Senin, 29 Agustus 2011

YESUS DAN ENAM ANUGERAH


Tuhan melihat manusia ‘dalam Adam’ atau ‘dalam Kristus’. Apakah artinya berada ‘dalam Adam’? Artinya kita mewarisi semua yang ada dalam Adam dan apa yang telah dilakukannya. Pada hakekatnya, kita semua berada dalam Adam – terpisah dari Tuhan dan menjadi hamba kepada dosa dan Setan. Betapa mengerikannya keadaan ini.
Namun ada kabar baik bagi kita. Ketika kita dilahirkan baru, Tuhan menempatkan kita dalam keluarga Kristus. Kita tidak dapat melakukannya sendiri tetapi Tuhan telah melakukannya bagi kita. Kita sekarang berada dalam Kristus. Bagaimanakah kita dapat masuk dan berada dalam Kristus? Tuhan sendirilah yang menempatkan kita dalam Kristus! Alkitab mengatakan, “Tetapi oleh Dia (Tuhan) kamu berada dalam Kristus….” [1 Korintus 1:30]
Tanggapan kami: 
Sekarang yakinlah bahwa Kristen Trinitarian memang menganggap bahwa Adam adalah Setan, bapa orang-orang berdosa. Orang-orang yang di dalam Adam adalah anak-anak Setan, hamba-hamba Setan yang jauh dari rahmat Tuhan. Dan mereka mengklaim bahwa orang-orang yang di dalam Yesus adalah anak-anak Tuhan, hamba-hamba Tuhan. Dan mengenai ini sudah kami bahas pada bab-bab sebelumnya.
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Perkataan yang paling indah dalam seluruh Alkitab adalah “Dalam Kristus.” Perkataan ini atau kata yang memiliki persamaan artinya dengan kata ini digunakan lebih dari 130 kali di dalam Perjanjian Baru! Berikut ini ada beberapa ayat yang menunjukkan kedudukan kita yang baru dalam Kristus.
“….Tuhan yang DALAM KRISTUS telah mengaruniakan kepada kita segala berkat rohani di dalam Surga. Sebab DI DALAM DIA Tuhan telah memilih kita sebelum dunia dijadikan…..” [Efesus 1:3,4]
“Karena kita ini buatan Tuhan diciptakan DI DALAM YESUS KRISTUS untuk melakukan pekerjaan yang baik, yang dipersiapkan Tuhan sebelumnya. Ia mau supaya kita hidup di dalam-Nya.” [Efesus 2:10]
“Jadi siapa yang ada DI DALAM KRISTUS, ia adalah ciptaan baru: yang lama sudah berlalu, sesungguhnya yang baru sudah datang.” [2 Korintus 5:17]
“….dan kita ada DI DALAM yang benar, di dalam Anak-Nya Yesus Kristus…..” [1 Yohanes 5:20]
“DI DALAM DIA kita telah memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” [Kolose 1:14]
“Demikianlah sekarang tidak ada penghukuman bagi mereka yang ada DI DALAM KRISTUS YESUS….” [Roma 8:1]
“…yaitu mereka yang dikuduskan DALAM KRISTUS YESUS….” [1 Korintus 1:2]
Apakah Anda sempat memperhatikan penggunaan kata-kata seperti “di dalam Kristus” dan “di dalam Dia”? Apabila Anda membaca Perjanjian Baru Anda akan memperhatikan bahwa perkataan ini banyak kali digunakan.
Tanggapan kami: 
Walaupun kata ‘di dalam Yesus’ itu sering digunakan di dalam Perjanjian Baru, tetapi ingat, bahwa kata-kata itu selalu ada dalam surat-surat Paulus. Paulus si anak Setan itu memang suka memutarbalikkan firman Tuhan. Coba buka lagi bab tentang Setan, maka Anda akan mendapati betapa Paulus itu suka mencampur-adukkan yang benar dengan yang palsu. Jika Anda ingin membeli emas, tentu Anda akan memeriksa kemurnian emas itu terlebih dahulu. Apalagi jika Anda ingin membeli sesuatu dengan menggunakan jiwa Anda. Tentu Anda harus lebih teliti dalam menguji apa yang akan Anda beli itu. Jangan sampai Anda menjual jiwa Anda kepada kesesatan dan Iblis. Jika sampai Anda menjual jiwa Anda kepada Setan, maka mautlah yang Anda dapatkan. Fikirkan sekali lagi sebelum Anda menjual jiwa Anda. Kepada siapa Anda akan menjualnya? Kepada siapa Anda akan memperhambakan jiwa-raga Anda? Jangan terburu-buru mengambil keputusan. Setan itu lebih cerdik dari penjual obat di pinggir jalan. Dia dapat menipu Anda sedemikian rupa. Sebenarnya dia tidak suka jika Anda berfikir. Sebab sedetik saja Anda berfikir, maka tipuannya pun menjadi gagal.
