Senin, 29 Agustus 2011

KEJATUHAN MANUSIA


Sebab itu, sama seperti dosa telah masuk ke dalam dunia oleh satu orang dan oleh dosa itu juga maut, demikianlah maut itu telah menjalar kepada semua orang, karena semua orang telah berbuat dosa. [Roma 5:12]
Setelah Tuhan menciptakan Adam dan Hawa, Tuhan menempatkan mereka di sebuah taman yang indah, Taman Eden. Adam diberi tanggung jawab untuk memelihara Taman Eden. Ada banyak jenis pohon di taman itu namun ada pohon yang berbeda dari semua pohon yang lain, yaitu “pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat.” Adam dan Hawa diperbolehkan makan semua buah dari pohon di taman itu, kecuali buah dari “pohon pengetahuan baik dan jahat.” Tuhan dengan tegas melarang mereka agar tidak memakan buah dari pohon tersebut dan memberi peringatan kepada mereka. Dalam Kej. 2:17, Tuhan berkata kepada Adam: “Semua pohon dalam taman ini boleh kau makan buahnya dengan bebas, tetapi pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat itu, janganlah kau makan buahnya, sebab pada hari engkau memakannya, pastilah engkau mati.”
Pada suatu hari, sesuatu yang tidak diinginkan terjadi! Setan dalam bentuk ular, masuk ke taman tersebut dan mulai bercakap-cakap dengan Hawa. Ia kemudian bertanya kepadanya, “Tentulah Tuhan berfirman: Semua pohon dalam taman ini jangan kamu makan buahnya, bukan?” (Kej. 3:1). Pertanyaan ini kedengarannya tidak berbahaya namun Setan mempunyai maksud yang jahat. Maksudnya adalah menipu Hawa agar ia melanggar perintah Tuhan. Hawa menjawab, “Buah pohon yang ada di dalam taman ini boleh kami makan, tetapi tentang buah pohon yang ada di tengah-tengah taman, Tuhan berfirman: Jangan kamu makan ataupun menyentuh buah itu, nanti kamu mati.” (Kejadian 3:2,3). Perkataan yang diucapkan Setan berikutnya adalah dusta belaka. Setan berkata, “Sekali-kali kamu tidak akan mati, tetapi Tuhan mengetahui, bahwa pada waktu kamu makan mata kamu akan terbuka, dan kamu akan menjadi seperti Tuhan, tahu tentang yang baik dan jahat.” Kejadian 3:4, 5. Perkataan Setan bukan saja bertentangan dengan perkataan Tuhan, melainkan memberi kesan bahwa Tuhan menyembunyikan sesuatu yang baik terhadap Adam dan Hawa. Setan mengatakan kepada Hawa bahwa dengan memakan buah itu ia dan suaminya akan menjadi seperti Tuhan. Hawa harus mengambil keputusan. Tuhan telah mengatakan, “Pastilah engkau mati.” Namun sekarang Setan berkata “Kamu tidak akan mati.” Hawa harus memilih siapa yang akan dipercayainya – Tuhan atau Setan. Hawa memandang buah itu dan berpikir tentang apa yang telah dikatakan oleh Setan. Kemudian ia mengambil keputusan. Ia mengambil buah itu dan memakannya. Hawa telah memilih untuk percaya kepada Setan!
Rencana Setan telah berhasil memperdaya Hawa. Hawa berhasil dijeratnya karena ternyata ia lebih mempercayai perkataan Setan dari pada perkataan Tuhan! Ia telah ditipu untuk mempercayai dusta. Mengapa Hawa tertipu? Ia tertipu karena ia tidak percaya kepada Firman Tuhan. Kitapun akan tertipu apabila kita tidak mempercayai apa yang dikatakan Tuhan. Namun rencana jahat Setan tidak berakhir di situ saja. Setan juga merencanakan untuk menjatuhkan Adam ke dalam dosa. Kali ini, Setan tidak berbicara langsung kepada Adam melainkan ia menggunakan Hawa untuk membujuk Adam agar ia pun melanggar perintah Tuhan. Hawa memberikan buah itu kepada Adam. Hawa pasti memberitahukan kepada Adam tentang perkataan Setan bahwa mereka akan memperoleh kuasa yang luar biasa jika memakan buah tersebut.
