Sabtu, 10 Desember 2011

Iman dalam Kristen

Rysan's AvatarDalam Kristen, masalah iman tidak dijelaskan secara rinci seperti dalam Islam. Bahkan ayat-ayat tentang iman dalam Bibel, bila dikritisi akan tampak tidak masuk akalnya, tidak mungkin bisa diterapkan pada zaman modern. Semakin dipikir, semakin tak masuk akal. Perhatikan iman dalam Bibel berikut:
“Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya sekiranya kamu mempunyai iman sebesar biji sesawi saja kamu dapat berkata kepada gunung ini: Pindah dari tempat ini ke sana, maka gunung ini akan pindah, dan takkan ada yang mustahil bagimu” (Matius 17:20).
Bila ayat tersebut diterapkan, maka dunia akan kacau. Tanpa alat-alat transportasi modern, gunung-gunung bisa pindah-pindah tempat dengan mudah. Mungkin gunung-gunung, gedung-gedung dan bangunan-bangunan akan pindah sekian ratus kali sehari oleh iman yang dimiliki oleh umat Kristen. Lucu, bukan !?
Tetapi, sampai saat ini tak ada umat Kristen yang mengaku beriman kepada Yesus (baik pendeta, pastur, evangelis atau paus) yang mampu memindahkan gunung dengan imannya yang sebesar biji sawi.
Ajaran iman dalam ayat Bibel yang lain adalah berikut: “Tanda-tanda ini akan menyertai orang-orang yang percaya (beriman, ed.): mereka akan mengusir setan-setan demi namaku, mereka akan berbicara dalam bahasa-bahasa yang baru bagi mereka, mereka akan memegang ular, dan sekalipun mereka minum racun maut, mereka tidak akan mendapat celaka; mereka akan meletakkan tangannya di atas orang sakit, dan orang itu akan sembuh.” (Markus 16:17-18).
Ayat tersebut, bila diterapkan, maka sepanjang sejarah di dunia modern takkan pernah ada ilmu kedokteran, ilmu bahasa dan sastra.
Sebab cukup dengan percaya kepada Yesus, umat Kristen mampu berbicara dalam segala bahasa apapun tanpa harus belajar terlebih dahulu di Akademi Bahasa Asing. Juga dapat menyembuhkan segala macam penyakit tanpa kuliah dulu di fakultas kedokteran. Cukup dengan menumpangkan tangan di atas pasien, langsung sembuh. Langsung enaak….!!!
Karena ajaran iman dalam Bibel itu tidak benar, maka sampai saat ini tak ada orang Kristen yang bisa membuktikan ayat Bibel tersebut. Sampai saat ini, belum ada seorang pendeta pun yang berani minum racun untuk membuktikan kebenaran imannya sesuai ajaran Injil. Bahkan, Paus tertinggi di Vatikan pun belum pernah minum racun untuk membuktikan kebenaran ayat tersebut.
Rukun Iman ke 2 : Percaya kepada Malaikat Jahat & Baik
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)


2. Percaya kepada Malaikat
Dalam iman Islam, pembantu Allah adalah malaikat-malaikat, yaitu makhluk yang tidak tampak dan masing-masing mempunyai fungsi tertentu, yaitu terdiri dari dua kelompok, yakni malaikat yang baik dan malaikat yang jahat.
a. Malaikat yang baik terdiri dari:
- Malaikat Penghulu, yaitu:
Jibril (malaikat yang menyampaikan wahyu), Mikhael (malaikat pemelihara), Israfil (malaikat malapetaka), Izrail (malaikat kematian), Malik (malaikat penjaga neraka), Ridwan (malaikat penjaga surga).
- Malaikat yang memerintah, yaitu: malaikat pencatat, pemakai-pemakai mahkota dan penanya orang mati (malaikat Munkardan Nakir).
b. Malaikat yang jahat terdiri dari:
Iblis atau setan yaitu malaikat jatuh dan Jin, yang tergolong dua, yakni muslim dan jin Kafir (surat 72 Al Jin ayat 14). Adapun Jin Muslim dianggap baik karena mengakui Muhammad sebagai rasul. Tetapi baik jin Muslim maupun jin kafir kedua-duanya adalah iblis (surat 6 Al Anaam ayat 128, surat 18 Al Kahfi ayat 50). (hal. 5).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dari uraian itu.jelas sekali nampak bahwa Himar Amos sedang atraksi memamerkan ketololannya. Kalau memiliki pengetahuan Islam atau Al Qur’an, tidak mungkin dia menulis uraian yang keliru semacam itu. Sebab pendapat semacam itu hanya bisa dilontarkan oleh orang yang betul-betul awam dan buta datam hal Islam. Maka sungguh pantas bila penulis semacam itu disebut sebagai Sarjana Murtadin Himar Amos.