Akal budi yang baik mendatangkan karunia, tetapi jalan para pengkhianat mencelakakan mereka. [Amsal 13:15]
 Doktrin Kristen Trinitarian: 
Anugerah di dalam Kristus:
a. Di Dalam Kristus Kita Diampuni
Oleh karena kita berada di dalam Kristus, maka Tuhan telah mengampuni semua dosa kita. Alkitab mengatakan:
“DI DALAM DIA, kita memiliki penebusan kita, yaitu pengampunan dosa.” [Kolose 1:14]
b. Di Dalam Kristus Kita Dibenarkan
Apakah arti dibenarkan? Artinya adalah kita dinyatakan benar oleh Allah karena kebenaran Kristus sehingga kita terlepas dari murka Allah Roma 5:18. Bagaimanakah kita dibenarkan di hadapan Tuhan? Kita dibenarkan DI DALAM KRISTUS, yaitu melalui kematian-Nya. Yesus Kristus itu sempurna kebenaran-Nya. Oleh karena itu, sekarang Tuhan memandang kita sebagai orang yang benar di dalam Dia. Alkitab mengatakan:
“Dia (Kristus) yang tidak mengenal dosa telah dibuat-Nya (Tuhan) menjadi dosa karena kita, supaya DI DALAM DIA kita dibenarkan dalam Tuhan.” [2 Korintus 5:21]
“Lebih-lebih, karena kita sekarang telah dibenarkan oleh darahNya, kita pasti akan diselamatkan dari murka Allah. [Roma 5:9]
c. Di Dalam Kristus Kita Diperdamaikan dengan Allah
Sebagai orang yang berdosa, kita adalah musuh/seteru Allah Roma (5:10). Kematian Kristus di kayu salib telah mendamaikan kita dengan Allah sehingga kita dapat bersekutu lagi denganNya. Di dalam Kristus kita telah diperdamaikan dengan Allah. Alkitab mengatakan:
“Dan semuanya ini dari Allah yang dengan perantaraan Kristus telah mendamaikan kita dengan diri-Nya ….” [2 Korintus 5:18]
“Dan oleh Dialah Ia memperdamaikan segala sesuatu dengan diri-Nya,…, juga kamu yang dahulu hidup jauh dari Allah dan memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya ….” [Kolose 1:20-22]
d. Di Dalam Kristus Kita Dikuduskan
Tuhan memberi nama yang baru bagi setiap orang yang percaya kepada-Nya. Ia menyebut mereka “orang-orang kudus di dalam Kristus Yesus.” Perkataan “orang kudus” berarti “orang suci.” Di mata Tuhan, setiap orang yang percaya adalah orang kudus di dalam Kristus. Di dalam diri kita, kita tidak kudus tetapi Tuhan memandang kita kudus di dalam Kristus. Apabila kita sendiri di hadapan Tuhan, kita berdiri di dalam kekudusan Kristus. Kita sekarang adalah orang-orang “kudus DI DALAM KRISTUS.” Alkitab mengatakan:
“kepada jemaat Allah di Korintus, yaitu mereka yang dikuduskan dalam Kristus Yesus dan yang dipanggil menjadi orang-orang kudus ….” [1 Korintus 1:2]
“…Ia membenarkan, menguduskan dan menebus kita.” [1 Korintus 1:30]
e. Di Dalam Kristus Kita Dimeteraikan oleh Roh Kudus
Kita sekarang telah menjadi anak-anak Tuhan dan tujuan perjalanan hidup kita adalah Surga. Tuhan telah menempatkan kita di dalam Kristus dan telah memeteraikan kita dengan Roh Kudus. Dengan meterai-Nya ini maka kita beroleh kepastian tentang keselamatan kita. Alkitab mengatakan:
“DI DALAM DIA kamu juga, ketika kamu percaya, dimeteraikan dengan Roh Kudus, yang dijanjikan-Nya itu.” [Efesus 1:13]
f. Di Dalam Kristus Kita Telah Menjadi Sempurna
Setiap hal yang kita perlukan untuk hidup sebagai orang Kristen telah kita peroleh di dalam Kristus. Kita sekarang sempurna dan utuh di dalam Kristus. Alkitab mengatakan: “Sebab dalam Dialah berdiam secara jasmaniah seluruh kepenuhan ke-Tuhanan, dan kamu telah dipenuhi DI DALAM DIA….” [Kolose 2:9, 10]
Kesempurnaan kita disini adalah semata-mata kesempurnaan Kristus, bukan kesempurnaan kita. Di dalam diri kita sendiri, kita tidak akan pernah menjadi sempurna.