Nah, Adam pun harus memilih. Ia tahu apa yang Tuhan telah katakan. Tuhan telah memberitahunya dengan jelas bahwa akibat dari memakan buah itu adalah kematian – bukannya mendapat kuasa. Apakah Adam tertipu karena apa yang telah dikatakan Setan kepada Hawa? Tidak! Ia telah mengetahui apa yang akan terjadi. Namun demikian, ia tetap mengambil buah itu dan memakannya. Demikianlah ia jatuh ke dalam dosa! Apakah sebenarnya dosa yang dilakukan Adam? Dosanya adalah ketidaktaatan. Ia tidak mentaati perintah Tuhan. Ia menuruti kehendaknya sendiri daripada menuruti kehendak Tuhan. Dengan berbuat demikian, Adam telah memberontak terhadap Penciptanya dan menuruti setan, si pemberontak pertama itu.
Tanggapan kami:
Dan (ingatlah) ketika Kami berfirman kepada para malaikat: “Sujudlah kamu kepada Adam,” maka sujudlah mereka kecuali Iblis; ia enggan dan takabur dan adalah ia termasuk golongan orang-orang yang kafir. Dan Kami berfirman: “Hai Adam diamilah oleh kamu dan isterimu surga ini, dan makanlah makanan-makanannya yang banyak lagi baik di mana saja yang kamu sukai, dan janganlah kamu dekati pohon ini, yang menyebabkan kamu termasuk orang-orang yang zalim. Lalu keduanya digelincirkan oleh syaitan dari surga itu dan dikeluarkan dari keadaan semula dan Kami berfirman: “Turunlah kamu! sebagian kamu menjadi musuh bagi yang lain, dan bagi kamu ada tempat kediaman di bumi, dan kesenangan hidup sampai waktu yang ditentukan”. [QS. Al-Baqarah (2): 34-36]
Ada beberapa perbedaan antara Alkitab dan Al-Qur`an mengenai kisah kejatuhan manusia. Perbedaan itu antara lain:
a. Dalam Alkitab dijelaskan bahwa TUHAN menyebut ‘pohon’ yang dilarang untuk didekati itu sebagai ‘pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat’. Sedangkan dalam Al-Qur`an tidak disebutkan nama pohon itu. Penamaan pohon itu sebagai ‘pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat’ adalah sangat mencurigakan. Sepertinya penamaan itu bukan dari Tuhan. Jika benar pohon itu adalah pohon pengetahuan tentang yang baik dan yang jahat, mengapa pohon itu harus dihindari? Bukankah bagus jika kita mengetahui mana yang baik dan mana yang jahat? Bukankah dengan ilmu itu manusia dapat mengetahui jalan lurus? Sepertinya penamaan pohon itu bukan dari TUHAN, tetapi dari Setan. Begitu juga dengan penamaan pohon kehidupan, pohon kekal, pohon khuldi, Al-Qur`an menjelaskan bahwa penamaan seperti itu adalah penamaan dari Setan, bukan dari Tuhan (QS. Al-A’raf: 20).
b. Dalam Alkitab dijelaskan bagaimana cara setan membujuk manusia, yaitu dengan berbentuk ular. Sedangkan dalam Al-Qur`an tidak dijelaskan bagaimana Iblis bisa mendekati manusia untuk menggelincirkannya.
c. Dalam Alkitab dijelaskan bahwa Setan telah menggelincirkan Hawa, lalu Hawa menggelincirkan Adam (Kej. 3:12-13). Dan jadilah perempuan itu sebagai pihak yang dipersalahkan. Urutan seperti itu tidak dikenal dalam Al-Qur`an. Al-Qur`an menyebutkan bahwa Iblis menggelincirkan keduanya, Adam dan Hawa. Jadi yang menggelincirkan Adam adalah Iblis, bukan Hawa.
