Senin, 06 Juni 2011

Teori Evolusi Hanyalah Sebuah Tipuan

Keruntuhan teori evolusi

 (fhoto di atas itu mirip ama faithfreedom.org ama antek-antek anjingnya)
banyak petunjuk maupun hukum ilmiah yang menggugurkan teori evolusi, tetapi, dalam
artikel ini, kita hanya mampu membahas sebagiannya. Itu pun seharusnya sudah cukup untuk menyingkap satu kebenaran terpenting: walau dibungkus kedok ilmu pengetahuan, teori evolusi hanyalah sebuah tipuan; tipuan yang dipertahankan hanya demi keuntungan filsafat materialistik; yang tidak didasarkan pada ilmu pengetahuan, melainkan pencucian otak, propaganda, dan penggelapan.
Teori Evolusi Telah Runtuh
Teori evolusi adalah teori yang gagal sejak langkah pertamanya. Alasannya adalah evolusionis tidak mampu menjelaskan bahkan pembentukan satu protein pun. Baik hukum peluang maupun hukum fisika dan kimia tidak memberikan kesempatan sama sekali bagi pembentukan kehidupan yang untung-untungan.
Apakah masuk akal jika satu protein saja tidak dapat terbentuk tak sengaja, jutaan protein menyatukan diri untuk membentuk sel hidup, dan milyaran sel tak sengaja berhasil membentuk mahluk hidup, lalu dari sana membentuk ikan, dan ikan yang beralih ke darat menjadi reptil, burung, dan dengan cara inilah jutaan
ragam spesies di Bumi terbentuk?
Meskipun tidak masuk akal bagi Anda, evolusionis benar-benar meyakini dongeng ini.
Akan tetapi, evolusi adalah sekadar keyakinan—atau tepatnya keimanan—sebab evolusionis tidak memunyai sepotong pun bukti untuk membenarkan cerita mereka. Mereka tidak pernah menemukan satu pun bentuk peralihan semisal makhluk setengah ikan setengah reptil, atau setengah reptil setengah burung. Tidak juga mereka mampu membuktikan bahwa satu protein, atau bahkan satu molekul asam amino penyusun protein, dapat terbentuk dalam keadaan yang mereka sebut kondisi Bumi purba; bahkan tidak juga di laboratorium berperalatan tercanggih mereka berhasil melakukannya. Sebaliknya, dengan setiap upaya mereka, evolusionis
sendiri telah menunjukkan bahwa tidak ada proses evolusi pernah atau mungkin pernah terjadi kapan pun di Bumi ini.
Evolusi Tidak Juga Dapat Dibuktikan Di Masa Depan
Menghadapi kenyataan ini, evolusionis hanya dapat menghibur diri dengan khayalan bahwa suatu saat entah bagaimana ilmu pengetahuan akan menjawab semua dilema ini. Akan tetapi, bahwa ilmu pengetahuan akan pernah membenarkan pernyataan yang sama sekali tanpa dasar dan di luar akal ini adalah mustahil sampai
kapan pun. Sebaliknya, seiring dengan kemajuan ilmu pengetahuan, kehampaan pernyataan evolusionis akan kian jelas dan terbuka.
Begitulah yang terjadi sejauh ini. Semakin banyak rincian struktur dan fungsi sel hidup diketahui, semakin jelas bahwa sel bukan susunan sederhana yang terbentuk acak, sebagaimana dikira menurut pemahaman biologis sederhana zaman Darwin.
Dengan keadaan yang begitu jelas dengan sendirinya, menolak fakta penciptaan dan mendasarkan asal mula kehidupan kepada kebetulan-kebetulan yang amat mustahil, lalu membelanya dengan keras kepala, kelak akan menjadi sumber kehinaan besar. Ketika wajah asli teori evolusi semakin tersingkap dan pendapat umum mulai melihat kebenaran, tidak akan lama waktunya sebelum para penyokong fanatik evolusi yang setengah buta ini tidak berani lagi menampakkan wajah mereka.
Rintangan Terbesar bagi Evolusi: Jiwa
Banyak spesies di Bumi ini yang mirip satu sama lain. Misalnya, banyak makhluk hidup yang mirip dengan kuda atau kucing, dan banyak serangga saling mirip satu sama lain. Kemiripan seperti ini tidak mengherankan orang.