Tanggapan kami: 
a. Pengampunan Dosa.
Pengampunan dosa tidak diraih dari penyaliban Yesus. Sebab penyaliban Yesus sendiri tidak pernah terjadi. Yesus tidak pernah mau disalibkan. Rencana penyaliban itu hanyalah buah kedengkian imam-imam Yahudi. Terkutuklah orang-orang yang merencanakan penyaliban itu. Dan terkutuklah orang-orang yang bergembira atas penyaliban itu. Orang-orang Kristen begitu gembira dengan penyaliban Yesus. Sebab dengan penyaliban Yesus, menurut mereka, dosa-dosa mereka diampuni. Maka terkutuklah mereka atas kebiadaban itu. Jika mereka tidak bertobat dari keyakinan yang demikian, maka kebinasaanlah bagi mereka. Jika Anda ingin diampuni, maka sembahlah ALLAH saja, jangan yang lain, dan mohonlah ampunan kepada ALLAH sebagaimana yang diajarkan Yesus:
Dan ampunilah kami akan kesalahan kami, seperti kami juga memaafkan orang yang bersalah kepada kami. [Matius 6:12]
b. Pembenaran.
Seseorang dianggap sebagai orang benar bukanlah melalui kematian Yesus. Sungguh celaka orang yang berkata bahwa kebenaran adalah melalui kematian Yesus. Sebab itu berarti tanpa kematian Yesus tidak ada pembenaran. Itu berarti orang-orang tersebut menginginkan kematian Yesus. Betapa haus darahnya, betapa kejinya, betapa biadabnya.
Pembenaran itu adalah dengan Anda meyakini bahwa ALLAH itu esa, kemudian Anda mengikrarkan kesaksian Anda bahwa ALLAH itu esa, lalu Anda mentaati perintah ALLAH. dengan demikian, maka Anda akan disebut orang benar (shiddiqin), dan Anda terlepas dari murka Allah.
c. Pendamaian.
Sesungguhnya ALLAH memusuhi orang-orang yang menyekutukan Diri-Nya dengan sesuatu. ALLAH memusuhi setiap orang yang menyembah sesuatu selain dirinya. Jika Anda ingin terlepas dari permusuhan itu, maka Anda harus mengesakan ALLAH.
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus. [Yoh. 17:3]
d. Kekudusan.
Kekudusan dan kesucian hanya bisa didapat dengan mensucikan diri dari penyembahan yang selain ALLAH, dan juga dengan menjauhi larangan-Nya, serta taat kepada perintah-Nya dengan beribadah hanya kepada-Nya saja.
Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” [Matius 19:17]
e. Dimeteraikan.
Sesungguhnya telah kafirlah orang-orang yang berkata: “Sesungguhnya Allah adalah Al Masih putera Maryam”, padahal Al Masih (sendiri) berkata: “Hai Bani Israil, sembahlah Allah Tuhanku dan Tuhanmu” Sesungguhnya orang yang mempersekutukan (sesuatu dengan) Allah, maka pasti Allah mengharamkan kepadanya surga, dan tempatnya ialah neraka, tidaklah ada bagi orang-orang zalim itu seorang penolongpun. [QS. Al-Maidah (5): 72]
Dari Ubadah bin As-Somit ra katanya: Rasulullah saaw telah bersabda: “Barangsiapa yang mengucap Dua Kalimah Syahadat yaitu: ‘aku bersaksi bahwa tiada Ilah yang benar kecuali ALLAH dan aku bersaksi bahwa Nabi Muhammad adalah hamba-Nya dan utusan-Nya’, dan bersaksi bahwa Nabi Isa adalah hamba ALLAH, anak hambanya dan kalimah ALLAH, yaitu Nabi Isa as dijadikan oleh ALLAH tidak berbapa hanya dengan kalimah KUN yang berarti jadilah engkau maka jadilah dia, yang disampaikan kepada Maryam dan juga tiupan roh daripada-Nya, serta bersaksi bahwa balasan Syurga adalah pasti begitu juga balasan Neraka adalah pasti, maka Allah akan memasukkan mereka yang dikehendaki ke dalam Syurga melalui salah satu dari delapan pintu Syurga sebagaimana yang dikehendakinya. [HR. Bukhari dan Muslim]
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus. [Yoh. 17:3]
Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” [Matius 19:17]
ALLAH menjamin bagi setiap orang yang mengeskan ALLAH hingga akhir hayatnya, niscaya dia masuk ke dalam surga. Ingatlah bahwa kunci surga itu adalah kalimat “LAA ILAAHA ILLALLAAH”, tiada Ilah yang benar kecuali ALLAH.