Dalam Islam tidak ada ajaran yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat. Menurut Islam, malaikat adalah makhluk ciptaan Allah yang terpelihara dari segala kesalahan dan dosa, karena malaikat tidak diberi nafsu. Semua malaikat tunduk dan patuh kepada perintah Allah. Tidak ada istilah malaikat pembangkang dalam Islam. Tidak ada satu pun keterangan dalam Al Qur’an yang mengatakan bahwa malaikat itu ada yang jahat.
Semua malaikat itu tunduk, patuh dan taat kepada segala perintah Allah tanpa tawar-menawar sedikit pun, sesuai dengan ayat-ayat berikut ini:
- An Nahl 49-50 yang menyatakan bahwa malaikat tidak sombong, melainkan takut kepada Allah serta patuh melaksanakan perintah-Nya.
- Al Anbiyaa 19-20 dan 27 yang menyatakan bahwa malaikat patuh kepada Allah.
- At Tahrim 6 yang menyatakan bahwa malaikat tidak mendurhakai perintah Allah.
Lebih konyol lagi, Drs. Himar Amos menerangkan bahwa jin adalah bagian dari malaikat yang jahat. Ini sama sekali tidak benar. Menurut Islam, jin itu tercipta dari api, sedangkan malaikat dari cahaya (nur). Dari segi penciptaannya saja sudah berbeda. Perhatikan hadits berikut:
“Dari Aisyah r.a. dinyatakan, sesungguhnya Nabi saw. pernah bersabda: “Malaikat itu diciptakan dari cahaya (nuur) dan jin itu diciptakan dari percikan api (naar), sedang Adam diciptakan dari sesuatu yang sudah engkau kenal.” (HR. Muslim).
Malaikat masuk neraka dalam ajaran Kristen
Setelah kami selidiki, ternyata Himar Amos keliru paham terhadap Islam tersebut berangkat dari pemahaman akan keterangan Bibel yang diajarkan oleh para pendeta dan evangelis seniornya.
Sebab dalam Alkitab atau Bibel disebutkan bahwa malaikat itu ada yang baik dan ada yang jahat. Mari perhatikan ayat-ayat berikut ini:
1. Malaikat pembangkang dan tidak taat ?
“Dan bahwa ia (Yesus. ed.) menahan malalkat-malaikat yang tidak taat pada batas-batas kakuasaan mereka, tetapi yang meninggalkan tempat kediaman mereka, dengan belenggu abadi di dalam dunia kekelaman sampai penghakiman pada hari besar” (Yudas 1:6).
2. Iblis bisa menyamar jadi malaikat gadungan?
“Hal itu tidak usah mengherankan, sebab Iblis pun manyamar sebagai malaikat Terang.” (II Korintus 11:14).
3. Malaikat diadili manusia?
“Tidak tahukah kamu, bahwa kita akan manghakimi malaikat-malaikat? Jadi apa lagi perkara-perkara biasa dalam hidup kita sehari-hari.” (I Korintus 6:3).
4. Malaikat masuk ke neraka berkumpul jadi satu dengan ibils.
“Dan Ia akan berkata juga kepada mereka yang di sebelah kiri-Nya: Enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu orang-orang yang terkutuk, enyahlah ke dalam api yang kekal yang telah disediakan untuk iblis dan malaikat-malaikatnya.” (Matius 25:41).
Ayat-ayat Alkitab di atas mengajarkan bahwa malaikat ada yang tidak taat dan ada iblis yang bisa menyamar jadi malaikat. Bahkan malaikat akan diadili oleh manusia. Lucunya, malaikat akan masuk neraka bersama-sama dengan iblis.
Kalau melihat malaikat saja belum pernah, bagaimana mungkin ada manusia yang akan menilai, kesalahan dan menghakimi malaikat??!! Justru malaikatlah nanti yang akan menghakimi manusia, sebab selama hidupnya manusia senantiasa diawasi oleh malaikat.
Kalau begitu, fungsi malaikat Tuhan dalam kepercayaan Kristen itu macam apa ? Apakah umat Kristen harus mengadakan ujian/testing terhadap malaikat yang diutus Tuhan ?
Apakah kalau malaikat pencabut nyawa yang datang kepada mereka, mesti ditanya, dites dan dibuktikan dulu apakah dia itu benar-benar malaikat yang diutus oleh Tuhan atau iblis yang menyamar jadi malaikat ? Lucu, bukan ??
