Jumat, 25 November 2011

ATAS NAMA IMAN,PERAMPASAN PUN DILAKUKAN

Tak akan habis-habis orang berdiskusi mengenai Sepersepuluhan (1/10-an). Pastinya ada 2 kubu yang berhadapan yaitu kubu yang setuju dan kubu yang tidak setuju. Sepersepuluhan atau dikenal dengan persepuluhan gencar diberitakan di gereja-gereja masa kini. Umumnya persepuluhan dilakukan kebanyakan oleh anggota geraja-gereja aliran baru. Gereja-gereja tradisional di bawah PGI belum menerapkan sebagai aturan maupun anjuran. Namun gereja-gereja aliran baru sangat gencar menganjurkan persepuluhan. Dibungkus dengan kalimat-kalimat didalam perjanjian lama, para jemaat “diteror” agar memberikan persepuluhan.

Saya tidak suka memilih kata “teror”, namun tidak ada kata yang pas untuk mendeskripsikan piciknya mereka-mereka yang merampok manusia dengan kedok iman ! saya tidak punya bukti tentang mereka-mereka yang merampok sesama manusia melalui kedok iman, namun saya menduga hal itu pasti terjadi. Kapan lagi mendapatkan uang gampang (easy money)? Legal? Tentu legal menurut otak mereka.
Apa sih sebenarnya persepuluhan? Persepuluhan adalah 1 bagian dari 10 bagian. Jika kita memiliki 10 mobil, maka sepersepuluh adalah 1 mobil. Jika kita memiliki  10 juta, maka sepersepuluh adalah 1 juta. Halah, jadi matematika. Tetapi intinya, gereja-gereja aliran baru menganjurkan untuk memberikan 1/10 dari pendapatan yang didapatkan selama 1 bulan dan disetorkan ke Gereja. Jikalau satu gereja punya jemaat seribu orang dengan pendapatan masing2 1 juta, maka 1/10nya adalah 100 juta. Lumayan juga membiayai gereja 100 juta sebulan. Ya, uang gampang (easy money).
(Kejadian 14:20)  
“dan terpujilah Allah Yang Mahatinggi, yang telah menyerahkan musuhmu ke tanganmu.” Lalu Abram memberikan kepadanya sepersepuluh dari semuanya.”
(Kejadian 28:22)        
“Dan batu yang kudirikan sebagai tugu ini akan menjadi rumah Allah. Dari segala sesuatu yang Engkau berikan kepadaku akan selalu kupersembahkan sepersepuluh kepada-Mu.”
(Imamat 27:30)                    
“Demikian juga segala persembahan persepuluhan dari tanah, baik dari hasil benih di tanah maupun dari buah pohon-pohonan, adalah milik TUHAN; itulah persembahan kudus bagi TUHAN.”
Kasus Abram adalah itikad sendiri memberikan bukan merupakan ke-Mutlak-an. Jika mau mencontoh Abram, tidak masalah. Tidak mengikuti aksi Abram pun tidak menjadi masalah
Kasus Yakub juga sama dengan Abram. Yakub berjanji sendiri yang sifatnya mirip dengan nazar. Bagaimana teknis pelaksanaannya? Hanya Yakub yang tahu. Bagi yang mau mengkuti aksi Yakub juga tidak masalah. Tidak mengikuti juga tidak masalah.
Untuk kasus Imamat 27 yang merupakan aturan yang dibuat TUHAN untuk Israel, TUHAN memiliki alasan. Alasan utama adalah untuk mendukun segala pekerjaan di Rumah TUHAN dan juga mendukung hidup dari Suku Lewi yang tidak punya tanah warisan. Sejak awal, bangsa Israel telah mengikat perjanjian dengan TUHAN sehingga aturan-aturan yang dibuat oleh TUHAN berlaku kepada bangsa Israel. Bagaimana dengan bangsa lain? Tidak ada petunjuk sama sekali.