f. Kesempurnaan (Insan Kamil).
Kesempurnaan itu adalah dengan mengikuti aqidah, syariat dan akhlaq yang diajarkan dan dicontohkan Muhammad Rasulullah saaw yang mulya. Sebab Muhammad Rasulullah saaw adalah manusia paling sempurna (Insan Kamil). Beliau adalah mahkota para rasul. Tidak ada manusia yang lebih sempurna dari beliau saaw.
Sesungguhnya telah ada pada (diri) Rasulullah itu suri teladan yang baik bagimu (yaitu) bagi orang yang mengharap (rahmat) Allah dan (kedatangan) hari kiamat dan dia banyak menyebut Allah. [QS. Al-Ahzab (33): 21]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Jika kamu (benar-benar) mencintai Allah, ikutilah aku, niscaya Allah mengasihi dan mengampuni dosa-dosamu.” Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Ali Imran (3): 31]
(Isa berkata:) “Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah Dia. Inilah jalan yang lurus”. [QS. Ali Imran (3): 51 atau QS. Maryam (19): 36]
Katakanlah (wahai Muhammad): “Sesungguhnya aku telah ditunjuki oleh Tuhanku kepada jalan yang lurus, agama yang benar; agama Ibrahim yang lurus; dan Ibrahim itu bukanlah termasuk orang-orang yang musyrik.” [QS. Al-An’am (6): 161]
Sesungguhnya kamu (wahai Muhammad) salah seorang dari rasul-rasul, (yang berada) di atas jalan yang lurus. [QS. Ya Sin (36): 3-4]
(Berfirman Allah:) Dan hendaklah kamu menyembah-Ku. Inilah jalan yang lurus. [QS. Ya Sin (36): 61]
Tunjukilah kami jalan yang lurus, (yaitu) jalan orang-orang yang telah Engkau anugerahkan ni`mat kepada mereka; bukan (jalan) mereka yang dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat. [QS. Al-Fatihah (1): 6-7]
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul (Nya), mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: Nabi-nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid dan orang-orang saleh. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [QS. An-Nisa` (4): 69]
Pada hari ini orang-orang kafir telah putus asa untuk (mengalahkan) agamamu, sebab itu janganlah kamu takut kepada mereka dan takutlah kepada-Ku. Pada hari ini telah Kusempurnakan untuk kamu agamamu, dan telah Ku-cukupkan kepadamu ni`mat-Ku, dan telah Ku-ridhai Islam itu jadi agama bagimu. Maka barangsiapa terpaksa karena kelaparan tanpa sengaja berbuat dosa, sesungguhnya Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [QS. Al-Maidah (5): 3]
Doktin Kristen Trinitarian: 
Sebagai anak Tuhan, kita tidak lagi berada di dalam Adam. Sekarang kita telah berada DI DALAM KRISTUS. Apakah ini berarti kita tidak akan pernah berdosa lagi? Tidaklah demikian maksudnya. Dalam surat yang ditulis oleh Rasul Paulus kepada orang-orang yang percaya di Korintus, kita dapati adanya beberapa hal yang agak sulit dipahami. Di satu pihak, Paulus menyebut mereka sebagai orang yang telah “disucikan” dalam Yesus Kristus. Namun dalam surat yang sama, Paulus juga berbicara mengenai dosa-dosa yang mereka telah lakukan dalam kehidupan mereka. Ada di antara mereka yang sombong, saling bertengkar, dan sebagian dari mereka telah melakukan perkara-perkara asusila.