Demikianlah ajaran Bibel tentang malaikat yang sangat kacau dan meragukan.Animated kitties
Rukun Iman ke 3 : Percaya kepada Bibel yg diterjemahkan & masuk Qur’an
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Percaya kepada Wahyu yang diturunkan Allah
Umat Islam mengakui ada 4 kitab yang diwahyukan yaitu Taurat, Zabur, Injil dan Al-Qur’an. Oleh sebab itu penganut agama bangsa Arab harus percaya kepada empat kitab suci tersebut.
Mengapa Taurat, Zabur dan Injil harus diimani oleh penganut agama bangsa Arab? Hal ini disebabkan sebahagian dari ayat-ayat Taurat, Zabur (Mazmur) dan Injil yaitu kitab-kitab Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru yang disebut Alkitab telah diterjemahkan ke dalam bahasa Arab dan dimasukkan ke dalam ayat-ayat Al Qur’an. Hal ini dikonfirmasikan pada ayat-ayat Al-Qur’an sebagai berikut:
“Dan sesungguhnya Al-Qur’an dalam induk Alkitab di sisi Kami adalah tinggidan penuh hikmat.” (Az Zukhruf 43:4). (hal. 6-7).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Tuduhan murahan seperti itu sudah sejak lama dan terlalu sering dilontarkan pihak Kristen untuk mengguncang kemuliaan Al-Qur’an. Kuno!! Karena mereka kurang memahami isi kandungan Alkitab/Bibel dan buta akan Al Qur’an, ditambah lagi dengan kebencian dan antipati terhadap Islam dalam hati dan pikiran mereka.
Kalaupun dikatakan bahwa Al-Qur’an mengandung unsur Taurat, Zabur dan Injil, itu bukan masalah. Tetapi itu bukan berarti bahwa Nabi Muhammad saw yang memasukkan unsur-unsur tersebut dalam Al Qur’an, sama sekali bukan. Yang memasukkan unsur-unsur Taurat, Zabur dan Injil kedalam Al Qur’an adalah Allah Swt. sendiri melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
Adanya persamaan ayat antara Al Qur’an dengan ketiga kitab tersebut, tentu saja bukan berarti Al Qur’an menjiplak dari ketiga kitab itu. Tapi karena memang sumbernya sama, yaitu sama-sama dari Allah Swt. Tentu saja yang masuk ke dalam Al Qur’an itu adalah firman-Nya yang benar dan belum diubah oleh umat Yahudi dalam ketiga kitab sebelumnya. Sebab ayat-ayat tersebut merupakan wahyu yang diwahyukan kembali oleh Allah Swt. kepada baginda Muhammad saw.
Oleh sebab itu semua keterangan tentang kitab-kitab yang diturunkan sebelumnya itu telah tercakup dalam satu kitab saja yaitu Al Qur’an.
Tentu saja yang dimaksud dengan Taurat, Zabur dan Injil di sini bukan Perjanjian Baru dan Perjanjian Lama dalam Bibel milik umat Kristen seperti sekarang ini. Kitab yang ada sekarang ini sudah tidak asli lagi, melainkan sudah dikotori oleh tangan-tangan jahil manusia.
Tertiadap kitab Taurat, Zaburdan Injil yang ada sekarang ini, Rasulullah berpesan agar jangan percaya keseluruhannya dan jangan pula ditolak keseluruhannya. Itu berarti di dalamnya masih mengandung kebenaran, walau sedikit.
Ayat-ayat yang masih benar dan asli itu misalnya dalam Kitab Ulangan 6:4 tentang keesaan Tuhan, ini tidak bertentangan dengan Al Qur’an dan bisa diterima. Sedangkan kitab Roma 10: 9 yang menyatakan bahwa Allah telah membangkitkan Yesus sebagai Tuhan, ini jelas ditolak umat Islam karena bertentangan dengan Al Qur’an.
Tentang mana ayat yang benar, mana ayat yang tidak benar, mana yang ditambah, dikurangi, dirobah dan lain-lain, itulah tugasnya para Kristolog dalam rangka membuktikan kebenaran Al Qur’an. Sebab dengan banyak menemukan kesalahan, pertentangan, kekeliruan, penambahan, pengurangan dan lain-lain dalam Alkitab/Bibel, hal ini justru menambah keyakinan akan kebenaran Al Qur’an sebagai wahyu Allah.


