mengenai pribadi Nabi Muhammad Saw :
"Wa maa yantiqu anil-hawa in huwa illa wahyun yuuhaa"
"Tidaklah ia itu berkata-kata menurut nafsunya sendiri melainkan apa yang diucapkannya itu adalah wahyu yang diberikan."
(QS. an-Najm 53:3-4)
Sang Paraclete ini juga disebutkan oleh 'Isa al-Masih putra Maryam akan mengingatkan Bani Israil akan apa yang pernah disabdakan olehnya kepada mereka. Hampir mayoritas dari umat Nasrani yang ada sekarang berpahamkan kepada doktrin Trinitas, yaitu suatu paham yang menyatakan keterbagian Tuhan dalam beberapa bagian kecil. Ini sama sekali tidak diajarkan oleh 'Isa al-Masih semasa keberadaannya ditengah-tengah umat Bani Israil. Justru 'Isa al-Masih mengajarkan akan ke-Esaan Allah bukan ketringgulan Allah. Ajaran ini berasal dari seorang musuh besarnya dari Tarsus yang bernama Saul.
Saul telah mengaku mendapatkan mandat dari 'Isa meski tidak ada satupun bukti yang otentik yang dapat diperlihatkannya atas pengakuannya ini. Kedatangan Saul ketengah-tengah Bani Israil terutama ketengah-tengah para sahabat 'Isa justru membuat ajaran al-Masih yang sejati menjadi kacau balau.
'Isa al-Masih telah mengatakan dirinya hanya diutus untuk kaum Israel, namun Saulus mengubahnya, Muhammad Saw datang lalu mengingatkan kembali perihal ini, 'Isa mengatakan dirinya datang bukan sebagai penghapus hukum Taurat, tetapi Saul mengubah hukum Taurat.

"Lebih mudah langit dan bumi lenyap daripada satu titik dari hukum Taurat batal."
(Lukas 16:17)
Nabi Muhammad Saw juga datang untuk mengingatkan kembali kaum Bani Israil dan juga manusia lainnya, 'Isa juga mengatakan bahwa dirinya hanyalah anak manusia dan dia adalah pesuruh Allah, Saul mengubahnya menjadi 'Isa putra Allah dan merupakan Allah itu sendiri, Muhammad datang mengingatkan bahwa benar 'Isa adalah anak manusia, putra Maryam yang diberkahi Allah, dan 'Isa adalah Nabi dan Rasul Allah. 'Isa juga menyeru kepada manusia bahwa Tuhan itu Esa, Tuhan itu satu, tidak ada Tuhan selain Allah, Saul mengubahnya, bahwa Tuhan itu Tiga, dan Tiga adalah satu, Muhammad juga mengingatkan manusia akan misi para Nabi dan Rasul sebelumnya bahwa Tuhan yang benar adalah satu bukan tiga, sama seperti apa yang dikatakan oleh 'Isa, Musa, Ibrahim dan sebagainya.
Itulah Muhammad Saw sang Paraclete agung yang dalam menjalankan misi kenabiannya tidak pernah berkeluh kesah atau putus semangat sebagaimana yang terdapat dalam Tafsir Kitab Yesaya yang pernah kita bahas sebelumnya.
Perjuangannya didalam mensyiarkan ajaran Allah yang sejati tidak tergoyahkan meski untuk itu beliau Saw harus berhadapan dengan kaumnya, menghadapi caci maki dan aniaya, fitnah maupun seringai bahkan hingga harus terusir dari tanah kelahirannya sendiri, Mekkah al-Mukarromah menuju ketanah Madinah persis seperti Musa yang harus hijrah kebumi Median dan 'Isa sendiri harus hijrah dari tanah kelahirannya menuju keberbagai penjuru dunia mencari domba-domba Bani Israel lain dari 10 suku Israil yang tersesat.
Dan sejarah telah mencatat sukses yang dicetak oleh Nabi besar Muhammad Saw ini didalam membangun peradaban umat manusia, ilmu pengetahuan sudah membuktikan akan kebenaran kata demi kata yang keluar dari mulutnya mengenai alam semesta, keagungannya menembus waktu dari jaman kejaman dari satu pulau kepulau yang lainnya diseantero bumi Allah ini.
"Katakanlah: "Aku bukanlah Rasul yang pertama di antara Rasul-rasul dan aku tidak mengetahui apa yang akan diperbuat terhadapku dan tidak terhadapmu. Aku tidak lain hanyalah mengikuti apa yang diwahyukan kepadaku dan aku tidak lain hanyalah seorang pemberi peringatan yang memberi penjelasan".
(QS. 46:9) "Hai manusia ! sungguh, telah datang kepadamu bukti yang nyata dari Tuhanmu. Dan telah Kami turunkan untukmu cahaya yang terang".
(QS. An-Nisa' 4:174)
"Sesungguhnya kafirlah orang-orang yang mengatakan:"Bahwa Allah adalah salah satu oknum dari Tritunggal", padahal sekali-kali tiada Tuhan selain Tuhan Yang Satu. Jika mereka tidak berhenti dari apa yang mereka katakan itu, pasti orang-orang yang kafir diantara mereka akan ditimpa azab yang pedih."
(QS. Al-Ma'idah 5:73)
"Sungguh, telah kafirlah orang-orang yang berkata :"Allah itu adalah al-Masih putera Maryam". Tanyakanlah:"Siapakah yang dapat menghalang-halangi kehendak Allah, jika Dia hendak membinasakan Al-Masih putera Maryam itu beserta ibunya dan siapa saja diatas bumi semuanya ?" Kepunyaan Allah kerajaan langit dan bumi dan apa yang diantara keduanya; Ia menciptakan apa yang Ia kendaki. Dan Allah Maha Kuasa atas segala sesuatu."
(QS. Al-Ma'idah 5:17)
"Sungguh telah kafirlah orang-orang yang berkata:"Bahwa Allah ialah al-Masih putera Maryam", padahal al-Masih sendiri berkata:"Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu !". Siapapun mempersekutukan Allah, telah Allah larang kepadanya surga, dan tempat kediamannya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun."
(QS. Al-Ma'idah 5:72)
"Maka jawab 'Isa kepadanya. Hukum yang terutama adalah: Dengarlah wahai Israil, adapun Allah Tuhan kita, ialah Tuhan yang Esa."
(Markus 12:29)
Demikianlah kiranya, satu kajian penafsiran terhadap Bible secara Islami, semoga membawa manfaat dan kebaikan bagi kita semua. Bagi anda yang menginginkan bahasan yang serupa didalam bahasa Inggris, bisa anda lihat pada alamat http://wings.buffalo.edu/sa/muslim/library/jesus-say/ch6.3.html