Dari kejadian ini, Paulus mengarang sebuah ‘dongeng’ mengenai dosa waris (Rm. 5:12). Dia berkata bahwa setiap manusia yang lahir telah berdosa, karena setiap manusia yang lahir itu mewarisi dosa dari Adam. Sepertinya dongeng Paulus agak bertentangan dengan dongeng Kejadian. Sebab dalam dongeng Paulus dikatakan bahwa semua orang berdosa karena Adam, padahal menurut dongeng Kejadian, manusia yang pertama kali berdosa adalah Hawa, bukan Adam. Kemudian, dengan dongeng dosa waris atau dosa asal ini, Paulus telah menjadikan Yesus sebagai orang berdosa juga, sebab Yesus telah lahir dari perempuan yang juga mewarisi dosa Adam. Maka Yesus bukanlah orang yang cocok untuk menjadi ‘domba korban’. Lagi pula mengapa harus menyalib Yesus? Bukankah Adam dan Hawa telah menerima hukumannya, mengapa masih ada dosa yang diwariskan? Apakah Tuhan begitu bengis hingga belum mau mengampuni manusia kalau belum membunuh Yesus? Benarkah Yesus disalib untuk menebus dosa? Atau justeru karena dengki (Mat. 27:18; Mrk. 15:10)? Dan benarkah Yesus disalib? Atau justeru Yesus telah diselamatkan? Dongeng dosa waris penuh dengan kontradiksi.
a. Jika setiap orang telah berdosa sejak lahirnya, maka bayi yang baru lahir kemudian mati, tentulah dia masuk neraka. Sebab dia belum beriman akan penyaliban Yesus, dan dia belum dibaptis. Berarti dia mati dalam keadaan masih berdosa. Padahal dalam Matius 19:14, Yesus menjelaskan bahwa anak-anak itu masih suci, mereka adalah pewaris Kerajaan Sorga.
b. Dalam dongeng dosa waris dikatakan bahwa setiap orang dihukum berdosa karena dosa Adam. Ini bertentangan dengan keadlian Allah. Coba lihat Yehezkiel 18:20; Ulangan 24:16; 2 Raj. 14:6; 2 Tawarikh 25:4. Adalah tidak masuk akal jika bapak yang makan mangga mentah, tetapi anak-anak yang merasakan ngilu giginya.
Orang yang berbuat dosa, itu yang harus mati. Anak tidak akan turut menanggung kesalahan ayahnya dan ayah tidak akan turut menanggung kesalahan anaknya. [Yehezkiel 18:20]
Itu adalah umat yang lalu; baginya apa yang telah diusahakannya dan bagimu apa yang sudah kamu usahakan, dan kamu tidak akan diminta pertanggungan jawab tentang apa yang telah mereka kerjakan. [QS. Al-Baqarah (2): 134,141]
Doktrin Kristen Trinitarian:
Sebagai akibatnya, bumi dikutuk Tuhan, maka Adam harus mencari nafkah dengan susah payah. Kej. 3:17-19 mengatakan:”… maka terkutuklah tanah karena engkau, dengan bersusah engkau akan mencari rezekimu dari tanah seumur hidupmu ….”
Hukuman tidak hanya diberikan kepada Adam dan Hawa, tetapi juga kepada ular. Kej. 3:14 mengatakan: “Karena engkau berbuat demikian, terkutuklah engkau diantara segala ternak dan diantara segala binatang, dengan perutmulah engkau akan menjalar dan debu tanahlah akan kau makan seumur hidupmu.”
Tuhan adalah kudus. Ia tidak dapat membiarkan dosa. Adam dan Hawa telah berdosa, karena itu mereka diusir keluar dari Taman Eden. Dosa selalu memisahkan manusia dengan Tuhan. Walaupun manusia telah melanggar perintah Tuhan, Ia tetap mengasihi manusia ciptaan-Nya. Ia mempunyai rencana yang indah untuk manusia, yaitu dengan memberikan janji keselamatan kepadanya. Kej. 3:15 menjelaskan hal itu: “Aku akan mengadakan permusuhan antara engkau (iblis) dengan perempuan ini (Hawa), antara keturunanmu dengan keturunannya; keturunannya (Juru selamat yang akan datang) akan meremukkan kepalamu, dan engkau akan meremukkan tumitnya.”
Tuhan telah menyediakan jalan bagi Adam dan Hawa serta keturunan mereka untuk kembali dapat bersekutu dengan Tuhan. Sejak saat itu sampai Yesus datang sebagai Juruselamat, manusia harus mempersembahkan anak domba yang tidak bersalah sebagai korban penebus dosa. Tuhan menerima persembahan korban binatang itu karena mereka yang mempersembahkannya memandang ke depan dengan iman kepada Yesus Kristus yang akan datang.
Tanggapan kami:
Benarkah bumi ini telah dikutuk Tuhan? Sungguh tidak masuk akal. Dan benarkah ular makan debu tanah? Benarkah Alkitab firman Tuhan?