Korelasi Al Qur’an dengan Taurat, Zabur dan Injil
Antara Al Qur’an dengan kitab-kitab wahyu sebelumnya (Taurat, Zabur dan Injil), masih ada korelasi, antara lain:
1. Kitab-kitab terdahulu sudah tidak orsinil karena dirobah oleh tangan-tangan jahil manusia yang tidak bertanggung jawab.
“Maka kecelakaan besarlah bagi orang-orang yang menulis Al Kitab dengan tangan mereka sendiri, lalu dikatakannya, “Ini dari Allah”, karena mereka hendak memperoleh keuntungan yang sedikit dengan perbuatan itu” (Qs. Al Baqarah 79).
Maka Al Qur’an sebagai kitab penggantinya, dijamin keotentikannya sepanjang zaman oleh Allah Swt.
“Sesungguhnya Kamilah yang menurunkan Al Qur’an dan sesungguhnya Kami pula yang benar-benar memeliharanya.” (Qs. Al Hijr 9).
Dalam hal ini, Al Qur’an berfungsi sebagai kitab pengganti untuk menguji ayat-ayat yang telah dirubah tersebut.
“Sesungguhnya Al Qur’an ini menjelaskan kepada Bani Israel sebagian besar dari (perkara-perkara) yang mereka berselisih tentangnya.” (Qs. An Naml 76).
Maka tak heran apabila terdapat persamaan antara Al Qur’an dengan Taurat dan Injil. Sebab sisa-sisa kebenaran dalam Taurat, Zabur dan Injil, diwahyukan kembali oleh Allah Swt. ke dalam Al Qur’an melalui malaikat Jibril kepada Nabi Muhammad saw.
2. Kitab-kitab suci sebelumnya banyak yang disembunyikan kebenarannya.
“Dan mereka tidak menghormati Allah dengan penghormatan yang semestinya tatkala mereka berkata: “Allah tidak menurunkan sesuatu pun kepada manusia”. Katakanlah, “Siapa yang menurunkan kitab (Taurat) yang dibawa oleh Musa sebagai cahaya dan petunjuk bagi manusia, kamu jadikan kitab itu lembaran-lembaran kertas yang bercerai-berai, kamu perlihatkan (sebagiannya) dan kamu sembunyikan sebagian besarnya. Padahal telah diajarkan kepadamu apa yang kamu dan bapak-bapak kamu tidak mengetahui ?” (Qs. Al An’aam 91).
Maka Nabi Muhammad diutus Allah untuk menjelaskan isi Alkitab yang disembunyikan tersebut.
“Hai Ahli Kitab, sungguh telah datang kepada kamu Rasul Kami, menjelaskan kepada kamu banyak dari isi Alkitab yang kamu sembunyikan dan (pula yang) dibiarkannya. Sungguh telah datang kepada kamu cahaya dari Allah dan Kitab yang terang.” (Qs. Al Maa-idah 15).
3. Nabi Musa as. dengan Tauratnya dan Nabi Isa as. dengan Injilnya adalah khusus untuk Bani Israel saja.
“Dan Kami jadikan Al Kitab (Taurat) itu petunjuk bagi Bani Israil.” (Qs. As Sajdah 23).
“Isa tidak lain hanyalah seorang hamba yang Kami berikan kepadanya nikmat (kenabian) dan Kami jadikan dia sebagai tanda bukti (kekuasaan Allah) untuk Bani Israil.” (Qs. Az Zukhruf 59).
Maka Al Qur’an sebagai kitab suci pamungkas diturunkan Allah kepada Nabi Muhammad, untuk seluruh alam semesta, termasuk orang-orang sebelumnya (pengikut Nabi Isa as).
“Apakah mereka mengambil tuhan-tuhan selain daripada-Nya ? Katakanlah. “Datangkanlah keterangan-keterangan kamu. Al Qur’an ini adalah pengajaran bagi orang-orang yang bersamaku dan pengajaran bagi orang-orang sebelumku”. Tetapi kebanyakan mereka tidak mengetahui kebenaran, karena itu mereka berpaling.” (Al Anbiyaa’ 24).
“Dan tiadalah ia (Al Qur’an) melainkan pengajaran untuk semesta alam.” (Al Qalam 52 dan At Takwiir 27).
“Dan Al Qur’an ini diwahyukan kepadaku (Muhammad), supaya dengannya (Al Qur’an itu) aku memberi peringatan kepada kamu dan kepada orang-orang yang sampai (Al Qur’an) kepadanya.” (Al An’aam 19).