"TAFSIR KITAB KEJADIAN"

Pengantar kepada Perjanjian Terakhir

Bermula dari doa Nabi Ibrahim as kepada Allah :
Dan Ibrahim berkata kepada Allah: "Ya Allah, biarlah kiranya Ismail sajalah yang diperkenankan hidup di hadapan-Mu!" (Kejadian 17:18)
Atas doanya ini, Allah kemudian berfirman kepada Nabi Ibrahim :
"Tentang Ismail, Aku telah mendengarkan permintaanmu; ia akan Kuberkati, Kubuat beranak cucu yang sangat banyak; ia akan memperanakkan dua belas pangeran, dan Aku akan membuatnya menjadi satu bangsa yang besar." (Kejadian 17:20)
Kemudian firman Allah melalui malaikat kepada Hagar setelah pengusiran yang dilakukan oleh Sarah.
"Bangunlah, angkatlah anak itu, dan bimbinglah dia, sebab Aku akan membuat dia menjadi satu bangsa yang besar." (Kejadian 21:18)
Bahwa doa Nabi Ibrahim as terhadap putranya, Ismail agar tetap diperkenankan hidup dihadapan Allah bisa kita kaji secara luas dan mendalam, bukan dalam pengertian phisik, sebab tiada seorangpun yang hidup kekal abadi, namun ini merupakan doa rohani dari Nabi Ibrahim akan kelangsungan kemuliaan dari Ismail as dan keturunannya dihadapan Allah. Apa yang diharapkan oleh Nabi Ibrahim as ini dikabulkan oleh Allah, bahkan Allah telah mengulangi firman-Nya untuk menjadikan keturunan Ismail sebagai bangsa yang besar sebanyak dua kali, yaitu pada kejadian 17:20 dan kejadian 21:18.
Sementara firman Allah untuk memperbanyak keturunan Ismail as juga terulang sebanyak dua kali, yaitu pada Kejadian 16:10 disaat Hagar melarikan diri dari rumah Sarah karena tidak tahan terhadap perlakuan Sarah kepadanya dan pada Kejadian 17:20 sebagaimana telah disinggung diatas.