Apakah sebenarnya maksudnya? Bagaimanakah Paulus mengatakan bahwa mereka “kudus di dalam Kristus” sedangkan, pada saat yang sama mereka tidak hidup selayaknya sebagai orang Kristen? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu memahami tentang perbedaan antara kedudukan kita dan keadaan kita yang sebenarnya.
Tanggapan kami: 
Konsep pembedaan antara Adam dan Yesus telah runtuh seperti yang telah kami jelaskan. Dan sebagaimana telah dijelaskan, bahwa dengan seseorang berada dalam Yesus, tidak menjadikan dirinya sebagai orang yang terbebas dari kuasa dosa. Sebab setiap manusia itu memang harus dicobai agar manusia itu dan manusia lainnya mengerti, siapakah yang betul-betul beriman, dan siapa yang hanya mengaku-ngaku saja, dan juga siapakah yang lebih baik keadaannya disebabkan iman dan perbuatannya.. Ingat, iman itu diyakini oleh hati, diikrarkan oleh lisan, dan dibuktikan oleh perbuatan anggota badan lahiriah. Dalam Islam, setelah seseorang bersyahadah, maka segala dosanya yang telah lalu akan terhapuskan, kemudian dia harus menjaga hablum minallah dan hablum minannas, yaitu menjaga hubungan baik dengan Allah dan hubungan baik dengan manusia.
Apakah manusia itu mengira bahwa mereka dibiarkan (saja) mengatakan: “Kami telah beriman”, sedang mereka tidak diuji lagi? [QS. Al-‘Ankabut (29): 2]
Yang menjadikan mati dan hidup, supaya Dia menguji kamu, siapa di antara kamu yang lebih baik amalnya. Dan Dia Maha Perkasa lagi Maha Pengampun. [QS. Al-Mulk (67): 2]
Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus yang telah Engkau utus. [Yoh. 17:3]
Jawab Yesus: “Apakah sebabnya engkau bertanya kepadaku tentang apa yang baik? Hanya Satu yang baik. Tetapi jikalau engkau ingin masuk ke dalam hidup, turutilah segala perintah Allah.” [Matius 19:17]
Dari Anas bin Malik ra katanya: Nabi saaw telah bersabda: “Tidak sempurna iman seseorang itu, sebelum dia mengasihi saudaranya sebagaimana dia kasihkan dirinya sendiri.” [HR. Bukhori, Muslim, Tirmidzi, Nasa`i, Ibnu Majah, Ahmad]
Hukum yng terutama ialah: Dengarlah, hai Israel, TUHAN adalah Allah kita, TUHAN itu esa. Kasihilah TUHAN, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu dan dengan segenap kekuatanmu. Dan hukum yang kedua ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri. [Markus 12: 29-31]
Dari Abu Hurairah ra katanya: Sesungguhnya Rasulullah saaw pernah bersabda: “Seorang penzina tidak akan berzina jika ketika itu dia berada di dalam keimanan. Seorang pencuri tidak akan mencuri jika ketika itu dia berada di dalam keimanan yaitu iman yang sempurna. Begitu juga seorang peminum arak tidak akan meminum arak jika ketika itu dia berada di dalam keimanan.” [HR. Bukhori]
Doktrin Kristen Trinitarian: 
Kedudukan kita ialah cara Tuhan memandang kita di dalam Kristus. Hal ini termasuk semua hal yang telah dilakukan oleh Tuhan bagi kita di dalam Kristus. Tuhan telah memberikan suatu kedudukan yang sempurna bagi kita di dalam Kristus. Apakah kedudukan kita itu selalu sempurna? Ya. Mengapa? Karena kedudukan kita itu didasarkan pada apa yang Tuhan telah lakukan untuk kita di dalam Kristus. Kita berada DI DALAM KRISTUS. Oleh karena itu, Tuhan melihat kita sebagai orang-orang yang sempurna di dalam Dia. Alkitab mengatakan, “Sebab oleh karena satu korban saja Ia telah menyempurnakan untuk selama-lamanya mereka yang Ia kuduskan (mereka yang berada di dalam Kristus).” (Ibrani 10:14)
Keadaan kita ialah cara (perilaku) hidup kita di dunia ini. Alkitab menyebutnya sebagai “perjalanan hidup” kita. Apakah keadaan kita itu selalu sempurna? Tidak. Mengapa? Karena hal itu bergantung pada keadaan diri kita yang sebenarnya. Kita adalah orang yang berdosa. Alkitab mengatakan, “Jika kita mengatakan bahwa kita tidak berdosa, maka kita menipu diri kita sendiri dan kebenaran tidak ada di dalam kita.” (1Yohanes 1:8)
Akan sangat membantu dalam kehidupan Kristen kita, apabila kita memahami bahwa KEDUDUKAN kita adalah cara Tuhan melihat atau memandang kita di dalam Kristus, sedangkan KEADAAN kita adalah cara (perilaku) kita hidup di dunia ini. Di dalam Kristus kita senantiasa sempurna di mata Tuhan. Namun di dalam diri kita sendiri, kita adalah orang yang berdosa.