Rukun Iman ke 4 : Percaya pada Hari Kiamat yg akan diadili oleh yesus
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Percaya kepada adanya akhirat/kiamat.
Menurut agama bangsa Arab kehidupan akhirat adalah kelanjutan dari kehidupan dunia ini. Semua orang yang berbuat baik dan mengikuti ajaran agama bangsa Arab dijanjikan mendapat pahala untuk masuk surga pada hari penghakiman. Sedangkan yang berbuat jahat akan disiksa dalam neraka.
Oleh karena penghakiman adalah awal dari kehidupan sebenarnya, maka perlu untuk diketahui, siapakah sesungguhnya yang menjadi hakim yang adil pada waktu hari penghakiman ini ?
Menurut Hadits Shahih Bukhari, Hadits Shahih Muslim dan Al Qur’an maka yang menjadi hakim yang adil pada waktu hari penghakiman ialah Isa Almasih sebagaimana tertera berikut ini:
1. Hadits Shahih Muslim 127 dan Shahih Bukhari 1090
“Dari Abu Hurairah r.a. katanya Rasulullah saw. Bersabda: “Demi Allah yang jiwaku di tangan-Nya, sesungguhnya telah dekat masanya Isa anak Maryam akan turun di tengah-tengah kamu. Dia akan menjadi hakim yang adil, akan dihancurkannya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang pun lagi bersedia menerima pemberian.” (HR. Muslim No. 127).
“Dari Abu Hurairah r.a, katanya Rasulullah saw. bersabda: “Demi Allah yang diriku dalam genggaman-Nya. Sesungguhnya akan turun kepadamu Ibnu Maryam (Isa Almasih) menjadi hakim yang adil. Maka dipecahnya salib, dibunuhnya babi, dihapuskannya pajak, dan harta kekayaan akan melimpah ruah, sehingga tidak seorang jua pun yang menerima.” (HR. Bukhari No. 1090).
2. Surat 43 Az-Zukruf ayat 61:
‘Dan sesungguhnya dia (Isa Almasih) adalah suatu tanda bagi kiamat, maka janganlah kamu ragu-ragu tentang kiamat itu dan ikutlah Aku, inilah jalan yang lurus”.
3. Surat 4 An Nisaa ayat 159:
“Dan tidak ada seorang pun dari ahli kitab melainkan akan beriman kepada Isa Almasih sebelum matinya, dan pada hari kiamat dia menjadi saksi terhadap mereka”.
Dengan demikian menurut ayat-ayat tersebut di atas, Isa Almasih adalah hakim yang adil pada waktu hari penghakiman karena dialah yang berkuasa dan yang mempunyai kedudukan yang paling tinggi di dunia dan akhirat. (hal. 7-10).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Dengan uraian yang sangat ngawur, Himar Amos ingin membuktikan bahwa keselamatan semua manusia di akhirat nanti hanya ada di tangan Yesus. Sebab dialah satu-satunya Hakim Akhir Zaman Yang Maha Adil.
Dengan kengawuran itu, Himar Amos merasa bahwa dirinya adalah pahlawan besar pembela ajaran Yesus. Padahal, kalau dia menyadari, dia akan malu besar dengan tulisannya itu. Sebab tulisan itu justru menunjukkan bahwa Himar Amos tidak punya agama dan dasar pijak berpikir yang jelas.
Islam bukan, Kristen pun tidak! Sebab dia tidak mengikuti ajaran Al Qur’an maupun Bibel yang sama-sama mengatakan bahwa Hakim AkhiratYang Maha Adil itu hanyalah Allah Swt. saja, sesuai dengan ayat Al Qur’an berikut:
“Maka patutkah aku mencari hakim selaln Allah, padahal Dialah yang telah menurunkan kitab (Al Qur’an) kepadamu dengan terperinci?” (Qs. Al An’aam 114).
“Dan ikutilah apa yang diwahyukan kepadamu, dan bersabarlah hingga Allah memberi keputusan dan Dia adalah Hakim yang sebaik-baiknya” (Qs. Yunus 109).
“Sesungguhnya janji-Mu itulah yang benar. Dan Engkau adalah Hakim yang seadil-adilnya” (Huud 45).
“Bukankah Allah adalah Hakim yang seadil-adilnya ?” (Qs. At Tiin 8).
Ayat-ayat Bibelnya sebagai berikut:
“Tetapi Allah adalah Hakim, direndahkan-Nya yang satu dan ditinggikan-Nya yang lain” (Mazmur 75:8).
