Jumat, 25 November 2011

POLIGAMI SUDAH TERJADI SEBELUM YESUS LAHIR LEWAT VAGINA

Yang pertama harus diingat adalah TIDAK SATU AYAT PUN DALAM PERJANJIAN BARU YANG MELARANG POLIGAMI. Secara serampangan para pemuka nasrani seringkali mengutip ayat-ayat berikut sebagai “bukti” larangan poligami padahal hal itu murni penafsiran mereka yang memang dari awal ingin mengharamkan poligami:

1. Matius 19:5-6
“Dan firman-Nya: Sebab itu laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia.”
Ayat ini TIDAK mengatakan bahwa sesudah laki² menjadi satu daging dgn istri pertamanya dia TIDAK BOLEH menjadi satu daging dgn istri² yg lainnya. Dan sebenarnya, ayat ini berbicara ttg tidak bolehnya bercerai. Poligami justru dapat mencegah perceraian.
2. Matius 19:9
“Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah.”
Ayat ini melarang Suami utk menceraikan istrinya lalu kawin lagi dgn perempuan lain. Namun ayat ini TIDAK MELARANG SUAMI UTK KAWIN DGN PEREMPUAN LAIN JIKA DIA TIDAK MENCERAIKAN ISTRINYA YG TERDAHULU alias poligami.
Surat-surat Paulus dalam I Timotius 3 juga sering digunakan sebagai referensi untuk mengatakan bahwa poligami dilarang. Tentang hal ini, saya pertama kali harus mengatakan dulu bahwa Perkataan Paulus tidak bisa serta merta dianggap mewakili Yesus. Jadi apa yang dilarang atau dibolehkan oleh Paulus belum tentu memang dilarang atau dibolehkan oleh Yesus. Contoh konkritnya adalah pelarangan perempuan oleh Paulus untuk berbicara atau bertanya di dalam gereja (I Korinthian 7). Padahal Yesus membolehkan perempuan berbicara di dalam jemaatnya, misalnya kisah perempuan Kananite dalam Matius 15 dan perempuan Samaria dalam Yohanes 4. Jadi, kalaupun benar Paulus melarang poligami maka itu tidak bisa dijadikan dalil bahwa yesus pun melarang poligami.
Sekarang mari kita lihat perkataan Paulus dalam I Timotius 3:2 dan 12
“Karena itu penilik jemaat haruslah seorang yang tak bercacat, suami dari satu isteri, dapat menahan diri, bijaksana, sopan, suka memberi tumpangan, cakap mengajar orang,”“Diaken haruslah suami dari satu isteri dan mengurus anak-anaknya dan keluarganya dengan baik.”
Jelas dalam kedua ayat ini yang dilarang Paulus berpoligami adalah pimpinan jemaat, baik itu pendeta, uskup atau sejenisnya. Pelarangan ini BUKAN DITUJUKAN UNTUK UMAT NASRANI KEBANYAKAN. Kalau ada yg mengatakan bahwa pelarangan itu utk orang kebanyakan juga, maka ia pun harus menerima syarat yg lain sebagai syarat yang harus dipenuhi pula oleh orang kebanyakan: misalnya tak bercacat, apakah berarti orang cacat tidak boleh menjadi umat nasrani? Cakap mengajar orang, apakah orang yg tidak cakap mengajar tidak boleh menjadi umat nasrani? Dan alasannya pun bukan karena poligami itu dilarang Tuhan, tetapi karena dengan punya satu orang istri saja maka seorang pimpinan jemaat akan dapat lebih baik dalam melayani jemaatnya.
I Timotius 3:13
“Karena mereka yang melayani dengan baik beroleh kedudukan yang baik sehingga dalam iman kepada Kristus Yesus mereka dapat bersaksi dengan leluasa.”
Nah, kalau di dalam Perjanjian Baru ternyata tidak ada ayat yg melarang poligami, lalu apakah ada ayat yg membolehkan poligami? ADA, ASALKAN PERJANJIAN BARU DIBACA SECARA OBYEKTIF DENGAN MENGESAMPINGKAN TAFSIRAN YANG TERLANJUR MERASUKI UMMAT KRISTEN (karena tafsiran adalah produk manusia yg sangat rentan berbuat salah):
1. Yesus Tidak Membatalkan Hukum yg Dibawa oleh Musa
Dalam Matius 5:18-19 Yesus berkata:
“Karena Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya selama belum lenyap langit dan bumi ini, satu iota atau satu titikpun tidak akan ditiadakan dari hukum Taurat, sebelum semuanya terjadi. Karena itu siapa yang meniadakan salah satu perintah hukum Taurat sekalipun yang paling kecil, dan mengajarkannya demikian kepada orang lain, ia akan menduduki tempat yang paling rendah di dalam Kerajaan Sorga; tetapi siapa yang melakukan dan mengajarkan segala perintah-perintah hukum Taurat, ia akan menduduki tempat yang tinggi di dalam Kerajaan Sorga.”
Musa memperbolehkan poligami bahkan beliau sendiri berpoligami, di lain pihak Yesus menyatakan bahwa segala hukum yg dibawa Musa tetap berlaku. Artinya YESUS MEMPERBOLEHKAN POLIGAMI.
2. Tuhan mengumpamakan dirinya berpoligami
Sebagaimana dalam Perjanjian Lama, di dalam Perjanjian Barupun terdapat ayat dimana Tuhan mengumpamakan dirinya menjadi suami dari beberapa istri alias berpoligami.
Matius 25:1-2
“Pada waktu itu hal Kerajaan Sorga seumpama sepuluh gadis, yang mengambil pelitanya dan pergi menyongsong mempelai laki-laki. Lima di antaranya bodoh dan lima bijaksana.”
Kalau Tuhan mengumpamakan dirinya berpoligami, maka pastilah Tuhan juga memperbolehkan poligami.
3. Para penulis Injil selalu menekankankan bahwa Yesus adalah keturunan Daud, padahal Daud beristri banyak (1 tawarikh 14 : 3)! Penulis Injil Matius bahkan mengklaim Yesus adalah keturunan Daud dari jalur Salomon yang memiliki 700 istri, padahal Salomon BUKAN ANAK DAUD DARI ISTRI PERTAMA, melainkan dari ISTRI KE 100! Dengan begitu banyaknya riwayat poligami dalam silsilah Yesus, bukankah aneh kalau dikatakan Yesus melarang poligami?

Jadi jelaslah sudah bahwa Baik Perjanjian Lama maupun Perjanjian Baru SEDIKITPUN TIDAK MELARANG POLIGAMI. Pelarangan poligami dibuat oleh para pimpinan gereja yang hidup setelah meninggalnya Yesus dan para murid beliau. Hal ini terkait dgn sikap para pimpinan gereja saat itu yg memang negatif terhadap perkawinan baik monogami apalagi poligami.