Jumat, 25 November 2011

shalawat Nabi


tuduhan non muslim adalah Nabi Muhammad belum selamat di akhirat, maka beliau minta seluruh umatnya mengirimi shalawat kepadanya.
Jawab :
Tuduhan seperti itu tersebar ke mana-mana bahkan sudah mendunia. Serangan seperti itu sepintas terlihat benar dan masuk akal. Cukup banyak umat Islam awam maupun terpelajar, terpengaruh ulah misionaris seperti itu. Baiklah kita kutip ayat Qur’an tentang shalawat :
Q.s 33 : 56: Sesungguhnya Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat atas nabi. Hai orang-orang yang beriman, bershalawatlah kepadanya, dan berilah salam dengan sungguh-sungguh
Shalawat punya banyak makna, di antaranya: kemuliaan, kesejahteraan dan lain-lain.
1. Shalawat Allah kepada nabi berarti Allah memberikan curahan rahmat-Nya.
2. Shalawat malaikat kepada nabi berarti permohonan rahmat Allah kepadanya.
3. Shalawat orang-orang mukmin kepada nabi adalah sebagai perwujudan rasa kecintaan kepada beliau, dan sebagai petunjuk cara yang terbaik dalam mensyukuri dan memelihara hubungan kita dengan nabi. (sedangkan untuk memelihara hubungan baik antar sesama manusia yaitu dengan saling menebarkan salam)
Adapun shalawat Allah dan malaikat-Nya kepada nabi, bukan berarti beliau belum selamat. Beliau adalah seorang yang maksum artinya terpelihara dari dosa dan sudah dijamin oleh Allah masuk surga.
Qs 48 Al Fath 1-3: Sesungguhnya Kami telah memberikan kepadamu kemenangan yang nyata, supaya Allah memberi ampunan kepadamu (Muhammad) terhadap dosamu yang telah lalu dan yang akan datang serta menyempurnakan ni`mat-Nya atasmu dan memimpin kamu kepada jalan yang lurus…….
Seandainya seluruh umat Islam tidak bershalawat kepadanya, beliau tetap masuk surga dan tidak akan mengurangi kemuliaannya dihadapan Allah swt. Jika umat Islam tidak mau bershalawat kepadanya, justru merekalah yang rugi. Kenapa? Sebab tujuan Allah dan malaikat-malaikat-Nya bershalawat kepada beliau antara lain:
-Memperingatkan umat manusia agar menaruh rasa hormat kepada beliau, sebab beliau adalah pilihan-Nya untuk menjadi nabi terakhir dan penutup para nabi.
-Mengajarkan cara bershalawat yang benar agar tidak terjadi kekeliruan cara bershalawat kepadanya.
-Memberi petunjuk cara bersyukur kepada orang yang berjasa besar dalam menyelamatkan umat manusia dari alam kegelapan menuju jalan terang benderang.
Coba dibayangkan jika Allah tidak ajarkan contoh dan petunjuk cara mensyukuri nikmat-Nya yang diberikan lewat beliau, tentu akan terjadi kekacauan dan bermacam bentuk/cara umat Islam menghormati nabinya.
Dari Anas bin Malik ra, ia berkata; Rasuulullah bersabda : “Barang siapa yang bershalawat kepadaku satu kali saja, niscaya Allah akan memberikan sepuluh kesejahteraan kepadanya dan dihapuskan darinya sepuluh kesalahan dan diangkat baginya sepuluh derajat.” (HR Bukhari, Nasa`i, Ibnu Hibban dan Hakim).
Ini berarti keberadaan Nabi Muhammad sebagai utusan Allah, sungguh membawa berkah dan rahmat bagi umatnya.
Analogi yang lebih mudah dipahami; bayi yang meninggal pasti belum ada dosanya, dishalatkan atau tidak, didoakan atau tidak, pasti dia masuk surga. Apakah karena bayi tsb dijamin surga lantas orang tuanya maupun orang Islam umumnya, langsung kuburkan tanpa mendoakannya? Tentu saja tidak !!
Kalau bayi yang belum memberikan jasa apapun, kita doakan kepada Allah agar diberi tempat yang layak disisi-Nya, mengapa terhadap orang yang telah begitu banyak dan besar jasanya terhadap umat manusia sejagad ini, tidak kita doakan dan mohonkan kepada Allah tempat yang layak disisi-Nya? Tentu lebih pantas bukan?
Perhatikan apa kata Injil sbb : Jawab Yesus kepadanya: “Kasihilah Tuhan, Allahmu, dengan segenap hatimu dan dengan segenap jiwamu dan dengan segenap akal budimu” (Mat 22:37)
Secara logika, untuk apa kita mengasihi Allah? Apakah Allah perlu dikasihani? Mestinya Allah yang mengasihi kita, bukan kita yang mengasihi Dia kan? Kalau Allah saja harus dikasihi, tentu lebih pantas seorang nabi dikasihi, karena nabi hanyalah seorang manusia biasa.
Yesus juga ajarkan bahwa hukum kedua yaitu kasihilah sesama manusia : “Dan hukum yang kedua, yang sama dengan itu, ialah: Kasihilah sesamamu manusia seperti dirimu sendiri” (Mat 22:39)
Yesus ajarkan bahwa hukum kedua, kasihilah sesamamu manusia. Nah Muhammad itu manusia, berarti dia perlu dikasihi, apalagi jasanya yang begitu besar terhadap umat manusia.
Dalam Alkitab disebutkan bahwa menyambut Yesus, berarti sama dengan menyambut Tuhannya Yesus, yaitu Allah swt. “Barangsiapa menyambut seorang nabi sebagai nabi, ia akan menerima upah nabi, dan barangsiapa menyambut seorang benar sebagai orang benar, ia akan menerima upah orang benar” (Mat10:41)
Yesus bersaksi bahwa dengan mengasihi atau menyambut seorang nabi, sama dengan menyambut Allah, dan dia akan menerima upah sebagai orang benar. Nah dengan mengasihi nabi Muhammad berarti sama saja kita telah mengasihi Allah.
Jika menyambut Yesus sama dengan menyambut Allah, maka menyambut nabi Muhammad juga sama dengan menyambut Allah. Maksudnya dengan menyambut dan menghormati serta menghargai nabi Muhammad, sama saja menyambut dan menghargai serta menghormati kepada Allah swt. Karena Muhammad adalah orang benar, maka dengan menyambut nabi Muhammad sebagai orang benar, maka kita akan menerima upah sebagai orang benar.
Sabda Yesus : “Barangsiapa melayani aku, ia harus mengikut aku dan dimana aku berada, di situ pun pelayanku akan berada. Barangsiapa melayani aku, ia akan dihormati Bapa” (Yoh 12:26)
Menurut Yesus, orang yang melayani dan menghormatinya, maka dia akan dihormati Allah. Nah kita umat Islam menghormati nabi Muhammad berarti kita juga akan dihormati oleh Allah, apalagi yang menyuruh bershalawat adalah Allah itu sendiri, sebagaimana disebutkan dalam Q.s 33:56 tadi.
referensi : H Insan LS Mokoginta