“Sebab Engkau (Allah, ed.) membela perkaraku dan hakku, sebagai Hakim yang adil Engkau duduk di atas takhta.” (Mazmur 9:5).
“Allah adalah Hakim yang adil dan Allah yang murka setiap saat” (Mazmur 7:12).
“Tetapi, TUHAN samesta alam, yang menghakimi dangan adil, yang menguji batin dan hati, biarlah aku melihat pembalasan-Mu terhadap mereka, sebab kepada-Mulah kuserahkan perkaraku” (Yeremia 11:20).
“Langit memberitakan keadilan-Nya, sebab Allah sendirilah Hakim” (Mazmur 50:6).
Dari keterangan Al Qur’an maupun Bibel, ternyata hanya Allah saja satu-satunya Hakim Yang Adil yang akan menghakimi semua manusia, tidak ada yang lain.
Kalau Himar Amos masih tegar tengkuk mempertahankan keyakinan bahwaYesus adalah Hakim Yang Adil pada hari Kiamat, maka dia tidak bisa disebut sebagai umat pengikut Yesus, apalagi sebagai umat Islam. Sebab dia sudah berani melawan aturan Al Qur’an dan Bibel.
Lebih tegas lagi, Yesus berkata dengan sejujur-jujurnya bahwa dia bukan datang untuk menghakimi dunia seperti ayat di bawah ini:
“Sebab Allah mengutus Anak-Nya ke dalam dunia bukan untuk menghakimi dunia, melainkan untuk menyelamatkannya oleh Dia.” (Yohanes 3:17).
Yang dimaksud menyalamatkan dalam konteks ayat ini adalah mengajarkan petunjuk dan ajaran yang benar kepada Bani Israel untuk memperoleh keselamatan sorgawi. Jadi bukan untuk menyelamatkan dalam arti menebus dosa semua manusia di bumi ini, tidak !!
Jelaslah bahwa yang benar-benar menjadi hakim dan penyelamat di akhirat nanti hanya Allah Swt., tidak ada yang lain. Bahkan Nabi Isa as. (Yesus) itu sendiri diselamatkan oleh Allah.
Tentang penyelewengan Himar Amos terhadap Hadits Shahih Muslim 127, Shahih Bukhari 1090, Az Zukhruf 61 dan An Nisaa 159, pembaca dapat membandingkan jawaban kami dalam tiga buku kami terdahulu yaitu:
1. Pembelaan Seorang Muallaf
2. Muallaf Meluruskan Pendeta
3. Muallaf Membimbing Pendeta Ke Surga


Rukun Iman ke 5 : Percaya bahwa yesus nabi yang paling ditinggikan
RUKUN IMAN KE-5:
PERCAYA BAHWA YESUS ADALAH NABI YANG PALING DITONJOLKAN DAN DITINGGIKAN AL QUR’AN
Pendapat Drs. H. Amos (Pendeta Nehemia)
Rukun Iman yang kelima: Percaya kepada nabi-nabi
Agama bangsa Arab mengakui adanya 25 nabi yaitu nabi-nabi 1). Adam, 2). Idris, 3). Nuh, 4). Hud, 5). Shaleh, 6). Ibrahim, 7). Luth, 8). Ismail, 9). Isak, 10).Yakub, 11). Yusuf, 12). Ayub, 13). Zulkifli, 14). Syuaib, 15). Musa, 16). Harun, 17). Daud, 18). Suleiman, 19). Ilyas, 20). Ilyasa, 21).Yunus, 22). Zakaria, 23). Yahya, 24). Isa Almasih, 25). Muhammad, (hal. 11).
Sudah tentu dari 25 orang nabi tersebut di atas maka yang paling ditonjolkan dan ditinggikan oleh Al Qur’an hanyalah nabi Isa Almasih, sedangkan ke 24 nabi lainnya diceriterakan hanya secara sepintas saja. Bukan hanya dalam Al Qur’an Isa Almasih ditonjolkan dan ditinggikan, tetapi juga dalam Hadits Shahib Bukhari dan Hadits Shahih Muslim.
Simaklah bukti-bukti di bawah ini untuk mendukung kebenaran pernyataan di atas:
- Isa Almasih dilahirkan dari seorang perawan suci Maryam (surat 3 Aali Imraan ayat 42).
- Isa Almasih dilahirkan dari Roh Allah (surat 4 An Nisaa ayat 171).
- Isa Almasih diperkuat dengan Roh Kudus (surat 2 Al Baqarah ayat 253).
- Isa Almasih menciptakan burung yang identik dengan Allah menciptakan manusia (surat 5 Al Maidah 110, surat 3 Aali Imraan ayat 49).