Apakah ini berarti kita puas dengan terus berbuat dosa? Tidak demikian! Tuhan ingin agar hidup kita dari hari ke hari sesuai atau berpadanan dengan kedudukan kita di dalam Kristus. Karena kita adalah “kudus di dalam Kristus” maka Tuhan ingin agar kita hidup kudus setiap hari. Alkitab mengatakan: “Tetapi hendaklah kamu menjadi kudus di dalam seluruh hidupmu sama seperti Dia yang kudus, yang telah memanggil kamu.” 1 (Petrus 1:15)
Bagaimanakah kita dapat menjadi kudus? Di dalam Firman-Nya, Tuhan memberitahu kita bahwa kita harus “berjalan” dengan iman. Artinya harus mempercayai atau berpegang pada kedudukan kita yang sebenarnya di dalam Yesus Kristus. Alkitab mengatakan, “Kamu telah menerima Kristus Yesus, Tuhan kita. Karena itu hendaklah hidupmu tetap dalam Dia.” (Kolose 2:6)
Berikut ini ada satu rahasia yang besar bagi kehidupan Kristen: “Iman terhadap KEDUDUKAN KITA menjadikannya nyata dalam kehidupan kita.”
Ketika kita tahu dan sadar bahwa kita adalah “kudus di dalam Kristus,” maka sepatutnyalah kita hidup kudus setiap hari. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah “orang-orang yang kudus di dalam Kristus” maka kita juga akan bertindak dan hidup seperti orang-orang kudus. Ketika kita menyadari bahwa kita adalah “anak-anak Tuhan” maka sudah sepatutnyalah kita hidup sebagai anak-anak Tuhan ditengah-tengah dunia ini. Ketika kita berpegang pada kedudukan kita yang sebenarnya di dalam Kristus, maka Roh Kudus akan menjadikan semua hal itu nyata di dalam kehidupan kita.
Tanggapan kami: 
Sebagaimana telah kami jelaskan bahwa di dalam Islam, ketika seseorang bersyahadah, maka dihapuslah dosa-dosanya yang telah lalu, dia telah masuk ke dalam aqidah Islamiyah, aqidah tauhid, unitary faith. Kemudian dia harus menjalankan syariat Islam, yaitu cara hidup sesuai perintah Tuhan, yang meliputi cara mencintai Allah dan cara menyayangi manusia (hablum minallah wa hablum minannas), kemudian dia juga harus menjaga akhlaqul karimah, akhlaq yang mulya. Dengan demikian maka jadilah dia sebagai hamba-Nya yang sejati, hamba yang berjalan di jalan lurus, dan kelak dia akan dibangkitakan bersama orang-orang kudus, para kekasih Allah.
Dan barangsiapa yang menta`ati Allah dan Rasul-Nya, mereka itu akan bersama-sama dengan orang-orang yang dianugerahi ni`mat oleh Allah, yaitu: para Nabi, para shiddiiqiin, orang-orang yang mati syahid (martir) dan orang-orang shalih. Dan mereka itulah teman yang sebaik-baiknya. [QS. An-Nisa` (4): 69]
Adapun orang yang hanya bersyahadah, mengaku beriman, tetapi tidak menjalankan syariat Islam, maka keimanannya patut dipertanyakan. Apalagi jika sampai membenci syariat Islam. Itu sama saja dengan mengingkari Muhammad sebagai Rasulullah.