"Lagi kata Malaikat TUHAN itu kepadanya: "Aku akan membuat sangat banyak keturunanmu, sehingga tidak dapat dihitung karena banyaknya." (Kejadian 16:10)
Kalimat bahwa Allah akan memperbanyak keturunan Ismail tentunya juga tidak bisa kita batasi hanya dalam pengertian keturunan phisik semata, namun lebih jauh dari itu kita bisa pula menafsirkannya sebagai pengikut, sebab untuk menjadikan keturunan Ismail suatu bangsa yang besar, dia harus memiliki banyak pengikut, jika tidak, maka firman Allah ini tiada akan terbukti. Bahkan dalam Bible Terjemahan Indonesia, ayat Kejadian 16:10 ini diartikan : "...bahwa Aku akan memperbanyak anak buahmu ...." (LAI 1963)
Dan sebagai awal terbuktinya firman Allah ini adalah Nabi Ismail telah menurunkan dua belas orang pangeran sesuai janji Allah tersebut :

"Inilah nama anak-anak Ismail, disebutkan menurut urutan lahirnya: Nebayot, anak sulung Ismail, selanjutnya Kedar, Adbeel, Mibsam, Misyma, Duma, Masa, Hadad, Tema, Yetur, Nafish dan Kedma. Itulah anak-anak Ismail, dan itulah nama-nama mereka, menurut kampung mereka dan menurut perkemahan mereka, dua belas orang pangeran, masing-masing dengan sukunya." (Kejadian 25:13-15)
Nabi Muhammad Saw, terlahir dari keturunan Kedar, putra Nabi Ismail yang kedua. The Davis Dictionary of the Bible (1980), sponsored by the Board of Christian Education of the Presbyterian Church in the USA, menulis pada artikel Kedar sebagai berikut :

"... A tribe descended from Ishmael (Gen. 25:13) ... The people of Kedar were Pliny's Cedrai, and from their tribe Mohammed ultimately arose." "....suatu suku keturunan Ismail (Kej. 25:13).... masyarakat keturunan Kedar ialah orang Pliny Cedrai, dan dari suku mereka itulah lalu Muhammad dilahirkan secara terhormat."
Juga The International Standard Bible Encyclopedia dari A.S. Fulton menerangkan :
"... Of the Ishmaelite tribes, Kedar must have been one of the most important and thus in later times the name came to be applied to all the wild tribes of the desert. It is through Kedar ("Keidar" in Arabic) that Muslim genealogists trace the descent of Mohammed from Ishmael."
Selain itu, Smith's Bible Dictionary ikut menjelaskan :
"Kedar (black). Second son of Ishmael (Gen. 25:13) ... Mohammed traces his lineage to Abraham through the celebrated Koreish tribe, which sprang from Kedar. The Arabs in the Hejaz are called Beni Harb (men of war), and are Ishmaelites as of old, from their beginning. Palgrave says their language is as pure now as when the Koran was written (A.D. 610), having remained unchanged more than 1200 years; a fine proof of the permanency of Eastern Institutions."
Bible sendiri memberikan tempat yang istimewa dalam ayat-ayatnya terhadap keturunan Kedar, misalnya Kedar dan para pangerannya kembali disebut didalam Yehezkiel 27:21
"Arabia, and all the princes of Kedar..." (Ezekiel 27:21)
Atau juga :
"...that I dwell in the tents of Kedar." (Psalm 120:5)
"I am black, but comely, O ye daughters of Jerusalem, as the tents of Kedar, as the curtains of Solomon."
(Song of Solomon 1:5)
"...the villages that Kedar doth inhabit.." (Isaiah 42:11)
"All the flocks of Kedar..." (Isaiah 60:7)
"...and send unto Kedar.." (Jeremiah 2:10)
"Concerning Kedar..." (Jeremiah 49:28)
Dan kita kembali pada penyebutan dua belas pangeran (twelve princes) yang keluar dari benih Nabi Ismail adalah sangat tepat sekali, sebab pangeran adalah "raja kecil" (little King) yang akan menjadi cikal bakal raja sebenarnya (The real King) yang akan mengantarkan kaumnya menjadi bangsa yang besar sebagaimana firman Allah pada kitab Kejadian. Pada kitab Yesaya kita menjumpai bahwa Allah telah memberikan beban kepada orang-orang Arab, dimana jika kita merefer pada tafsir ayat Ezekiel 27:21 bahwa tanah Arabia ini berdiam seluruh keturunan Kedar.
"The burden upon Arabia..." (Isaiah 21:13)
Didalam terjemahan LAI (Bible versi Indonesia) ayat ini diterjemahkan dengan kalimat "Inilah firman akan hal negri Arab.."
Padahal terjemahan sebenarnya bukanlah demikian, sebab "The Burden Upon Arabia" terjemahannya adalah "Beban atas Arab" yang bermaknakan tanggung jawab Muslimin Arab pada mula-mula kebangkitan Islam untuk mengembangkan risalah Islam.
Kita juga melihat arti dari kata "burden" pada the Scofield Study Bible:

"…which also means an oracle is a word sometimes used in the prophetical writings to indicate a divine message of judgment" (Scofield Study Bible New King James Version, note 1, p. 792)
Kita baca dalam kitab Habakkuk 3:3
"Eloah came from Teman, and the Holy One from mount Paran. Selah. His glory covered the heavens, and the earth was full of his praise." (Habakkuk 3:3) "Tuhan datang dari Teman dan satu itu yang disucikan datang dari pegunungan Paran. Selah. Kemuliaannya menutupi langit dan bumi dan memenuhinya dengan pujiannya."(Habakkuk 3:3)
Merefer pada Habakkuk 3:3 ini, mari kita lihat dulu pada apa yang dinubuatkan oleh Jesaya dalam kitabnya pada pasal 21:14
"The inhabitants of the land of Tema brought water to him that was thirsty, they prevented with their bread him that fled." (Isaiah 21:14) "Para penduduk dari tanah Tema itu membawakan air kepadanya yang kehausan, mereka menjamunya dengan roti kepunyaan mereka terhadap yang telah melarikan diri." (Jesaya 21:14)
Lebih jauh pembahasan ini kita mulai dari nubuatan Yesaya pada 21:7 mengenai "Dua pengendara" :
"And he saw a chariot with a couple of horsemen, a chariot of asses, and a chariot of camels; and he hearkened diligently with much heed." (Isaiah 21:7) "Dan dia melihat sebuah kereta dengan sepasang penunggang kuda, yang sebuah kereta keledai dan yang sebuah kereta unta, lalu dia mendengar dengan ketekunan dan segenap perhatian." (Jesaya 21:7)
Dalam hal ini nubuatan Jesaya akan penglihatannya itu terbagi menjadi dua bagian, bahwa seorang penunggang keledai dan seorang penunggang unta, setiap orang Kristen akan segera menjawab dengan pasti bahwa sang penunggang keledai itu adalah gambaran dari Jesus, sebagaimana yang termuat didalam Yohanes 12:14
"And Jesus, when he had found a young ass, sat thereon; as it is written." (John 12:14) "Dan Jesus, ketika dia mendapatkan seekor keledai muda, lalu duduk diatasnya seperti yang tersurat".(Yohanes 12:14)
Lalu siakapah yang dijanjikan akan mengendarai unta ?
Tokoh yang dinubuatkan oleh Jesaya ini sudah dilalaikan oleh para pembaca Bible, bahwa sang pengendara unta itu adalah Nabi Muhammad Saw. Apabila ayat ini tidak diterapkan kepada beliau Saw, maka kenabian belum terpenuhi. Oleh sebab itulah maka Jesaya dalam pasal yang sama menjelaskan lebih lanjut (21:13) Baru pada ayat ke-14 kita kembali pada pembahasan masalah "Tema", sebagaimana ayat yang telah kita kutip dan akan kita kutip lagi dibawah ini :

"The inhabitants of the land of Tema brought water to him that was thirsty, they prevented with their bread him that fled." (Isaiah 21:14) "Para penduduk dari tanah Tema itu membawakan air kepadanya yang kehausan, mereka menjamunya dengan roti kepunyaan mereka terhadap yang telah melarikan diri." (Jesaya 21:14)
Berikut ini akan saya kutipkan pernyataan dari alamat : http://www.aol40.com/prediction.htm
In "The Dictionary of the Bible," bearing the Nihil Obstat, Imprimatur, and Imprimi Potest (official Church seals of approval), by John McKenzi, we read that "Tema" is: "a place name and tribal name of Arabia; a son of Ishmael.... The name survives in Teima, an oasis of the part of the Arabian desert called the Nefud in N Central Arabia."
This word, Tema, is the name of the ninth son of Ishmael (the father of the Arabs), in Genesis 25:13-15
Strong's concordance tells us that this name was also applied to the land settled by Tema the son of Ishmael. It goes on to explain how this word is "probably of foreign derivation".
Indeed, this word, Teima, is an Arabic word which means "Barren desert". It remains the name of a city in the Arabian peninsula just north of "Al-Madinah Al-Munawarah," or "Madinah" for short.
Yang dimaksudkan dengan Tema disini adalah kota "Madinah" atau "Yathrib", yaitu kota tempat hijrahnya Nabi Muhammad Saw dan para sahabat beliau setelah mendapatkan siksaan dan perlakuan yang tidak manusiawi dan terusir dinegri kelahirannya, Mekkah. Sejarah mencatat bahwa dinegri Tema atau Madinah ini Rasulullah Saw mendapatkan sambutan dan penghormatan yang menggembirakan dari penduduk kota tersebut, sesuai dengan Yesaya 21:14 dan Yesaya 21:15.
Dan setelah hijrahnya Nabi Muhammad Saw bersama para sahabat dan pengikutnya ketanah Madinah, yaitu dimulainya tahun Hijriah Islam, maka pada tahun berikutnya yaitu tahun kedua Hijriah, Nabi Allah Muhammad Saw menepati nubuatan Yesaya pada ayat berikutnya, yaitu :