- Isa Almasih adalah manusia suci oleh sebab itu tidak berdosa (surat 19 Maryam ayat 19).
- Isa Almasih yang tertinggi kedudukannya didunia dan akhirat (surat 3 Aali Imraan ayat 45).
- Isa Almasih langsung berbicara firman Allah sejak bayi (Maryam 19:30-32).
- Isa Almasih dilahirkan, diwafatkan dan dibangkitkan hidup kembali (Maryam 19:33).
- Isa Almasih disamakan kejadiannya seperti kejadian Adam (Aali Imraan 3:159).
- Isa Almasih menyembuhkan orang sakit dan menghidupkan orang mati (Aali Imraan 3:49).
- Isa Almasih adalah orang yang paling kudus oleh sebab itu tidak bisa disentuh setan (Hadits Shahih Bukhari 1493).
- Isa Almasih lahir firman Allah oleh Roh Allah dan firman kalimahNya (Hadits Shahih Bukhari nomor 1496).
- Isa Almasih adalah hakim yang adil pada akhir zaman (Hadits Shahih Bukhari nomor 1090 dan Hadits Shahih Muslim nomor 127). (hal. 12-14).
Tanggapan H. Ihsan L.S. Mokoginta (Wenseslaus)
Apa yang dipaparkan Himar Amos tersebut sebenarnya bukan pemikirannya sendiri, melainkan murni menjiplak tulisan penginjil seniornya, Dr. Ev. Suradi Ben Abraham. Sebelumnya, Suradi telah menulis ayat-ayat tersebut dalam brosur Kristen yang berwajah Islam “Dakwah Ukhuwah” dua seri. Pembaca bisa membaca jawaban tuntas kami dalam dua buku kami sebelumnya, yaitu: “Muallaf Meluruskan Pendeta” dan “Muallaf Mambimbing Pendata Ke Sorga”.
Memang, ada kecenderungan baru dalam dunia penginjilan. Para pendeta, evangelis dan missionaris lebih suka mengutip ayat-ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi yang dianggap mendukung doktrin Kristen tentang ketuhanan Yesus. Dengan demikian, mereka berharap agar kaum muslimin akan dapat ditarik ke Kristen dengan mudah.
Tetapi, usaha ini akan sia-sia saja. Buang-buang energi percuma saja. Sebab umat Islam sudah memiliki dasar tauhid yang pasti dan mantap. Dalam hal iman kepada para nabi Allah, umat Islam tidak membeda-bedakan semua nabi Allah (Qs. Al Baqarah 285). Sebab semua nabi sama-sama mengajarkan tauhid dan menentang syirik (Qs. 21:35).
Apapun gelar dan titel yang dipikul oleh Yesus (Nabi Isa as), semua bisa diterima umat Islam, kecuali gelar bahwa Yesus Tuhan, Yesus Anak Tuhan, Yesus Penjelmaan Tuhan, Yesus Juru Selamat Penebus dosa, dll.
Jadi, usaha Himar Amos dan Ev. S. Ben Abraham untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan berdasarkan Al Qur’an dan Hadits, sernuanya akan sia-sia tak bermakna dengan alasan:
Pertama, banyaknya mukjizat Yesus sama sekali tidak menunjukkan bahwa Yesus adalah Tuhan atau penjelmaan Tuhan. Sebab semua mukjizat yang ditunjukkan itu terjadi atas izin Allah (bi idznillah), bukan atas kehendak Isa as. sendiri. Tanpa izin Allah, tidak ada satu pun mukjizat yang bisa dia lakukan. Jadi yang hebat itu bukannya Isa as. tapi Allah Swt.
Tentang mukjizat yang aneh-aneh dan ajaib tersebut, tidak usah terlalu diistimewakan. Sebab Allah memberikan berbagai mukjizat kepada para nabi yang diutusnya sesuai dengan kebutuhan zaman masing-masing nabi.
Jadi, mukjizat yang dimiliki Yesus tidak menunjukkan bahwa dia memiliki unsur ketuhanan. Lagi pula, setelah Yesus tidak ada di dunia, semua mukjizatnya punah tanpa ada seorang pun yang mewarisinya.
Semua kehebatan Yesus hanya tinggal kisah saja, tak ada pengikut beliau yang mewarisi. Sampai detik ini, tak ada pendeta ataupun pastur yang bisa berjalan di atas air, mendatangkan makanan dari langit, menghidupkan mayat, serta menyembuhkan orang buta sejak lahir, dll. seperti yang dilakukan Yesus.