Sedikit kemiripan antara manusia dan kera, entah bagaimana, menarik terlalu banyak perhatian. Minat ini kadang terlalu jauh sampai membuat sebagian orang meyakini tesis keliru evolusi. Sebenarnya, kemiripan tampilan luar antara manusia dan kera tidak bermakna apa-apa. Kumbang tanduk dan badak juga
berpenampilan luar mirip, namun akan menggelikan jika kita mencoba membangun rantai evolusi di antara kedua mahluk, yang satu serangga dan yang lain mamalia, berdasarkan kemiripan itu.
Selain kemiripan tampilan, kera tidak bisa dikatakan berkerabat lebih dekat dengan manusia daripada hewan lain. Sebenarnya, jika tingkat kecerdasan dipertimbangkan, maka lebah madu yang menghasilkanstruktur sarang yang secara geometris menakjubkan atau laba-laba yang membangun mukjizat rekayasa berupa jaring laba-laba, dapat dikatakan lebih dekat dengan manusia. Keduanya bahkan lebih ungguldalam beberapa segi,.
Ada perbedaan sangat besar antara manusia dan kera terlepas dari sekadar kemiripan sosok. Kera adalah hewan yang tidak berbeda dengan kuda atau anjing jika kita lihat tingkat kesadarannya. Sedang manusia adalah makhluk sadar dan berkeinginan kuat yang dapat berpikir, berbicara, mengerti, memutuskan, dan menilai. Semua sifat ini dalam fungsi jiwa yang dimiliki manusia. Jiwa adalah perbedaan terpenting yang membentangkan jurang sangat lebar antara manusia dan makhluk-makhluk lain. Tak ada satupun kemiripan fisik dapat menutup jurang lebar antara manusia dan makhluk hidup lainnya ini. Di alam ini, satu-satunya makhluk hidup yang mempunyai jiwa adalah manusia.
Allah Mencipta Menurut KehendakNya
Apakah akan menjadi masalah jika skenario yang diajukan evolusionis benar-benar telah terjadi?
Sedikit pun tidak, sebab setiap tahap yang diajukan teori evolusi dan berdasarkan pada ketaksengajaan, hanya mungkin terjadi sebagai hasil suatu mukjizat. Bahkan jika kehidupan benar-benar muncul berangsu-angsur lewat serangkaian tahap, setiap tahap hanya dapat diadakan oleh suatu keinginan sadar. Bukan hanya tidak masuk akal bahwa tahap-tahap itu dapat terjadi oleh ketaksengajaan, melainkan juga mustahil.
Jika dikatakan bahwa sebuah molekul protein telah terbentuk pada kondisi atmosfer purba, harus diingat bahwa hukum-hukum peluang, biologi, dan kimia telah menunjukkan bahwa hal itu tidak dapat terjadi tak sengaja. Namun, jika harus menganggap benar bahwa molekul itu dihasilkan, tidak ada pilihan lain kecuali mengakui bahwa keberadaannya karena kehendak sesosok Pencipta.
Logika serupa berlaku pada seluruh hipotesis yang diusulkan oleh evolusionis. Misalnya, tidak ada bukti paleontologis maupun pembenaran fisika, kimiawi, biologis, atau logis yang membuktikan bahwa ikan beralih dari air ke darat dan menjadi hewan darat. Akan tetapi, jika seseorang memaksakan pernyataan
bahwa ikan merangkak ke darat dan berubah menjadi reptil, pembuat pernyataan itu harus juga menerima keberadaan sesosok Pencipta yang mampu membuat apa pun yang dikehendakiNya sekadar dengan kata “jadilah.” Penjelasan lain bagi keajaiban semacam itu sama dengan menyangkal diri dan pelanggaran atas prinsip-prinsip penalaran.
Kenyataannya telah jelas dan mencolok. Seluruh kehidupan adalah sebuah rancangan yang sempurna dan penciptaan yang unggul. Ini selanjutnya memberikan bukti kongkrit bagi keberadaan sesosok Pencipta, Pemilik kekuatan, pengetahuan, dan kecerdasan yang tak terhingga.
Pencipta itu adalah Allah, Tuhan langit dan Bumi, dan segala sesuatu di antaranya.

sumber : HARUN YAHYA