Benarkah keselamatan dan hidup kekal itu adalah melalui penyaliban Yesus? Tentu saja itu tidak benar. Sebab hidup kekal itu adalah dengan taat kepada perintah Allah, Bapa yang di sorga.
Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” [Matius 19:17]
Menyembelih binatang korban bukanlah melihat kepada pengorbanan Yesus. Yesus tidak pernah disembelih. Menyembelih korban adalah melihat kepada Kain dan Habel (Qabil dan Habil), juga melihat kepada Abraham dan Ismael (Ibrahim dan Ismail).
Maka tatkala anak itu (Ismail) sampai (pada umur sanggup) berusaha bersama-sama Ibrahim, Ibrahim berkata: “Hai anakku sesungguhnya aku melihat dalam mimpi bahwa aku menyembelihmu. Maka fikirkanlah apa pendapatmu!” Ia menjawab: “Hai bapakku, kerjakanlah apa yang diperintahkan kepadamu; insya Allah kamu akan mendapatiku termasuk orang-orang yang sabar”. [QS. Ash-Shaffat: 102]
Tetapi bangsa Yahudi telah menceritakan suatu kisah bohong dan merubah Torat. Dalam Kejadian 22:2 diceritakan demikian: Firman-Nya: “Ambillah anakmu yang tunggal itu (dalam versi lain: anak sulung), yang engkau kasihi, yakni Ishak, pergilah ke tanah Moria dan persembahkanlah dia di sana sebagai korban bakaran pada salah satu gunung yang akan Kukatakan kepadamu.”
Mana mungkin anak tunggal atau pun anak sulung yang dimaksud adalah Ishak, sedangkan Ismael telah berumur 14 tahun ketika Ishak dilahirkan? Maka jelaslah, yang dimaksud di sini adalah Ismael, nenek-moyang sang Juruselamat yang dijanjikan itu. Bukankah Hagar lebih dulu melahirkan Ismael (Kej. 16:16) dari pada Sara melahirkan Ishak (Kej. 21:5)? Gunakanlah akal budimu, jujurlah pada hatimu, dan jangan menipu dirimu sendiri! Sesungguhnya bangsa yahudi yang tinggi hati itu tidak rela jika Juruselamat lahir dari keturunan Ismael. Maka mereka ‘membuang’ Ismael dan menjelek-jelekkan dia. Suatu pembunuhan karakter yang sangat keji. Akan tetapi lihatlah bagaimana Yesus bernubuat mengenai Juruselamat itu: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: Hal itu terjadi dari pihak Tuhan … Sebab itu, Aku berkata kepadamu, bahwa kerajaan Allah akan diambil dari padamu dan akan diberikan kepada suatu bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu. (Matius 21: 42-43) Batu yang dibuang adalah garis keturunan Ismael yang merupakan anak Abraham. Sedangkan tukang bangunan adalah bangsa Yahudi yang telah membuang Ismael dari garis keturunan Abraham, mereka tidak mengakui Ismael sebagai putera Abraham. Mereka berharap dan berkeyakinan bahwa Juruselamat itu berasal dari keturunan Daud. Padahal Daud sendiri memanggil Juruselamat itu sebagai tuan. Lalu bagaimana mungkin Juruselamat itu adalah keturunan Daud? (Mazmur 110:1; Mat. 22:44-45; Mrk. 12:36-37; Luk. 20:42-44) Adapun bangsa yang akan menghasilkan buah kerajaan itu adalah bangsa Arab, dimana Nabi Muhammad saaw dilahirkan.
Dalam Al-Mustadrak Imam Hakim ada disebutkan bahwa ketika Rasulullah lahir, pada malam 12 Rabiul Awal Tahun Gajah, seorang Yahudi melihat terbitnya suatu bintang yang merupakan syiar dari maulidur rusul saaw. Maka pada pagi harinya, orang Yahudi itu keluar menemui kaumnya sambil berteriak-teriak, “Celakalah kalian wahai orang-orang Yahudi. Sesungguhnya semalam aku melihat bintang Ahmad telah terbit.”
Orang-orang (Yahudi dan Nasrani) yang telah Kami beri Al Kitab (Taurat dan Injil) mengenal Muhammad seperti mereka mengenal anak-anaknya sendiri. Dan sesungguhnya sebahagian di antara mereka menyembunyikan kebenaran, padahal mereka mengetahui. [QS. Al-Baqarah (2): 146]