Inilah yang membedakan antara Nabi Isa (Yesus) dengan Nabi Muhammad saw. Yesus pergi menjnggalkan dunia tanpa meninggalkan kitab suci, sedangkan Nabi Muhammad wafat dengan mewasiatkan pusaka peninggalan Al Qur’an wahyu Allah.
Hebatnya, mukjizat Nabi Muhammad yaitu Al Qur’an, sampai saat ini masih dapat disaksikan dan diwarisi oleh umat Islam. Sampai kapanpun Al Qur’an tidak akan pernah mengalami perubahan. Hebat, bukan ?
Kedua, semakin banyak dan semakin hebat bin aneh mukjizat Yesus, justru semakin membuktikan bahwa Yesus bukanlah Tuhan. Dalam hal ini, yang hebat bukanlah Yesus selaku penerima/diberi mukjizat, melainkan Allah yang mencipta dan memberi mukjjzat.
Tanpa karunia hadiah dari Allah, mustahil Yesus dapat menunjukkan mukjizat. Jangankan membuat mukjizat, menguap saja, Yesus tidak bisa bila tanpa karunia Allah. Yesus tidak dapat berbuat apa-apa.
“Aku tidak dapat berbuat apa-apa dari diriku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan penghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehendakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku.” (Yohanes 5:30).
Usaha Himar Amos untuk membuktikan bahwa Yesus adalah Tuhan dengan mencari-cari ayat Al Qur’an dan Hadits Nabi tidak akan membuahkan hasil, sia-sia belaka. Bahkan merugikan Kristen sendiri.
Sebab hal itu berarti Himar Amos tetah mengkebiri kitab sucinya sendiri. Dalam Bibel tidak terdapat satu pun ayat yang menyatakan bahwaYesus bersabda: “Akulah Allah, sembahlah aku”. Tidak ada! Justru banyak sekali bukti dalam Bibel bahwa Yesus adalah manusia, bukan Tuhan. Buktinya:
a. Segala kehendak Yesus disetir Tuhan
“Aku tidak dapat beruat apa-apa dari diriku sendiri. Aku menghakimi sesuai dengan apa yang aku dengar, dan panghakimanku adil, sebab aku tidak menuruti kehandakku sendiri, melainkan kehendak Dia yang mengutus aku” (Yohanes 5:30).
b. Yesus bersyukur kepada Tuhan
“Pada waktu itu berkatalah Yesus: “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang barkenan kepada-Mu.” (Matius 11:25).
c. Yesus leblh kecil dari Tuhan
“Kamu telah mendangar, bahwa aku tetah berkata kepadamu: Aku pergi, tetapi aku datang kembali kepadamu. Sekiranya kamu mengasihi aku, kamu tentu akan bersukacita karena aku pergi kepada Bapaku, sebab Bapa lebih besar dari pada aku.” (Yohanes 14:28).
d. Yesus pergi menghadap Tuhan
“Sekarang aku pergi kapada Dia yang telah mengutus aku, dan tiada seorang pun di antara kamu yang bertanya kepadaku: Ke mana engkau pergi?” (Yohanes 16:5).
Segala kehendak Yesus disetir Tuhan, Yesus bersyukur kepada Tuhan, Yesus lebih kecil daripada Tuhan dan Yesus pergi menghadap Tuhan. Hal ini jelas menunjukkan bahwa Yesus bukanlah Tuhan, Yesus tidak sama dengan Tuhan dan bukan satu pribadi dengan Tuhan.
Jadi, sekali lagi, usaha Himar Amos untuk mengelabuhi dan membujuk halus kaum muslimin agar mau mempertuhankan manusia Yesus tidak akan pernah berhasil. Sebab umat Islam tidak akan mempertuhankan Yesus karena takut dikatakan sebagai ‘orang kafir’ dan diancam dengan hukuman neraka oleh Al Qur’an surat Al Maa-idah 72.
“Sungguh kafirlah orang-orang yang berkata: ‘Sesungguhnya Allah itu adalah Al Masih putra Maryam”, padahal Al Masih sendiri telah berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu’. Sesungguhnya barangsiapa mempersekutukan Allah, maka sesungguhnya Allah haramkan surga atasnya, dan tempatnya di neraka, dan tidaklah ada penolong bagi orang-orang yang zalim.”
 Sumber: “Pendeta Menghujat Muallaf Maralat”, Insan L.S. Mokoginta (Wenseslaus), FAKTA (Forum Antisipasi Kegiatan Pemurtadan), Jakarta, 1999.