Di antara manusia ada yang mengatakan: “Kami beriman kepada Allah dan Hari kemudian”, padahal mereka itu sesungguhnya bukan orang-orang yang beriman. [QS. Al-Baqarah (2): 8]
Begitu pula orang Israel yang mengaku sebagai pengikut Yesus, tetapi dia tidak bersunat, menghalalkan babi, dan meninggalkan shalat, maka dia adalah orang munafik. Bukankah Yesus bersunat sesuai hukum Torat? Bukankah Yesus mengharamkan babi sesuai hukum Torat? Dan bukankah Yesus shalat sesuai hukum Torat? Benarkah Yesus shalat? Tentu saja. Apa artinya shalat? Shalat adalah berdoa, itulah sebabnya dalam bahasa Inggris, sholat diterjemahkan dengan pray, yang berarti doa. Akan tetapi shalat bukanlah sembarang doa, melainkan doa yang memiliki tatacara tertentu. Di dalamnya ada gerakan berdiri, ruku, sujud, dan duduk. Yesus pernah dikabarkan berdoa dengan berdiri, dengan ruku, dengan bersujud, dan dengan bersimpuh. Sebenarnya ketika dikatakan Yesus bersujud dan berdoa, bukan berarti Yesus hanya melakukan gerakan sujud saja ketika berdoa. Akan tetapi yang dimaksud dengan sujud dan berdoa di sini adalah shalat. Di dalam Al-Qur`an pun, shalat terkadang diisyaratkan dengan salah satu atau dua gerakan dari empat gerakkan tersebut. Dan sebelum shalat, seseorang harus berwudhu (bertahir) dengan air.
Dan mintalah pertolongan (berdoa kepada Allah) dengan sabar dan (mengerjakan) shalat. Dan sesungguhnya yang demikian itu sungguh berat, kecuali bagi orang-orang yang khusyu`. [QS. Al-Baqarah (2): 45]
Dan dirikanlah shalat, tunaikanlah zakat dan ruku`lah beserta orang-orang yang ruku. [QS. Al-Baqarah (2): 43]
Dan (ingatlah), ketika Kami mengambil janji dari Bani Israil (yaitu): Janganlah kamu menyembah selain Allah, … dan dirikanlah shalat dan tunaikanlah zakat. Kemudian kamu tidak memenuhi janji itu, kecuali sebahagian kecil daripada kamu, dan kamu selalu berpaling. [QS. Al-Baqarah (2): 83]
Dan sesungguhnya Allah telah mengambil perjanjian (dari) Bani Israil dan telah Kami angkat di antara mereka 12 orang pemimpin dan Allah berfirman: “Sesungguhnya Aku beserta kamu, sesungguhnya jika kamu mendirikan shalat dan menunaikan zakat serta beriman kepada rasul-rasul-Ku dan kamu bantu mereka … sesungguhnya Aku akan menghapus dosa-dosamu. Dan sesungguhnya kamu akan Kumasukkan ke dalam surga yang mengalir di dalamnya sungai-sungai. Maka barangsiapa yang kafir di antaramu sesudah itu, sesungguhnya ia telah tersesat dari jalan yang lurus”. [QS. Al-Maidah (5): 12]
Dan (ingatlah), ketika Kami menjadikan rumah itu (Baitullah) tempat berkumpul bagi manusia dan tempat yang aman. Dan jadikanlah sebahagian maqam Ibrahim tempat shalat. Dan telah Kami perintahkan kepada Ibrahim dan Ismail: “Bersihkanlah rumah-Ku untuk orang-orang yang thawaf, yang i`tikaaf, yangruku` dan yang sujud“. [QS. Al-Baqarah (2):125]
Hai Maryam, ta`atlah kepada Tuhanmu, sujud dan ruku`lah bersama orang-orang yang ruku`. [QS. Ali Imran (3): 43]
Yang melihat kamu (wahai Muhammad) ketika kamu berdiri (untuk shalat), dan (melihat pula) perobahan gerak badanmu di antara orang-orang yang sujud. [QS. Asy-Syu’ara`: 218-219]
Maka Ia maju sedikit, lalu sujud dan berdoa. [Mat.26: 39]
Isa berkata, “Ini adalah waktunya, kita menunaikan shalat shubuh (the pray of the dawn).” Dalam hal itu mereka telah bangkit, dan setelah bersuci diri, mereka menunaikan shalat kepada Allah kita Yang Maha Berkat selama-lamanya. [Barnabas 89]
Hai orang-orang yang beriman, apabila kamu hendak mengerjakan shalat, maka basuhlah mukamu dan tanganmu sampai dengan siku, dan sapulah kepalamu dan (basuh) kakimu sampai dengan kedua mata kaki. [QS. Al-Maidah: 6]