"For thus hath Yahweh said unto me, Within a year, according to the years of an hireling, and all the glory of Kedar shall fail. And the residue of the number of archers, the mighty men of the children of Kedar, shall be diminished: for the LORD God of Israel hath spoken it." (Isaiah 21:16-17)
Pada tahun kedua Hijriah, yaitu setahun sesudah hijrahnya Rasulullah Muhammad Saw ("within a year according to the years of an hireling"), terjadilah peperangan Badar yang mengakibatkan banyaknya para pemuka Kedar (yaitu kaum serumpun Muhammad Saw yang menyembah berhala dan memusuhinya dikota Mekkah) gugur dalam peperangan tersebut. Kemenangan kaum Muslimin pimpinan Nabi Muhammad Saw dalam peperangan Badar ini merupakan awal dari kehancuran keturunan Kedar yang menyembah berhala ditanah Arabia.
Lalu kembali kita pada pembahasan Habakkuk 3:3 bahwa :

"Tuhan datang dari Teman dan satu itu yang disucikan datang dari pegunungan Paran. Selah. Kemuliaannya menutupi langit dan bumi dan memenuhinya dengan pujiannya."(Habakkuk 3:3)
Biasanya umat Nasrani akan mengatakan bahwa isi kitab Habakkuk ini adalah perihal pernyataan Allah kepada Musa yang memimpin umatnya, padahal sama sekali Habakkuk dalam kitabnya tidak pernah ada menyinggung-nyinggung masalah penyertaan Tuhan kepada bangsa Israel dengan pimpinan Musa, isi kitab Habakkuk adalah menceritakan tentang pengagungan kepada Tuhan. Apa arti kata Selah pada Habakkuk 3:3 ?
Mari kita lihat pada Genesis / Kejadian 49:1 :

"And Jacob called unto his sons, and said, Gather yourselves together, that I may tell you that which shall befall you in the last days." (Genesis 49:1) "Dan Yakub telah memanggil anak-anaknya, dan berkata, berhimpunlah kalian bersama, bahwa aku hendak mengatakan kepadamu tentang apa yang akan menimpa kepada kamu pada hari kemudian." (Kejadian 49:1)
Pada ayat yang ke-10 terdapatlah kata-kata :
"The sceptre shall not depart from Judah, nor a lawgiver from between his feet, until Shiloh come; and unto him shall the gathering of the people be." (Genesis 49:10) "Tongkat lambang kekuasaan itu tidak akan mundur dari Judah, pemberi hukumpun tidak dari antara kakinya, sehingga datanglah Selah, maka kepadanyalah segala bangsa akan menurut." (Kejadian 49:10)
Selah, dalam konteks ayat diatas dapat kita artikan sebagai "Shaluah", yang artinya "Rasul" (Utusan Allah), Selah juga merupakan nama sebuah kota, tetapi pengertian ini kurang tepat bila dimasukkan kedalam pengertian Kejadian 49:10 ini, begitu pula Selah dapat diartikan sebagai bentuk pujian terhadap Allah sebagaimana yang terdapat dalam kitab Mazmur (Psalm).
Sehingga maksud dari Kejadian 49:10 adalah tongkat lambang kekuasaan dalam hal ini wahyu yang mengabarkan tentang kerajaan Allah akan segera berakhir dengan kedatangan "Selah" yang menurut Allah dan juga Jesus sendiri didalam Ulangan 32:21 dan Matius 21:43 bahwa kerajaan Allah itu pada akhirnya akan diangkat dan dipindahkan kepada suatu bangsa selain dari Bani Israel, dan disanalah Selah itu akan mengakhiri wahyu mengenai kerajaan Allah.