Nah, kalimat yang paling sering digunakan untuk men”teror” adalah Maleakhi 3:8-10. Saya suka dengan kalimat itu, gamblang dan tegas. Karena gamblang dan tegaslah maka para majelis2 haus uang memakainya sebagai senjata favorit. Sama hal dengan AK-47 bagi para teroris. Dibalik kalimat itu tersimpan janji kemakmuran lewat menguji TUHAN. Apakah TUHAN memang berniat diuji? Mantap juga nih :) . Omong-omong, apa sih latar belakang TUHAN berbicara dengan kalimat itu? Apakah TUHAN sudah kekurangan uang? Kalau melihat satu pasal, jelas sekali bahwa bangsa Israel sangat menyimpang di mata TUHAN. Melakukan tindakan-tindakan yang tidak berkenan dihadapan TUHAN. Bangsa Israel telah korup di mata TUHAN. Inilah yang menjadi sorotan TUHAN.
Hal inilah yang sering dimanfaatkan. Janji kemakmuran bagi mereka yang memberikan persepuluhan. Hahahaha…. Sahabatku, TUHAN bukan tukang menggandakan uang. TUHAN bukan pula broker saham. Untuk mendapatkan kemakmuran, tetap engkau harus bekerja keras. Bekerja keras, itulah yang perlu kau lakukan agar engkau bisa makmur. Saya heran, masih banyak yang memaksakan diri memberi uang 1/10 walaupun sebenarnya kebutuhannya tidak cukup. Para pembawa kabar sukacita malah jadi pembawa kabar menyesakkan dengan me”rampok” jemaat dan hidup dengan makmur dihadapan jemaat yang miskin. Si Bodoh yang akan terus bisa dibodoh-bodohi dengan kedok Iman. Ingat, aturan persepuluhan hanya untuk 12 Suku Israel dalam rangka mengatasi persediaan di Bait Allah dan menghidupi suku Lewi. Berapa sih jumlah suku Lewi? Suku Lewi sangat banyak, sehingga 11 Suku wajib menanggung semua kebutuhan suku Lewi.
Kalau persepuluhan model bangsa Israel diterapkan di Gereja sekarang, maka yang sengsara adalah jemaat yang tidak mampu dan belum beruntung sedangkan yang mengeruk kenikmatan dari uang itu adalah Lembaga Gereja dan Pemimpinnya.
Mari kita berhitung matematis :
11 Suku menanggung 1 Suku. 1/10 dikali 11 adalah 11/10 atau 110 %.  110% itu adalah milik TUHAN+Suku Lewi. Jika kita berasumsi bahwa suku Lewi mendapat 100% maka Suku Lewi wajib memberi 10%. Maka :
Jika 110% – 100% (buat suku Lewi), maka tersisa adalah 10%.
Suku Lewi memberi 10% dari yang didapat, maka sekarang di Rumah TUHAN ada 10%+10% = 20%
Sekarang kita hitung ulang pendapatan 12 Suku:
11 Suku = 11×100% = 1100%.     Persepuluhan = 110%
Lewi    = 100%.  Persepuluan = 10%
Total Persembahan di Rumah TUHAN adalah 20%.
Sekarang mari kita masukkan angka real-nya.
Seandainya tiap suku punya pendapatan 10 Juta, maka 11 Suku = 110 Juta
Persepuluan 11 Suku adalah 11 Juta.
Suku lewi mengambil 10 Juta dari 11 Juta, maka sisa 1 Juta
Persepuluhan suku Lewi adalah 1 Juta.
Maka Total uang di rumah TUHAN adalah 2 Juta.
Masing2 Suku mendapat 9 Juta ! dan Rumah TUHAN mendapat 2 Juta.
Total adalah : 9×12 + 2 = 110 Juta (PAS !)
Berapa persen sebenarnya yang masuk untuk mengurus rumah TUHAN? 2/110 = 1,818%
Berapa yang didapat oleh masing2 Suku?  108/12 = 90%

Coba anda bayangkan bagaimana jika hal itu diterapkan di Gereja sekarang?Bisakah? Kasus Israel, 11 Suku sebagai jemaat, 1 Suku sebagai pelayan,artinya 1 berbanding 11.Bayangkan Gereja yang jemaatnya diatas 1100. Maka total pelayan yang dibutuhkan sebenarnya adalah 100 orang. Apakah seperti itu kondisi gereja sekarang? Adakah 1100 jemaat dilayani oleh 100 orang secara Full Time?