"Tuhan datang dari Teman dan satu itu yang disucikan datang dari pegunungan Paran. Selah. Kemuliaannya menutupi langit dan bumi dan memenuhinya dengan pujiannya."(Habakkuk 3:3)
Bahwa Tuhan datang dari Teman yang bisa diartikan bahwa Tuhan telah menolong Nabi-Nya dikota Tema atau Madinah dan orang yang disucikan itu yakni Nabi Muhammad Saw datang dari pegunungan Paran, bahwa Muhammad Saw selaku keturunan dari Nabi Ismail as yang bertempat dipegunungan Paran telah datang datang kekota Madinah sebagai Selah, yaitu sebagai utusan Allah. Kemuliaan dari satu yang telah disucikan dari pegunungan Paran itu akan menutupi langit dan bumi dengan kemuliaannya, dan akan memenuhi keduanya dengan pujiannya. Jelas bahwa Nabi Muhammad Saw sebagai Nabi yang telah disucikan oleh Allah, datang sebagai pembawa rahmat kepada seluruh alam, mengagungkan asma Allah dan ketauhidan-Nya, menolak segala bentuk keberhalaan yang menodai ke-Esaan Allah.
Kembali saya kutipkan pernyataan dari alamat : http://www.aol40.com/prediction.htm

"Eloah came from Teman, and the Holy One from mount Paran. Selah. His glory covered the heavens, and the earth was full of his praise." (Habakkuk 3:3) However, if we were to look more closely at this verse we would find even greater detail of this coming message. The word which has been translated here as "Holy One" is the Hebrew word "qadowsh" {kaw-doshe'} which has the multiple meaning of "sacred, holy, Holy One, saint, set apart."
In this specific verse the translators judgment drove them to translate it as "Holy One" (notice the capitals), thus, they understood this verse to simply mean "God came from Teman and God came from mount Paran." However, if this was the intended reading then why did God choose to use the word "God" in one place and "Holy One" in the other? There must be a reason for this specific wording. Actually, there is.
If we were to read Exodus 19:6 we would find that the same translators of the Bible have translated this same Hebrew word as "holy nation."
In Exodus 29:31 it is translated as "holy place," and in Zec. 14:5 they translated it as "saints."
Thus, we see that according to the witness of these same translators of the Bible, this verse of Habakkuk 3:3 could (or more correctly, should) be translated as "and the saint from mount Paran," or "and the holy one from mount Paran" (no capitals). This is important, why?
If we were to accept everything these Biblical translators are teaching us and to accept that the word "qadowsh" can be translated as "Holy One," or as "holy one," or as "saint," or as "holy," etc.
Based upon the meaning most appropriate for the chosen verse, then we realize that although it would be completely appropriate to interpret the coming of Islam from the mountains of Makkah as "the Holy One" coming from "mount Paran", still, it would be more precise to say that "the holy one" (or "the saint") came from "mount Paran." This is because Muhammad (peace be upon him) was born on Paran (Makkah) and first received the message of Islam in the mountains of Makkah.
So why does the first part of this verse say "God came from Teman" and not "The Holy One came from Teman"?
Well, the reason for this is that Islam was indeed first revealed to Muhammad (peace be upon him) in Makkah, however, he and his followers remained persecuted and in constant fear of death from the pagans of Arabia while they resided in Makkah.
This continued for a period of thirteen years. During this period, the Muslims were beaten, starved, tortured, and killed. This situation was hardly conducive of the Muslims openly preaching the message of God to all of mankind. For this reason, the knowledge of the persecution that one must endure upon acceptance of Islam prevented many from openly accepting it or preaching it to others.
However, this all changed in the beginning of the fourteenth year. That is when God Almighty commanded Muhammad (peace be upon him) to emigrate with his companions to Teman (Madinah).
Although the pagans escalated their persecution of the Muslims into all-out warfare at this point, still, within the boundaries of the city of Madinah they had begun to enjoy a measure of freedom and autonomy.
This freedom manifested itself in their ability to not only preach the message of God within the city itself, but they also began to send delegations to the surrounding cities inviting them to Islam. In other words, the message of Islam did not truly begin its "global" phase until it reached "Teman" or Madinah.
This is why the verse says "God came from Teman, and the holy one from mount Paran" In fact, just as the Christian calendar starts with the presumed date of the birth of Jesus (peace be upon him), so does the Islamic "Hijra" calendar start with the year in which the Muslims emigrated to Madinah.
Tidaklah disangsikan bahwa padang belantara Barsyeba yang dimaksud adalah dataran Sinai itu sendiri. Jadi sesudah daratan Paran adalah Mekkah dan Hijaz.
Ahli-ahli Geologi menerangkan bahwa daratan Paran terletak antara Mekkah dan Sinai. Kitab Ulangan 33:2 berbunyi pula :
"Maka katanya: Bahwa Tuhan telah datang dari sinai dan telah terbit bagi mereka itu dari Seir, kelihatan Ia dengan gemerlapan cahayanya dari gunung Paran, lalu datang dengan sepuluh ribu orang suci, maka dari tangan kanannya terdapat hukum (syariat) yang bernyala-nyala bagi mereka."
Bukankah pegunungan Paran ini adalah dimana Ismail sebagai putra Ibrahim berdiam sebagaimana isi kitab Kejadian 21:21 ?
Dan bukankah Allah sebagaimana yang kita kutip pada kitab Kejadian sebelumnya juga telah menjanjikan akan berkah dan karunia-Nya bagi Ismail ?
Itulah dia terjadi pada saat kebangkitan Muhammad yang berasal dari benih Ismail manakala beliau Saw mendapatkan wahyu dari Gua Hira dan diangkat menjadi Nabi dan Rasul.
Paran, dimana Hagar dan Ismail bertempat tinggal ialah ditanah Arab, sebagaimana diterangkan dalam Galatia 4:25 sebagai berikut :

"For this Agar is mount Sinai in Arabia, and answereth to Jerusalem which now is, and is in bondage with her children."
Dengan keterangan beberapa ayat Bible tersebut diatas, dapatlah dipahami bahwa Paran itu adalah sebuah padang belantara yang sangat luas, terletak antara negeri Palestina di Utara sampai gunung Torsina disebelah selatan dan disebelah Timurnya sampai dengan tanah Arab.
Dan pegunungan ditanah Arab disebut "Pegunungan Paran", adalah wajar kalau lama kelamaan karena bertambahnya penduduk, maka yang dinamakan Paran itu hanya tinggal tempat yang ada dipegunungan Sinai.
Maka sekarang ini, Paran sudah tidak ada lagi setelah penduduknya bertambah padat. Hal ini sama keadaannya dengan pesisir utara tanah Jawa. Jaman dahulu semua pesisir utara tanah jawa adalah termasuk Mataram, tetapi sekarang Mataram itu hanya tinggal Yogyakarta dan Surakarta.
Hal ini mudah dimengerti, karena bangsa Arab pendatang didalam Kitab Kejadian dan kitab-kitab suci lainnya dikenal sebagai golongan Ismail. Sedangkan bangsa Arab pendatang ini menisbatkan silsilahnya kepada Adnan, yaitu nenek dari bangsa Quraisy yang pertama, yang tinggal di Mekkah.
Dan Janji Tuhan pada Kejadian 21:18 dan 17:20 yang menyatakan akan menjadikan keturunan Ismail sebagai suatu bangsa yang besar telah terpenuhi yang diawali dengan kelahiran dan pengutusan Rasulullah Muhammad Saw Al-Amin yang ajarannya kelak akan menghantarkan Bangsa Arab sebagai suatu bangsa yang besar sebagai pusat penyebaran Islam.
Dengan demikian jelaslah bahwa Gua Hira yang berada disalah satu gunung ditanah Arab (Mekkah), adalah termasuk pegunungan Paran, dimana Tuhan dengan gemerlapan cahaya-Nya terlihat digunung Paran, sebagai isyarat turunnya wahyu kepada Nabi Muhammad Saw.
Dan pada kalimah terakhir pada Kitab Ulangan 33:2 berbunyi "... maka dari tangan kanannya terdapat hukum (syariat) yang bernyala-nyala bagi mereka."
Maksudnya ditangan Muhammad terdapat hukum atau syariat yang tegas bagi umat manusia dengan diiringi oleh 10 ribu orang-orang suci, yaitu para sahabat Rasulullah Saw.
Jadi semakin jelas sudah bahwa Ulangan 33:2 mengatakan : Tuhan telah datang dari Sinai (ini berupa wahyu kepada Musa), kemudian datang dari Seir, sebuah gunung didaerah Palestina (ini wahyu kepada Isa / Jesus) dan yang terakhir dari pegunungan Paran (yaitu wahyu kepada Muhammad Saw) adalah merupakan nubuatan atas diri Rasulullah Muhammad Saw.
Kedatangan Allah dalam konteks ayat Ulangan 33:2 itu tentunya tidak bisa kita artikan bahwa Tuhan akan muncul face-to-face dengan manusia, sebab baik Bible maupun Qur'an sendiri membantah bahwa Tuhan bisa dilihat oleh manusia, pengertian kedatangan, kebangkitan dan bersinarnya Tuhan dalam konteks ayat diatas haruslah kita artikan sebagai petunjuk atau wahyu yang datang dari Allah melalui tempat-tempat tersebut.
Jika kita lihat terjemahan berbahasa Inggris, didapati kalimat :
"And he said, Yahweh came from Sinai, and rose up from Seir unto them; he shined forth from mount Paran, and he came with ten thousands of saints: from his right hand went a fiery law for them." (Deuteronomy 33:2)
Makna kata "came from..., and rose up from ... he shined forth" jika kita pahami dengan baik maka akan menumbuhkan pengertian yang lebih luas, bahwa Tuhan sudah datang dari Sinai, lalu kenapa disebut dengan "came from" ? Sebab dalam hal mewartakan wahyu-Nya kepada Musa, Tuhan sendiri yang menghampiri Musa diatas gunung Sinai, dan berikutnya, setelah seluruh yang diwahyukan kepada Musa yang dikenal dengan nama Taurat mulai dirusak dan dimanipulasi serta ditinggalkan oleh kaum Yahudi dalam beberapa periode setelah kematian Musa, wahyu Tuhan akan dibangkitkan lagi (rose up from) oleh 'Isa al-Masih melalui Injilnya, yang berfungsi mengembalikan atau mengingatkan kembali hukum-hukum Taurat.
Pada akhirnya, setelah semua wahyu Tuhan itu kembali diabaikan oleh manusia dengan pembangkangan mereka, Tuhan akan mendatangkan kembali wahyu-Nya dengan kata-kata "he shined forth", akan bersinar .... jadi wahyu yang terakhir ini akan berfungsi sebagai penerang, sebagai sumber cahaya, bagaikan matahari yang akan selalu terbit meskipun cahayanya terkadang ditutupi oleh mega hitam yang berlalu, namun kekuatan tembus dari cahaya itu akan mampu menguak setebal apapun mega hitam menggantung, sekalipun malam turut menghadang, namun sang mentari akan meminjam bulan untuk meneruskan cahayanya, menerangi kegelapan.
Itulah AlQur'an, wahyu yang diturunkan oleh Allah, yang senantiasa bersinar, menembusi seluruh hati manusia, menguak kebohongan dan manipulasi yang coba dilakukan oleh pihak-pihak tertentu, menjadi sumber ilmu pengetahuan bagi mereka yang mau mempergunakan akalnya.
Seandainya suku Quraisy dan bangsa-bangsa Arab pendatang lainnya bukan merupakan keturunan Ismail, berarti keterangan Kitab Kejadian itu tidak benar dan janji Allah kepadanya tidak dipenuhi, padahal Allah tidak pernah menyalahi janjiNya.
Karena di Mekkah tiada keturunan Ismail yang Allah beri berkah dan diperbanyak keturunannya serta tidak ada suatu bangsa besar dipenjuru manapun dibumi ini yang valid untuk dinisbatkan kepada beliau. Maka kalau hal ini tidak benar, lalu darimana asal-usul bangsa tersebut jika mereka bukan bangsa Arab pendatang ? DImana tempat mereka itu bermukim, agar janji Allah yang tidak pernah menyalahi JanjiNya itu menjadi suatu kenyataan dan kabar gembiranya terwujud, karena tiadalah kebohongan dengan kabar tersebut ?
Disamping itu, bahasa Arab pendatang ini mirip sekali dengan bahasa Hebrew (Yahudi), yang merupakan bahasa Ibu dari Nabi Ismail dan tetap sampai sekarang menjadi bahasa kebangsaan Yahudi.
Adanya persamaan antara dua bahasa ini tidak mungkin timbul jika tidak ada hubungan silsilah antara kedua kelompok ini. Apabila kedatangan Tuhan dari Paran ini masih dipaksakan kepada Yesus, maka sejauh yang kita ketahui bahwa Yesus sepanjang hidupnya tidak pernah singgah ke Paran atau juga Teman. Sebaliknya Muhammad Saw, beliau lahir di Paran dan diangkat menjadi Nabi didaerah ini.